Arga berada di ruangan kantornya,kedua matanya terus menyorot ke arah dua bangku yang kosong di depannya.Teruma pada Siska,ia telah lancang menodai tubuh gadis itu.
Sedetik kemudian ia menerima pesan dari Siska,gadis yang sedang di cemaskannya saat ini.
SISKA
Saya akan berusaha melupakan apa yang bapak perbuat kemarin malam.Saya akan menganggap ini adalah kesialan Saya,tidak ada hubungannya dengan Arga Dewantara.
Dan tolong jangan katakan apapun pada Raeviga.
Pesan singkat Siska ini berhasil membuat Arga sangat terpukul.Ia telah melakukan hal buruk bahkan gadis itu tidak mengatakannya pada siapapun.Arga menelpon Siska namun panggilannya tidak di jawab oleh gadis itu.Beberapa menit kemudian panggilan itu sudah tidak aktif lagi. Sial
Arga menelpon Raeviga,namun panggilan itu sedang berada di luar jangkuan.
Arga memanggil sekretarisnya untuk membawakan data lengkap Siska.
"Tolong bawakan data diri Siska pada saya.."perintahnya.Tak lama Maudy datang dengan amplop coklat di tangannya.
"Ini pak.."
"terima kasih"
Maudy mengangguk lalu keluar dari ruangan bosnya.
Ia membaca biodata Siska.Mencari alamat dimana gadis itu tinggal.
"Jl.Mawar no.xx " gumamnya menghafal alamat.Arga mengambil jas yang di gantungkannya kemudian melajukan mobilnya secepat yang ia bisa.
Di rumah Siska,Raeviga masih terisak karena Siska yang meninggalkannya.
"Lo,jahat sis.."Raeviga masih menangis sesunggukan.Suara ketukan pintu berkali-kali membuat Raeviga mencoba berdiri untuk membukanya dengan kaki yang masi terasa lemas.
"Pak Arga.." Raeviga tak percaya dengan kemunculan Arga disini.Raeviga sedikit memundurkan badannya menjaga jarak dari Arga,takut Arga melecehkannya seperti dulu.
Arga melihat ketakutan Raeviga,ia merasa bahwa dirinya telah berbuat sangat buruk pada Raeviga.
"Gue..minta maaf udah melecahkan Lo dulu Rae.."
"Gue disini mencoba menata ulang hidup gue lebih baik.."jelasnya lagi.Raeviga melihat raut wajah Arga penuh penyelasan.Hati Raeviga sedikit terkoyak dengan penyelasannya. Hadeh,kemaren kemana aja bang!
"Iya pak,saya mencoba melupakan kejadian itu." jawab gadis itu walaupun sebenarnya ia masih belum bisa melupakan perbuatan Arga sedikitpun.Namun melihat penyelasan Arga bukankah ia harus membuka diri untuk memaafkannya.
"Pak Arga tau rumah ini dari mana?"tanya Raeviga lagi.
Arga menjatuhkan tubuhnya seketika,berlutut di hadapan Raeviga,membuat wanita di depannya ini bingung. Arga merasa sangat bersalah atas perlakuannya pada Siska.Dan bahkan setelah kejadian itu Siska diam saja tanpa memberitahu siapapun.
Ini memang bukan pertama kalinya Arga bermain dengan wanita,telah banyak wanita yang telah seranjang dengannya namun wanita-wanita itu mendapatkan bayaran yang senilai bagi mereka.Harga dari tubuh mereka.
Namun Siska? Gadis itu bahkan menyalahkan dirinya sendiri.
"Gue..mau minta maaf pada Siska"Air mata menetes di wajah Arga.Lelaki tempramental sepertinya telah menangis karena seorang wanita.
"Siska? Raeviga masih tidak mengerti ucapan Arga."
Raeviga berlutut di hadapan Arga,kini tubuhnya sejajar dengan Arga yang telah berlutut.
"Gue..udah menodai gadis itu."Keluh Arga menyesal.
"Gue minta maaf,Ga" Arga melihat Raeviga menyederkan tubuhnya di pintu tak kuasa menahan tangisnya.
"Ya tuhan" Ia benar-benar terpukul dengan pernyataan Arga.Lelaki inilah yang telah tega membuat Siska seperti ini.
"Kenapa bapak tega melakukan itu" Raeviga begitu terpukul dengan kejadian ini.
"Maafin gue,saat itu gue memang seperti iblis Ga"
"Siska pergi ninggalin Raeviga gara-gara bapak."
"Bapak tega!" Raeviga melipat kedua kakinya di dada,menenggelamkan wajahnya begitu pilu.
"Dia udah pergi,dan saya gak tau dimana dia.."
"Astaga!" Arga tidak percaya bahwa Siska benar-benar akan menyingkir dari hidupnya.
"Gue akan berusaha cari dia Ga,gue pasti akan nemuin dia!" Arga berjanji akan menemukan Siska kembali pada Raeviga.
"Gue..minta maaf! gue pasti akan nemuin Siska."
_____________
Malam semakin larut,Raeviga masih berada di rumah Siska.Berharap Siska mengurungkan niatnya dan kembali pada Raeviga walau kenyataan seperti tidak ada sepenuhnya terjadi bahkan mustahil.
Bibb..Bibb
Ada pesan masuk di handphone milik Raeviga.Gadis itu merogoh sakunya untuk mengambil Hp itu.Ia melihat Dava mengirimkan padanya berkali-kali
Whatsapps
Dava
: P
: P
: Lo dimana?
: Gue di depan rumah sekarang.
"Depan rumah?" Raeviga mengibaskan korden rumah sedikit dan melihat keluar.
Memang benar Dava sedang berdiri bersandar di Kap mobilnya,melihat ke arah rumah Siska.
Raeviga masih tidak ingin beranjak dari tempat duduknya,apa lagi kedua matanya terlihat sangat sembab.
"Ngapain?" Balas Raeviga di room chatting.
"Udah keluar aja!" balas Dava kemudian.
Doer..dor..
Dava mengetuk dengan keras pintu rumah tiba-tiba membuat Raeviga terlonjak kaget.
"Ya ampun.." Raeviga terkejut dengan suara ketukan keras dari Dava.
"Tunggu bentar.." Raeviga mengusap air mata yang masih menempel di ujung matanya.Ia membuka pintu rumah,Dava sudah berada di hadapannya dengan sorot wajah yang tak bisa Raeviga tebak.
"Lo kenapa? Ada yang nyakitin Lo?"Seru Dava melihat mata Raeviga yang bengkak.
"Siska pergi dari rumah.." Raeviga kembali meneteskan air mata setelah menjawab pertanyaan Dava.
"Kemana?"sahut Dava binggung.Karena siang tadi ia masih melihat gadis itu bersama Raeviga.
Raeviga menggelengkan kepalanya sendu
Dava meraih tubuh Raeviga dan memeluknya.
"Nanti kita cari dia.." Dava mencoba menenangkan kesedihan gadis itu.
Raeviga menganggukkan kepalanya,menyetujui perkataan Dava.
Raeviga membiarkan Dava memeluknya karena ia merasa hatinya sedikit tenang saat dalan pelukan Dava.
Dava mengelus lebut rambut Raeviga yang begitu tenang dalam pelukannya,Gadis itu merentangkan tangannya membalas memeluk Dava.Raeviga melupakan sejenak tentang perkataan menyakitkan Dava padanya,kini ia hanya ingin sedikit pelukan untuk menenangkan hatinya.
Malam ini kehadiran Dava yang tiba-tiba telah membuatnya sedikit menghilangkan kesedihannya,walau tidak sepenuhnya setidaknya saat ini ia memiliki seseorang yang sedang menghibur dirinya.
______________
Arga seharian berkendara di jalan dan sesekali mengecek rumah kontrakan atau kos bahkan rumah di jual untuk menemukan Siska.Wajahnya sangat kusut,kekhawatirannya begitu dalam pada pegawainya itu.Apa lagi ia sangat mengingat dengan jelas saat menyerang tubuh Siska malam itu ia sama sekali tidak menggunakan pengaman.
"Bagaimana jika dia hamil,ishtt!" pikiran itu terus menghantui Arga seharian ini.
Langkahnya terus saja menjelajahi rumah-rumah walau malam telah semakin larut.Arga sedikit lemas,seharian ini ia belum mengisi apapun ke dalam perutnya.Pikirannya yang terus mengkhawatirkan Siska membuatnya tak menginggat kondisi tubuhnya yang melemah,apa lagi efek minuman keras yang kemarin ia minum masih bereaksi di tubuhnya.
Arga melihat penjual nasi goreng di jalanan.Ia terduduk di kursi yang di sediakan untuk pembeli.Ingatannya menerawang mengingat Siska yang menangis saat itu,saat dimana Arga menyetubuhinya.Bodoh
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Mohammad Zakki
baru sadar bung kemarin kemana???? cari tu si Siska siapa tau dia hamil anak kamu
2021-07-01
0
Fitri Ayu
ayo ga ..cari trs siska
2021-06-14
0
Chelsea Nataly Rumondor
Tuan saga mmg laki2 perfect.
2021-03-27
3