"Lo beneran gak mau cerita pelakunya?"tanya Raeviga memaksa.
Siska menggelengkan kepalanya.
Ia masih tak ingin menceritakannya pada Raeviga.
Siska kini berada di kamarnya,ia tertidur di temani Raeviga yang menatap nanar gadis itu.
Sebenarnya masih banyak hal yang ingin di tanyakan Raeviga padanya.Namun ia melihat mental Siska sekarang sedang terguncang.Ia tak ingin membuatnya tertekan.
"Lo akan nikah Rae..?" tanya Siska masih dengan menutup kedua matanya dan memalingkan tubuhnya dari Raeviga.
"Iya,perjodohan ini keputusan almarhum papa dan orang tua Dava.."jelasnya Raeviga.
"Kenapa gue gak di kasih tau?"
Ada penekanan di setiap kata Siska seolah ia merasa kecewa karena tidak mengetahui kabar itu dari Raeviga sendiri.
"Maaf,saat itu gue masih tidak menerimanya.Gue butuh menjernihkan isi kepala..."Raeviga menerawang kejadian tiga hari yang lalu,ketika ia berdebat dengan Mamanya di hadapan orang banyak.
Siska menganggukan kepalanya menjawab pernyataan maaf Raeviga."Gue ngerti kok.."
Raeviga memeluk tubuh Siska dari belakang.
"Gue akan selalu ada buat lo ka,"seru Raeviga kemudian.
"Ekhmm.."
_________
Raeviga sedang menyiapkan makanan di dapur,Siska masih tertidur di kamarnya.Air mata Raeviga menetes perlahan,ia begitu terpukul dengan keadaan Siska sekarang.Raeviga tau bahwa saat ini Siska berpura-pura kuat walau sebenarnya ia sangat ketakutan.
"Ka,Ayo bangun! kita sarapan"Raeviga menepuk pelan lengan Siska.Gadis itu masih tertidur
"Ka bangun"
Siska menggeliatkan tubuhnya,ia melirik ke arah Raeviga.
"Iyaa" balas Siska seketika.
Kedua gadis itu kini sedang makan bersama,Sosok Siska kini yang menjadi pendiam membuat Raeviga menatapnya pilu.
"Rae,gue mau berhenti kerja.."
"Ha?" Raeviga tak percaya mendengar ucapan Siska.Karena wanita ini sangat mencintai dunia kerjanya dan sekarang tiba-tiba memutuskan untuk berhenti.
"Ada apa? apa yang terjadi.."tanya Raeviga menunggu jawaban pasti dari Siska
"Gue..berencana pindah kota Rae,nenangin diri dulu..."
"Gue bisa terima alasan Lo,tapi gak dengan pindah kota Siska.Gue gak mau kita jauh" Raeviga menahan isak tangisnya.Ia benar-benar tak ingin di tinggal oleh satu-satunya keluarga yang menyayanginya dengan tulus.
Siska memeluk Raeviga."Gue juga sebenarnya gak pengen ningalin Lo,tapi gue memang harus pindah."jelas Siska lirih.Mencoba membuat mengerti Raeviga tentang kondisinya.
"Lagian lo nanti udah ada Dava yang jagain.."Goda Siska sekilas.
"Cowok itu nyebelin Siska.Cowok itu gak ada bisa jagain gue.."Keluhnya mengingat bahwa ucapan Dava saat di pantai kemarin malam.
"Lagian dia udah punya kekasih."wajah Raeviga terlihat sendu.Entah kenapa ia perasaan terasa sakit mengingat Dava yang menikahinya karena warisan orang tuanya.
"Siapa? lo pernah ketemu.."
"Pernah,saat pesta Dava.." Raeviga merengkuh lengan Siska.
"Gue gak mau di tinggal sama elo Ka"Siska tersenyum getir.Ia pun sangat tidak ingin meninggalkan teman terbaiknya itu.
"Kapan Lo nikah?"
"Dua hari lagi.."
Ponsel Raeviga tiba-tiba berbunyi di sela obrolan mereka.Raeviga melihat nama yang menelponnya.Dava
Raeviga mengangkat telponnya.
"Ada apa?"
"Ok,baiklah" jawab Raeviga kemudian memutuskan panggilannya.Entah apa yang di katakan Dava pada Raeviga namun membuat gadis itu segera pergi untuk menemuinya.
"Gue ada perlu sebentar.Gak apa kan gue tinggal bentar.." Sebenarnya Raeviga tak ingin meninggalkan Siska dengan keadaannya yang seperti ini.
"tidak masalah.."ucap Siska lembut.
Raeviga memesan Taksi dan pergi menuju kediaman keluarga Dewantara.Siska melihat kepergian Raeviga dari jendela rumahnya.Kemudian memikirkan sesuatu sejenak dan pergi menuju kamarnya dengan tergesa-gesa.
______________
Di kediaman Dewantara,Dava sedang mengeluh dengan keputusan pengacara terkait harta warisan keluarganya.
"disini memang tidak tertulis,namun ini adalah permintaan beliau untuk anda tuan.."jelas pengacara itu.
Kring..kring
Bel rumah berbunyi,Raeviga yang memencet bel itu.Pembantu rumah tangga bergegas membuka pintu.
"Silakan masuk non"
"Iya bi.."
Raeviga berjalan ke arah ruang tamu,ia melihat ketiga orang yang di depannya sedang sibuk berdiskusi.
"Ada apa?"tanya Raeviga dan tersenyum ke arah mama Dava untuk menyapanya.
"Nyonya Raeviga saya hanya memberi info tambahan terkait harta warisan yang di sampaikan oleh tuan Hermawan."
"Harta warisan akan menjadi hak keluarga ini apabila Tuan Arga dan Tuan Dava telah memiliki seorang Anak sebagai Penerus keluarga Hermawan.."jelas Pengacara itu lagi.
"Ya tuhan,tentang ini lagi.." keluh Raeviga dalam hatinya.Pernikahannya tentang warisan dan kini ia harus memiliki anak juga karena warisan.Raeviga berdecak kesal.
"ini tidak masalah sayang,kalian kan akan menikah.."seru mama Dava mencoba membuat Dava mengerti.
"Ma,Dava tidak ingin memiliki anak dari Raeviga."Ucapan Dava itu membuat semua orang yang berada di sekitarnya menatap ke arahnya.Begitu pula dengan Raeviga,gadis itu ingin menampar mulut Dava dengan keras.
Namun Raeviga menahan emosinya,ia tidak ingin di nilai gadis kurang ajar ketika menampar wajah Dava di depan ibunya.
" Apa maksud perkataanmu?" Laili marah dengan ucapan yang di lontarkan Dava.
Dava terus membantah apa yang di katakan Laili,Raeviga begitu jengah mendengar perkataan Dava.Seolah Dava tidak memperdulikan perasaan Raeviga karena ucapannya.Ia berdiri dari duduknya dan mulai berbicara ke pengacara yang berada di depannya.
"Saya menyetujuinya,bukankah memang tidak ada pilihan.Lagi pula di sini saya tidak memiliki wewenang yang lebih.Saya permisi,ada urusan yang lebih penting dari ini..."Raeviga meluapkan emosinya yang di pendamnya beberapa menit yang lalu,ia menatap ke arah Dava dengan tajam.
Gadis itu melenggang pergi di ikuti tatapan Dava yang terus menatapnya.Tatapan yang sulit untuk di artikan.Begitu Dalam
Raeviga menangis di dalam taksi,ia tak menyangka ucapan Dava bisa sekasar itu bahkan di depannya.Supir taksi yang melihat Raeviga menangis terisak ikut bingung di buatnya.
"Mbak gak apa?" supir taksi itu merasa kasihan melihat Raeviga.
Raeviga menggelengkan kepalanya.
"Tidak apa pak.."
______________
Raeviga sudah berada di depan rumah Siska.Ia menghapus sisa-sisa air mata yang melekat pada ujung matanya.
"Sis.."panggil Raeviga seolah tidak terjadi sesuatu.Namun ruangan itu hening tidak ada sahutan dari Siska.Ia menuju ke kamar siska namun kamar itu telah bersih.Ia tidak melihat pakaian Siska sama sekali.Ia berlari ke kamar mandi dan memanggil - manggil nama Siska berkali-kali.Namun Nihil gadis itu tidak berada di rumahnya.
Bippp..Bippp
Raeviga mendapat pesan masuk dari Siska.
SISKA
"Ga,ketika Lo udah nyampek rumah sekarang.Gue mungkin udah pergi.Maaf,gue gak bisa pamitan langsung sama elo karena pasti berat banget harus pamitan di hadapan Lo langsung.Gue akan hubungi elo lagi ketika gue siap.Jaga diri ya Dek.."
Raeviga mencoba menghubungi nomor itu namun panggilan itu sudah tidak aktif lagi.
"Ya, tuhan" Raeviga jatuh tersungkur ke lantai.Seketika kakinya terasa lemas sekarang.Siska benar-benar meninggalkannya.Kini ia tidak memiliki siapapun untuk bersandar dan mengeluh.
Ia memang memiliki mamanya namun Wanita itu tidak mencintai Raeviga selayaknya cinta ibu yang tulus.Ia hanya memanfaatkan Raeviga untuk menyenangkan dirinya sendiri.
Raeviga larut dalam kesedihannya,perkataan Dava yang menyakitkannya dan Siska yang meninggalkannya sendiri terus berputar di pikirannya.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Lisa aulia
kenapa semua nya tak ada yg mengerti. 😭😭😭😭
2023-11-15
0
Zainab ddi
😭😭😭😭sedih banget
2022-08-26
1
Saripati Sari
batalin aja nikahx rae
2022-04-14
1