Setelah dari rumah sakit Violet pergi ke toko kuenya, dia langsung masuk ke ruangannya yang berada di lantai dua.
Nina yang melihat raut datar Violet merasa heran, karna tidak biasanya bosnya seperti itu, namun Nina tidak berani bertanya langsung pada Violet.
Di ruang kerjanya Violet merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang yang berada di pojok ruangan, Violet menatap langit langit ruangannya, dirinya kembali mengingat Maxim yang menuduhnya sebagai dalang penculikan Violet.
'' Aku benar benar membencimu '' gumam Violet tanpa sadar air matanya menetes membasahi pipinya.
Tiga hari telah berlalu, dan selama tiga hari itu Maxim terus menemani Elisa yang masih di rawat di rumah sakit, tanpa ia ketahui jika Violet tidak kembali ke villa setelah pulang dari rumah sakit waktu itu.
'' Kak, aku dengar penculiknya sudah tertangkap ?'' tanya Elisa.
'' Benar '' jawab Maxim dengan tangan yang sibuk mengetik di laptopnya.
'' Syukurlah, waktu itu aku tak sengaja mendengar salah satu dari mereka berbicara dengan seorang wanita melalui telfon, dan aku mendengar jika wanita itu ingin aku mati '' ucap Elisa yang mana membuat jari jemari Maxim yang sedang menari di atas laptop mengepal kuat.
'' Waktu itu aku sangat takut Kak, aku pikir penculik itu akan segera membunuhku, tapi siapa sangka penculik itu menanyakan padaku siapa yang bisa di minta uang tebusan, jika ada uang tebusan aku tidak akan di bunuh oleh mereka, jadi tanpa pikir panjang aku memberikan nomor Kak Max pada mereka, maaf kalau aku membuat Kak Max harus kehilangan uang banyak dengan sia sia '' ucap Elisa panjang lebar dengan wajah bersalahnya.
Maxim tersenyum lalu mengelus rambut Elisa. '' Tidak apa apa, uang itu tidak seberapa bagiku, di banding kamu yang sudah dua kali menyelamatkanku '' tukas Maxim.
Ceklek
Maxim dan Elisa menoleh ke arah pintu bersamaan, dan melihat Kakek Harcourt dan David yang melangkah masuk.
'' Elisa, bagaimana kabar kamu ?'' tanya Kakek Harcourt.
'' Elisa sudah jauh lebih baik Kek, besok sudah boleh pulang kok '' jawab Elisa tersenyum.
'' Syukurlah kalau begitu, Kakek benar benar sangat berterimakasih sama kamu, karna kamu sudah dua kali menyelamatkan nyawa Maxim '' ujar Kakek Harcourt yang mendengar jika Elisa menjadi tameng untuk Maxim yang hendak di tusuk oleh penculik.
'' Sama sama Kek '' balas Elisa.
Sedangkan David dia hanya memperhatikan Elisa tanpa ada niatan menanyakan keadaan Elisa, lalu dia menyentuh bahu Maxim yang duduk di sofa, membuat Maxim mendongak.
'' Ikut aku keluar '' ujar David dan Maxim segera berdiri dan mengikuti David yang melangkah keluar lebih dulu.
'' Ada apa ?'' tanya Maxim setelah keduanya berada di luar ruangan rawat Elisa.
'' Bagaimana ceritanya Elisa bisa di culik ?'' tanya David.
'' Penculik itu suruhan Violet '' jawab Maxim yang mana membuat David membulatkan kedua matanya.
'' Apa!!! '' seru David terkejut.
'' Kamu tidak berbohong kan ?'' tanya David.
'' Tidak, aku punya buktinya '' jawab Maxim menunjukkan ponsel milik si penculik yang masih di pegang oleh Maxim, lalu Maxim menunjukkan nomor Violet di daftar panggilan keluar yang selalu di hubungi oleh si penculik.
'' Tapi kenapa aku tidak percaya ya '' ujar David merasa tidak percaya.
'' Awalnya aku juga tidak percaya, tapi mau bagaimana lagi, buktinya sudah ada '' sahut Maxim memasukkan kembali ponsel milik si penculik itu di saku celananya.
'' Lalu, apa kamu sudah meminta penjelasan pada Violet ?'' tanya David.
'' Sudah, dan dia menolak mengakuinya, dan mengatakan jika dia di fitnah '' jawab Maxim.
'' Tapi siapa tahu Violet memang di fitnah '' ucap David membela Violet.
'' Tapi kamu tahu sendiri kan, selama ini sebenci apa Violet pada Elisa '' tukas Maxim.
'' Kamu jangan lupa, kamu sendiri yang mengatakan jika Elisa pernah menjebak Violet agar selalu terlihat buruk di depanmu '' sahut David yang mana langsung membuat Maxim bungkam.
Keduannya saling diam hanyut dalam fikirannya masing masing, hingga melihat kedatangan Felix dengan langkah yang sedikit cepat.
'' Tuan ''
'' Ada apa?'' tanya Maxim.
'' Kata kepala pelayan, sudah tiga hari Nona Violet tidak kembali ke villa '' jawab Felix yang mana membuat Maxim terkejut, karna memang setelah dirinya berdebat dengan Violet tiga hari yang lalu, dirinya belum menghubungi Violet sama sekalu, dan juga tidak menghubungi orang villa untuk sekedar menanyakan keadaan Violet.
'' Apa mereka tahu dimana Violet ?'' tanya Maxim terlihat panik, takut jika Violet pergi meninggalkannya karna dirinya sudah membuatnya kecewa.
'' Nona Violet menginap di toko kuenya '' sahut Felix.
Tanpa bertanya lagi Maxim langsung bergegas pergi, bahkan dia tidak berpamitan pada Elisa.
Tak butuh waktu lama mobil Maxim sudah berada di parkiran toko kue milik Violet, dan Maxim segera keluar dari dalam mobilnya, lalu melangkah masuk ke dalam toko kue.
'' Selamat datang Tuan '' sapa salah satu pelayan toko.
'' Dimana Violet ?'' tanya Maxim tanpa basa basi.
'' Nona Violet berada di ruang kerjanya '' jawab pelayan itu sedikit takut karna melihat aura Maxim yang sangat dingin.
'' Dimana ruang kerjanya ?'' tanya Maxim yang memang tidak tahu letak ruang kerja Violet, karna ini pertama kalinya Maxim menginjakkan kakinya di toko kue milik Violet.
'' Di lantai dua Tuan '' jawab pelayan toko itu sedikit takut karna tatapan tajam Maxim.
Tanpa bertanya lagi Maxim langsung pergi ke lantai dua, dan tidak perduli dengan pelayan toko yang mengatakan jika Violet sedang ada tamu.
Saat sudah sampai di lantai dua, Maxim hanya melihat ada satu pintu dan sudah di pastikan itu adalah ruang kerja Violet.
Maxim bergegas melangkahkan kakinya mendekati pintu yang sedikit terbuka itu, namun kedua mata Maxim langsung menajam saat melihat apa yang sedang Violet lakukan bersama seorang pria, karna jika di lihat dari arah belakang, seakan akan pria itu tengah mencium Violet yang duduk di sofa kerjanya, padahal pria itu tengah membantu meniup mata Violet yang kelilipan.
'' Apa apaan kalian ha!!! '' teriak Maxim menendang pintu ruang kerja Violet dengan kasar.
Brakkk
Violet dan seroang pria yang tak lain adalah Robert itu terkejut, mendengar teriakan Maxim yang menggelegar memenuhi ruangan kerjanya.
Dengan langkah cepat Maxim masuk ke dalam ruangan Violet, lalu menarik kerah baju Robert dan langsung memberikan bogeman di wajahnya.
Bugh
Bugh
'' Kak Max, berhenti !! '' teriak Violet ketakutan melihat Maxim yang menghajar Robert dengan membabi buta.
Mendengar teriakan Violet, Maxim langsung berhenti memukuli Robert. Lalu Maxim mengangkat Violet seperti karung beras, dan membawanya pergi dari toko kue, untung keadaan toko kue sedang sepi jadi tidak ada yang melihat Violet yang meronta ronta di gendongan Maxim, dan hanya pelayan toko saja yang menyaksikannya.
'' Turunkan aku!! '' teriak Violet memukul mukul dada bidang Maxim, namun tidak di hiraukan oleh Maxim.
Pelayan villa merasa heran melihat kedatangan Tuan nya, dengan Nonanya yang meronta ronta di gendongannya, dengan wajah datarnya Maxim membawa Violet ke lantai dua.
Brukk
Maxim melemparkan Violet ke atas ranjang, lalu dia merangkak naik ke atas ranjang, yang mana membuat Violet ketakutan.
'' Kak Maxim mau apa ?'' Violet beringsut mundur namun Maxim langsung mencekal kaki Violet, lalu menindihnya setelah itu menahan kedua tangan Violet dengan satu tangannya.
'' Apa yang kamu lakukan dengan pria itu '' ujar Maxim dengan tatapan tajamnya.
'' Aku tidak melakukan apa apa '' sahut Violet membalas tatapan Maxim tak kalah tajam.
'' Bohong,,!! '' sentak Maxim.
'' Kamu sudah berani bermain di belakangku, maka aku akan memberimu hukuman, agar kamu tahu siapa yang sedang kamu permainkan '' tukas Maxim.
'' Tidak, jangan ''
Maxim tidak perduli dengan Violet yang meronta ronta dengan menangis , menolaknya saat dirinya menyatukan kembali miliknya dengan milik Violet secara paksa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
kriwil
makanya jadi cewek juga jangan goblok karna cinta
2024-06-10
1
Milla
up min
2024-06-07
0
bukan kaleng²
ka update kapan siii dah nunggu bolak-balik manga toon
2024-06-07
0