Kamar jenazah
Criet...
Pintu kamar yang di tutup dengan perlahan oleh Fahri menambah kesan kesunyian malam itu.
Dengan senyuman yang mengembang, Fahri tampak mulai melangkahkan kakinya mendekat ke arah salah satu brankar mayat di ruangan tersebut.
Fahri membuka dengan perlahan kain berwarna putih yang di gunakan untuk menutupi tubuh si mayat. Membuat penutup bagian wajah mayat tersebut terbuka dengan lebar.
"Tak salah aku meninggalkan mu di danau waktu itu? Wajah ayu dengan kulit sebening susu, benar-benar perpaduan yang begitu pas... Ah tapi rasanya ada yang kurang dari wajah cantik ini." ucap Fahri sambil merogoh saku celananya hendak mengambil sesuatu di sana.
Sebuah lipstik dengan warna merah menyala Fahri ambil dari saku celananya. Tanpa menunggu waktu lagi, Fahri mulai mewarnai bibir mayat tersebut yang semula berwarna pucat kini berubah menjadi merah menyala dan sangat menggoda.
"Sungguh gadis yang cantik.. Kamila... Nama yang bagus... Baiklah Kamila mari kita lakukan dengan tenang, ah aku benar-benar lupa jika kau sudah wus... Naik ke akhirat, tentu saja kau tidak akan berisik.. Bukankah begitu Kamila?" ucap Fahri dengan tawa kecil di akhir kalimatnya.
Tepat setelah mengatakan hal tersebut, Fahri langsung naik ke atas ranjang dan mulai membuka gesper di pinggangnya. Di bukanya resleting celananya dengan cepat, kemudian membelai wajah Kamila dengan lembut.
"Malam ini aku akan memberikan mu hadiah untuk berangkat ke akhirat, aku yakin kamu pasti menyukainya." ucap Fahri kembali sambil menatap wajah Kamila dengan lekat.
Sampai kemudian Fahri terlihat mulai melancarkan aksinya, di cumbunya area leher Kamila dengan ganas tanpa sebisa mungkin tidak meninggalkan noda merah di sana, atau yang lain nantinya akan curiga dengan tanda cinta tersebut.
Perlahan tapi pasti tangan Fahri mulai bermain di area gunung kembar milik Kamila dengan santainya. Sedangkan tangan yang satunya berselancar memainkan area intim milik Kamila saat itu.
Hanya saja, ketika sebuah perasaan membara memuncak dalam dirinya dan menginginkan yang lebih lagi, sebuah suara isak tangis lantas terdengar samar dan langsung menghentikan gerakan Fahri saat itu juga.
Hiks hiks hiks...
"Suara siapa itu? Tidak mungkin..." ucap Fahri menatap ke arah sekeliling kemudian langsung menatap ke arah Kamila kemudian tersenyum simpul.
Sepertinya Fahri sudah menduga jika suara isak tangis tersebut berasal dari mayat yang ia cabuli, hal tersebut membuat Fahri tersenyum kemudian menghapus air mata yang mengalir di sudut mata Kamila, seakan-akan tidak pernah terjadi apapun.
Sepertinya ini merupakan hal yang wajar dan sering di alami oleh Fahri, sehingga sama sekali tak membuatnya takut akan hal tersebut dan malah membuatnya begitu bahagia.
"Sttttt jangan menangis.... Ini adalah hadiah sebelum kamu naik... Jadi aku harap arwah mu itu yang telah berpisah dari jasadnya, tidak mengganggu kegiatan ku saat ini!" ucap Fahri dengan nada yang berbisik di telinga Kamila.
***
Sementara itu di area luar kamar jenazah, Fanda yang sedari tadi mengikuti Fahri cukup terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat.
Kali ini Fanda benar-benar melihatnya sendiri dengan mata kepalanya, jika apa yang di asumsikan oleh Gabriela ternyata bukan hanya sekedar tuduhan semata.
Fanda mundur dari posisinya dan membiarkan pintu kamar jenazah terbuka sedikit.
"Ini benar-benar gila! Dia bahkan lebih parah dari Jarwo!" ucap Fanda menatap tak percaya ke arah celah pintu ruangan tersebut.
Fanda yang tak ingin menonton tindakan gila Fahri hingga selesai. Memutuskan untuk mengambil langkah kaki seribu dan kembali ke ruang perawatan Gabriela.
"Yang jelas... Mereka harus tahu segalanya!" ucap Fanda sambil mempercepat langkah kakinya menyusuri area lorong.
.
.
.
.
Ruang perawatan Gabriela
Brak...
Suara pintu yang di buka dengan kasar tentu saja mengejutkan ketiganya saat itu. Posisi Ayu yang lemas setelah tubuhnya kerasukan, membuat Arka menatap tajam ke arah Fanda yang baru saja tiba.
"Bisakah kau membukanya dengan pelan? Apa kau tidak lihat kondisi Ayu saat ini?" ucap Arka dengan kesal ketika melihat Fanda yang grasak-grusuk.
"Maaf... Apa yang terjadi? Apa Ayu baik-baik saja?" ucap Fanda kemudian yang melihat Ayu tengah tertidur saat ini, dengan napas yang terengah-engah setelah berlarian barusan.
"Ayu tadi kerasukan, ada sosok arwah yang masuk ke dalam tubuhnya dan meminta tolong karena kesakitan. Aku tidak tahu pastinya apa, tapi Ayu terus mengatakan sakit... Sakit dan sakit... Ia juga mengatakan jika "Dia" adalah Pria yang kejam, sosok arwah tersebut terus saja mengatakan minta tolong namun ia sama sekali tidak menggubrisnya, selebihnya aku tidak tahu apa maksudnya." ucap Arka mulai menjelaskan detailnya.
"Apa kamu melihat sosoknya atau petunjuk lain Ar?" tanya Gabriela kemudian dengan penasaran.
"Sayangnya tidak, tepat setelah teriakan terakhir, Ayu jatuh pingsan dan lampu toilet langsung menyala dengan terang." ucap Arka sambil mengangkat bahunya tanda tidak mengerti.
"Sepertinya ada berbagai banyak hal yang berbau mistis di lingkungan Puskesmas ini, tidak hanya itu bahkan semua orang di daerah ini adalah psiko gila dengan berbagai macam bentuk, aku bahkan sampai bergidik ngeri ketika membayangkannya?" ucap Fanda kemudian yang lantas membuat Gabriela dan Arka mengernyit dengan raut wajah yang bingung.
"Apa maksud perkataan mu barusan? Mengapa terdengar begitu aneh?" ucap Arka kemudian dengan raut wajah yang penasaran, begitu juga Gabriela.
"Ah benar, aku bahkan sampai melupakan hal penting yang ingin aku bicarakan barusan." ucap Fanda sambil melangkahkan kakinya mendekat ke arah dimana ketiganya berada.
"Ada apa sebenarnya Fan?" tanya Gabriela kemudian.
"Semua perkataan mu benar Briel, dia orang gila yang senang menyetubuhi mayat wanita. Aku tak menyangka melihatnya sendiri dengan mata kepala ku!" ucap Fanda kemudian yang lantas membuat Arka dan Gabriela terkejut karenanya.
"Apa katamu?"
***
Sementara itu di kamar jenazah
Fahri yang baru saja menyelesaikan hajatnya, mulai terlihat membawa langkah kakinya hendak pergi kembali ke ruangannya.
Fahri yang semula berwajah sumringah karena hasratnya telah terpenuhi dengan baik oleh jasad Kamila, lantas sedikit tersentak ketika mendapati jika pintu ruangan tersebut terbuka beberapa centi, padahal jelas-jelas ia sudah menutupnya dengan rapat ketika masuk ke ruangan tersebut.
"Sial, bagaimana bisa? Aku yakin sudah menutupnya dengan benar tadi..." ucap Fahri dengan raut wajah kebingungan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Tati st🍒🍒🍒
bukan gila lagih tau julukan yg pas buat si fahri tuh apa
2024-06-28
0
Heri Wibowo
lanjut Thor
2024-06-12
0