Di sebuah jalanan
Sebuah mobil nampak melintas dengan kecepatan tinggi membelah area jalanan yang sepi. Nametag dengan nama DR. Fahri terlihat jelas pada jas kedokteran yang membalut tubuhnya.
Senyuman tipis terukir jelas di wajah Fahri ketika mengingat kembali setiap adegan yang pernah ia lakukan.
"Ah sayang sekali tidak ada jenazah baru yang datang malam ini." ucapnya dengan tersenyum kecut.
Dengan kecepatan yang tinggi ia terus membawa mobilnya melaju melewati area danau. Sampai kemudian sebuah benda yang tanpa sengaja ia tabrak lantas mengejutkan dirinya.
Brak......
"Apa itu tadi?" ucap Fahri dengan raut wajah yang kebingungan.
Kondisi jalanan yang gelap membuat jarak pandang Fahri terbatas, hal tersebut membuatnya tak melihat dengan jelas kondisi jalan saat itu.
Dengan perasaan yang malas namun penasaran Fahri mulai turun dari mobilnya. Fahri nampak memutari area mobil untuk mencari benda yang baru saja di tabrak.
Hingga kemudian sebuah noda darah di ban mobilnya, membuat Fahri terkejut saat itu.
"Toooo... long aku..... sakit...." ucap seorang wanita yang tak sengaja Fahri tabrak saat itu.
"Sial! Bagaimana bisa?" ucap Fahri dengan raut wajah yang kesal.
"Ku mohon tolong aku...." rintih wanita itu kembali.
Fahri yang mendengar rintihan wanita tersebut, hanya terdiam sambil menatap ke arah wanita tersebut. Sampai kemudian seulas senyum yang entah apa maksudnya, mulai terlukis menakutkan di raut wajahnya saat ini.
"Aku rasa dia bisa jadi yang selanjutnya, sesuatu yang fresh...." ucap Fahri dengan senyuman jahat terukir di wajahnya.
***
Area kantin
Seperti perkataan Arka sebelumnya, Arka terlihat tengah sibuk menyunting vidio untuk chanel youtube mereka. Sedangkan Ayu hanya duduk di sampingnya sambil berselancar pada layar ponsel miliknya.
Keheningan terjadi di antara keduanya, hal tersebut membuat Arka sesekali terlihat melirik ke arah Ayu untuk memastikan apa yang tengah gadis itu lakukan.
"Ehem"
"Ya, apa kau perlu sesuatu?" tanya Ayu kemudian sambil meletakkan ponselnya sebentar.
"Tidak ada, emmmmmm apakah aku pernah berbuat salah kepada mu? Mengapa aku merasa ada yang aneh dengan sikap mu?" ucap Arka dengan raut wajah kebingungan.
"Tidak ada, aku hanya lelah. Bukankah memang biasanya seperti ini? Apanya yang salah?" ucap Ayu berlagak tidak mengerti.
"Hanya.... Ah sudahlah mungkin ini cuman perasaan ku saja." ucap Arka yang tak mengerti dengan dirinya sendiri.
Entahlah, tapi yang jelas Arka merasa ada yang berubah dengan Ayu. Mulai dari sikap, tutur kata dan juga tatapan matanya. Hanya saja sayangnya Arka tak tahu alasan dari setiap perubahan tersebut.
"Ay...." panggil Arka kembali yang lantas membuat Ayu kembali menoleh ke arahnya.
"Apa?" tanya Ayu kemudian dengan menarik napas panjang.
"Bagaimana jika salah satu di antara kita berempat ada yang jatuh cinta? Apakah semua akan tetap sama?" tanya Arka dengan tiba-tiba yang lantas membuat lidah Ayu menjadi keluh.
"Apakah tidak ada harapan untuk kita menjalin kasih di antara pertemanan yang kita bangun selama ini? Aku.... Aku...." ucap Arka namun terhenti sejenak.
Entah apa yang terjadi kepadanya, namun melihat Gabriela tak sadarkan diri kemarin membuat hatinya gelisah dan penuh ketakutan akan kehilangan Gabriela.
"Entahlah, aku juga tidak tahu dengan pastinya. Hanya saja janji yang sudah terlanjur di buat sulit untuk dipatahkan hanya karena ego semata. Aku tidak bisa menjamin apa yang terjadi, namun yang jelas akan ada hati yang terluka. Jadi aku harap pikirkan terlebih dahulu sebelum membuat keputusan." ucap Ayu pada akhirnya.
Keheningan kembali terjadi di antara keduanya. Manik mata Arka dan juga Ayu saling bertemu sepersekian detik. Ada kilauan kekecewaan dan juga kesedihan tergambar jelas pada manik mata milik Ayu. Hal tersebut membuat berbagai tanda tanya mulai berputar di kepala Arka saat itu.
"Mungkinkah......" ucap Arka namun terhenti ketika mendengar suara teriakan dari arah ruangan yang tak jauh dari tempat mereka berada.
"Tidakkkkkkkkk jangan tinggalkan Mama.... Jangan Kamila...... Huhuhuhu...." teriak seseorang yang lantas membuat keduanya saling tatap.
"Apa yang terjadi?" ucap Arka kemudian.
"Sepertinya ada yang meninggal, aku akan ke sana untuk melihatnya." ucap Ayu sambil bangkit dari tempat duduknya.
"Ay tunggu sebentar.... Sial" ucap Arka sambil mulai membereskan laptop dan juga handycam miliknya di meja.
.
.
.
UGD
Seorang wanita paruh baya tampak menangis dengan tersedu begitu melihat putri semata wayangnya pergi untuk selamanya.
Keadaan Kamila yang basah kuyup membuat Ayu dan juga Arka mengernyit dengan raut wajah yang bingung.
"Apa yang terjadi sus?" tanya Ayu dengan raut wajah penasaran.
"Perempuan itu tenggelam di danau saat sedang perjalanan pulang ke rumahnya, tidak ada yang menolongnya karena memang suasananya sepi saat itu." ucap salah satu suster.
Ayu dan juga Arka hanya manggut-manggut mendengar penjelasan suster tersebut, sambil terus menatap ke arah wanita paruh baya itu yang terus saja menangis tanpa henti.
***
Bruk
Tubuh Gabriela terpental ke lantai dan membuat selang infus yang menancap di punggung tangannya terlepas. Gabriela meringis menahan rasa sakit karenanya, hal tersebut lantas membuat seseorang yang membuka pintu langsung mendekat ke arah Gabriela.
"Ah...." rintih Gabriela.
"Apa kamu baik-baik saja?" ucap seseorang yang lantas membuat Gabriela menoleh ke arah sumber suara.
"Ah iya, hanya sedikit perih... Tapi aku baik-baik saja." ucap Gabriela sambil menahan sakit di punggung tangannya.
"Kamu seorang pasien mengapa berjalan seorang diri di sini? Mari aku antar kembali ke kamar rawat mu." ucap seseorang tersebut dengan name tag Dr. Fahri di dadanya.
"Saya tadi hanya sedang.... Eh kemana perginya wanita tadi?" ucap Gabriela dengan raut wajah kebingungan membuat Fahri mengernyit menatap ke arahnya.
"Apa ada sesuatu?" tanya Fahri kemudian.
"Tid...dak ada..." ucap Gabriela.
Fahri membantu Gabriel untuk bangkit dan memegang tiang penyanggah selang infus milik Gabriela saat itu.
"Mari saya antar...." ajak Fahri.
Gabriela hanya mengangguk sambil sesekali melirik ke arah sekitaran, mencoba untuk mencari keberadaan wanita tersebut.
Pandangan mata Gabriela menyipit ketika tak sengaja melihat area dalam kamar jenazah yang hendak di tutup. Ada sekelebat bayangan seseorang yang tak asing di ingatannya, namun belum sempat Gabriela memperhatikannya dengan seksama, pintu kamar jenazah sudah di tutup rapat oleh Fahri.
"Mari....." ucap Fahri kembali sambil berusaha menuntun Gabriela.
"Ba...ik..."
Sementara itu tepat setelah keduanya berlalu pergi dari tempat tersebut, pintu kamar jenazah perlahan-lahan terbuka dan menampilkan sosok yang di cari oleh Gabriela sedari tadi.
Sosok tersebut nampak menatap ke arah kepergian Gabriela dengan raut wajah yang sedih. Seakan-akan sedang berusaha untuk meminta pertolongan.
"To.....long aku.... Hiks hiks......"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Tati st🍒🍒🍒
mungkinkah penjualan organ tubuh manusia
2024-06-25
0
Heri Wibowo
sepertinya ada kasus baru nih.
2024-06-08
0