"Sebenarnya aku... Apa yang telah terjadi?" ucap Ayu terkejut begitu melihat keadaan tenda yang porak poranda saat ini.
Mendengar perkataan Ayu barusan lantas membuat Fanda dan juga Arka langsung mengikuti arah tatapan Ayu saat itu. Keduanya nampak terkejut melihat keadaan tenda yang acak-acakan saat itu.
"What the hell? Apa-apaan ini?" ucap Fanda melihat hal tersebut.
Sedangkan Arka yang mendapati hal tersebut, tentu saja langsung bergerak menuju ke arah tenda untuk memastikan keadaan Gabriela saat ini.
"Briel? Briel kamu baik-baik saja? Briel?" ucap Arka berulang kali sambil mencari keberadaan Gabriela saat itu.
Ketiganya yang tidak menemukan keberadaan Gabriela di area tenda yang mereka dirikan lantas mulai terlihat panik.
"Sial, kita bahkan baru menemukan Ayu, tidak mungkin kini ganti Gabriela yang menghilang bukan?" ucap Fanda dengan raut wajah yang kesal.
"Hutan ini benar-benar tidak beres, aku yakin itu!" ucap Arka dengan raut wajah yang kebingungan.
"Aku rasa ada sesuatu yang harus kalian ketahui sebelumnya." ucap Ayu dengan nada yang terdengar serius, membuat Arka dan juga Fanda lantas menatap ke arah Ayu dengan raut wajah yang penasaran.
.
.
.
.
Setelah mendengar cerita dari Ayu sebelumnya, raut wajah Arka dan juga Fanda nampak terlihat tak percaya. Mereka benar-benar tidak percaya jika ternyata asumsi tentang adanya seorang psiko di hutan ini, lantas benar adanya.
"Tunggu sebentar biar aku luruskan, jadi ada seseorang psiko yang memperkaos dan membunuh seorang wanita yang ia cintai, kemudian menggantungnya seolah-olah membuat si wanita tersebut nampak seperti bunuh diri." ucap Fanda mengulang perkataan Ayu.
"Ya, dan kejadian ini terus berulang. Namun tidak hanya wanita.. Dia membunuh siapa saja yang datang dan mencoba mencari tau tentang hutan ini." ucap Ayu kembali.
"Ini benar-benar gila!" timpal Fanda tak percaya.
"Jika memang dia tengah mengincar kita, berarti saat ini Gabriela dalam bahaya. Kita harus segera menyelamatkannya?" ucap Arka dengan nada yang penuh ke khawatiran.
"Jika memang seperti itu, berarti kita harus segera menyelamatkan Gabriela sebelum terlambat!" ucap Fanda kemudian.
"Jika begitu mari kita berpencar! Aku akan pergi ke arah selatan dan kalian berdua pergilah ke arah timur. Sebisa mungkin cari posisi yang kemungkinan terdapat signal. Siapapun yang mendapat signal jaringan di ponsel kalian, segera hubungi polisi terdekat. Selebihnya mari kita coba bertahan hingga polisi datang ke tempat ini." ucap Arka kemudian memberikan perintah.
"Apa kau yakin itu efektif? Perjalanan dari kota terdekat ke daerah ini cukup lama bahkan memakan waktu hingga 5 jam atau bahkan bisa lebih. Jika kita mengandalkan polisi, kita sudah tewas di tangan psiko gila itu!" ucap Fanda memprotes perkataan Arka barusan.
"Untuk itu cobalah bertahan sebisa mungkin, dia bahkan hanya satu orang dan kita menang dalam jumlah. Jika kita bersatu kita akan bisa melawannya." ucap Arka dengan nada yang yakin.
"Kau benar-benar gila, kita bahkan hanya ada dua pria dan dua wanita. Menang jumlah katamu? Jangan bercanda Ar!" ucap Fanda tak percaya.
"Sudah-sudah! Kita bahkan belum mencobanya, bisakah kalian berdua untuk tidak berdebat? Untuk kali ini kita coba saja cara ini, lagi pula tidak ada opsi lain selain perkataan Arka barusan. Jadi aku harap kau Fanda jangan protes dan lakukan sebisa mu!" ucap Ayu sambil melangkahkan kakinya mengambil pisau lipat di tasnya.
"Kita berangkat sekarang! Berikan tanda jika kalian masih selamat. Aku harap kita akan bertemu kembali di tempat ini." ucap Arka kemudian sebelum berlalu pergi dan mulai bergerak.
"Kita pasti selamat!" ucap Ayu sambil ikut bergerak berlawanan arah dengan Arka.
Fanda yang melihat kelakuan kedua temannya hanya bisa menatapnya tak percaya.
"Kalian berdua benar-benar sudah gila! Atau mungkin aku yang sudah gila karena mengikuti kalian! Sial..... Tunggu aku Ay!" ucap Fanda pada akhirnya mengejar langkah kaki Ayu yang sudah berjalan lebih dulu di depannya.
***
Sementara itu Gabriela yang berusaha kabur dari Pria gila yang mengejarnya, nampak terus mempercepat langkah kakinya.
Hembusan napas berat terdengar berhembus dari mulutnya saat itu.
Gabriela menghentikan langkah kakinya sejenak dan menatap ke arah sekeliling. Dibukanya blazer yang saat ini ia kenakan dan membuangnya begitu saja. Baru setelah itu Gabriela berlarian berlawanan arah dan bersembunyi di balik pohon besar.
Gabriela menutup mulutnya dengan rapat, berharap dengan apa yang baru saja ia lakukan dapat mengecoh Pria tersebut.
Hhhhhhhh
Beberapa saat setelah Gabriela bersembunyi, seperti tebakannya Pria itu datang dan memungut pakaiannya di tanah. Pria tersebut nampak menatap ke arah sekitaran mencoba mencari jejak Gabriela barusan.
"Dimana kau nona manis? Ini bahkan sudah malam... Tidakkah kau ingin singgah sebentar dari pada berlarian di tengah gelapnya hutan?" ucap Pria tersebut sambil menatap ke area sekitar.
Gabriela menutup rapat mulutnya, perkataan Pria itu benar-benar membuatnya ketakutan. Hanya saja sebisa mungkin ia tahan dan berharap jika teman-temannya bisa segera menemukannya.
"Sial! Pergi kemana kau!" teriak Pria itu yang tentu saja mengagetkan Gabriela saat itu.
Pria tersebut yang tak mendapati Gabriela di sekitar sana, lantas terlihat berlalu pergi dan mencari Gabriela di tempat lain.
Sedangkan Gabriela yang mendapati hal tersebut, tentu saja langsung keluar dari tempat persembunyiannya dan kembali berlari mencoba menghindari Pria tersebut.
Sayangnya ketika beberapa langkah ia berlarian, sebuah tangan lantas menariknya dengan kuat dan langsung mengejutkannya.
"Akhh...." teriak Gabriela yang terkejut dengan tarikan tangan yang tiba-tiba.
"Sudah ku bilang tak perlu lari... Kemarilah.. Aku akan membawa mu ke tempat yang tidak akan pernah kau bayangkan!" ucap Pria tersebut dengan tawa yang menggema.
Gabriela yang mendapati hal tersebut mulai terlihat panik. Tarik menarik pada akhirnya tak terhindarkan, Gabriela yang tidak ingin pasrah begitu saja tentu melakukan perlawanan, meski cengkraman tangan Pria itu begitu kuat dan menyakitkan.
"Lepaskan aku Pria gila! Lepaskan!" teriak Gabriela berulang kali.
"Jangan membangkang dan ayo kita bersenang-senang!" ucap Pria tersebut.
"Kau benar-benar Pria gila!" teriak Gabriela sambil mendorong tubuh Pria itu kuat-kuat.
Adegan tarik menarik yang terjadi di antara keduanya, membuat si Pria limbung dan tanpa sengaja terperosok jatuh bersama dengan Gabriela. Hal tersebut membuat tubuh keduanya menggelinding cukup jauh dan semakin ke bawah beberapa kali.
Sampai kemudian terhenti dan keduanya menabrak dahan pohon besar dengan posisi terpental cukup jauh antara satu sama lainnya.
Gedebugh....
"Akhhh teman-teman... Tolong aku... Siapapun tolong aku.... Ku mohon...." rintih Gabriela lirih berharap ada yang bisa mendengarnya saat ini.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Tati st🍒🍒🍒
kalian semua harus selamat,biar bisa memecahkan misteri hutan bunuh diri
2024-06-23
0
Heri Wibowo
semoga gabriela bisa menyelamatkan diri.
2024-05-31
0