NovelToon NovelToon

Aku Kah Antagonisnya

Bab 01

Senyum lebar menghiasi bibir tipis Reina, dia keluar dari barisan yang telah di bubarkan. tetesan keringat yang memercik di keningnya dia usap dengan lembaran tissue yang langsung basah karena banyak nya keringat setelah di jemur di bawah panas matahari.

perjuangan nya beberapa bulan yang lalu untuk mengikuti seleksi CPNS berubah manis setelah tiga tahap yang berat dia akhirnya di lantik bersama 89 orang lainnya.

Dan mulai minggu depan dia akan resmi bekerja di badan pusat statistik daerah dengan status aparatur sipil negara bukan lagi tenaga honorer bergaji enam ratus ribu.

Karena tubuhnya yang sudah sangat lelah Reina memutuskan untuk pulang menggunakan taxi online, transportasi umum yang sangat jarang dia gunakan karena termasuk mahal untuk dompet nya yang selalu sekarat.

Biasanya saat dia honorer dulu dia pulang pakai ojek atau angkot yang relatif jauh lebih murah.

Reina merebahkan tubuhnya di jok mobil yang terasa empuk, kemewahan pertama yang dia dapat.

Reina terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, kakak dan adiknya adalah laki laki. keluarga mereka di bilang miskin nggak juga di bilang kaya juga nggak, ayahnya juga ASN tapi dengan golongan yang sedikit rendah karena di angkat jadi ASN dengan status pendidikan cuma tamat SMA berbeda dengan Reina yang di angkat jadi ASN setelah kuliah di Universitas Terbuka jurusan Administrasi Negara.

Reina kuliah di Universitas terbuka dengan biaya sendiri saat bekerja di toko kue ibu sahabatnya.

Setelah lulus kuliah Reina ikut honorer di sebuah kantor pemerintahan hingga akhirnya dia di angkat jadi ASN.

"Apa setelah ini ibu akan bangga padaku?" ucap Reina di dalam hatinya.

Reina sangat menginginkan kasih sayang ibunya. dari kecil di mata ibunya cuma ada kakak dan adiknya saja.

Bahkan demi biaya kuliah sang kakak yang dua tahun lebih tua darinya Reina di minta berhenti sekolah, tapi dengan beasiswa dia berhasil menamatkan SMA nya dan bekerja keras untuk membiayai pendidikan nya di UT.

Tanpa sadar Reina terbawa ke alam mimpi.

Hingga....

"Prang... bam... crash..." campuran suara yang tidak dia tau itu apa membuat mata Reina terbuka dengan cepat.

rasa sakit di kepala dan kakinya sangat tajam.

"Aahhh" teriak Reina air mata membasahi pipinya karena efek rasa sakitnya yang tak tertahankan.

Reina masih melihat darah kental mengalir dari kepala melewati kening nya sebelum kesadaran nya menghilang.

Sayup sayup dia masih mendengar teriakannya teriakannya dari luar mobil mereka.

"oh aku kecelakaan... kenapa sekarang ya tuhan saat masa depan ku yang indah sudah di depan mata" bisik Reina sebelum kesadaran nya benar benar habis dan pandangan nya gelap total.

*

*

*

Reina merasa kepala nya berdenyut sakit. Dia ingin membuka mata nya tapi terasa sangat berat.

Walaupun matanya masih berat untuk di buka tapi dia bisa menggerakkan anggota tubuhnya.

Reina berusaha menggerakkan kakinya karena dia takut kakinya yang tadi terjepit di jok mobil akan cacat, tapi dia bersyukur kaki nya masih bisa di gerakan.

"Ada gerakan di kaki nona muda, panggil dokter cepat" suara seorang wanita. Mungkin saja dia perawat.

"Panggilan juga tuan besar," ucap suara yang sama.

Reina ingin tertawa siapa yang mereka panggil nona dan siapa tuan besar, rumah sakit mana yang menggunakan panggilan seperti zaman kuno itu.

perlahan Reina berhasil membuka matanya.

Hal pertama yang Reina lihat adalah langit langit tinggi berukir mewah berwarna gold dan silver.

"Ini rumah sakit mana? siapa yang membawa ku ke rumah sakit semewah ini, siapa yang akan membayar biaya pengobatannya.

Walaupun dia sudah jadi ASN tapi asuransi kesehatan belum dia dapatkan otomatis jika dia sakit saat ini maka harus bayar pakai uang pribadi.

kening Reina meringis. memikirkan cara membayar biaya berobat di rumah sakit ini.

Reina cuma berharap jika pihak perusahaan semen yang menabrak mereka yang membayar seluruh biaya pengobatan.

"Nona membuka mata nya, kenapa dokter masih belum datang juga," suara yang tadi kembali terdengar kali ini dengan nada yang sedikit tinggi.

"Maaf nyonya pengasuh, mungkin ada kendala di sana" jawab seorang gadis dengan suara bergetar ketakutan.

Reina memutar wajahnya dia melihat wanita yang di panggil nyonya pengasuh itu menatap Reina dengan mata berkaca kaca.

"Nona... Nona sudah sadar..." ucap wanita dengan gaun klasik era Victoria berwarna biru navi. di belakang nya beberapa gadis bergaun hitam polos dengan apron dan bandana putih berdiri berjejer.

kenapa seragam perawat rumah sakit itu seperti seragam maid abad pertengahan.

"Nona..." wanita bergaun navi kembali berusaha memanggil Reina yang memandang kiri kanan seperti orang bodoh.

"kamu siapa?" kenapa suara ku berubah jadi suara anak kecil selembut buluh perindu.

Reina dengan cepat mengusap lehernya mencari tau kenapa suaranya jadi suara anak anak.

Tapi Alangkah heran nya Reina saat dia meraba leher nya yang terasa jadi kecil.

"Nona Beatrice..." ucap wanita itu mencoba menarik perhatian Reina.

"Siapa Beatrice, anda siapa?" tanya Reina kembali dengan suara bayi nya.

"Astaga nona kehilangan ingatannya, nona jangan begitu, ini bibi pengasuh, apa nona melupakan bibi?" tanya wanita itu dan dia mulai menangis.

"brak..." pintu kamar terbuka dengan cepat seorang pria berambut putih dengan mata berwarna abu abu pucat masuk dengan cepat kedalam kamar tubuhnya tinggi dengan wajah yang sangat tampan.

seorang wanita muda mengikuti nya dari belakang. Dengan air mata berlinang wanita berambut blonde dan bermata biru cerah itu langsung berjalan ke ranjang dan langsung menyongsong Reina.

"Putri ku akhirnya sadar,gadis kecil ku akhir nya mau bangun kembali, ibunda senang kamu bangun lagi" ucapnya sambil memeluk tubuh Reina dengan keras. hingga Reina meringis kesakitan.

"Nyonya marchioness tolong lepaskan nona muda, seperti nya tubuh nona masih sakit semua karena jauh dari lantai dua kemarin itu" ucap bibi pengasuh pada wanita itu.

Wanita yang di panggil nyonya marchioness itu melepaskan tubuh Reina dengan cepat, dan melepaskan begitu saja seakan Reina adalah sesuatu yang kotor. Mata biru nya menatap Reina dengan pandangan jijik.

"Tuan besar seperti nya nona kehilangan Ingatan nya, nona bahkan tidak tau namanya sendiri, bagaimana ini tuan" ucap bibi pengasuh pada pria tampan yang di panggil tuan besar itu.

Laki laki itu berlutut di tepi ranjang, dengan lembut dia mendudukkan Reina yang masih bengong tidak mengerti.

"Beatrice Winfrey apa kamu benar benar tidak ingat kamu siapa? dan siapa orang orang ini?" tanya pria itu.

Reina menggelengkan kepalanya. pria tampan itu menghela nafas berat.

Reina menatap sekelilingnya dan pandangan nya berhenti pada cermin besar saat itu lah Reina terkejut saat melihat wajahnya sendiri.

Reina berubah menjadi seorang gadis kecil berusia 4 atau 5 tahun, memiliki helaian rambut putih yang panjang tergerai hingga ke pinggang, iris besar berwarna abu abu pucat menghiasi wajah yang sungguh jelita.

"Siapa itu? apa itu aku?" ucap nya lirih sebelum akhirnya dia kembali pingsan karena shock dengan semua keadaan itu.

***

bab 02

Sudah satu minggu lamanya Reina terbangun di dunia ini, perlahan dia mulai bisa menerima keadaan tersebut.

Reina yang di dunia ini bernama Beatrice Winfrey adalah anak keempat marquess Winfrey.

Beatrice memiliki dua kakak laki laki dan satu kakak perempuan, tapi sayang nya mereka memiliki ibu berbeda, ketiga kakak Beatrice adalah anak anak marchioness Winfrey, sedangkan Beatrice adalah anak marquess Winfrey dengan seorang selir.

Tapi semua orang di kastil Winfrey tau kalau ibu Beatrice adalah wanita yang sebenarnya di cintai oleh marquess tapi karena dia wanita biasa dia tidak bisa menikahi wanita yang di cintai nya itu.

Marquess Liam Winfrey akhirnya menikahi anak bungsu seorang duke dan meninggalkan sang kekasih, tapi tanpa di duga lima tahun bersama tidak membuat cinta Marquess jadi pudar pada sang kekasih.

Saat mereka secara tidak sengaja bertemu kembali cinta mereka kembali bersemi, cinta mereka yang bergelora membuahkan benih di rahim wanita itu.

Karena itulah Marquess mengangkat nya menjadi selir. Awalnya marchioness sangat marah tapi dia mencoba menerima kondisi tersebut.

Hingga akhirnya selir nya melahirkan anak perempuan yang memiliki kemiripan yang sangat jelas dengan Marquess Liam Winfrey.

Mata dan rambut yang benar benar mirip dengan Marquess. kemiripan itu membuat kemarahan Marchioness kembali meledak karena dari ketiga anak nya tidak ada satupun yang semirip itu dengan suaminya.

Anak pertama Marquess adalah anak laki laki berusia 12 tahun bernama Bian Winfrey, berambut perak dan bermata biru, dia setampan ayah tapi warna matanya seperti warna mata sang ibu.

Anak kedua adalah Melissa Winfrey berusia 10 tahun adalah fotocopy sang ibu kecantikan yang menonjol dengan rambut pirang dan mata biru jernih.

Dan anak bungsu dari marchioness adalah Juan Winfrey berusia 7 tahun berambut pirang dengan mata abu abu pucat.

Beatrice akhirnya ingat di mana dia sekarang, ini adalah dunia novel yang dia baca bersama sahabatnya saat SMA dulu, novel berjudul cinta akan menemukan jalan nya.

Novel tentang cinta klise antara pangeran dengan putri seorang baron yang terhalang oleh status kebangsawanan.

di novel itu Beatrice adalah tunangan sang pangeran, dan sangat terobsesi menikahi sang pangeran. obsesinya sudah melebihi batas normal hingga dia berani menyakiti kekasih sang pangeran secara fisik.

Jadi intinya di novel tersebut Beatrice adalah batu loncatan untuk mempersatukan sang pangeran dan putri baron.

Dan di akhir cerita Beatrice akan di hukum kurungan di menara bangsawan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Menara bangsawan adalah menara yang khusus menghukum bangsawan yang melakukan kejahatan.

"Karena sudah terlanjur masuk ke dunia ini aku tidak mau hanya di kurung saja di menara bangsawan, aku akan di kurung saat berusia 20 tahun dan saat ini usia ku hampir lima tahun aku masih punya banyak waktu untuk merubah takdir ku, tapi masalahnya aku tidak ingat detail novel itu karena sudah terlalu lama" ucap Beatrice sambil mengusap kepalanya yang berdenyut sakit saat di paksa untuk berfikir keras.

"Nona muda kenapa tidak memakan puding nya? apa tidak enak?" tanya bibi pengasuh pada Beatrice yang hanya duduk termenung di rumah kaca penuh bunga.

"Oh iya" jawab Beatrice sambil menyendok puding berwarna coklat dengan vla berwarna putih terlihat cantik dan menggiurkan.

Tapi saat mencapai lidah nya Beatrice sedikit meringis, untuk dia yang terbiasa memakan dessert di tempat kerja nya selama empat tahun dulu dia merasa puding ini biasa saja, malah dia merasa ada yang kurang dalam resep nya.

"Nona apakah nona tidak suka, padahal dulu nona sangat menyukai puding coklat vla susu" ucap bibi pengasuh.

Beatrice menggeleng kan kepala nya,

"Seperti nya lidah ku masih pahit, rasanya ada yang kurang," ucap Beatrice lirih.

"Itu normal nona, nona koma sampai satu minggu tentu saja sampai sekarang nafsu makan nona masih belum normal" ucap bibi pengasuh.

Dari pelayan pribadi nya Mia, Beatrice mendengar penyebab dia koma sampai seminggu lama nya, penyebab nya adalah jatuh dari lantai dua kastil mewah mereka.

Dalam hati Reina berfikir pasti saat itu Beatrice yang asli langsung meninggal saat kejadian dengan banyak nya darah dari kepalanya.

Dan di saat bersamaan Reina masuk ke tubuh kecil itu menggantikan sang pemilik sebenarnya yang sudah ke surga.

Reina ingat kejadian itu di novel, itu adalah ulah Ramy pelayan pribadi marchioness yang membuat tubuh kecil nya jatuh.

Dan hingga novel nya tamat kejadian Beatrice jatuh dari tangga tidak pernah di selidiki oleh tuan marquess.

Hampir semua orang di kastil tau betapa kejam nya marchioness pada Beatrice apa lagi semenjak ibu Beatrice meninggal secara mendadak dua tahun yang lalu saat Marquess Liam Winfrey di perintah kan oleh yang mulia raja perang melawan pasukan kerajaan barat .

kabar kematian wanita yang dia cintai itu membuat Marquess menjadi orang gila di medan perang.

Dia membantai lawan nya dengan kejam untuk melampiaskan rasa frustasi di dalam hati nya.

Dia teringat dengan putri nya yang saat ini menjadi anak piatu tanpa seorang ibu hanya bersama baroness Nelly Richter yang menjadi bibi pengasuh sang putri sejak dia di lahir kan.

"Aku akan kembali ke kamar bibi, rasa nya kepala ku sakit lagi, aku juga sedikit pusing" ucap Beatrice pada baroness Richter.

"Ayo biar nona bibi gendong saja" ucap baroness Richter sambil mengangkat tubuh mungil Beatrice.

***

Sesampainya di kamar Beatrice di baringkan di atas ranjang besar dengan kelambu merah muda miliknya.

bibi pengasuh juga menyelimuti tubuh nya dengan selimut bulu yang sangat lembut.

Saat semua orang keluar Beatrice mengeluarkan sebuah buku yang dia sembunyikan di bawah bantal. Buku itu seperti diary berisi detail novel yang dia ingat. Apapun yang dia ingat tentang isi novel segera dia tuliskan di diary nya sebagai mengingat dan petunjuk untuk menghindari hukuman kurungan lima belas tahun yang akan datang.

Dan satu nama yang harus paling dia hindari adalah

Pangeran ketiga Richard Hoffman, tunangannya di dunia novel dan kekasih nya Emilia Duval.

***

Bab 03

Beatrice berjalan bersama Mia menyusuri lorong panjang dari kamar nya di lantai tiga menuju kantor sang ayah.

Beatrice berencana untuk mendekati ayahnya, sejak pulang dari medan perang hubungan Beatrice dengan sang ayah menjadi kaku, itu karena Beatrice yang seakan menjaga jarak dengan sang ayah, Padahal tuan marquess udah berulang kali mencoba untuk mendekati sang putri.

Itu semua karena dulu Beatrice yang polos percaya dengan kata marchioness bahwa ayah nya membenci diri nya karena jadi penyebab kematian ibunya dulu.

Beatrice memutuskan untuk kembali dekat dengan sang ayah, satu satu nya orang tua kandung yang dia punya.

Saat akan sampai di depan kantor sang ayah seorang pelayan menghentikan langkahnya.

"Anda mau kemana nona, bukan anda tau lorong ini terlarang untuk anda" pelayan itu menatap Beatrice dengan pandangan menghina yang terlihat jelas.

Beatrice meringis melihat pelayan itu, ingatan dia melayang saat tangan besar pelayan itu dengan sengaja mendorong nya di balkon lantai dua, dada Beatrice bergetar ada amarah yang ingin meledak keluar.

"kalau kau tidak ingin aku memberi tahukan pada ayahanda kejadian di balkon waktu itu jangan pernah menghalangi langkah ku. jangan pikir marchioness akan membela mu jika ayahanda tau kau dengan sengaja mendorong ku dari balkon" ucap Beatrice mencoba untuk mengeluarkan aura mengintimidasi.

Wajah pelayan itu memucat, ketakutan terlihat jelas di matanya.

Mia yang berdiri di belakang Beatrice sedikit heran melihat ekspresi pucat dan ketakutan dari pelayan pribadi marchioness tersebut.

Mia tidak sempat mendengar apa yang Beatrice ucapkan karena jaraknya yang sedikit jauh dan suara Beatrice yang sengaja di rendah kan.

"Aku akan melaporkan pada nyonya besar marchioness jika anda bermain di lorong terlarang" ucap pelayan itu.

"Silahkan saja, saya juga ingin melaporkan semua kelakuan mu selama ini pada ayahanda" ucap Beatrice tidak mau kalah.

pelayan itu berlalu dari hadapan Beatrice dengan langkah sengaja di hentakan.

Beatrice tersenyum karena merasa senang bisa mengalahkan pelayanan yang selama ini menindasnya.

"Rami masih sombong saja mentang mentang dia pelayan kesukaan nyonya besar" ucap Mia saat melihat tingkah Rami yang menurutnya Mia tidak sopan sebagai pelayan.

"Ayo Mia," ajak Beatrice sambil melanjutkan langkahnya.

"Sesampai di depan pintu besar yang di tunjuk kan oleh Mia Beatrice melihat seorang ksatria berdiri menjaga pintu.

Beatrice yang tau betapa cantiknya wajah baru nya karena itu dia berniat menggunakan itu untuk membuat semua orang memihaknya setidaknya ada saksi jika ada seseorang yang mencoba membunuh lagi.

"Paman... apa ayahanda ada di dalam apa boleh aku masuk? aku ingin bertemu ayahanda" Ucap Beatrice dengan wajah malaikat nya.

"Tuan besar sedang rapat nona, ada beberapa perwakilan keluarga yang datang untuk membahas masalah wilayah" terang knight tersebut.

""Oh apa boleh Bea tunggu di sini? Bea bisa duduk di lantai" ucap Beatrice dengan mata berkaca kaca.

"Tapi nona..." jawab knight itu tidak selesai karena mendadak pintu besar itu terbuka lebar.

Sosok besar Liam Winfrey muncul dari dalam ruang kerjanya.

"tuan besar," ucap knight tersebut sambil membungkukkan tubuh nya.

Mata abu abu pucat nya menatap sang putri bungsu dengan pandangan penuh cinta. wajah cantik yang seperti wajah wanita yang paling dia cintai tapi dengan warna mata dan rambut yang sangat mirip dengan mata dan rambutnya sendiri. Rambut putih selembut awan dan mata abu abu besar berpijar seindah berlian.

Siri khas yang dimiliki oleh sebagian besar anggota keluarga Winfrey.

"Beatrice... Apa kamu datang mencari ayah?" tanya Liam sambil berlutut untuk menyesuaikan tinggi tubuhnya dengan sang putri yang berusia empat tahun itu.

"Tidak apa apa ayahanda aku bisa datang lagi besok, sepertinya ayahanda sibuk" Ucap Beatrice saat melihat enam orang pria duduk di meja besar di ruang kerja sang ayah.

"Dulu kamu selalu memanggil ayah ayah sebelum ayah pergi berperang kenapa sekarang sejak ayah pulang kamu memanggil ayahanda?" tanya Liam Winfrey pada sang putri.

"Kata nyonya besar aku bukan anak kecil lagi, jadi tidak boleh memanggil ayah, tapi harus memanggil ayahanda, orang orang tidak akan menghormati ayahanda jika ada yang mendengar aku memanggil ayah bukan ayahanda." terang Beatrice dengan cara bicara seperti anak manja.

"Omong kosong, siapa bilang nggak boleh, Kedua princess ayah tidak harus memanggil ayahanda, cukup ayah saja?" ucap Liam Winfrey dengan nada tegas.

Beatrice tau siapa dua princess yang di sebut oleh sang ayah, siapa lagi kalau bukan dia dan kakak tiri nya Melissa.

Liam Winfrey menggendong Beatrice dan berjalan masuk ke dalam kantor nya kembali.

"Silahkan lanjutkan laporan nya," ucap Liam sambil duduk dan memangku Beatrice dengan santai.

Enam pria yang duduk di sekeliling meja saling tatap. mereka menatap Beatrice sebelum melanjutkan laporan nya.

"Tuan, ini tentang tinggi nya tingkat kriminal di perbatasan barat wilayah di dekat daerah baron olivier serta banyak imigran gelap dari kerajaan tetangga yang masuk melalui daerah baron olivier, Karena kerajaan tetangga sedang konflik internal perebutan kekuasaan sejak yang mulia raja mereka jauh sakit" terang seorang pria.

"Baiklah saya akan berkunjung secara langsung ke sana dalam waktu dekat" jawab Liam Winfrey dengan tegas.

"Selanjutnya," ucap Liam.

"ini tentang bendungan timur, kita tidak bisa meneruskan perbaikannya, entah siapa yang pertama menyebarkan rumor jika perbaikan bendungan itu bisa merugikan para petani, rumornya berkata kalau bendungan di perbaiki air tidak akan di alirkan berbulan bulan ke lapang petani membuat petani menolak perbaikan" terang seorang Pria lainnya.

"Apa Kalian udah menjelaskan kalau bendungan sudah terlalu tua dan punya banyak retakan? akan sangat berbahaya jika musim hujan nanti curah hujan terlalu tinggi? bendungan bisa jebol dan akan menyebabkan banjir bandang?" tanya Liam Winfrey.

"Saya sudah menjelaskan yang mulia, tapi penduduk tidak peduli dan tetap melarang perbaikan bendungan tersebut." ucap pria itu.

"Ayah, Kenapa ayah tidak membangun saluran air sementara saat dilakukan perbaikan bendungan tersebut, jadi ladang petani tetap ada air nya dan pembangunan bendungan tetap berjalan" ucap Beatrice yang membuat semua orang di sana menjadi terdiam saling pandang.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!