Dunia Kecil Akademi.
"Ini nyata kan?" Afsheena menatap layar handphone Kevin dengan penuh rasa tidak percaya. Matanya membelalak terkejut, mulutnya terbuka lebar, tangannya memegang dahinya gemetar.
Kevin meneguk ludahnya kasar, Chen Mo mengusap matanya tak percaya. Di layar handphone Kevin saat ini. Muncul sebuah push up berita.
Berita ini baru saja di publish beberapa waktu lalu. Judulnya sederhana 'Ditemukan sebuah reruntuhan desa misterius tak jauh dari Kalalau Valley'
Kemudian membaca isinya sejenak, bahwa penemuan ini ditemukan oleh beberapa orang. Mereka mempublish satu demi satu foto foto peninggalan desa tersebut.
Itu hanya sebuah berita biasa, namun yang menjadi pusat perhatian Kevin, Afsheena dan Chen Mo adalah benda yang tertangkap kamera pada foto tersebut.
Dalam sebuah foto berdiri sebuah patung, patung itu terbuat dari batu. Jelas sangat sederhana, mengenakan pakaian tradisional pada tahun itu, dan memegang pedang di tangannya.
Meskipun patungnya tidak begitu jelas, Afsheena dan yang lainnya masih bisa mengenali patung milik siapa itu. Sosoknya yang tegap, dan matanya lurus ke depan. Itu adalah patung milik Arshaka!
Namun, berita itu mengatakan dengan sangat jelas bahwa reruntuhan ini dinilai sudah ada sejak 1800 tahun yang lalu.
Ada sebuah kharakter kuno yang tertulis di bawah patung itu, para Arkeolog dan Sejarawan mengatakan bahwa apa yang tertulis disana adalah kata 'Dewa'.
"Pada waktu itu beberapa orang secara fanatik memuja seseorang dan menjadikannya dewa. Sosok ini mungkin adalah suatu pahlawan dari desa ini, sehingga mereka memberikan pemujaan mereka dengan cara membuat patung dan menyebutnya dewa" Kurang lebih itulah penjelasan Arkeolog dan Sejarawan Amerika.
Namun, bagi Afsheena ini kejutan yang sama luar biasanya dengan pada saat ia menemukan reruntuhan 220 tahun yang lalu. Untuk sesaat, dalam benak murid murid ini, Arshaka menjadi jauh lebih misterius.
Sebelumnya hadir saksi atas kehadiran Arshaka 220 tahun yang lalu. 10 orang sebelumnya, yang kini masih dipertanyakan mengenai 'Bagaimana mereka bisa hidup selama 220 tahun'.
Tetapi saat ini bukti keberadaan nyata Arshaka 220 tahun lalu benar benar hadir di depan mata mereka.
"Ha, ini sulit di percaya!" Kevin memijit pangkal hidungnya yang berdenyut. Kepalanya sedikit pusing karena terlalu banyak fakta belakangan ini yang diketahuinya.
Saat ini, kembali pada Arshaka.
Ia yang sebelumnya berniat akan berisitirahat, tergganggu oleh notifikasi sistem.
|Ding! Tuan Rumah!
BAHAYA! @$&@ BAHAYA! @&$& BAHAYA! @#$|
|Tuan Rumah! Ada retakan ruang waktu sejarah! Ada monster yang berkeliaran dalam sejarah masa lalu Bumi!
Tuan Rumah segera mempersiapkan diri untuk pergi ke ruang dan waktu masa lalu! Bunuh monster, dan jangan biarkan mereka merusak sejarah!
Kali ini Portal Abyss yang terbuka memiliki level Hijau|
Arshaka sontak berdiri, matanya membulat sempurna, "Sialan! Level Hijau?"
Melihat portal waktu yang muncul di depannya, Arshaka juga tanpa pikir panjang segera memasuki portal.
Sekali lagi Arshaka tiba di atas langit biru. Terjun bebas karena gravitasi bumi. Menggerakkan kemampuan kehendaknya, ia mengendalikan gravitasi di sekitar tubuhnya.
Begitu mendarat, Arshaka disuguhkan oleh pemandangan yang mengerikan. Hutan itu terbakar hangus. Arshaka mengendalikan awan dilangit untuk berkumpul. Dalam beberapa saat rintik rintik hujan membasahi tanah.
Api yang berkobar di seluruh hutan berhasil di padamkan. Arshaka menggerakkan tangannnya, menciptakan bentuk pedang sebesar jarak langit dan bumi.
Kemudian, dengan kemampuan kehendaknya ia membiarkan pedang itu menyapu seluruh hutan. Melalui energinya, Arshaka bisa merasakan banyak monster bersembunyi di hutan ini. Namun, ia belum menemukan keberadaan manusia.
Arshaka sangat bersyukur jika tidak ada korban manusia. Ketika ia membunuh satu persatu monster, dering notifikasi sistem tak pernah terhenti.
Bersamaan dengan gerakan pedang Arshaka, pohon pohon menjulang tinggi berjatuhan ke tanah.
Hutan yang awalnya lebat ini menjadi gundul seketika. Mayat mayat monster berserakan di tanah. Mengangkat tangannya sekali lagi, ia memadatkan energinya menjadi ribuan pedang. Monster monster tersisa yang masih hidup, satu persatu tertusuk oleh pedang yang Arshaka ciptakan.
Setelah membersihkan begitu banyak monster monster kecil yang berkeliaran. Arshaka melihat mayatnya yang menggunung dan memperkirakan jumlah monster yang muncul mencapai hampir 100.000.
Matanya berpusat pada Portal Abyss Hijau yang terletak di tengah tengah hutan. Pada saat ini, ia mendengar suara yang kekanak kanakan dari belakangnya.
"Kakak, kamu hebat! Kamu bisa melayang di langit!" Seorang laki laki kecil bersorak gembira. Melihat Arshaka yang melayang di atas tanah.
Arshaka tertegun, matanya terkejut melihat anak laki laki itu. 'Bagaimana bisa ada anak laki laki disini?' Gumam Arshaka.
Menapakkan kakinya di tanah, Arshaka berjongkok menatap anak laki laki itu dengan lembut. "Teman Kecil siapa namamu?"
"Corin de Dubois, Kakak siapa namamu?" Anak laku laki itu setinggi pinggang Arshaka. Mungkin berumur sekitar 10 sampai 12 tahun.
"Shaka, kamu bisa memanggilku Shaka. Jadi, Corin bagaimana kamu bisa sampai disini?" Arshaka tersenyum, matanya yang hangat membuat Corin merasa akrab dan nyaman.
"Aku ingin mencari kayu bakar di hutan" Untuk sejenak Corin menatap hutan yang hampir tidak ada lagi di belakangnya dengan mata terpaku.
Arshaka terbatuk, "Uhuk, lalu dimana kamu tinggal?" Mata Arshaka untuk sejenak tertuju pada Portal Abyss level Hijau di hutan. Ia bisa merasakan energi yang meluap darinya.
'Sepertinya kejadian Portal Abyss level kuning pada tahun 1800 akan terjadi lagi. Akan sangat buruk jika anak kecil ini terkena dampaknya' Sorot mata Arshaka menajam.
Sebelum ia mendengar jawaban Corin, ia lebih dulu menyalurkan kekuatannya dan membentuk penghalang di sekitar Corin.
"Corin, kamu tunggu sebentar" Arshaka bergegas mendekati portal. Sesuai dugaannya, puluhan ribu monster mengalir ke luar dari dalam portal.
"Cih" Arshaka mengernyit kesal, Ia menggerakkan tangannya ke atas langit. Mengumpulkan seluruh awan di atasnya. Membiarkan rintik rintik hujan memgalir sekali lagi.
Menjentikkan jarinya ringan, Arshaka memadukan kekuatan waktunya. Ketika waktu terhenti, ia mengendalikan ratusan ribu air yang melayang di langit dan menembakkannya seperti laser pada satu demi satu Monster yang keluar dari Portal Abyss.
Energinya hampir habis karena pemadatan bentuk pedang sebelumnya. Jadi hanya ini cara lain yang hemat energi tetapi juga cara tercepat untuk membunuh monster monster itu.
Melihat ke sekelilingnya, Arshaka sedikit beruntung karena monster yang keluar dari Portal hijau itu tidak melebihi level 5. Atau ia harus mengeluarkan energi yang besar untuk melenyapkannya.
Ketika ia melihat tidak ada monster yang tersisa, Arshaka akhirnya menghela nafas lega. Jika ini terus berlanjut, Arshaka ragu ia dapat bertahan.
Portal Abyss Level Hijau yang ditemuinya kali ini hampir setara dengan Portal Abyss Level Orange.
"Sudah kuduga, aku masih terlalu lemah!" Arshaka mengepalkan tangannya kesal. Menengadah, menatap langit biru yang tertutup awan hitam. Arshaka menggerakkan pikirannya ringan dan segera membubarkan awan yang menumpuk.
Detik berikutnya, mentari sekali lagi menunjukkan sinarnya. Arshaka melihat bajunya yang basah, berjalan dengan langkah tegas mendekati portal. Kemudian, dengan tangan kosong Arshaka memaksa penutupan Portal Abyss itu secara permanen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Poetra S
nanggung tor
2024-05-25
2
Fendi Kurnia Anggara
lanjut
2024-05-25
1