Seperti perasaan mereka berasal dari tempat yang sama, jadi Ye Ling tak lagi mempermasalahkannya. Matanya menatap 10 orang di depannya dan melanjutkan penjelasannya.
"Apakah kalian paham?" Ye Ling bertanya, matanya beralih satu persatu pada murid murid baru di bawahnya.
Salah satu diantaranya adalah Kapten Zhang Liang yang baru saja bertemu Chen Mo.
...
China, konferensi besar.
Saat ini duduk di depan Chen Mo bukan hanya Presiden China saat ini tetapi juga para menteri, serta para jenderal.
Cukup beberapa saat bagi Chen Mo menjelaskan semua yang terjadi. Itu mencakup monster dan portal abyss.
"Bagaimana kamu menjelaskan kekuatan supermu" Salah satu jenderal berkata.
"Saya disini saat ini mewakili Akademi Pahlawan. Membuka komunikasi kerja sama bersama" Chen Mo berkata tenang.
Nyatanya setelah ia menemui presiden baru ia menyadari bahwa tidak ada yang lebih mengerikan daripada ilusi Kepala Sekolah!
"Akademi Pahlawan?" Presiden China bertanya ragu.
"Ya, sesuai namanya Akademi akan merekrut semua orang berbakat dari segala penjuru dunia. Membangkitkan kekuatan serta mengajarkan cara menggunakan dan meningkatkannya." Chen Mo mengalihkan perhatiannya pada sekolompok orang tersebut.
Masing masing dari mereka memiliki keraguan dalam diri mereka. Tetapi, semua bukti membungkam mereka. Presiden dan para menteri serta para jenderal memandang Chen Mo dengan lekat.
Saat ini mereka semua dihadapkan dengan bencana bumi dan kemisteriusannya. Mau tidak mau mereka merasa sangat penasaran dengan 'Akademi Pahlawan' tersebut.
"Maaf, tapi aku tidak bisa memberitahumu lebih. Tapi kepala sekolah tidak melarangmu untuk mencari tahu" Chen Mo beranjak berdiri. Mengarahkan tangannya ke dinding, dan bersiap membuka portal.
"Aku hanya bisa mengatakan ini saja. Maafkan ketidaksopananku selama perbincangan. Aku harus segera kembali" Chen Mo memberi hormat militer sebelum akhirnya melangkah masuk ke dalam portal.
Presiden China mengalihkan perhatiannya, menatap langit biru tanpa batas di langit dan perkotaan yang besar di bawahnya. Kemudian ia menyatakan keputusannya.
"Badan Keamanan Khusus diubah menjadi Badan Khusus Bencana, dengan tingkat kedudukan dan kekuasaan langsung dibawah Presiden, setara dengan Menteri Keamanan dan Militer" Mendengar pernyataan Presiden, tidak ada satupun yang keberatan.
"Siap, Laksanakan" Mereka memberi hormat dan siap melaksanakan perintah kapan saja. Karena kondisi dan situasi saat ini, dimana mereka mengetahui bahwa ada sosok monster yang siap menyerang bumi kapan saja. Mereka harus siap siaga setiap waktu
"Kita harus menjalin hubungan baik dengan Akademi Pahlawan serta para Hero!" Terakhir, Presiden menyatakan keputusannya. Sebelum kemudian membubarkan konferensi
...
Ruang.
Chen Mo kembali ke ruang, ketika ia menyadari bahwa kastil akademi sangat ramai. Dari sudut matanya ia melihat Kapten Zhang Liang sedang di beri pengajaran oleh Ye Ling.
"Baiklah, kalian memiliki waktu 1 hari untuk meminta cuti pada pekerjaan kalian dan mengurus keluarga kalian sebelum pergi melakukan pelatihan" Pungkas Ye Ling.
Kapten Zhang Liang melihat portal yang familier hadir sekali lagi di depannya. Namun, sebelum ia melangkah masuk, ia mendengar seseorang memanggilnya.
"Kapten Zhang" Zhang Liang menoleh mendapati Chen Mo tengah berjalan berjalan mendekat dengan ekspresi terkejut di wajahnya.
"Jadi ini maksudmu kita akan bertemu kembali?" Untuk sesaat Zhang Liang akhirnya memahami apa yang dikatakan Chen Mo sebelum naik ke atas helikopter.
"Bagaimana perasaanmu?" Chen Mo bertanya.
"Aku hampir berfikir bahwa aku sudah gila" Zhang Liang terkekeh. Matanya menatap Chen Mo sejenak, kemudian tersenyum dengan penuh tekad.
"Kita sekali lagi akan menjadi rekan seperjuangan!" Celetuk Zhang Liang. Chen Mo mengangguk, dari matanya ia bisa melihat tekad Zhang Liang.
"Kamu sudah berubah banyak" Melangkah ke dalam portal, Zhang Liang meninggalkan beberapa patah kata pada Chen Mo.
Chen Mo sedikit tertegun, kemudian ia tersenyum dan menjawab, "Kamu juga akan banyak berubah"
Berbalik badan, ia berjalan menghampiri Kevin, Afsheena dan yang lainnya.
"Apa yang kalian lakukan?" Melihat keempat temannya itu nampak fokus dengan handphone Afsheena, mau tidak mau Chen Mo merasa penasaran.
"Chen Mo, kamu datang, lihatlah ini" Afsheena memberikan handphone nya pada Chen Mo.
Memegang handphone Afsheena, Chen Mo melihat rekaman video menunjukkan sebuah goa yang nampak gelap.
Relief reliefnya memenuhi dinding, nampak aneh dan penuh kesan misterius. Awalnya, ia tidak terlalu memperhatikannya. Tetapi, matanya membulat sempurna ketika ia melihat tulisan yang terukir di dinding lainnya.
"Apakah aku membacanya dengan benar?" Chen Mo memundurkan videonya, melihatnya berulang kali, menggosok matanya tak percaya.
Ia menunjukkan layar handphone nya pada Afsheena dan bertanya, "Aku tidak salah baca kan?"
"Benar, itu 220 tahun yang lalu" Afsheena tersenyum misterius. Kemudian berjalan mendekat berbisik di telinga Chen Mo.
"Apa kamu tahu, 10 orang itu juga mengenal Kepala Sekolah" Afsheena melirik 10 orang yang datang bersamanya dari reruntuhan kuno.
"Mereka?" Chen Mo bertanya ragu, matanya beralih pada 10 orang yang sibuk berbicara tak jauh dari tempatnya.
"Aku akan menceritakannya padamu" Afsheena menarik Chen Mo mendekat. Kevin, Alfred dan Brandon ikut mengerumuni Afsheena di tengah.
Ketika Afsheena menceritakan semua yang terjadi di reruntuhan dengan bantuan dan bukti saksi Kevin, Alfred dan Brandon. Chen Mo tercengang, ia menatap tak percaya pada 10 orang yang tak jauh dari sana, kemudian pada layar handphone Afsheena yang masih menyala.
Ekspresinya sama seperti Kevin dan yang lainnya. Ia tidak percaya bahwa Kepala Sekolah yang masih terlihat sangat muda itu ternyata telah hidup sejak 220 tahun yang lalu.
"Jadi maksudmu, 10 orang ini ada disana untuk menyegel seekor monster?" Ucap Chen Mo tak percaya.
"Sebentar aku memiliki fotonya" Afsheena mengambil handphone nya kemudian menunjukkan foto kerangka yang terikat oleh rantai pada Chen Mo.
"Aku sempat mengambil fotonya sebelum kembali ke Akademi" Chen Mo membuka mulutnya, bahkan dari layar sekalipun ia bisa merasakan tekanan yang kuat berasal dari monster itu.
Untuk sesaat Chen Mo memikirkan akan seberapa kuat monster itu jika masih hidup. Bukan hanya Chen Mo yang berfikir demikian, bahkan Kevin, Alfred dan Brandon memikirkan hal yang sama.
Afsheena menatap keempat temannya itu ragu, kemudian ia mengambil keputusan, "Aku akan jujur pada kalian, aku adalah adik dari Kepala Sekolah"
Kevin meliriknya ringan, bahkan Alfred dan Brandon tidak memperdulikannya. Chen Mo sendiri menatap Afsheena dengan kasihan.
"Sialan, apa kalian tidak percaya?" Afsheena mengutuk kesal. Mengambil handphone nya, ia segera memperlihatkan beberapa foto dengan Arshaka.
Chen Mo menatap tak percaya pada foto tersebut, bahkan Kevin dan yang lainnya juga perlahan memusatkan perhatiannya.
"Ini tidak seperti editan" Chen Mo berfikir dengan ragu dan tak percaya.
"Tentu saja tidak" Afsheena sekali lagi menunjukkan kontaknya dengan Arshaka. Ekspresi Chen Mo dan yang lainnya menjadi begitu luar biasa.
"Ini bukan berarti aku ingin memamerkan hubunganku. Lagipula kakak memintaku untuk menyembunyikannya, karena takut kalian akan memandangku dengan sebelah mata"
"Tentu saja aku bisa masuk ke Akademi Pahlawan karena bakatku, kakak berkata bahwa masing masing mereka yang diterima di Akademi Pahlawan, adalah jenis berbakat dari miliaran orang di Bumi"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Hinata
.
2024-06-24
0
Ikmal
👍
2024-06-18
0