Setelah makan siang bersama, Vira dan Yusuf pun segera pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan rutin. Vira tidak perlu mengantri karena sebelumnya dia sudah menghubungi dokternya. Vira dan Yusuf melakukan pemeriksaan dan seperti biasa hasilnya bagus dan tidak ada masalah.
“Semuanya baik-baik saja, Bu Vira dan Pak Yusuf sehat tidak ada masalah. Mudah-mudahan Bu Vira segera hamil, banyak berdo'a saja dan yang paling penting, Bu Vira jangan terlalu capek dan banyak pikiran dibawa santai saja,” seru Dokter.
“Baik dokter, Terima kasih. Kalau begitu, kita pamit,” seru Yusuf.
“Sama-sama, Pak.”
Habis melakukan pemeriksaan, mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah. “Mas, tidak kembali ke kantor?” tanya Vira.
“Tidak, pekerjaanku sudah selesai jadi hari ini aku akan menemani istriku di rumah,” sahut Yusuf dengan senyumannya.
Sesampainya di rumah, Vira dan Yusuf masuk dengan bergandengan tangan. Mereka tidak sadar kalau ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka. Rahma memperhatikan keduanya dengan tatapan sinisnya.
“Dari mana kalian?” tanya Mama Rahma.
Vira dan Yusuf secara bersamaan menoleh, ternyata Rahma sudah duduk di sofa dengan santainya. “Mama.”
Vira menghampiri mertuanya dan mencium punggung tangan mertuanya itu dengan sopan begitu pun dengan Yusuf. “Mama sudah lama di sini?” tanya Yusuf.
“Sudah satu jam yang lalu,” ketus Mama Rahma.
“Kalau begitu Vira ganti baju dulu Ma, Vira akan masak buat makan malam,” seru Vira dengan beranjak menuju kamarnya dan meninggalkan suami serta mertuanya itu.
“Kalian dari mana?” tanya Mama Rahma.
“Biasa Ma, habis cek-up ke rumah sakit,” sahut Yusuf santai.
“Sudah berapa lama kalian cek-up terus ke rumah sakit tapi nyatanya sampai saat ini istrimu belum hamil juga,” ketus Mama Rahma.
“Sabar Ma, namanya juga ikhtiar.”
“Sampai kapan harus sabar? Mama itu malu setiap kumpul arisan selalu ditanyakan masalah cucu oleh ibu-ibu yang lain, sudah 7 tahun kalian menikah tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda Vira hamil, apa sebenarnya Vira mandul?” hardik Mama Rahma.
“Astagfirullah Ma, jaga ucapan Mama! Yusuf tidak mau sampai Vira mendengarnya, Vira sehat dan tidak mandul hanya saja Allah belum memberikan keturunan kepada kita.”
Vira yang sudah selesai berganti baju hendak turun ke bawah tapi Vira mendengar pembicaraan mertua dan suaminya membuat Vira menghentikan langkahnya. Vira diam membeku, wajahnya pun berubah pucat. Vira tahu apa yang sedang dibicarakan oleh mertua dan suaminya.
“Memangnya kamu tidak mau mempunyai anak? Lihatlah teman-teman kamu, semuanya sudah mempunyai anak bahkan mereka sudah ada yang mempunyai dua sampai tiga anak!”
“Yusuf juga ingin mempunyai anak Ma, tapi kalau Allah belum memberikannya terus Yusuf bisa apa? Sudahlah Ma, Yusuf capek kalau harus berdebat terus sama Mama masalah anak,” kesal Yusuf.
Vira yang mendengar perdebatan itu hanya bisa memegang dadanya yang terasa sesak itu, bahkan tanpa terasa air matanya menetes. Mertuanya memang selalu meminta cucu kepada mereka namun pada akhirnya mertua dan suaminya selalu berakhir dengan pertengkaran. Vira segera menghapus air matanya dan menyunggingkan senyuman berpura-pura tidak mendengar apa yang dibicarakan mertua dan suaminya itu.
“Sebentar ya Ma, Vira masak dulu,” seru Vira.
Yusuf langsung bangkit dari duduknya dan pergi ke kamarnya karena merasa kesal kepada Mamanya yang selalu memintanya cucu. Sedangkan Rahma menghampiri Vira yang sedang masak dibantu oleh Ida. Rahma berdiri di samping Vira sembari melipat kedua tangannya di dada.
“Mama, apa Mama butuh sesuatu?” tanya Vira dengan ramahnya.
“Kapan kamu akan memberi Mama seorang cucu?” tanya Mama Rahma dengan sinisnya.
Vira langsung terdiam, air matanya sudah ingin keluar tapi Vira berusaha menahannya. “Maafkan Vira, Ma. Insya Allah Vira akan segera hamil, sekarang Vira sedang berusaha mengikuti program hamil dari dokter,” sahut Vira berpura-pura tegar.
“Mau sampai kapan? Sudah 7 tahun kalian menikah, kalau kamu tidak bisa memberi Yusuf keturunan lebih baik kamu lepaskan Yusuf!”
“Apa?”
“Mama malu, teman-teman Mama selalu mengejek Mama karena Mama belum punya cucu, apa kamu senang melihat Mama diejek terus oleh teman-teman Mama!” hardik Mama Rahma.
Vira meneteskan air mata. “Maafkan Vira, Ma,” lirih Vira dengan menundukkan kepalanya.
“Kalau kamu tidak bisa melepaskan Yusuf tidak apa-apa, bagaimana kalau kamu mengizinkan Yusuf untuk menikah lagi jadi kamu tidak perlu bercerai dengan Yusuf.”
Hati Vira bagaikan dihujam ribuan pisau rasanya begitu sangat menyakitkan. Air mata Vira tidak henti-hentinya mengalir. Hingga tiba-tiba terdengar suara langkah kaki, Rahma menarik lengan Vira dengan kasarnya.
“Jangan coba-coba kamu mengadu kepada Yusuf,” bisik Mama Rahma.
Vira mengangguk pelan, Rahma pun segera kembali ke ruang tamu dan Vira dengan cepat menghapus air matanya. Beberapa saat kemudian, Vira sudah selesai menyiapkan makan malam. Vira berusaha tetap tersenyum di hadapan suaminya walaupun pada kenyataannya hatinya begitu sangat sakit akan ucapan mertuanya.
“Yusuf, Mama akan menginap beberapa hari di sini, tidak apa-apa kan?” seru Mama Rahma.
“Ya tidaklah Ma, bahkan kalau Mama mau pindah ke sini juga tidak apa-apa, iya kan, sayang?” seru Yusuf meminta persetujuan istrinya.
Vira tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Selama ini Rahma memang tinggal sendiri di rumah karena Papa Yusuf sudah meninggal waktu Yusuf masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Yusuf merasa aneh dengan gerak-gerik istrinya, selama makan malam Vira terlihat diam dan itu sedikit aneh untuk Yusuf karena biasanya Vira begitu sangat ceria tidak seperti malam ini.
Setelah selesai makan malam, Yusuf mengajak Vira untuk masuk ke dalam kamarnya. “Sayang, kamu kenapa? Kok, aku lihat dari tadi kamu diam saja tidak seperti biasanya,” tanya Yusuf.
“Aku tidak apa-apa Mas, hanya saja sedikit tidak enak badan,” dusta Vira.
“Apa kamu sudah minum obat?” tanyanya kembali.
“Aku hanya butuh istirahat saja Mas, besok juga pasti sembuh.”
“Ya sudah, sekarang kita istirahat.”
Vira dan Yusuf mulai merebahkan tubuhnya. Yusuf memeluk tubuh istrinya itu dengan sangat erat dan itu membuat Vira nyaman. Vira teringat akan ucapan mertuanya, jangankan mengizinkan suaminya menikah lagi, baru membayangkannya saja Vira sudah merasakan sakit yang sangat luar biasa.
“Mas, aku tidak sanggup jika harus membiarkan kamu menikah lagi. Semoga kamu selalu setia dan tidak akan pernah mengkhianatiku,” batin Vira.
Napas Yusuf sudah terdengar teratur dan itu tandanya Yusuf sudah terlelap. Vira pun mulai memejamkan matanya, dalam hatinya dia berdo'a semoga besok mertuanya berubah pikiran dan tidak meminta dirinya untuk mengizinkan Yusuf menikah lagi. Vira benar-benar tidak akan sanggup jika harus melakukan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
susah sekali punya mertua seperti itu..
2024-08-14
0
𖤍ᴹᴿˢ᭄°Riyantiʰⁱᵃᵗ 🦋ιиɑ͜͡✦ᴳ᯳ᷢ
ya ampun kasihan vira, punya mertua kaya gitu. sabar ya vir..
2024-07-07
2
❤️⃟WᵃfAlena ⍣⃝కꫝ🎸
ucapan mama nya itu yang bikin Vira stress dan susah buat hamil 😏
2024-07-06
1