Beberapa hari kemudian.
Setelah banyak kejadian yang menghampiri caca beberapa hari yang lalu, dia sengaja memerintahkan seluruh mafioso terutama rahel, velina dan renata untuk berhenti melakukan aktivitas apapun untuk menghilangkan segala jejak dari apa yang mereka lakukan.
Hal tersebut sudah sering di terapkan oleh caca setelah menangani beberapa masalah dengan alasan agar dia juga mafiosonya bisa bersantai sejenak.
" Selamat sore kak ".
Milia baru saja pulang sekolah, dia menghampiri caca dan renata yang sedang duduk santai di taman samping mansion.
" Kamu baru pulang ? Ini sudah jam 5 sore milia, kamu kemana dulu ? ". Tanya renata sudah akrab dengan milia, padahal 6 hari mereka bersama dan sudah seakrab ini.
" Maaf kak, tadi aku mendadak ikut kegiatan sekolah, aku ingin minta izin tapi aku kelupaan ".
Milia sedikit gugup, tangannya bergetar takut di marahi caca.
" Masuklah, bersihkan dirimu lalu balik kesini lagi ".
" Dan kamu tetap disini ". Sambung caca di tujukan pada erika pengawal pribadi milia.
Glek.
" Mati aku ". Batin erika takut kena amuk sang queen karena tidak melaporkan kegiatan milia hari ini.
" Kak, tolong jangan marahin kak erika, kakak bisa marahin aku aja, kak erika nggak salah ".
Ternyata milia peka jika dia pergi pasti erika akan di marahi, dia tidak ingin hal itu terjadi karena dia yang salah meminta erika tidak memberitahukan soal kegiatan sekolah yang dia ikuti secara mendadak.
" Tenang saja, nona caca tidak akan marah sama erika, tapi ada hal penting yang harus nona caca sampaikan sama dia yang tidak boleh di ketahui gadis kecil sepertimu, hmm ".
Renata mengelus lembut kepala milia, dia coba meyakinkan milia kalau erika tidak akan di marahi sama caca.
Melihat sikap renata yang sangat lemah lembut pada milia, erika selalu di buat terkejut melihat fenomena langkah yang selalu dia lihat setelah hadirnya milia di mansion queennya.
" Milia, kau sangat beruntung bisa melihat sikap lemah lembut mereka, entah itu queen, nona renata nona rahel bahkan nona velina yang terkesan dingin dan kejam bisa berubah dalam beberapa hari setelah kau hadir di antara mereka, kau benar-benar anak ajaib milia ".
" Baik kak, maafkan aku ".
Renata menganggukkan kepalanya dengan senyuman hangat, milia akhirnya masuk ke dalam mansion sesuai perkataan caca, sedangkan erika mulai gugup ketakutan.
" Duduk lah, queen tidak akan memarahimu tapi ada yang ingin queen sampaikan padamu ". Ucap renata dengan tatapan yang berubah dingin.
Setelah erika duduk di samping renata, caca memposisikan duduknya menghadap ke arah erika dengan tatapan yang sulit di artikan.
" Mulai besok pengawalan milia akan di perketat lagi, ada kemungkinan besar jika 2 orang incaranku mulai menyelidiki kematian tuan candra dan saya tidak ingin milia terseret masalah ini ". Ujar caca dengan tegas.
Ya, renata mendeteksi adanya pergerakan musuh yang mulai mencari tau kematian pria yang caca bunuh di rumah sakit beberapa hari yang lalu, tidak menutup kemungkinan jika mereka akan terus bertindak mencari tahu tentang masalah itu lebih jauh.
" Baik queen, saya berjanji akan menjaga nona milia, serahkan saja keamanan nona pada saya dan mafioso yang lainnya ". Ucap erika dengan lantang berjanji akan menjaga milia.
" Hmm, mulai hari ini kau akan tinggal disini, saya ingin kamu menjaga milia 1×24 jam penuh ".
" Baik queen ".
Erika pun undur diri dari hadapan caca dan renata, setelah erika pergi caca berdiri dari duduknya di susul oleh renata.
" Ikut denganku ". Ajak caca sembari melangkah kan kakinya menjauh dari area taman.
Mereka berdua pergi meninggalkan mansion, entah kemana caca akan membawa renata pergi.
******
Hari semakin gelap, caca dan renata sedang berada di salah satu club malam yang cukup terkenal di kota B, mereka berdua telah duduk berbaur dengan para pengunjung yang sedang asik menikmati dentuman musik yang begitu kuat di dalam club tersebut.
Ternyata mereka berdua sengaja datang kesini bukan untuk bersantai tapi ada seseorang yang sedang mereka awasi yang ternyata adalah salah satu dari kedua orang incaran caca yang tersisa.
" Dasar pria gila, sudah tua bangka masih saja gila perempuan ". Ujar renata jij*k yang hanya bisa di dengar oleh caca.
Sedari tadi target memang sudah terlihat, sekarang target terlihat sedang asik melakukan hal mesum pada 2 wanita yang sedang duduk di pangkuan target.
Caca menyunggingkan seringai tipis setelah mendengarkan ucapan renata, begini lah jadinya jika orang yang biasanya hanya bekerja di depan komputer di suruh turun langsung mengawasi musuh, caca merasa lucu melihat sikap renata tapi renata tidak menyadarinya.
" Awasi dia disini, aku ingin keluar sebentar ". Ucap caca dengan wajah datarnya mulai berdiri.
" Baik queen ".
Akhirnya caca keluar dari club tersebut, dia sengaja menyuruh renata mengawasi dari dalam karena dia ingin membobol mobil target untuk mencari beberapa hal yang mungkin bisa berguna baginya.
Sekarang caca berada di area parkiran, banyak kendaraan berupa mobil dan motor di area tersebut namun caca sudah tau mana mobil yang di bawa oleh target sehingga dia tidak kesulitan mencarinya.
Namun tiba-tiba terjadi hal tak terduga saat caca hendak membuka mobil target.
Klik.
" Apa yang ingin kau lakukan dengan mobil tuan ku nona ? ".
Gerakan caca harus berhenti, sebuah pistol baru saja di todongkan di kepalanya.
" Eh maksud tuan apa ? Ini mobil saya loh ".
Sungguh sangat tidak terduga, caca malah bersikap tengil beracting dengan wajah polosnya seakan-akan dia hendak memasuki mobilnya.
Salah satu dari kedua pria yang menghampiri caca maju ke depan mobil untuk memastikan plat mobil itu, caca menyeringai tipis.
Bugh.
DEG.
Gerakan yang begitu lihai yang di lakukan oleh caca bisa langsung mengubah keadaan yang awalnya dia di todongkan pistol sekarang berbalik dia yang menodongkan pistol ke kepala pria yang menodongnya.
" Cih ! Siapa kau sebenarnya dan apa mau mu ! ".
Pria yang berada di depan mobil langsung mengarahkan pistol ke arah caca setelah melihat rekannya dalam bahaya.
" Haha, maaf tuan aku hanya bercanda ". Jawab caca dengan tengil.
Caca melempar jauh pistol di tangannya, dia langsung menendang pria yang bersamanya dan caca pun lari bersembunyi di antara banyak nya mobil di area parkiran itu.
" Cepat cari gadis itu, jangan sampai dia kabur ".
Kedua pria itu bergegas mencari caca, namun di tempat persembunyian caca saat ini, caca terdiam saat menyadari ada seseorang yang sedang berdiri di belakangnya.
" Ternyata kau sangat menyebalkan jika sedang membuat onar, dasar gadis nakal ".
DEG.
Spontan caca berbalik ke arah belakang dan dia mendapati aslan yang sedang berdiri dengan tatapan dingin di belakangnya.
Tiba-tiba suara kedua pria itu terdengar meringis kesakitan, ternyata caca memang sengaja lari bersembunyi karena itu memang bagian dari rencananya dan sekarang kedua pria tadi berhasil di tangkap dan di bawah oleh mafiosonya ke markas utama.
Jantungnya berdetak kencang, posisi caca dan aslan terlalu dekat, tapi caca segera menetralkan pikirannya, namun ketika dia ingin pergi tiba-tiba aslan menahan tangannya.
" Apa yang anda lakukan tuan aslan ? ". Ujar caca dengan tatapan yang sulit di artikan.
Tapi hal yang lebih tak terduga oleh caca tiba-tiba di lakukan aslan, aslan tiba-tiba memeluknya membuat caca terdiam membisu.
" Diam lah, mereka berada di belakang ku ". Bisik aslan terlalu dekat di telinga caca, detak jantungnya semakin berdetak cepat dan jelas aslan bisa menyadari hal itu sehingga aslan menyunggingkan senyuman tipis di bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments