Malam hari tiba Saffana yang baru saja pulang ke rumahnya. Namun saat turun dari Taxi Saffana melihat ada beberapa mobil yang parkir di depan rumahnya.
"Apa ada tamu hari ini!" batinnya yang memperhatikan mobil-mobil tersebut.
"Banyak sekali mobilnya. Apa ayah kedatangan kolega bisnisnya?" ucap Saffana yang menduga-duga.
"Aku lihat saja dulu!" gumamnya.
Saffana tidak banyak berpikir dan langsung masuk kedalam rumahnya. Memang benar di rumahnya sangat banyak orang yang berbicara di ruang tamu. Termasuk ada Rachel adik ayahnya dan juga ada yang lain yang di kenalnya keluarga besar dari ayahnya.
Namun ada 2 pria yang masih muda yang 1 pria itu sangat tidak asing baginya dan yang satu lagi tidak di kenalnya. Selain itu juga ada beberapa yang tidak di kenalnya termasuk seorang perempuan cantik yang memakai jilbab, namun lagi-lagi Saffana merasa tidak asing dengan tamu-tamu di rumahnya itu.
"Saffana kamu sudah pulang," sahut Shofia yang melihat putrinya sudah kembali. Semua mata tertuju pada Saffana. Termasuk sosok Pria tampan dengan wajah teduh, namun terkesan dingin dan cuek. Namun matanya langsung teralihkan ke hal lain yang tidak melihat Saffana terlalu lama.
"Hay Saffana!" sahut wanita manis dengan yang satu-satunya tidak memakai jilbab di antara wanita-wanita yang menjadi tamu kedua orang tuanya.
"Hay Aliyah!" sahut Saffana yang tersenyum tipis.
"Kamu dari mana Saffana?" tanya wanita tua berkacamata.
"Hmmmm, Saffana...."
"Keluyuran lah dari mana lagi," sahut Rachel dengan ketus yang menjawab.
"Pergi dari pagi dan baru pulang malam-malam seperti ini. Kamu ngapain aja di luar keluyuran dan happy-happy bareng teman-teman kamu yang menghabiskan uang orang tua kamu, itu yang kamu lakukan hah!" sinis Rachel yang selalu membuat Saffana malu.
"Rachel, kamu jangan memulai. Saffana keluar dari rumah punya kegiatan dan tidak harus memberitahu kegiatannya kepada kamu," sahut David yang langsung membela putrinya.
"Bela aja terus makanya ngelunjak," kesal Rachel.
"Sudah-sudah kalian ini ribut terus," sahut Eyang.
"Saffana kamu sebaiknya mandi ya dan langsung turun kita makan malam bersama. Keluarga Tante Rachel, Eyang dan juga yang lainnya akan malam," sahut Shofia.
"Iya Saffana, Aksa baru pulang dari Luar Negri Minggu lalu dan berkunjung ke rumah kita," sahut David.
Mata Saffana langsung melihat sosok pria yang sedang meneguk secangkir teh tersebut.
"Iya Bunda Saffana naik dulu," sahut Saffana langsung pergi begitu saja sebelum mendapatkan kata-kata pedas lagi.
"Kalian itu selalu aja membela anak itu. Lihatlah usianya yang sudah menginjak 23 tahun belum bisa melakukan apa-apa selain menghabiskan uang kalian berdua. Menikah juga tidak, bagaimana mau menikah, memang ada pria mau melamar anak seperti itu," sahut Rachel kesal.
"Mah, menikah tidak harus menentukan umur. Itu tergantung jodohnya. Saffana masih 23 hanya beda 1 tahun dari Aliya," sahut Aliyah.
"Kamu juga jangan ikut-ikutan. Ini masalah orang tua," tegas Shofia.
"Ya tapi Saffana itu belum orang tua," sahut Aliyah yang tidak mau kalah dari orang tuanya.
"Kamu yah," kesal Shofia.
"Sudah-sudah kenapa jadi kalian berdua yang ribut tidak malu apa di depan tamu," sahut Eyang yang membuat Rachel akhirnya terdiam.
"Saffana, jadi dia Saffana," batin wanita berjilbab itu.
**********
Saffana sekarang berada di dalam kamarnya yang meletakkan tasnya di atas tempat tidur.
"Jadi benar laki-laki itu kak Aksa dan dia sudah pulang. Apa jangan-jangan wanita yang ada di sana adalah kak Sakilah!" batin Saffana yang menduga-duga.
"Ya mungkin memang iya. Sebaiknya aku cepat-cepat mandi. Agar bunda tidak menunggu terlalu lama," gumam Saffana yang langsung menuju kamar mandi.
************.
Semua tamu yang ada di rumah Saffana sudah berkumpul di meja makan. Gadis cantik yang sudah mandi dan bersih-bersih itu menuruni anak tangga menuju meja makan. Pakaian Saffana malam ini cukup minim yang memakai piyama di atas lututnya dengan lengan pendek yang memang sekalian dirinya ingin tidur setelah makan malam.
Jadi Saffana tidak mau repot yang harus ganti baju lagi. Piyama berbahan satin dengan ikat pinggang di bagian sampingnya yang membuat penampilan Saffana pasti berbeda dari yang lain.
"Ayo Saffana kamu duduk di sini!" ajak Shofia ketika melihat Saffana. Saffana mengangguk yang hampiri orang-orang yang lainnya.
"Astaga!" celetuk Sofia saat Saffana ingin menarik kursi yang membuat Saffana tidak jadi duduk.
"Kamu sebenarnya ingin makan malam atau ingin menunjukkan aurat kamu dengan penampilan kamu seperti ini," sindir Rachel yang langsung mengomentari cara berpakaiannya.
"Apa yang salah dengan penampilan saya?" tanya Saffana.
"Ya kamu pakai nanya lagi, lihat penampilan kamu. Seharusnya itu berpenampilan dengan sopan dan apalagi di sini ada pria. Kamu itu sama saja membuat mata anak saya rusak. Kamu sengaja Ini menimbulkan zina di sini hah!" tegas Rachel dengan ketus.
"Rachel cukup!" sentak David.
"Mas, terus saja membela dia. Lihat penampilannya yang sangat minim yang berani keluar dari kamarnya dan menunjukkan tubuhnya kepada laki-laki di tempat ini. Apa maksudnya coba mempertontonkan auratnya dengan orang yang bukan muhrimnya. Seharusnya wanita sepertinya menutup auratnya dengan baik dan tidak memamerkannya dengan sengaja," Rachel ceramah panjang lebar yang membuat Saffana hanya diam dengan dirinya yang dipermalukan habis-habisan.
"Tapi Aliyah juga tidak memakai jilbab mah," sahut Aliyah anaknya sendiri yang membantah kata-kata sang mama.
"Walau kamu tidak memakai jilbab tapi paling tidak pakaian kamu sopan dan usia kamu juga belum sama sepertinya. Jadi kalian berbeda," tegas Shofia yang pasti melakukan pembelaan.
"Ya ampun mah, Aliyah juga sudah dewasa dan hanya beda satu tahun dengan Saffana," sahut Aliyah.
"Kamu diam saja dan jangan ikut-ikutan!" tegas Rachel.
"Saffana kekamar saja," sahut Saffana yang tampaknya lelah mendengar ocehan dari adik ayahnya itu dan lebih baik pergi.
"Saffana kamu jangan pergi!" cegah Bunda.
"Saffana mau istirahat bunda," sahut Saffana yang hendak pergi.
"Saffana kamu duduk!" sahut Eyang memerintah dengan tegas membuat Saffana tidak jadi pergi.
"Ayo duduk! Kita makan sama-sama kami tamu di rumah kamu,.jadi kamu harus ada di sini! Bukan malah meninggalkan tamu," tegas Eyang. Saffana mau tidak mau harus duduk walaupun hatinya sudah tidak nyaman lagi.
"Kamu juga Rachel, bisa tidak jangan membuat situasi menjadi berantakan. Kamu membesar-besarkan masalah. Kamu tidak malu di depan calon besan kamu hah! Kamu itu keluarga. Jika keponakan kamu salah kamu cukup menegurnya tanpa ada orang lain yang harus tahu semuanya," tegas Eyang dengan bijak.
"Tapi mah....."
"Mama bilang sudah cukup. Kita bertamu ke rumah ini dan kamu apa tidak bisa menghargai yang punya rumah. Kamu selalu saja seperti ini dan membuat masalah," tegas Eyang.
"Apa yang di katakan mama benar, kamu diamlah Rachel dan jangan membuat ke gaduhan," sahut Adam suaminya.
Rachel langsung terdiam yang hanya menahan rasa kesal karena Saffana di bela.
"Sekarang kita sebaiknya menikmati makanan yang sudah disiapkan ini. Saffana kamu juga makan," sahut Eyang. Saffana mengangguk, walau perasaannya sudah tidak enak akibat Rachel.
Aksa bertepatan duduk di depannya melihat ke arah Saffana sebentar dan kembali mengalihkan pandangannya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
ayudya
Rachel sama shofia itu satu orang apa beda Thor, aku agak sdikit binggung baca nya.
2024-05-17
0