Episode 4 Teguran membawa luka.

Rumah Eyang sari yang sudah terlihat ramai dengan kerabat yang sudah mulai berdatangan baik dari yang ada di sekitar Yogyakarta dan juga ada dari luar kota. Keluarga dari calon istri Aksa juga sudah hadir untuk melaksanakan proses adat.

Sore ini mereka memang akan melakukan ziarah ke makam leluhur mereka sesuai dengan tradisi keluarga mereka, jika akan ada yang menikah maka harus mengikuti beberapa tradisi sebelum acara pernikahan.

Sementara untuk proses khitbah memang besok akan dilaksanakan di kediaman Eyang sari. Seharusnya proses khitbah biasanya dilakukan di kediaman wanita. Tetapi ini menurut tradisi keluarga mereka. Jadi dilakukan di kediaman mempelai laki-laki dan berada di rumah yang dituakan di keluarga mereka yaitu Eyang Sari.

Mereka semua sudah siap-siap untuk pergi ke pemakaman. Mereka semua keluar dari rumah yang saling mengobrol satu sama lain dengan kelompok-kelompok.

Aliyah memang anaknya super aktif dan sejak tadi tertawa-tawa bersama beberapa sepupunya. Sementara Saffana hanya diam saja yang memang sedikit introvert dan tidak mau juga berbaur karena takut salah.

"Pakaian kamu seperti itu!" suasana yang tadi heboh tiba-tiba menjadi hening saat mendengar suara Rachel yang ketus.

"Kenapa dengan pakaian saya?" tanya Saffana.Ya dirinya langsung kenak julid oleh Rachel.

"Saffana kamu itu masih punya mata yang diberikan untuk melihat. Kamu coba lihat di sekitar kamu semua wanita yang ada di sini, memakai pakaian yang tertutup dan menutup kepalanya dengan jilbab. Hanya kamu saja yang mempertontonkan tubuh kamu dengan memperlihatkan aurat kamu dan rambut kamu itu," ketus Rachel dengan mulutnya yang begitu julid dan lagi-lagi memojokkan Saffana.

Yang lain hanya terdiam. Memang diantara semua wanita Saffana yang tidak memakai jilbab. Saffana yang menggunakan dress di bawah lututnya dengan di padukan dengan blazer rajut. Sebenarnya sopan dan sah-sah saja. Hanya saja jika Rachel tidak menegur Saffana di depan orang ramai maka namanya bukan Rachel yang sengaja ingin mempermalukan Saffana.

"Rachel sudahlah, kita mau ziarah kamu jangan memulai," tegur Shofia yang pasti membela putrinya.

"Aku tidak memulai, tetapi justru anak mbak ini yang sudah membuat mataku sakit dan mata semua orang di sini juga pasti sakit melihatnya. Apa dia tidak punya rasa malu dengan memperlihatkan dirinya yang seperti ini. Kita ini mau ziarah ke makam kubur dan bukan untuk ke Mall. Jadi harusnya dia tahu sopan santun!" tegas Rachel.

Tidak ada yang berani berbicara ataupun yang membela Saffana.

"Saffana aku membawakan pakaian yang lebih. Apa kamu ingin meminjamnya, agar pakaian kamu pantas saat berziarah ke makam leluhur," sahut Kalisah yang ikut-ikutan memojokkan dirinya. Alih-alih membantu padahal ada maksud.

"Aku tidak memerlukannya. Jika pakaianku bermasalah untuk kalian semua. Maka aku tidak ikut," sahut Saffana.

"Saffana kamu harus tetap ikut," sahut Shofia.

"Tidak Bunda, Saffana di sini saja. Saffana tidak ingin mengacaukan acara sakral di keluarga ini," ucap Saffana dengan tegas yang dari sorot matanya berusaha untuk tegar.

"Bagus kamu tidak ikut dan memang kamu tidak pantas untuk ikut," sahut Rachel memang itu keinginannya sejak awal.

"Hmmm, maaf Tante," sahut Arif tiba-tiba yang mengambil suara.

"Bukannya saya mau ikut campur. Tetapi penampilan tidak mencerminkan hati seseorang. Tante Tuhan yang bisa menilai seseorang dan kita tidak punya hak untuk menilai dan men-judge buruk. Jika Saffana nyaman berziarah dengan pakaian seperti ini. Apa yang salah yang penting hatinya tulus untuk pergi ke sana dan memberikan doa kepada leluhur dengan ikhlas," ucap Arif dengan bijak.

"Dari pada Saffana mengganti pakaiannya namun tidak nyaman. Pasti Saffana yang tidak akan mengingat lagi untuk berdoa dan hanya sia-sia saja," lanjut Arif bijak yang memberikan arahan yang membuat yang lain-lainnya mengangguk-angguk setuju dengan apa yang dikatakan Arif.

Rachel juga sampai terdiam yang tidak bisa menyangkal apa yang dikatakan teman putranya itu.

"Kamu dengar itu Rachel. Jangan kamu menjudge seseorang dengan mulut kamu. Sebaiknya gunakan mulut kamu untuk mengirim doa kepada leluhur kita daripada julid dengan penampilan orang lain," sahut Shofia.

"Kakak sudah berkali-kali mengingatkan kamu dan sepertinya kamu memang sengaja melakukan semua ini. Apa kamu tidak puas jika tidak mengganggu Saffana sekali saja," sahut David yang kesabarannya juga diuji oleh adiknya.

"Apa-apaan sih. Kenapa jadi aku yang terpojok sekarang," batin Rachel dengan kesal.

"Wau kak Arif bicaranya sangat bijak sekali. Sudah tampan dan berani mengeluarkan pendapat dengan kata-kata mama yang pedas, sangat keren," batin Aliyah tampak kagum dengan Arif. Sementara Aksa hanya melihat ke arah temannya yang tumben-tumbennya berbicara dan bahkan sampai membela Saffana.

"Apa dia menyukainya," batin Aksa yang tiba-tiba punya pikiran jika sahabatnya menyukai Saffana.

"Sudah sekarang ayo kita pergi, kalian semua datang ke rumah ini untuk ziarah. Jadi jangan ada lagi keributan dan semua harus ikut. Ini sudah hampir sore dan nanti kita bisa pulang ke malaman!" tegas Eyang. Yang lain mengangguk dan kembali melanjutkan perjalanan.

Saffana juga akhirnya ikut, walau hatinya sudah terlanjur sakit. Tetapi Untung saja ada Arif yang membantunya.

**********

Mereka yang sudah berada di pemakaman langsung berziarah dengan mengirim doa dengan khusyuk. Cukup lama mereka ziarah dan Saffana tiba-tiba berbisik pada Bundanya dan Bunda Shofia terlihat mengangguk-anggukkan kepala. Saffana tersenyum dengan mencium punggung tangan Shofia, kemudian langsung pergi meninggalkan pemakaman tersebut yang tidak tahu dia ingin ke mana.

Aksa sempat menoleh dan melihat Saffana berlari keluar dari area pemakaman.

"Mau kemana dia?" batin Aksa.

Aksa heran dan penasaran. Acara belum selesai dan Saffana sudah pergi begitu saja dan untung saja Rachel tidak melihatnya dan jika melihatnya pasti akan dibesar-besarkan oleh Rachel dan dirinya akan kembali dipermalukan.

*********

Saffana yang sekarang berada di panti asuhan kasih Bunda. Saffana tadi minta izin kepada Bundanya untuk berkunjung ke panti asuhan tempatnya dulu dirawat. Saffana takut tidak sempat untuk pergi ke sana makanya menyempatkan diri dan meninggalkan acara nyekar.

Sebelumnya dia dan Bundanya udah sama-sama berjanji akan mengunjungi tempat tersebut. Tetapi karena banyaknya proses yang harus dilaksanakan jadi takut tidak sempat. Jadi Saffana terlebih dahulu.

Saffana terlihat happy yang bermain-main dengan anak-anak panti asuhan yang juga dulu dirinya seperti itu. Hanya saja dia sangat beruntung diangkat oleh pasangan suami istri yang berhati mulia. Walau keluarga dari sang ayah yang terus saja menegurnya dan memberikan kata-kata pedas kepadanya.

Tetapi karena ketulusan kedua orang tuanya Saffana memaklumi semuanya dan yang penting kedua orang tuanya sayang kepadanya dan tidak pernah memojokkan dirinya dan selalu memberikan semangat kepadanya.

Tidak terasa sudah malam hari dan Saffana yang memang merindukan tempat tinggalnya tidak ingat untuk pulang dan malah asyik bermain di panti asuhan. Sementara di kediaman Eyang Semuanya sibuk untuk menyiapkan acara besok pagi yaitu acara lamaran untuk Aksa dan Sakilah.

"Shofia, di mana anak gadis kamu yang cantik itu Saffana? Kenapa aku sejak tadi sore tidak melihatnya?" tanya salah satu wanita yaitu sepupu dari suami Shofia yang bernama Rani.

Bersambung

Episodes
1 Episode 1 Sakit Hati
2 Episode 2 Pertemuan pertama.
3 Episode 3 mencemooh Saffana.
4 Episode 4 Yogyakarta.
5 Episode 4 Teguran membawa luka.
6 Episode 6 Sakit hati berujung petaka.
7 Episode 7 Jebakan Saffana.
8 Episode 8 Fitnah Saffana yang berhasil.
9 Episode 9 Sesuai keinginan Saffana.
10 Episode 10 Saffana dan Aksa di kamar mandi.
11 Episode 11. Terjebak pernikahan.
12 Episode 12 Terjebak pernikahan n
13 Episode 13 Sah.
14 Episode 14 Pernah menginginkan.
15 Episode 15 Aksa dan Saffana.
16 Episode 16 Masa lalu.
17 Episode 17 Saffana tidak tinggal diam.
18 Episode 18 Rachel tidak bisa berkutik.
19 Episode 19 Rasa yang sulit di pahami.
20 Episode 20 Percaya mengejutkan.
21 Episode 21 Saffana Malu di depan Aksa.
22 Episode 22 Merobek.
23 Episode 23 Suami yang manis.
24 Episode 24 Saffana salah tingkah.
25 Episode 25 Sama-sama pulang.
26 Episode 26 Pasti ribut
27 Episode 27 Apalagi ini
28 Episode 28 Pengakuan Saffana.
29 Episode 29 Keputusan Aksa.
30 Episode 30 Rumah Bunda.
31 Episode 31 Canggung
32 Episode 32 Aksa mengetahuinya
33 Episode 33 Pertemuan dengan Arif.
34 Episode 34 Aksa grogi parah.
35 Episode 35 Rumah baru
36 Episode 36 Sakilah di luar nalar.
37 Episode 37 Penegasan Aksa.
38 Episode 38 Manis
39 Episode 39 Suami istri.
40 Episode 40 Bicara dari hati ke hati
41 Episode 41 Mencoba
42 Episode 42 Akhir.
43 Episode 43 Sang istri.
44 Episode 44 Keadaan Saffana.
45 Episode 45 Gengsi.
46 Episode 46 Pernyataan tidak masuk akal.
47 Episode 47 Drop
48 Episode 48 keputusan yang berat.
49 Episode 49 Detik-detik pernikahan ke 2.
50 Episode 50 Sadar.
51 Episode 51 Penjelasan Bunda.
52 Episode 53 Suami istri kembali romantis.
53 Episode 54 Suami yang perhatian.
54 Episode 55 Karma Sakilah.
55 Episode 55 harus di pertanggung jawabkan.
56 Episode 56 Pengakuan Aksa.
57 Episode 57 Rachel masih gengsi.
58 Episode 58 Hadiah besarm
59 Episode 59 Apa sudah waktunya.
60 Episode 60 Bulan Madu yang sebenarnya.
61 Episode 61 Minta Izin.
62 Episode 62 Malam bersama yang romantis.
63 Episode 63 Pendekatan dengan mertua.
64 Episode 64 Perhatian kecil.
65 Episode 65 Kehidupan Normal.
66 Episode 66 Apa ini.
67 Episode 67 Perasaan bimbang
68 Episode 68 Cemburu itu berlebihan.
69 Episode 69 Aksa mendapat semburan.
70 Episode 70 Berbaikan.
71 Episode 71 Berusaha menjelaskan.
72 Episode 72 Itu akan menjadi beban.
73 Episode 73 Kabar Bahagia Atau Tidak.
74 Episode 75 Ada perasaan ragu.
75 Episode 75 Ribut terus menerus.
76 Episode 76 Tidak ada habisnya
77 Episode 77 Emosi.
78 Episode 78 Talak Yang Terucap.
79 Episode 79 Pergi
80 Episode 80 Penyesalan yang tidak berarti.
81 Episode 81 Tidak ingin bersama kembali.
82 Episode 82 Tidak ada kesempatan.
83 Episode 83 Keputusan
84 Episode 84 Akhir
85 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Sakit Hati
2
Episode 2 Pertemuan pertama.
3
Episode 3 mencemooh Saffana.
4
Episode 4 Yogyakarta.
5
Episode 4 Teguran membawa luka.
6
Episode 6 Sakit hati berujung petaka.
7
Episode 7 Jebakan Saffana.
8
Episode 8 Fitnah Saffana yang berhasil.
9
Episode 9 Sesuai keinginan Saffana.
10
Episode 10 Saffana dan Aksa di kamar mandi.
11
Episode 11. Terjebak pernikahan.
12
Episode 12 Terjebak pernikahan n
13
Episode 13 Sah.
14
Episode 14 Pernah menginginkan.
15
Episode 15 Aksa dan Saffana.
16
Episode 16 Masa lalu.
17
Episode 17 Saffana tidak tinggal diam.
18
Episode 18 Rachel tidak bisa berkutik.
19
Episode 19 Rasa yang sulit di pahami.
20
Episode 20 Percaya mengejutkan.
21
Episode 21 Saffana Malu di depan Aksa.
22
Episode 22 Merobek.
23
Episode 23 Suami yang manis.
24
Episode 24 Saffana salah tingkah.
25
Episode 25 Sama-sama pulang.
26
Episode 26 Pasti ribut
27
Episode 27 Apalagi ini
28
Episode 28 Pengakuan Saffana.
29
Episode 29 Keputusan Aksa.
30
Episode 30 Rumah Bunda.
31
Episode 31 Canggung
32
Episode 32 Aksa mengetahuinya
33
Episode 33 Pertemuan dengan Arif.
34
Episode 34 Aksa grogi parah.
35
Episode 35 Rumah baru
36
Episode 36 Sakilah di luar nalar.
37
Episode 37 Penegasan Aksa.
38
Episode 38 Manis
39
Episode 39 Suami istri.
40
Episode 40 Bicara dari hati ke hati
41
Episode 41 Mencoba
42
Episode 42 Akhir.
43
Episode 43 Sang istri.
44
Episode 44 Keadaan Saffana.
45
Episode 45 Gengsi.
46
Episode 46 Pernyataan tidak masuk akal.
47
Episode 47 Drop
48
Episode 48 keputusan yang berat.
49
Episode 49 Detik-detik pernikahan ke 2.
50
Episode 50 Sadar.
51
Episode 51 Penjelasan Bunda.
52
Episode 53 Suami istri kembali romantis.
53
Episode 54 Suami yang perhatian.
54
Episode 55 Karma Sakilah.
55
Episode 55 harus di pertanggung jawabkan.
56
Episode 56 Pengakuan Aksa.
57
Episode 57 Rachel masih gengsi.
58
Episode 58 Hadiah besarm
59
Episode 59 Apa sudah waktunya.
60
Episode 60 Bulan Madu yang sebenarnya.
61
Episode 61 Minta Izin.
62
Episode 62 Malam bersama yang romantis.
63
Episode 63 Pendekatan dengan mertua.
64
Episode 64 Perhatian kecil.
65
Episode 65 Kehidupan Normal.
66
Episode 66 Apa ini.
67
Episode 67 Perasaan bimbang
68
Episode 68 Cemburu itu berlebihan.
69
Episode 69 Aksa mendapat semburan.
70
Episode 70 Berbaikan.
71
Episode 71 Berusaha menjelaskan.
72
Episode 72 Itu akan menjadi beban.
73
Episode 73 Kabar Bahagia Atau Tidak.
74
Episode 75 Ada perasaan ragu.
75
Episode 75 Ribut terus menerus.
76
Episode 76 Tidak ada habisnya
77
Episode 77 Emosi.
78
Episode 78 Talak Yang Terucap.
79
Episode 79 Pergi
80
Episode 80 Penyesalan yang tidak berarti.
81
Episode 81 Tidak ingin bersama kembali.
82
Episode 82 Tidak ada kesempatan.
83
Episode 83 Keputusan
84
Episode 84 Akhir
85
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!