Episode 10 Saffana dan Aksa di kamar mandi.

"Anak ini pintar sekali berbicara. Dia sekarang sok menggurui ku di depan semua orang dan berani berbicara di belakangku," batin Rachel tidak bisa membalas kata-kata Saffana. Karena dirinya sudah menelan ludahnya sendiri.

"Aku sudah berbicara dengan kamu Rachel sejak awal. Kamu jangan terlalu memuja seseorang terlalu berlebihan. Lihat apa yang terjadi. Putramu menodai Saffana, putri dari kakak mu sendiri. Seharusnya sebagai seorang sepupu bisa menjaga Saffana dengan baik, menjaga kehormatannya dan bukan malah mengambil kesempatan dalam kesempitan," sahut Rina. Rachel semakin tidak bisa berkutik dengan tamparan kata-kata dari Rani.

Aksa yang sejak tadi juga diam dan tidak bisa melakukan pembelaan apa-apa. Namun dia terus melihat Saffana dengan tatapan yang tidak terbaca dan pasti menghindar tatapan dari Aksa.

"Tapi Aksa tidak mungkin melakukan hal itu tante. Aku sangat mengenalnya," sahut Sakilah masih mencoba membela Aksa.

"Kak Sakilah, aku memang adik kak Aksa. Tapi dari semua kronologi yang terjadi. Di sini yang salah kak Aksa dan aku tidak memihak pada orang yang salah. Jelas-jelas kamar itu adalah kamarku dan Saffana. Lagi pula selama aku tinggal bersama kak Aksa. Kak Aksa juga tidak pernah tidur di kamarku. Jadi hal ini adalah kesengajaan. Kak Aksa memang sengaja masuk kekamar Saffana dan tidak tahu kenapa harus kak Saffana!" sahut Aliyah yang ikut bicara.

"Kamu diam Aliyah dan jangan ikut-ikutan," tegur Rachel.

"Mah, bagaimana aku bisa diam. Aku seorang wanita dan benar apa yang dikatakan tante Rina, aku dan Saffana sama-sama saudara dari kak Aksa, bedanya aku adik kandung dan seharusnya kak Aksa melindungi adiknya dan bukan malah melakukan hal yang tidak terpuji seperti itu. Aku wanita, mama juga wanita, kak Sakilah juga wanita, seharusnya kalian tidak terus mempertanyakan hal yang sama kepada Saffana. Karena dia adalah korban. Kenapa kalian tidak memikirkan bagaimana perasaannya setelah mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Harga diri dan kehormatan yang dikorbankan. Kalian sangat tidak pantas menghakimi Saffana seperti ini," ucap Aliyah bijak berbicara yang memang berpihak pada Saffana.

"Kak Aksa juga sibuk mencari pembelaan dan bukan malah memohon ampun!" lanjut Aliyah yang benar-benar berpihak pada Saffana.

"Apa yang di katakan Aliyah benar. Kita semua sudah melihat dengan mata kepala kita sendiri dan bukan dari perkataan orang lain. Ini bukan kesalahan Saffana, tapi anak brengsek ini yang sudah kurang ajar," ucap Eyang dengan tegas.

"Saffana, maafkan ayah tidak bisa menjaga kamu," sahut David.

"Saffana yang minta ayah, karena sudah membuat kekacauan. Saffana melakukan semua ini untuk memberikan mereka pelajaran," batin Saffana yang sebenarnya merasa bersalah kepada ayahnya.

"Sakilah Eyang tahu kamu sangat marah dengan kejadian ini jadi kamu jangan memaksakan diri untuk hubungan kamu dengan Aksa. Orang tua kamu sudah memutuskan pernikahan kalian," sahut Eyang.

Sakilah terdiam dengan wajah sedihnya. Pernikahannya yang dijadikan korban atas kejadian yang terjadi. Karena orang tua Sakilah tidak akan membiarkan Putri mereka melanjutkan proses pernikahan dengan laki-laki yang sudah melakukan tindakan asusila.

Keputusan yang di buat orang tua dari Sakilah memang yang terbaik untuk putri mereka. Walau Sakilah pasti tidak akan setuju dengan hal itu.

**********

Saffana yang baru keluar dari kamar mandi dan tiba-tiba tangannya di tarik kembali masuk kedalam kamar mandi umum di rumah Eyang. Saffana yang kaget yang namun tiba-tiba tubuhnya didorong pelan ke dinding dan mulutnya ditutup. Ternyata Aksa yang melakukannya yang membuat Saffana terkejut dengan tindakan Aksa yang tidak pernah bersentuhan dengan wanita dan sekarang menyentuh dirinya.

"Katakan kepadaku. Apa aku melakukan sesuatu kepadamu?" tanya Aksa dengan suara seraknya yang menatap Saffana.

Namun Saffana yang langsung mendorong Aksa dan menjauh sedikit darinya.

"Apa yang kamu lakukan!" ucap Saffana masih schok.

"Saffana aku mungkin salah masuk kamar. Tapi aku tidak buta, saat aku kekamar itu tidak melihat ada siapa-siapa," tegas Aksa.

"Kamu hanya berbicara berdasarkan versi kamu," ucap Saffana.

"Jadi menurut kamu aku menyentuhmu?" tanya Aksa. Saffana diam dengan mengalihkan pandangan yang tidak melihat ke arah Aksa.

"Kamu bilang kamu yang merasakannya. Lalu apa memang aku menyentuhmu?" tanya Aksa lagi.

"Seseorang yang sudah melakukan kesalahan akan mencari pembelaan dan aku tidak perlu harus berbicara kepadamu," jawab Saffana yang langsung pergi dari hadapan Aksa.

"Kamu akan menyesal Saffana?" langkah Saffana berhenti di depan pintu kamar mandi.

"Kamu yang memulai semuanya. Jadi harus bertanggung jawab. Kamu masih punya waktu untuk berbicara dan mengatakan hal yang terjadi sebenarnya. Jangan sampai menyesal karena perbuatan kamu sendiri," ucap Aksa memberikan peringatan.

"Kamu tidak perlu mengancam ku. Kamu yang berada di atas ranjang ku dan jangan mengingatkan ku," sahut Saffana langsung keluar dari dalam kamar mandi.

Hahhhhhhh.

Aksa hanya menghela nafas dengan kembali mengusap wajahnya dengan kedua tangannya sampai kelapanya yang benar-benar begitu frustasi.

Saat Saffana keluar dari kamar mandi yang kebetulan berpapasan dengan Arif. Namun Saffana pergi begitu saja dan tidak menyapa Arif. Tetapi tidak lama kemudian dari kamar mandi yang sama keluar Aksa yang membuat Arif kaget dan Aksa jejak kaget dengan teman yang sudah ada di sana.

Arif tiba-tiba mendengus dengan mengeluarkan senyum.

"Aksa kamu dari kamar mandi yang sama dengan Saffana!"

"Apa kamu juga salah masuk kamar mandi!" sindir Arif.

"Kamu tidak perlu mencurigaiku seperti itu," sahut Aksa.

"Aku tidak mengerti Aksa, kamu membela diri kamu saat bertindak konyol di dalam kamar seorang wanita dan bersikeras tidak mengakui perbuatan kamu. Tetapi baru saja kamu dan Saffana berada di dalam kamar mandi yang sama. Aksa aku sangat mengenal dirimu seperti apa. Aku benar-benar kecewa dengan tindakan kamu," ucap Arif geleng-geleng kepala dan terkesan jijik melihat temannya itu.

"Kamu sangat keterlaluan Aksa!" ucap Arif yang langsung pergi.

"Aku tahu, kamu menyukai Saffana dan kamu marah kepadaku dan menganggap semuanya benar. Aku juga tidak bisa membuktikan semua ini karena hanya Saffana yang bisa mengungkapkan kebenarannya," batin Aksa sekarang dirinya hanya pasrah dengan semua orang yang menjauhinya dan menganggapnya begitu buruk.

**********

"Pah aku tidak percaya. Jika Aksa bisa melakukan hal ini," ucap Rachel yang berada dalam kamar duduk di pinggir ranjang dengan memijat kepalanya yang terasa berat dan sampai menangis.

"Ini teguran untuk keluarga kita. Jika kita tidak boleh mensanjung seseorang secara berlebihan walau itu anak kita sendiri. Kamu lihat anak yang kamu bangga-banggakan dan sanjung sanjung sudah mempermalukan keluarga kita, melakukan hal yang sangat menjanjikan dengan penuh dosa," ucap Adam

"Kamu kenapa sekarang malah menyalahkanku. Ini semua jelas-jelas gara-gara Saffana, dia pasti sudah menggoda Aksa," ucap Rachel.

"Cukup Rachel! Dalam situasi seperti ini kamu masih menyalahkan satu pihak. Kamu juga punya anak perempuan dan pikirkan nasib anak perempuan kamu. Bagaimana semua ini terjadi kepada anak perempuan kamu. Kamu benar-benar tidak bisa belajar dari apa yang terjadi," tegas Adam yang bertambah marah.

"Kamu lihat bagaimana mas David dan mbak Shofia yang penuh dengan kemarahan dan anak yang kamu sanjung-sanjung itu sampai detik ini belum meminta maaf kepada keluarga mereka!" tegas Adam. Rachel tidak berani berbicara lagi.

Sekarang semua orang memang mencibir dirinya. Ya karena memiliki anak yang sudah membuat aib. Rachel akhirnya tertampar dengan omongannya sendiri dan semua itu yang diinginkan Saffana.

Bersambung

Terpopuler

Comments

ayudya

ayudya

banyak typo dalam penyebutan nama Thor, semangat.

2024-05-17

1

eneng eneng

eneng eneng

up lagi dong kak, Seru ni kelanjutan ceritanya 😊

2024-05-08

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Sakit Hati
2 Episode 2 Pertemuan pertama.
3 Episode 3 mencemooh Saffana.
4 Episode 4 Yogyakarta.
5 Episode 4 Teguran membawa luka.
6 Episode 6 Sakit hati berujung petaka.
7 Episode 7 Jebakan Saffana.
8 Episode 8 Fitnah Saffana yang berhasil.
9 Episode 9 Sesuai keinginan Saffana.
10 Episode 10 Saffana dan Aksa di kamar mandi.
11 Episode 11. Terjebak pernikahan.
12 Episode 12 Terjebak pernikahan n
13 Episode 13 Sah.
14 Episode 14 Pernah menginginkan.
15 Episode 15 Aksa dan Saffana.
16 Episode 16 Masa lalu.
17 Episode 17 Saffana tidak tinggal diam.
18 Episode 18 Rachel tidak bisa berkutik.
19 Episode 19 Rasa yang sulit di pahami.
20 Episode 20 Percaya mengejutkan.
21 Episode 21 Saffana Malu di depan Aksa.
22 Episode 22 Merobek.
23 Episode 23 Suami yang manis.
24 Episode 24 Saffana salah tingkah.
25 Episode 25 Sama-sama pulang.
26 Episode 26 Pasti ribut
27 Episode 27 Apalagi ini
28 Episode 28 Pengakuan Saffana.
29 Episode 29 Keputusan Aksa.
30 Episode 30 Rumah Bunda.
31 Episode 31 Canggung
32 Episode 32 Aksa mengetahuinya
33 Episode 33 Pertemuan dengan Arif.
34 Episode 34 Aksa grogi parah.
35 Episode 35 Rumah baru
36 Episode 36 Sakilah di luar nalar.
37 Episode 37 Penegasan Aksa.
38 Episode 38 Manis
39 Episode 39 Suami istri.
40 Episode 40 Bicara dari hati ke hati
41 Episode 41 Mencoba
42 Episode 41 Akhir.
43 Episode 43 Sang istri.
44 Episode 44 Keadaan Saffana.
45 Episode 45 Gengsi.
46 Episode 46 Pernyataan tidak masuk akal.
47 Episode 47 Drop
48 Episode 48 keputusan yang berat.
49 Episode 49 Detik-detik pernikahan ke 2.
50 Episode 50 Sadar.
51 Episode 51 Penjelasan Bunda.
52 Episode 53 Suami istri kembali romantis.
53 Episode 54 Suami yang perhatian.
54 Episode 55 Karma Sakilah.
55 Episode 55 harus di pertanggung jawabkan.
56 Episode 56 Pengakuan Aksa.
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Episode 1 Sakit Hati
2
Episode 2 Pertemuan pertama.
3
Episode 3 mencemooh Saffana.
4
Episode 4 Yogyakarta.
5
Episode 4 Teguran membawa luka.
6
Episode 6 Sakit hati berujung petaka.
7
Episode 7 Jebakan Saffana.
8
Episode 8 Fitnah Saffana yang berhasil.
9
Episode 9 Sesuai keinginan Saffana.
10
Episode 10 Saffana dan Aksa di kamar mandi.
11
Episode 11. Terjebak pernikahan.
12
Episode 12 Terjebak pernikahan n
13
Episode 13 Sah.
14
Episode 14 Pernah menginginkan.
15
Episode 15 Aksa dan Saffana.
16
Episode 16 Masa lalu.
17
Episode 17 Saffana tidak tinggal diam.
18
Episode 18 Rachel tidak bisa berkutik.
19
Episode 19 Rasa yang sulit di pahami.
20
Episode 20 Percaya mengejutkan.
21
Episode 21 Saffana Malu di depan Aksa.
22
Episode 22 Merobek.
23
Episode 23 Suami yang manis.
24
Episode 24 Saffana salah tingkah.
25
Episode 25 Sama-sama pulang.
26
Episode 26 Pasti ribut
27
Episode 27 Apalagi ini
28
Episode 28 Pengakuan Saffana.
29
Episode 29 Keputusan Aksa.
30
Episode 30 Rumah Bunda.
31
Episode 31 Canggung
32
Episode 32 Aksa mengetahuinya
33
Episode 33 Pertemuan dengan Arif.
34
Episode 34 Aksa grogi parah.
35
Episode 35 Rumah baru
36
Episode 36 Sakilah di luar nalar.
37
Episode 37 Penegasan Aksa.
38
Episode 38 Manis
39
Episode 39 Suami istri.
40
Episode 40 Bicara dari hati ke hati
41
Episode 41 Mencoba
42
Episode 41 Akhir.
43
Episode 43 Sang istri.
44
Episode 44 Keadaan Saffana.
45
Episode 45 Gengsi.
46
Episode 46 Pernyataan tidak masuk akal.
47
Episode 47 Drop
48
Episode 48 keputusan yang berat.
49
Episode 49 Detik-detik pernikahan ke 2.
50
Episode 50 Sadar.
51
Episode 51 Penjelasan Bunda.
52
Episode 53 Suami istri kembali romantis.
53
Episode 54 Suami yang perhatian.
54
Episode 55 Karma Sakilah.
55
Episode 55 harus di pertanggung jawabkan.
56
Episode 56 Pengakuan Aksa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!