Episode 3 mencemooh Saffana.

"Saffana, kamu pasti bertanya-tanya kenapa malam ini rumah kita ramai, Eyang dan yang lainnya juga berkunjung," ucap Shofia.

"Iya Bunda," jawab Saffana.

"Sayang Bunda lupa mengatakan kepada kamu kita memang akan ada makanan bersama keluarga besar. Selain Aksa yang baru pulang dan kembali berkumpul bersama kita. Aksa juga sebentar lagi akan melangsungkan pernikahannya dalam waktu dekat ini bersama Sakilah calon istrinya," jelas Shofia dengan singkat.

Mata Saffana melihat sebentar ke arah Aksa dan lanjut melihat ke arah Sakilah dan Sakilah wajahnya tampak datar tidak tersenyum sedikitpun kepada Saffana. Wajah Sakilah memang terlihat judes.

"Saffana pasti mengingat Sakilah siapa? Sakilah, kamu dan Aksa waktu kecil sering bermain bersama. Kamu yang paling kecil di antara mereka berdua dan mereka sering jahil pada kamu. Selama ini Sakilah pindah ke Arab dan sekarang kembali ke Indonesia sudah ada satu tahun lebih. Hanya saja tidak pernah berkunjung ke rumah kita dan sekarang baru berkunjung ke rumah kita karena ingin menjadi bagian dari keluarga kita," jelas Shofia.

"Tidak seperti itu Tante, Sakilah belakangan sibuk mengurus yayasan milik papa. Jadi tidak ada waktu untuk berkunjung," sahut Sakilah.

"Iya tidak apa-apa Sakilah," jawab Shofia.

"Lagi pula untuk apa datang kalau hanya bertemu Saffana yang adanya' Sakilah akan terkena hal buruk. Karena Saffana hanya bisa membawa pengaruh negatif," cicit Rachel.

"Rachel!" tegur Adam suaminya.

"Aku mengatakan hal yang benar. Orang bisa berkembang dengan baik. Kamu lihat Putra saya tumbuh dengan baik dengan ilmu agama dan kepribadian yang baik yang yang tidak melenceng dan mengikuti budaya-budaya Barat. Kamu lihat juga calon istrinya yang tahu menjaga dirinya dan menjaga kehormatannya dan sementara kamu yang tidak tumbuh dan berkembang dengan baik. Kamu menjadi wanita liar yang suka keluyuran dan tidak mencerminkan adab yang baik dan juga merusak keluarga besar Arsarah!" tegas Rachel yang tidak memojokkan Saffana maka dirinya tidak akan puas mempermalukan dan membandingkan Saffana.

"Rachel!" tegur David.

"Aku hanya berbicara berdasarkan fakta," tegas Rachel.

Saffana hanya diam saja yang mungkin memang tidak sama seperti yang lainnya yang jauh dari kata wanita muslimah.

"Saya sangat bersyukur sekali mbak Adek dengan penampilan Sakilah seperti ini. Dia sangat cantik dengan pakaian yang menutup tubuhnya. Saya beruntung memiliki menantu seperti Sakilah. Untung saja anak saya tidak dipertemukan dengan wanita yang tidak pantas. Wanita yang tidak bisa menutup auratnya, menjaga kehormatannya, dan suka mempertontonkan tubuhnya!" sindir Rachel.

Saffana pasti tahu jika sindiran itu untuknya yang membuatnya mengepal tangannya dan rasa sakit hatinya yang sangat besar kepada adik ayahnya yang terus saja menghinanya baik secara pribadi maupun di depan orang banyak.

"Jangan terlalu memuji Sakilah seperti itu tante, Sakilah masih banyak belajar dan sangat berharap jika Aksa akan membimbing Sakilah dan semoga saja Saffana bisa mendapatkan hidayahnya," sahut Sakilah merendah diri, tetapi ujung-ujungnya ikut memojokkan Saffana.

"Memang tugas seorang suami untuk membimbing kamu. Itu juga karena anak saya tumbuh dengan pendidikan agama yang baik sehingga mendapatkan istri seperti kamu. Karena jodoh adalah cerminan diri," sahut Rachel.

"Jadi jika wanita yang tidak menentu dan berpenampilan yang suka mempertontonkan tubuhnya tidak akan mungkin bisa mendapatkan laki-laki yang baik untuknya, orang seperti itu pantas dengan laki-laki berandalan di luar sana!"sindir Rachel lagi.

"Saya sih amit-amit, jika mempunyai menantu yang seperti itu," lanjut Rachel dengan matanya yang matanya melihat Saffana dengan tatapan yang merendahkan.

"Saffana. Jika kamu ingin mendapatkan laki-laki seperti Aksa. Kamu harus memperbaiki diri kamu, bertutur kata yang baik, berpakaian yang sopan dan tidak mengikut budaya barat," ucap Rachel menasihati.

"Saya tidak perlu melakukan sesuatu yang dikatakan orang lain. Saya punya hak atas diri saya sendiri dan terserah saya bagaimana. Jika saya mengubah penampilan saya itu juga berdasarkan keinginan saya dan bukan berdasarkan keinginan orang lain atau melakukannya karena orang lain," jawab Saffana dengan tegas yang saling menatap dengan Rachel.

"Jawaban Saffana benar-benar tepat dan itu juga yang sering aku katakan kepada nama jika mama memaksaku untuk memakai jilbab," sahut Aliyah yang tampak suka dengan jawaban dari Saffana.

"Kamu kalau dikasih tahu keras kepala. Bagaimana kamu bisa mendapatkan suami seperti Aksa jika kelakuan kamu saja seperti ini, melawan dan membantah," Rachel yang pasti tidak suka dengan pemberontakan Saffana hampir membuatnya malu di depan besannya.

"Saya juga tidak perlu suami seperti anak tante," jawab Saffana dengan berani. Membuat kepala Aksa terangkat yang sejak tadi fokus makan dan melihat ke arah Saffana.

"Apa maksud kamu. Jadi maksud kamu laki-laki seperti anak saya bukanlah tipe kamu. Hey kamu sadar diri anak saya juga belum tentu mau sama kamu," sahut Rachel merasa tersinggung.

"Saya tidak mengatakan jika anak Tante mau sama saya apa tidak. Tetapi jika diberikan pilihan maka saya tidak akan mau dengan anak Tante," tegas Saffana lagi yang benar-benar membuat Aksa terus melihatnya.

"Kamu...."

"Sudah cukup!" bentak Eyang.

"Kapan makanya selesai, jika sejak tadi hanya ribut-ribut saja. Kamu juga Rachel sudah berkali-kali mama katakan jangan membuat obrolan yang membuat situasi ribut seperti ini. Kamu orang tua tapi tidak paham dan selalu membuat masalah," tegas Eyang.

"Aku hanya mengingatkan anak ini. Tapi mama dengar sendiri apa yang di katakannya," sahut Rachel mencari pembelaan.

"Kamu mengingatkannya sama saja menyinggung kakak dan kakak ipar kamu. Kamu pikir mereka tidak mendidik Saffana hah! kamu tidak perlu ikut campur bagaimana kehidupan mereka. Kamu itu selalu mencari masalah. Kamu harusnya menghargai orang di rumah ini," tegas Eyang. Rachel langsung terdiam yang menatap tajam Saffana.

"Benar apa kata mama, kamu jangan terus memancing keributan," sahut Adam suami dari Rachel.

"Kurang ajar anak ini, berani sekali dia mengatakan seperti itu kepadaku dan dia pikir Aksa juga bakalan mau dengannya walau tidak ada wanita lain di dunia ini," batin Rachel.

"Sudah jelas salah dan masih membela diri. Herannya keluarga besar Aksa terus saja membelanya. Padahal dia hanya anak angkat," batin Sakilah yang terlihat tidak suka dengan Saffana.

*********

Saffana memasuki kamarnya dan langsung menghempaskan tubuhnya terbaring di atas ranjang dengan kedua kakinya yang masih menyentuh lantai. Saffana menatap langit-langit kamarnya dengan menghela nafas

"Tante Rachel selalu saja menganggapku wanita yang sangat buruk, apa sebuah penampilan mencerminkan kepribadian seseorang. Apa dengan penampilanku, mencerminkan jika aku wanita yang nakal dan jahat. Lalu Apa kabar dengan berpenampilan seperti itu, tetapi kata-katanya menyakiti hati orang lain," gumam Saffana.

"Dia selalu saja membanggakan anaknya seolah-olah anaknya satu-satunya pria di dunia ini dan harus memilih wanita yang ingin dinikahinya,"

"Aku juga sama sekali tidak tertarik untuk menikah dengannya. Lagi pula aku yakin. Jika wanita di luaran sana yang ingin menikah dengannya dan tertarik padanya juga akan berubah pikiran ketika melihat ibunya seperti itu. Mana ada menantu yang mau memiliki mertua yang mulutnya sangat culas dan pedas seperti itu," gerutu Saffana.

"Ya lagi pula anak gadisnya saja Aliyah tidak setuju dengan semua perkataannya dan Aku juga yakin pasti Aliyah juga sering membantahnya,"

"Sangat menyebalkan!" umpat Saffana dengan kesal yang sejak tadi berbicara sendiri di kamarnya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

ayudya

ayudya

semangat author.

2024-05-17

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Sakit Hati
2 Episode 2 Pertemuan pertama.
3 Episode 3 mencemooh Saffana.
4 Episode 4 Yogyakarta.
5 Episode 4 Teguran membawa luka.
6 Episode 6 Sakit hati berujung petaka.
7 Episode 7 Jebakan Saffana.
8 Episode 8 Fitnah Saffana yang berhasil.
9 Episode 9 Sesuai keinginan Saffana.
10 Episode 10 Saffana dan Aksa di kamar mandi.
11 Episode 11. Terjebak pernikahan.
12 Episode 12 Terjebak pernikahan n
13 Episode 13 Sah.
14 Episode 14 Pernah menginginkan.
15 Episode 15 Aksa dan Saffana.
16 Episode 16 Masa lalu.
17 Episode 17 Saffana tidak tinggal diam.
18 Episode 18 Rachel tidak bisa berkutik.
19 Episode 19 Rasa yang sulit di pahami.
20 Episode 20 Percaya mengejutkan.
21 Episode 21 Saffana Malu di depan Aksa.
22 Episode 22 Merobek.
23 Episode 23 Suami yang manis.
24 Episode 24 Saffana salah tingkah.
25 Episode 25 Sama-sama pulang.
26 Episode 26 Pasti ribut
27 Episode 27 Apalagi ini
28 Episode 28 Pengakuan Saffana.
29 Episode 29 Keputusan Aksa.
30 Episode 30 Rumah Bunda.
31 Episode 31 Canggung
32 Episode 32 Aksa mengetahuinya
33 Episode 33 Pertemuan dengan Arif.
34 Episode 34 Aksa grogi parah.
35 Episode 35 Rumah baru
36 Episode 36 Sakilah di luar nalar.
37 Episode 37 Penegasan Aksa.
38 Episode 38 Manis
39 Episode 39 Suami istri.
40 Episode 40 Bicara dari hati ke hati
41 Episode 41 Mencoba
42 Episode 42 Akhir.
43 Episode 43 Sang istri.
44 Episode 44 Keadaan Saffana.
45 Episode 45 Gengsi.
46 Episode 46 Pernyataan tidak masuk akal.
47 Episode 47 Drop
48 Episode 48 keputusan yang berat.
49 Episode 49 Detik-detik pernikahan ke 2.
50 Episode 50 Sadar.
51 Episode 51 Penjelasan Bunda.
52 Episode 53 Suami istri kembali romantis.
53 Episode 54 Suami yang perhatian.
54 Episode 55 Karma Sakilah.
55 Episode 55 harus di pertanggung jawabkan.
56 Episode 56 Pengakuan Aksa.
57 Episode 57 Rachel masih gengsi.
58 Episode 58 Hadiah besarm
59 Episode 59 Apa sudah waktunya.
60 Episode 60 Bulan Madu yang sebenarnya.
61 Episode 61 Minta Izin.
62 Episode 62 Malam bersama yang romantis.
63 Episode 63 Pendekatan dengan mertua.
64 Episode 64 Perhatian kecil.
65 Episode 65 Kehidupan Normal.
66 Episode 66 Apa ini.
67 Episode 67 Perasaan bimbang
68 Episode 68 Cemburu itu berlebihan.
69 Episode 69 Aksa mendapat semburan.
70 Episode 70 Berbaikan.
71 Episode 71 Berusaha menjelaskan.
72 Episode 72 Itu akan menjadi beban.
73 Episode 73 Kabar Bahagia Atau Tidak.
74 Episode 75 Ada perasaan ragu.
75 Episode 75 Ribut terus menerus.
76 Episode 76 Tidak ada habisnya
77 Episode 77 Emosi.
78 Episode 78 Talak Yang Terucap.
79 Episode 79 Pergi
80 Episode 80 Penyesalan yang tidak berarti.
81 Episode 81 Tidak ingin bersama kembali.
82 Episode 82 Tidak ada kesempatan.
83 Episode 83 Keputusan
84 Episode 84 Akhir
85 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 1 Sakit Hati
2
Episode 2 Pertemuan pertama.
3
Episode 3 mencemooh Saffana.
4
Episode 4 Yogyakarta.
5
Episode 4 Teguran membawa luka.
6
Episode 6 Sakit hati berujung petaka.
7
Episode 7 Jebakan Saffana.
8
Episode 8 Fitnah Saffana yang berhasil.
9
Episode 9 Sesuai keinginan Saffana.
10
Episode 10 Saffana dan Aksa di kamar mandi.
11
Episode 11. Terjebak pernikahan.
12
Episode 12 Terjebak pernikahan n
13
Episode 13 Sah.
14
Episode 14 Pernah menginginkan.
15
Episode 15 Aksa dan Saffana.
16
Episode 16 Masa lalu.
17
Episode 17 Saffana tidak tinggal diam.
18
Episode 18 Rachel tidak bisa berkutik.
19
Episode 19 Rasa yang sulit di pahami.
20
Episode 20 Percaya mengejutkan.
21
Episode 21 Saffana Malu di depan Aksa.
22
Episode 22 Merobek.
23
Episode 23 Suami yang manis.
24
Episode 24 Saffana salah tingkah.
25
Episode 25 Sama-sama pulang.
26
Episode 26 Pasti ribut
27
Episode 27 Apalagi ini
28
Episode 28 Pengakuan Saffana.
29
Episode 29 Keputusan Aksa.
30
Episode 30 Rumah Bunda.
31
Episode 31 Canggung
32
Episode 32 Aksa mengetahuinya
33
Episode 33 Pertemuan dengan Arif.
34
Episode 34 Aksa grogi parah.
35
Episode 35 Rumah baru
36
Episode 36 Sakilah di luar nalar.
37
Episode 37 Penegasan Aksa.
38
Episode 38 Manis
39
Episode 39 Suami istri.
40
Episode 40 Bicara dari hati ke hati
41
Episode 41 Mencoba
42
Episode 42 Akhir.
43
Episode 43 Sang istri.
44
Episode 44 Keadaan Saffana.
45
Episode 45 Gengsi.
46
Episode 46 Pernyataan tidak masuk akal.
47
Episode 47 Drop
48
Episode 48 keputusan yang berat.
49
Episode 49 Detik-detik pernikahan ke 2.
50
Episode 50 Sadar.
51
Episode 51 Penjelasan Bunda.
52
Episode 53 Suami istri kembali romantis.
53
Episode 54 Suami yang perhatian.
54
Episode 55 Karma Sakilah.
55
Episode 55 harus di pertanggung jawabkan.
56
Episode 56 Pengakuan Aksa.
57
Episode 57 Rachel masih gengsi.
58
Episode 58 Hadiah besarm
59
Episode 59 Apa sudah waktunya.
60
Episode 60 Bulan Madu yang sebenarnya.
61
Episode 61 Minta Izin.
62
Episode 62 Malam bersama yang romantis.
63
Episode 63 Pendekatan dengan mertua.
64
Episode 64 Perhatian kecil.
65
Episode 65 Kehidupan Normal.
66
Episode 66 Apa ini.
67
Episode 67 Perasaan bimbang
68
Episode 68 Cemburu itu berlebihan.
69
Episode 69 Aksa mendapat semburan.
70
Episode 70 Berbaikan.
71
Episode 71 Berusaha menjelaskan.
72
Episode 72 Itu akan menjadi beban.
73
Episode 73 Kabar Bahagia Atau Tidak.
74
Episode 75 Ada perasaan ragu.
75
Episode 75 Ribut terus menerus.
76
Episode 76 Tidak ada habisnya
77
Episode 77 Emosi.
78
Episode 78 Talak Yang Terucap.
79
Episode 79 Pergi
80
Episode 80 Penyesalan yang tidak berarti.
81
Episode 81 Tidak ingin bersama kembali.
82
Episode 82 Tidak ada kesempatan.
83
Episode 83 Keputusan
84
Episode 84 Akhir
85
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!