Bab 08. Anggap Saja Bukan Jodoh Kamu

Menjelang tengah malam, Alka datang dari luar kota. Dia buru-buru masuk ke dalam kamarnya hanya ingin bertemu dengan istrinya.

Tiga hari meninggalkan Diana ke luar kota untuk bertugas, membuat rindunya semakin besar. Ia juga membawakan banyak oleh-oleh berharap istrinya senang.

Tapi ketika membuka pintu kamar, ia tak mendapati keberadaan Diana. Suasana kamar nampak begitu sepi, bahkan di ranjang masih tertata rapi belum terlihat berantakan seperti saat dipakai untuk istirahat.

"Yang, sayang ..! Diana ..! Aku pulang!"

Perasaannya mulai panik saat tak mendapati istrinya, ataupun suaranya.

Dia langsung menuju ke kamar mandi dan ternyata dalam keadaan kosong lalu membuka jendela melihat ke balkon tapi tidak ada siapapun.

Alka benar-benar panik karena tidak mengetahui ke mana perginya istrinya saat ini.

"Diana, kamu ada di mana sih? Jangan buat aku panik, tunjukkan di mana keberadaanmu!"

Alka keluar dari dalam kamarnya dan bergegas untuk menemui ibunya di dalam kamarnya.

Ia tak peduli kalaupun ibunya akan terganggu karena ia tak berhenti mengetuk pintunya.

Ia yakin, ibunya tahu di mana Diana berada.

Dari awal Malena memang tidak pernah mau menerima Diana sebagai menantunya, membuatnya semakin yakin, bahwa Malena lah yang sudah membuat Diana pergi.

"Mama, buka pintunya! Aku mau bicara sama Mama, ini penting!"

Suara Alka terdengar lumayan keras di luar pintu kamar Malena, tentunya membuat Malena terganggu dan terbangun dari tidurnya.

Saat mengingat kejadian di mana ia melakukan kejahatan terhadap menantunya, seketika itu wajahnya langsung memucat.

Malena nampak begitu gelisah, takut Alka akan menanyakan di mana posisi Diana saat ini, kini ia hanya sendirian, tak ada orang yang membelanya jika ia disudutkan oleh putranya.

'Haduh, bagaimana ini? Alka sudah datang, dia pasti menanyakan di mana keberadaan istrinya. Aku harus bagaimana? Aku harus menjawabnya apa? Jika aku tidak keluar menemuinya, pasti dia akan semakin marah padaku.'

Malena menggigit bibirnya gelisah dengan mondar-mandir di sebelah ranjang.

Dalam keadaan panik, ia tak memiliki keberanian untuk membukakan pintunya, namun ketukan makin lama makin keras membuat Malena gemetar ketakutan.

"Mama! Aku tau Mama pasti mendengar suaraku! Aku tau Mama tidak sedang tidur. Cepat buka pintunya, atau aku terpaksa masuk!"

Ancaman Alka membuat Malena semakin menciut, namun ia juga tidak aman berada di dalam kamar.

Ia berharap Alka bisa mengerti, dan mempercayai setiap ucapannya.

Dengan tubuhnya yang masih gemetaran ia beranikan diri untuk membukakan pintunya.

"Eh, Alka! Kamu sudah pulang sayang? Kamu pasti merindukan Mama, bagaimana kabarmu selama kamu pergi ke luar kota? Apa kamu baik-baik saja?"

Malena berbasa-basi untuk mengalihkan pembicaraan, namun tatapan tajam menghunus dilayangkan oleh anak laki-lakinya.

Tak menjawab pertanyaan ibunya, Alka langsung to the point menanyakan keberadaan istrinya saat ini.

"Di mana istriku? Kenapa dia tidak ada di kamarnya?"

Suara dingin penuh intimidasi membuat Malena semakin menciut tak bernyali.

Untuk memberikan jawaban saja seakan lidahnya kelu, sulit untuk berucap.

"Alka, kamu kan lagi capek baru pulang dari luar kota, sebaiknya istirahat dulu, biar Mama siapkan makanan untukmu."

Malena melangkahkan kakinya keluar pintu, berniat meninggalkannya untuk menghindari pertanyaan putranya, namun dengan cekatan, Alka menahan pergelangan tangannya.

Malena mendadak kaku dengan mulutnya menganga. Malam itu benar-benar sangat menegangkan baginya, tak seorangpun ada orang yang membelanya.

"Aku tidak butuh makan Ma, aku ingin Mama menjawab pertanyaanku tadi. Di mana Diana berada? Kenapa dia tidak ada di kamarnya?"

Malena meneguk ludahnya susah payah, hanya pertanyaan yang sepele saja tapi membuatnya kesulitan untuk menjawabnya.

Alka semakin yakin kalau ibunya yang sudah berulah menyingkirkan istrinya.

Dengan helaan napas panjang, akhirnya Malena memberikan penjelasan pada Alka mengenai kepergian Diana.

"Alka, bukannya Mama tidak ingin menjelaskan padamu, tapi Mama rasa kamu masih butuh istirahat. Masih banyak waktu, bisa dibahas besok kan?"

Malena yang dalam kondisi panik, ia coba untuk bersikap tenang, dia pegang pergelangan Alka dan diajaknya untuk duduk di sofa depan kamarnya.

Dengan tatapan tajamnya, Alka langsung menghempaskan tangan ibunya. Ia tak peduli kalaupun dianggap tak beretika, tapi ia yakin ibunya tengah mengatur siasat untuk mengalihkan pembicaraan agar tak menekannya untuk memberitahu tentang keberadaan Diana.

"Jangan pernah mengalihkan pembicaraan ma! Dengan sikap Mama yang seperti ini aku semakin yakin bahwa Mama lah yang sudah membuat istriku pergi dari rumah. Lebih baik katakan saja ke mana perginya istriku, atau aku akan sangat marah!"

Bentakan keras Alka membuat Malena tersulut emosi, seakan-akan ia tidak dihargai di rumahnya sendiri.

Baru kali ini Alka membentaknya, hanya karena ingin membela Diana dia sampai lupa bahwa dirinyalah yang sudah berjasa membesarkan dan juga memperjuangkannya hingga menjadi seorang dokter.

"Alka! Lama-lama kamu kurang ajar juga ya? Berani sekali kau membentakku! Hanya karena ingin membela wanita sialan itu, kau sampai membentak orang tuamu sendiri. Apakah selama ini dia yang mencukupi kebutuhanmu? Memangnya dia sudah melakukan apa untukmu, hingga kau membelanya mati-matian! Perlu kamu ketahui saja, dia pergi dari rumah ini tanpa pamit, intinya dia sudah minggat!"

Seruan Malena membuat degung jantungnya berdetak begitu kencang. Hatinya benar-benar terbakar mendengar kata 'pergi dan minggat' yang keluar dari mulut ibunya.

"Apa Mama bilang? Dia minggat?"

Alka menggeleng lemah dengan tubuhnya yang tiba-tiba terhuyung hingga bersandar di tembok.

Hatinya benar-benar sangat kacau, memikirkan bagaimana nasib istrinya dan di mana keberadaannya.

"Iya, dia minggat karena kemauannya sendiri, bukan mama yang mengusirnya , jadi stop menyalahkan Mama. Memang dia wanita liar, sampai kapanpun dia tidak akan pernah bisa berubah.

Alka merutuki dirinya yang sangat sial. Kepergiannya membawa petaka bagi istrinya.

Kini ia hanya mengkhawatirkan keselamatan Diana. Bagaimana jika ada orang yang berbuat jahat padanya? Siapa yang akan menolongnya? Bahkan Diana tidak memiliki handphone untuk dihubungi, dia terlalu percaya bahwa istrinya tidak mungkin pergi tanpa mendapatkan izin darinya, tapi kini ia kecolongan.

"Mama yakin dia minggat? Mama nggak lagi bohongin aku kan?"

Alka melihat ada sesuatu yang aneh pada ibunya dengan gelagatnya yang tidak tenang.

Kepanikan Malena sangatlah nampak begitu jelas, dan itu membuat Alka semakin yakin kalau ibunya sudah melakukan hal buruk terhadap istrinya.

"Alka! Apa maksud kamu bicara seperti itu? Jangan bilang kamu lagi curigain Mama."

Alka berdecih. "Ck! Ya habisnya Mama selalu bersikap jahat sama Diana, kalau Mama nggak ngelakuin apa-apa padanya, tentunya dia juga nggak bakalan pergi dari sini!"

Malena membuang nafasnya kasar mengontrol diri agar tidak terlalu nervous saat Alka mengajaknya bicara.

"Jadi kau benar-benar mencurigai Mama, Alka?! Perlu kau ketahui saja, sejahat-jahatnya aku, tak terbesit sedikitpun aku punya niatan untuk menyakiti orang lain, apalagi terhadap istri kamu. Dia saja yang memang tidak becus, biarkan saja dia pergi dari sini, anggap saja dia memang bukan jodoh kamu!"

Terpopuler

Comments

Sumar Sutinah

Sumar Sutinah

hadeh alka suami macam apa istri g d belikan hp dn g d kasih nafkah uang katanya orang kaya apa d rmh g ada cctpnya

2024-05-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Pernikahan Diana
2 Bab 02. Bukan Menantu Pilihan
3 Bab 03. Siksaan Batin
4 Bab 04. Mertua Jahat
5 Bab 05. Pergilah dari Kehidupan Putraku!
6 Bab 06. Dokter Penyelamat
7 Bab 07. Kepedulian Dokter Yuda
8 Bab 08. Anggap Saja Bukan Jodoh Kamu
9 Bab 09. Hilang Ingatan
10 Bab 10. Jangan Salahkan Aku Jika Membuatmu Menyesal
11 Bab 11. Namamu Diva
12 Bab 12. Depresi Berat
13 Bab 13. Jangan Tinggalkan Kami
14 Bab 14. Rencana Operasi Plastik
15 Bab 15. Maafkan Aku, Ma
16 Bab 16. Kedatangan Alka di Rumah Dokter Yuda
17 Bab 17. Siapa Wanita itu?
18 Bab 18. Dia Adikku
19 Bab 19. Apa Ini Diana?
20 Bab 20. Dia Hanya Milik Kami
21 Bab 21. Morning Sick
22 Bab 22. Jangan Bandingkan Aku Dengan Istrimu
23 23. Mengungkap Rahasia Diva
24 24. Terlalu Egois
25 25. Dugaanku tidak Salah
26 Bab 26. Perasaan Aneh
27 Bab 27. Dia Istri Saya
28 Bab 28. Jangan Menjadi Kacang Lupa Kulitnya
29 Bab 29. Andai Aku Bukan Anak Mama
30 Bab 30. Jangan Pernah Ada Rahasia
31 Bab 31. Jangan Memintaku Untuk Mendekati Alka
32 Bab 32. Tolong Bantu Aku
33 Bab 33. Kau Sudah Memfitnahku
34 Bab 34. Jangan Pernah Mendekati Anakku
35 Bab 35. Siapa Wanita itu?
36 Bab 36. Wanita itu Harus Dikasih Pelajaran!
37 37. Malena itu Ibuku
38 Bab 38. Izinkan Aku Menemui Malena
39 Bab 39. Kebencian Alka Terhadap Malena
40 Bab 40. Bahkan Aku Sudah Melenyapkanmu
41 Bab 41. Kau Bukanlah Anak Kandungku
42 Bab 42. Kalau Dia Kembali, Kau Mau Apa?
43 Bab 43. Menjadi Penyusup
44 Bab 44. Teror Diana
45 Bab 45. Malena Masuk Rumah Sakit Jiwa
46 Bab 46. Berkunjung ke Kampung Halaman
47 Bab 47. Menguak Masalalu Diana
48 48. Berakhir Bahagia
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 01. Pernikahan Diana
2
Bab 02. Bukan Menantu Pilihan
3
Bab 03. Siksaan Batin
4
Bab 04. Mertua Jahat
5
Bab 05. Pergilah dari Kehidupan Putraku!
6
Bab 06. Dokter Penyelamat
7
Bab 07. Kepedulian Dokter Yuda
8
Bab 08. Anggap Saja Bukan Jodoh Kamu
9
Bab 09. Hilang Ingatan
10
Bab 10. Jangan Salahkan Aku Jika Membuatmu Menyesal
11
Bab 11. Namamu Diva
12
Bab 12. Depresi Berat
13
Bab 13. Jangan Tinggalkan Kami
14
Bab 14. Rencana Operasi Plastik
15
Bab 15. Maafkan Aku, Ma
16
Bab 16. Kedatangan Alka di Rumah Dokter Yuda
17
Bab 17. Siapa Wanita itu?
18
Bab 18. Dia Adikku
19
Bab 19. Apa Ini Diana?
20
Bab 20. Dia Hanya Milik Kami
21
Bab 21. Morning Sick
22
Bab 22. Jangan Bandingkan Aku Dengan Istrimu
23
23. Mengungkap Rahasia Diva
24
24. Terlalu Egois
25
25. Dugaanku tidak Salah
26
Bab 26. Perasaan Aneh
27
Bab 27. Dia Istri Saya
28
Bab 28. Jangan Menjadi Kacang Lupa Kulitnya
29
Bab 29. Andai Aku Bukan Anak Mama
30
Bab 30. Jangan Pernah Ada Rahasia
31
Bab 31. Jangan Memintaku Untuk Mendekati Alka
32
Bab 32. Tolong Bantu Aku
33
Bab 33. Kau Sudah Memfitnahku
34
Bab 34. Jangan Pernah Mendekati Anakku
35
Bab 35. Siapa Wanita itu?
36
Bab 36. Wanita itu Harus Dikasih Pelajaran!
37
37. Malena itu Ibuku
38
Bab 38. Izinkan Aku Menemui Malena
39
Bab 39. Kebencian Alka Terhadap Malena
40
Bab 40. Bahkan Aku Sudah Melenyapkanmu
41
Bab 41. Kau Bukanlah Anak Kandungku
42
Bab 42. Kalau Dia Kembali, Kau Mau Apa?
43
Bab 43. Menjadi Penyusup
44
Bab 44. Teror Diana
45
Bab 45. Malena Masuk Rumah Sakit Jiwa
46
Bab 46. Berkunjung ke Kampung Halaman
47
Bab 47. Menguak Masalalu Diana
48
48. Berakhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!