Bab 02. Bukan Menantu Pilihan

"Mas Alka, aku takut."

Diana meraih tangan Alka dan menggenggamnya begitu erat saat tiba di depan rumah besar mewah berlantai 3.

Dia yang sangat miskin dan serba kekurangan sangat nervous dan tidak berani menginjakkan kakinya di rumah mewah itu.

Rumah mewah yang dihuni oleh keluarga besar Alka membuatnya tidak nyaman dan ingin sekali ia kembali ke rumahnya di desa, walaupun rumahnya sangat jelek tapi di sana adalah tempat ternyaman untuk bernafas.

"Kenapa harus takut sayang? Ini rumahnya Mas, kamu nggak perlu takut. Di sini ada aku yang akan menemani kamu. Di rumah ini juga ada Mama, Papa dan juga saudara mas yang akan menjadi keluargamu juga."

Justru ada keluarga suaminya yang membuatnya sangat tidak nyaman dan ingin segera pergi dari tempat itu.

Mengingat keluarga Alka tidak ada yang datang di acara pernikahannya membuatnya sangat yakin bahwa mereka tidak menyetujui hubungannya dengan Alka. Bisa jadi Alka melawan orang tuanya demi bisa menikahinya.

"Yaudah, ayo kita masuk sekarang."

Diana sangat terpaksa melangkahkan kakinya mengikuti sang suami yang mengajaknya masuk ke dalam rumah.

Tubuhnya gemetaran seperti tak bertulang ia paksakan untuk tetap melangkahkan kakinya memasuki pintu utama.

"Permisi, assalamualaikum."

Alka menggandeng tangan Diana dan mendapatkan tatapan kesal dari keluarga besarnya yang tengah duduk di sofa ruang tamu.

Ada beberapa anggota keluarganya yang tengah bersantai sembari menikmati teh hangat, bahkan ucapan salam pun tak mereka jawab, benar-benar terlihat begitu sombong.

"Beginilah caramu menghormati orang tuamu, pergi tanpa basa bagi pulang-pulang bawa perempuan hina seperti ini!"

Deg,,

Degub jantung Diana seketika berdetak begitu kencang. Wanita yang dimaksud oleh mertuanya itu adalah dirinya.

Entah apa yang ada dipikiran mertuanya hingga begitu tega menghinanya.

Diana sudah bilang pada Alka untuk tidak meneruskan hubungannya karena perbedaan kasta, namun Alka tidak meresponnya dan keukeh untuk tetap menikahinya.

"Mama! Mama ini bicara apa sih, ma! Ini istriku, bukan wanita hina! Aku pergi dari rumah sudah berpamitan pada kalian semua, tujuan kepergianku hanya untuk menikahinya, kalian bahkan tidak ada yang inisiatif untuk datang menghadiri pernikahanku, dan sekarang kalian begitu tega mencaci istriku, memangnya apa salah istriku pada kalian. Seharusnya kalian itu menyambutnya dengan baik, bukan malah mencacinya seperti ini."

Cuih!!

Malena, ibunda Alka dan juga anak-anaknya yang lain meludah, mereka tak sudi memberikan sambutan hangat buat Diana.

Mereka memang belum tahu seperti apa kehidupan Diana, tapi mendengar dari cerita Alka, ia sangat yakin kalau Diana hanyalah perempuan rendahan yang tidak pantas untuk mendampingi Alka, bahkan mereka sudah berniat untuk memilihkan jodoh yang pantas untuk Alka.

'Ya Tuhan, sebegitu rendahnya aku. Mereka sangat jijik hingga meludah didepanku. Sekarang aku harus apa?'

Diana benar-benar nervous dan juga insecure dihadapkan dengan keluarga Alka yang tidak bisa menerimanya dengan baik.

Sudah terlanjur ia ikut bersama suaminya dan meninggalkan kehidupannya di desa bersama orang tua angkatnya, kini ia hanya bisa menyesal.

"Alka! Mama kan sudah bilang sama kamu, Mama sudah menjodohkan kamu dengan Karin, anak Tante Sofi. Gimana Mama Mama mau menjelaskan pada Tante Sofi kalau kamu malah menikahi wanita itu!"

Alka jenggah dengan permintaan Mamanya, selalu saja mendesaknya untuk menikahi Karin yang tidak lain teman sekelasnya dulu.

Alka sudah sangat paham seperti apa sikap Karin, selain itu dia juga sangat tahu kebiasaan buruk wanita yang diinginkan oleh orang tuanya.

"Mama nggak bisa memaksaku untuk menikahi Karin, aku nggak pernah suka sama dia. Sekarang aku sudah memiliki istri, aku tidak akan pernah mengikuti aturan Mama dan mengabaikan perasaan istriku!"

Alka menoleh pada Diana yang menundukkan wajahnya, ia bisa mengerti Diana sudah kecewa berat karena tidak diterima dengan baik oleh keluarganya.

Tak ingin membuat Diana semakin sakit hati mendengar cacian yang keluar dari mulut orang tuanya, ia pun memutuskan untuk mengajaknya pergi menuju kamarnya.

"Sayang, kamu pasti lelah bukan? Ayo kita istirahat di kamar."

Diana hanya diam dengan mengangguk sebagai jawaban. Untuk memandang suaminya saja rasanya ia tidak sanggup. Bukan hanya kekecewaan yang ia dapat, tapi rasa malu tidak dapat disembunyikan.

Alka meraih tangan Diana dan menggandengnya begitu erat meninggalkan keluarganya yang masih saja mengomel mencacinya.

Alka sangat memahami ibunya yang lebih senang dengan kehidupan mewah, makanya ia tidak menyukai Diana dan lebih memilih ingin menjodohkannya dengan wanita lain.

"Sayang, kamu nggak apa-apa kan? Maafkan aku ya? Aku tidak pernah mengira kalau keluargaku bakalan bersikap buruk padamu. Aku pikir mereka lagi sibuk dan tidak bisa menghadiri pernikahan kita, tapi ternyata mereka ~~

Alka sangat malu, akibat perbuatan keluarganya, ia sudah membuat wanita yang dicintainya menangis.

Harusnya ia tidak bersikap ceroboh dan memboyong Diana pulang ke rumah orang tuanya, harusnya ia menitipkan Diana pada orang tuanya terlebih dulu sebelum berniat untuk mempertemukan Diana dengan keluarga besarnya.

"Aku nggak papa kok, Aku cukup sadar diri. Aku ini hanya wanita miskin dan tidak tahu malu, sudah mau menikah dengan laki-laki yang tidak sederajat denganku. Pantas saja orang tuamu tidak menyetujui hubungan kita, karena keadaanku yang sangat miskin dan jauh dari kata layak. Kenapa juga kamu menentang orang tuamu hanya demi menikah dengan wanita sepertiku? Padahal mereka sudah memilihkan wanita yang tepat untukmu."

Dengan meneteskan air matanya, Diana melepaskan tangan suaminya yang melilit pergelangan tangannya.

Hatinya sangat hancur untuk menelan salvianya sendiri rasanya susah.

Sudah jauh dari orang tua yang membesarkannya, kini malah dimaki-maki oleh orang lain.

Diana merutuki dirinya sendiri, begitu sangat nistanya ia yang tidak pernah diakui oleh orang tuanya sendiri, bahkan dibuang layaknya sampah.

"Berkali-kali aku sudah bilang sama Mama kalau aku tidak ingin dijodohkan sama siapapun, termasuk sama Karin. Aku hanya ingin menikah dengan wanita yang aku cintai dan itu kamu! Aku tidak pernah berpikir, kalau aku harus menikahi wanita yang sederajat denganku, bagiku kebahagiaan itu tidak diukur dengan harta, tapi rasa peduli!"

Alka menghenyakkan tubuhnya di ranjang dengan memijit pelipisnya yang kini berdenyut nyeri.

Entah apa yang membuat orang tuanya begitu berambisi untuk memilih wanita yang lebih berkelas dibandingkan dengan wanita yang baik hatinya seperti Diana.

Ia hanya khawatir, di saat ia sedang bertugas di rumah sakit, orang tua ataupun keluarganya akan tega menyakiti wanita yang baru dinikahinya.

"Diana, aku minta sama kamu, setiap aku nggak ada di rumah, tolong kunci pintunya dari dalam, kamu nggak perlu ke luar rumah ataupun beraktivitas di luar. Untuk sementara waktu, kamu aku amankan di dalam kamar ini, semua kebutuhanmu akan aku penuhi, jadi kau tidak akan merasa bosan."

Diana tersenyum menyeringai, Suaminya pikir ia seorang penjahat yang sengaja ingin diamankan.

"Apa Kau pikir aku ini seorang buronan yang ingin kau lindungi?"

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!