Part 20

"Maaf ya beib aku telat." Jonathan baru tiba di lokasi pemotretan Lyodra. Lyodra sedang bercanda dengan seorang model pria yang mungkin adalah rekan kerjanya

Lyodra tersenyum menyambut kedatangan Jonathan. "Nggak pa pa beib. Oh ya, kenalin ini Robby, rekan kerjaku."

"Jonathan." Seraya mengulurkan tangannya.

"Robby."

Setelah berbincang singkat, Robby pun pamit meninggalkan pasangan itu

"Tumben meetingnya lama beib."

Jonathan memberikan senyum canggungnya. Dia tidak mungkin jujur dan mengatakan kalau dia menemui Naura lebih dulu.

"Oh ya, kamu udah makan siang?" Pria itu mengalihkan pembicaraan.

"Belum, aku akan makan setelah pemotretannya selesai, biar nggak keliatan gemuk pas di foto."

Jonathan hanya mengangguk karena sudah sangat tau kebiasaan Lyodra tersebut.

Hampir jam 3 sore, pemotretan Lyodra baru selesai dan selama itupun Jonathan terus menemaninya.

"Beib, sorry, kayaknya aku nggak bisa pulang sama kamu."

"Loh kenapa, aku udah nungguin dari tadi loh beib. Katanya kamu mau pulang sama aku." Jonathan rada kesal, tapi berusaha menyembunyikannya.

"Maaf tapi mereka mengajakku untuk makan malam bersama."

"Hanya makan malam kan? Yaudah aku akan menunggumu, aku akan makan malam ditempat yang sama dengan kalian tanpa mengganggumu sama sekali."

"Makan malamnya akan lama beib, emang kamu nggak punya kerjaan yang harus dilakukan."

Jonathan melebarkan matanya. Tidak habis pikir dengan ucapan Lyodra itu. Harusnya sejak tadi wanita itu berkata seperti ini.

"Bilang saja kalau kamu tidak ingin aku ada disini." Lalu Jonathan melangkah pergi. Lyodra pun segera menyusul, karena tidak ingin membuat Jonathan marah.

"Beib, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin menikmati makan malam bersama mereka. Ini adalah pemotretan terakhir kami dengan beberapa staff."

"Ya ... Ya... Lakukan saja seperti yang kau mau. Yaudah aku pulang." Jonathan langsung masuk ke mobil dan meninggalkan tempat itu.

"Kau membuatnya marah?" Suara itu mengagetkan Lyodra.

"Kupikir kau siapa, bikin kaget saja," dengus Lyodra.

"Bagaimana? Ladang uangmu sedang marah padamu." Robby, pria itu seperti tengah mengejek.

"Tidak masalah, besok aku akan membujuknya dan yang jelas, malam ini aku ingin bersenang senang denganmu."

Lewat kaca spion, Jonathan memperhatikan interaksi Lyodra dengan Robby. Pria itu tak menaruh curiga sama sekali.

******

Naura dan Hani baru menyelesaikan mata kuliah terakhir mereka hari ini.

"Nau, mau nongkrong dulu nggak?" ajak Hani yang langsung disetujui Naura.

"Bagusnya kemana ya?" Hani nampak berpikir.

"Nyari bakso aja mau nggak?"

"Itu mah bukan nongkrong namanya, tapi nyari makan Han."

"Ya kan makan sambil nongkrong di tempat bakso Nau. Yaudah mau nggak nih?"

Mereka pun pergi setelah Naura mengangguk menyetujui ajakan tersebut.

"Bakso pinggir jalan aja ya Nau, nggak kalah enak tau dari bakso yang ada di cafe atau resto."

Naura kembali mengangguk.

"Kevin Han." Naura memperlihatkan layar ponselnya. Kevin sedang menelponnya.

"Ya diangkat aja. Kamu nggak perlu menjauh Nau, asal kamu tegas dengan sikapmu kurasa itu cukup. Setidaknya kamu tidak memberinya harapan."

Naura mengangguk dan segera menekan tombol hijau.

"Lagi dijalan Kev, mau nyari bakso."

"Katanya Kevin akan menyusul."

Hani mengangguk. Naura hanya bisa membuang nafas kasar.

"Nggak pa pa, kan ada aku."

Naura kembali mengangguk.

*****

"Kev, disini," teriak Hani saat melihat Kevin yang sedang celingak celinguk mencari keberadaan mereka. Tidak sendirian, ternyata Kevin mengajak Dika bersamanya.

"Amel sama Resky kemana? Kok nggak diajak sekalian?" tanya Hani menyambut dua pria itu.

"Udah pulang mereka." Kevin dan Dika langsung duduk. Kevin duduk disamping Naura dan Dika duduk disamping Hani.

"Jangan duduk duduk aja, pesen dulu baksonya. Kalian datang buat makan bakso kan?" ucap Naura menunjuk gerobak bakso.

Kevin berdiri, sementara Dika tetap duduk dan mempercayakan Kevin yang memesan bakso untuknya.

Tidak sampai 5 menit, Kevin sudah kembali.

"Oh ya Nau, minggu depan kamu sibuk nggak?"

Naura langsung mengangguk, mengiyakan. Sebenarnya dia nggak punya atau belum punya rencana apapun untuk minggu depan. Hal itu dia lakukan untuk menghindari ajakan Kevin, karena Naura tau dengan pasti maksud pertanyaan Kevin barusan pasti untuk mengajaknya pergi.

"Hhmm, kirain kamu nggak punya rencana apapun." Kevin terlihat kecewa, sedangkan Naura tetap bersikap biasa saja. Sama sekali tak berniat bertanya.

"Padahal aku berniat mengajakmu ke perayaan pernikahan orang tuaku, sekalian ingin memperkenalkanmu pada mereka."

Naura menarik nafas dalam dan menoleh pada pria itu. "Maaf Kev, tapi tolong jangan melakukan itu. Aku tidak bisa membalas perasaanmu karena aku sudah menyukai orang lain"

"Ya, aku tau kau menyukai orang lain dan bahkan aku tau siapa pria yang kau sukai. Tapi, seperti kamu yang sedang berjuang untuk mendapatkannya, aku juga berhak berjuang untuk mendapatkanmu. kita lihat saja, diantara kita berdua siapa yang akan berhasil mengejar cintanya."

"Mbak, mas, baksonya." Mereka teralihkan saat mbak mbak penjual datang membawakan bakso pesanan mereka.

"Terimakasih mbak," Kevin mengambil bakso tersebut dan mengopernya pada Naura. Dika juga melakukan hal yang sama, mengoper bakso pada Hani.

"Makan Nau, nggak usah mikirin hal lain," suruh Kevin karena melihat Naura yang belum menyentuh baksonya. Lalu setelahnya pria itu makan dengan tenang.

Di depan mereka, Hani hanya diam, memperhatikan keduanya.

"Makan Han, nggak usah ngurusin hubungan orang lain," suruh Dika mengalihkan perhatian Hani.

"Siapa yang ngurusin?" Hani pun segera menyantap baksonya, yang juga diikuti oleh Dika.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!