Part 7

Hampir jam sepuluh malam

‘’Astaga ….’’ Jonathan menepuk jidatnya saat melihat beberapa panggilan tak terjawab dari Lyodra tadi siang. Dia benar-benar fokus pada pekerjaannya sampai lupa pada Lyodra. Semoga saja Lyodra tidak marah padanya, harap nya.

Dengan langkah besar, Jonathan keluar dari ruangannya. Pria itu ingin menghampiri Lyodra dan meminta maaf pada sang wanita. Dia tidak ingin hal itu menjadi masalah untuk hubungan mereka. Sebisa mungkin Jonathan ingin membahagiakan Lyodra.

*****

Ting tong ting tong

Hampir setengah jam Jonathan menunggu di depan pintu apartemen Lyodra. Tangannya sudah lelah memencet bel apartemen kekasihnya. Sedangkan Lyodra tak kunjung membuka pintu. Apa wanita itu sedang tidak di apartemen, dan kenapa juga Lyodra harus mengubah password apartemennya? Apa karena rasa marahnya pada Jonathan? Jonathan menduga.

Jonathan sudah berusaha menelponnya dan sama sekali tidak dijawab oleh wanita itu. Sepertinya Lyodra benar-benar marah padanya, pikir Jonathan lagi. Setelahnya dia memutuskan untuk pulang dan akan kembali lagi besok untuk meminta maaf pada kekasihnya itu.

*****

Pelan-pelan Jonathan membuka pintu kamar Naura. Seperti biasanya, Jonathan memilih untuk tidur di kamar Naura. Tidur dengan memeluk tubuh gadis kecilnya membuat Jonathan tenang. Rasa lelahnya seperti hilang begitu saja.

‘’Kakak baru pulang?’’ Naura mengucek matanya beberapa kali. Setelahnya dia melihat jam dinding yang tergantung indah di dinding kamarnya. Wanita itu mengernyit, lima belas menit lagi jam tiga?

‘’Sebenarnya apa sih yang kakak lakukan sampai pulang selarut ini?’’ Naura memberi tatapan kesalnya yang malah terlihat menggemaskan di mata Jonathan.

Bukannya menjawab, pria itu malah tertawa kecil lalu menarik Naura dalam pelukannya.

‘’Ih, jawab pertanyaanku kak.’’ Naura mendorong tubuh kak Jo dan sedikit memundurkan tubuhnya, lalu kembali menatapnya, menanti jawaban dari pria itu. Naura harap itu tak seperti ada yang dipikirannya. Tapi sayangnya, Jonathan tak mau menjawab dan itu bikin Naura bertambah kesal. 

‘’Tidur Nau udah malam.’’ Jonathan kembali menarik tubuh Naura, wajah gadis kecilnya itu terbenam sempurna di dada bidangnya.

‘’Ck udah pagi kali.’’ Matanya menyipit, menatap tajam Jonathan. Dengan penuh kekesalan, dia membalik badannya, memunggungi pria pemilik hatinya itu.

‘’Tangannya kak, gerah tau!’’ Naura menyingkirkan tangan Jonathan dari pinggangnya. Tapi, pria itu malah semakin mempererat pelukannya.

‘’Nyebelin banget, ditanya nggak mau jawab. Ngomong sepatah dua kata emang susah ya kak?’’

‘’Kakak ngantuk Nau.’’

Naura berdecak. Wanita itu masih diliputi rasa kesal.

*****

Seperti biasanya, Jonathan akan bangun terlebih dulu hanya untuk memperhatikan wajah Naura yang tampak lebih menggemaskan saat sedang tidur.

Beberapa kali Jonathan mencium kening Naura. Niatnya ingin membangunkan, tapi si gadis kecil sama sekali tidak terusik dan malah tersenyum dengan mata yang masih beta terpejam erat. Entahlah, gadis itu sedang pura-pura tidur atau bagaimana.

‘’Nau … bangun Nau udah pagi.’’ Kali ini Jonathan menekan nekan kecil pipi kiri Naura dengan jari telunjuknya.

‘’Bangun Nau,’’ bisiknya lagi ditelinga Naura.

Naura menggeliat. Kedua tangannya terangkat ke atas kepala, kakinya dibuka lebar dengan mulutnya yang menguap, sedangkan matanya masih terpejam.

Bukannya bangun, Naura malah membalik tubuhnya dan memunggungi Jonathan, lalu kembali menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Gadis itu ingin melanjutkan tidurnya.

Tidak lama, dia kembali dikagetkan dengan gedoran pintu kamarnya, Naura tau siapa pemilik suara cempreng yang kini tengah berteriak memanggil namanya. Siapa lagi kalau bukan Hani.

‘’Kak bukain pintunya dong,’’ pinta Naura masih betah dalam posisi nyamannya.

‘’Kakak ngantuk Nau, kamu saja.’’ Jonathan sengaja menolak agar Naura bangun dan menyudahi tidurnya. Mau tidak mau, terpaksa Naura bangun dan membuka pintu kamarnya. Dia melihat Hani dengan mata setengah terpejam dan kembali melangkah masuk untuk meneruskan tidurnya.

‘’Lari pagi yuk Nau,’’ ajak Hani sambil memperlihatkan barisan gigi putihnya. Naura sama sekali tidak peduli dan tetap meneruskan langkahnya. Wanita itu kembali naik ke ranjang dan kembali menyelimuti tubuhnya.

Dengan cepat Hani menyusul, ‘’Nau ….’’ Hani berhenti setelah melihat Jonathan yang dengan santainya berbaring di samping Naura. Hani tidak tau kalau selama ini Jonathan selalu tidur di kamar Naura.

Hani mengenyit heran, ini masih terlalu pagi dan kakaknya sudah ada di kamar Naura? Memangnya ada hal penting apa yang mau disampaikan kakaknya pada Naura sahabatnya? Hani heran sendiri.

‘’Apa yang sedang kalian bicarakan?’’ Hani melangkah mendekat dengan ekspresi penuh selidik. Jiwa keponya meronta, ingin tau tentang apa yang ingin dibicarakan kakaknya sampai harus datang ke kamar Naura sepagi ini. Masih jam setengah enam loh ini.

‘’Apa yang kalian sembunyikan dariku?Nau ….’’ Hani menarik selimut Naura dan menjatuhkannya begitu saja. Lalu dia kembali menarik tubuh Naura yang masih betah dengan mata tertutupnya.

" Nau, jelasin apa yang kalian sembunyikan.’’

‘’Apaan sih Han, nggak jelas. Udah deh aku masih ngantuk banget nih,’’ protes Naura yang kembali akan membaringkan tubuhnya, tapi Hani sudah lebih dulu menahannya. Sahabatnya itu tengah menatapnya dengan tatapan tajam penuh intimidasi.

‘’Jelaskan.’’

‘’Tentang?’’ Naura bingung sendiri. Dia tidak mengerti dengan maksud ucapan Hani. Menjelaskan? Apa yang harus dijelaskan coba?

‘’Kenapa kak Jo ada di kamarmu sepagi ini?’’

‘’Lah, kak Jo kan tiap malam tidur di kamarku Han,’’ jawab Naura dengan santainya. Hani yang kaget langsung berteriak. Jonathan hanya menggeleng kecil melihat kedua gadis kecilnya itu, lalu dengan santainya kak Jo mencium kening keduanya dan turun dari ranjang. Berlalu keluar dan kembali ke kamarnya sendiri.

‘’Sejak kapan?’’

‘’Apanya?’’

‘’Kak Jo tidur di kamar ini.’’

‘’Sejak hari pertama kedatanganku,’’ jawab Naura beranjak dari ranjangnya. Wanita itu melangkah untuk membuka tirai jendela kamarnya, lalu menghirup segarnya udara pagi dengan Hani yang kini ikut berdiri di belakangnya.

‘’Ada apa dengan wajahmu?’’ Naura tertawa pelan melihat wajah Hani yang tidak seperti biasa.

‘’Apa saja yang sudah kalian lakukan?’’

‘’Maksudnya?’’

‘’Kalian tidur bersama, tidak mungkin tidak melakukan apa-apa kan?’’

Naura hanya menggeleng dan kembali tertawa. Pertanyaan yang benar-benar lucu untuknya. Lagian apa yang akan terjadi di saat kak Jo hanya menganggapnya sebagai seorang adik?

‘’Menurutmu?’’ Naura malah bertanya, semakin menggoda Hani.

‘’Aku tidak tau makanya aku bertanya Kei.’’

‘’Memangnya akan terjadi apa? Kau tau sendiri kak Jo hanya menganggapku adik.'' Naura tersenyum kecut. Bukan karena Jonathan yang tidak melakukan apa-apa padanya, tapi karena kembali sadar akan posisinya di hati Jonathan yang hanya sebagai seorang adik.

‘’Tapi, kak Jo bahkan tidak pernah lagi tidur di kamarku setelah aku beranjak dewasa. Kau yakin sedang tidak membohongiku?’’

‘’Untuk apa aku membohongimu.’’ Naura berucap sambil berlalu meninggalkan Hani yang sepertinya sedang bergulat dengan pikirannya sendiri.

Tidur bersama karena menganggap Naura seperti adiknya sendiri? Lalu kenapa Jonathan tidak pernah lagi tidur di kamarnya?

Terpopuler

Comments

Mimiey

Mimiey

lucu ya sifat Jonathan ituu🙄

2024-06-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!