Ketika dia memandangi wajah Ling Nana, hatinya berdebar tak menentu. Ingin dia mendekati tapi tak bisa.
Putra mahkota tertidur sampai pagi di tembok istana dingin. Ketika dia mendengar ada perbincangan di dalam istana dia mendekat.
Dia mengikuti suara tersebut sampai ke halaman belakang. Sampai di sana dia semakin terkejut, apa ini? Halaman belakang sudah berubah menjadi ladang pertanian.
'Oh, ternyata seperti ini cara dia bertahan hidup, sangat pintar dan sangat menarik. Sebenarnya dia memiliki pikiran yang bisa mengatasi sebuah masalah dengan baik. Bukankah lebih bagus jika dia menjadi permaisuri masa depan?' Pikirnya.
Dia kembali memperhatikan wajah Ling Nana lebih jelas, dia masih tetap terpana dan ini lebih lagi, karena dia melihatnya sangat jelas.
'Sia - sia aku mengikuti permintaan Putri Mahkota, dia sebenarnya berniat menyembunyikan bunga secantik ini dariku. Awas saja nanti!' Dia mengepalkan tangannya.
Kemudian dia pergi dari situ, karena dia baru ingat ada sidang pagi ini, mudah - mudahan bisa sampai tepat waktu. Dia mengambil kuda di luar tembok istana dingin untuk dia naiki agar cepat sampai.
Di dalam istana, putra Mahkota telat memasuki aula utama untuk mengadakan sidang pagi ini. Tapi para mentri tidak terlalu mempermasalahkannya karena mereka juga tidak bisa berbuat apa- apa.
***
Di kediaman Jendral Besar Ling, mereka ber empat berkumpul ayah dan anak. Mereka mulai mendiskusikan bukti apa saja yang mereka temukan.
Mereka sudah mencari pelayan yang menyaksikan kejadian tersebut dan mereka memiliki dua saksi. Tapi tiba -tiba seseorang melapor.
"Hormat Jendral, seseorang ingin bertemu dengan anda, katanya ada hal penting yang hendak dia bicarakan."
Jendral Ling bertukar pandang dengan putranya, siapa yang berani datang ke Mansion mereka tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu.
"Persilahkan dia masuk." ucap Jendral Besar Ling, pengawal itu undur diri dan memanggil masuk pria tua yang hendak berbicara dengan Jendral Ling.
Ketika pria tua itu sudah berada di hadapan mereka dia bersujud dan memberi hormat dengan berkata :
"Hormat kepada Jendral Besar Ling."
Semua orang memang menghormati Jendral Besar Ling dan ke 3 Putranya, karena merekalah yang membawa kedamaian bagi kerajaan itu.
Selama musuh menyerang perbatasan daerah mereka, Jendral dan putranya lah yang maju melawan para penjajah itu sampai meninggalkan desa - desa di perbatasan.
Sang Jendral juga memiliki 10 ribu tentara di bawah pimpinannya. Anak tertua memiliki 100 prajurit bayangan yang terkenal keahliannya yang sering di sebut Macan Ling, walau hanya 100 keahlian mereka dalam bersembunyi dan bertarung bisa mengalahkan seribu tentara terlatih.
Sedangkan putra ke dua memimpin tentara di daerah utara yang dingin. Keahlian seni bela dirinya juga di atas rata- rata dari orang ahli beladiri biasa.
Sedangkan putra ketiga, biarpun dia ahli dalam seni bela diri tapi dia tidak menjadi tentara. Dia membuka bisnis hampir separuh dari bisnis di kota, bisa di katakan dia adalah pemuda terkaya di negara itu. Biarpun begitu, penghasilannya terkadang di pakai untuk pelatihan tentara ayah dan kakaknya. Karena pihak kerajaan terkadang telat atau melupakan gaji para tentara di perbatasan.
"Masalah penting apa yang hendak kau bicarakan kepada saya?"
"Tuan saya mendengar bahwa anda mencari bukti kebohongan atas tindakan Selir Utama Putra Mahkota, saya bisa memberitahu anda bahwa Selir Utama telah berbohong dan menipu semua orang."
"Hmm, kamu siapa dan siapa Tuanmu?"
"Kalau masalah saya dan Tuan saya, sepertinya tidak penting tuan, saya hanya menyarankan anda menemui tabib Lu FengSu, tabib yang memeriksa selir utama ketika dia masih berumur 10 tahun."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Kardi Kardi
siap-siap di habisi kalian semua oleh KELUARGA JENDERAL BESAR
2025-03-21
1
Bzaa
lah udah tau cantik baru Merasa menyesal
2025-01-20
2
Aslama NH4
neng mennenggo..Ndak ngaret
2024-11-11
0