Bab. 18 Penyesalan Putra Mahkota

Ketika dia memandangi wajah Ling Nana, hatinya berdebar tak menentu. Ingin dia mendekati tapi tak bisa.

Putra mahkota tertidur sampai pagi di tembok istana dingin. Ketika dia mendengar ada perbincangan di dalam istana dia mendekat.

Dia mengikuti suara tersebut sampai ke halaman belakang. Sampai di sana dia semakin terkejut, apa ini? Halaman belakang sudah berubah menjadi ladang pertanian.

'Oh, ternyata seperti ini cara dia bertahan hidup, sangat pintar dan sangat menarik. Sebenarnya dia memiliki pikiran yang bisa mengatasi sebuah masalah dengan baik. Bukankah lebih bagus jika dia menjadi permaisuri masa depan?' Pikirnya.

Dia kembali memperhatikan wajah Ling Nana lebih jelas, dia masih tetap terpana dan ini lebih lagi, karena dia melihatnya sangat jelas.

'Sia - sia aku mengikuti permintaan Putri Mahkota, dia sebenarnya berniat menyembunyikan bunga secantik ini dariku. Awas saja nanti!' Dia mengepalkan tangannya.

Kemudian dia pergi dari situ, karena dia baru ingat ada sidang pagi ini, mudah - mudahan bisa sampai tepat waktu. Dia mengambil kuda di luar tembok istana dingin untuk dia naiki agar cepat sampai.

Di dalam istana, putra Mahkota telat memasuki aula utama untuk mengadakan sidang pagi ini. Tapi para mentri tidak terlalu mempermasalahkannya karena mereka juga tidak bisa berbuat apa- apa.

***

Di kediaman Jendral Besar Ling, mereka ber empat berkumpul ayah dan anak. Mereka mulai mendiskusikan bukti apa saja yang mereka temukan.

Mereka sudah mencari pelayan yang menyaksikan kejadian tersebut dan mereka memiliki dua saksi. Tapi tiba -tiba seseorang melapor.

"Hormat Jendral, seseorang ingin bertemu dengan anda, katanya ada hal penting yang hendak dia bicarakan."

Jendral Ling bertukar pandang dengan putranya, siapa yang berani datang ke Mansion mereka tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu.

"Persilahkan dia masuk." ucap Jendral Besar Ling, pengawal itu undur diri dan memanggil masuk pria tua yang hendak berbicara dengan Jendral Ling.

Ketika pria tua itu sudah berada di hadapan mereka dia bersujud dan memberi hormat dengan berkata :

"Hormat kepada Jendral Besar Ling."

Semua orang memang menghormati Jendral Besar Ling dan ke 3 Putranya, karena merekalah yang membawa kedamaian bagi kerajaan itu.

Selama musuh menyerang perbatasan daerah mereka, Jendral dan putranya lah yang maju melawan para penjajah itu sampai meninggalkan desa - desa di perbatasan.

Sang Jendral juga memiliki 10 ribu tentara di bawah pimpinannya. Anak tertua memiliki 100 prajurit bayangan yang terkenal keahliannya yang sering di sebut Macan Ling, walau hanya 100 keahlian mereka dalam bersembunyi dan bertarung bisa mengalahkan seribu tentara terlatih.

Sedangkan putra ke dua memimpin tentara di daerah utara yang dingin. Keahlian seni bela dirinya juga di atas rata- rata dari orang ahli beladiri biasa.

Sedangkan putra ketiga, biarpun dia ahli dalam seni bela diri tapi dia tidak menjadi tentara. Dia membuka bisnis hampir separuh dari bisnis di kota, bisa di katakan dia adalah pemuda terkaya di negara itu. Biarpun begitu, penghasilannya terkadang di pakai untuk pelatihan tentara ayah dan kakaknya. Karena pihak kerajaan terkadang telat atau melupakan gaji para tentara di perbatasan.

"Masalah penting apa yang hendak kau bicarakan kepada saya?"

"Tuan saya mendengar bahwa anda mencari bukti kebohongan atas tindakan Selir Utama Putra Mahkota, saya bisa memberitahu anda bahwa Selir Utama telah berbohong dan menipu semua orang."

"Hmm, kamu siapa dan siapa Tuanmu?"

"Kalau masalah saya dan Tuan saya, sepertinya tidak penting tuan, saya hanya menyarankan anda menemui tabib Lu FengSu, tabib yang memeriksa selir utama ketika dia masih berumur 10 tahun."

Terpopuler

Comments

Kardi Kardi

Kardi Kardi

siap-siap di habisi kalian semua oleh KELUARGA JENDERAL BESAR

2025-03-21

1

Bzaa

Bzaa

lah udah tau cantik baru Merasa menyesal

2025-01-20

2

Aslama NH4

Aslama NH4

neng mennenggo..Ndak ngaret

2024-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Mati tertabrak mobil
2 Bab. 2 Hidup di dunia lain sebagai Selir
3 Bab. 3 Meminta Yan Sing untuk tinggal bersama
4 Bab. 4 Ruang Portble terbuka.
5 Bab. 5 Yan Sing sadar
6 Bab. 6
7 Bab. 7 Rencana membuat lahan pertanian
8 Bab. 8 Memiliki Dua Misi
9 Bab. 9 Mulai bertani
10 Bab. 10 Menyelesaikan satu Misi
11 Bab. 11
12 Bab. 12 Daging bakar pertama di istana dingin
13 Bab. 13 Bertemu Macan Kumbang
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16 Macan Kumbang akhirnya mati.
17 Bab. 17 Penasaran
18 Bab. 18 Penyesalan Putra Mahkota
19 Bab. 19 Mencari Tabib Lu
20 Bab. 20
21 Bab. 21 Sidang 1
22 Bab. 22
23 Bab. 23 Saksi terakhir
24 Bab. 24 Kebohongan Selir Tang terbongkar.
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27 Menolak menceraikan Selir Ling
28 Bab. 28 Bercerai.
29 Bab. 29 Panen
30 Bab. 30 Luka gigitan terinfeksi
31 Bab. 31 Sungguh tragis nasib adikku
32 Bab. 32 Kekacauan di kamar Ling Nana
33 Bab. 33 Ling Nana sadar
34 Bab. 34 Dekrit Kaisar
35 Bab. 35 Ingin mengetahui rahasia tersembunyi
36 Bab. 36 Mencari pria untuk masa depan
37 Bab. 37 Rencana Jendral kembali ke perbatasan.
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63 Mengoperasi mata penatua He
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81 Pemberian Nama kepada pengawal pribadi Ling Nana
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85 Membebaskan para sandera (1)
86 Bab. 86 Pembebasan para sandera (2)
87 Bab. 87 Membinasakan penyihir di desa kunli
88 Bab. 88 Anak-anak korban sekapan, pertama kali menikmati matahari
89 Bab. 89 Kembali ke utara (1)
90 Bab. 90 Kembali ke utara (2)
91 Bab. 91 Pembuatan jalan baru menuju bendungan.
92 Bab. 92 Membeli tanah di desa Kunli
93 Bab. 93 Kembali ke ibu kota (1)
94 Bab. 94 Kembali ke ibu kota (2)
95 Bab. 95 Mengapa permaisuri sangat menyebalkan.
96 Bab. 96 Surat dari perbatasan
97 Bab. 97 Kemarahan permaisuri atas kepergian Ling Nana ke perbatasan.
98 Bab. 98 Melihat luka paman Ling
99 Bab. 99 Mengoperasi Jendral Ling
100 Bab. 100 Keberuntungan di keluarga
101 Bab. 101 Rencana melengserkan Putra Mahkota
102 Bab. 102 Rencana ikut perang
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
124 Bab. 124
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab. 128
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131
132 Bab. 132
133 Bab. 133
134 Bab. 134
135 Bab. 135
136 Bab. 136
137 Bab. 137
138 Bab. 138
139 Bab. 139
140 Bab. 140
141 Bab. 141
142 Bab. 142
143 Bab. 143
144 Bab. 144
145 Bab. 145
146 Bab. 146
147 Bab. 147
148 Bab. 148
149 Bab. 149
150 Bab. 150
151 Bab. 151
152 Bab. 152
153 Bab. 153
154 Bab. 154
155 Bab. 155
156 Bab. 156
157 Bab. 157
158 Bab. 158
159 Bab. 159
160 Bab. 160
161 Bab. 161
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Bab. 1 Mati tertabrak mobil
2
Bab. 2 Hidup di dunia lain sebagai Selir
3
Bab. 3 Meminta Yan Sing untuk tinggal bersama
4
Bab. 4 Ruang Portble terbuka.
5
Bab. 5 Yan Sing sadar
6
Bab. 6
7
Bab. 7 Rencana membuat lahan pertanian
8
Bab. 8 Memiliki Dua Misi
9
Bab. 9 Mulai bertani
10
Bab. 10 Menyelesaikan satu Misi
11
Bab. 11
12
Bab. 12 Daging bakar pertama di istana dingin
13
Bab. 13 Bertemu Macan Kumbang
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16 Macan Kumbang akhirnya mati.
17
Bab. 17 Penasaran
18
Bab. 18 Penyesalan Putra Mahkota
19
Bab. 19 Mencari Tabib Lu
20
Bab. 20
21
Bab. 21 Sidang 1
22
Bab. 22
23
Bab. 23 Saksi terakhir
24
Bab. 24 Kebohongan Selir Tang terbongkar.
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27 Menolak menceraikan Selir Ling
28
Bab. 28 Bercerai.
29
Bab. 29 Panen
30
Bab. 30 Luka gigitan terinfeksi
31
Bab. 31 Sungguh tragis nasib adikku
32
Bab. 32 Kekacauan di kamar Ling Nana
33
Bab. 33 Ling Nana sadar
34
Bab. 34 Dekrit Kaisar
35
Bab. 35 Ingin mengetahui rahasia tersembunyi
36
Bab. 36 Mencari pria untuk masa depan
37
Bab. 37 Rencana Jendral kembali ke perbatasan.
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63 Mengoperasi mata penatua He
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81 Pemberian Nama kepada pengawal pribadi Ling Nana
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85 Membebaskan para sandera (1)
86
Bab. 86 Pembebasan para sandera (2)
87
Bab. 87 Membinasakan penyihir di desa kunli
88
Bab. 88 Anak-anak korban sekapan, pertama kali menikmati matahari
89
Bab. 89 Kembali ke utara (1)
90
Bab. 90 Kembali ke utara (2)
91
Bab. 91 Pembuatan jalan baru menuju bendungan.
92
Bab. 92 Membeli tanah di desa Kunli
93
Bab. 93 Kembali ke ibu kota (1)
94
Bab. 94 Kembali ke ibu kota (2)
95
Bab. 95 Mengapa permaisuri sangat menyebalkan.
96
Bab. 96 Surat dari perbatasan
97
Bab. 97 Kemarahan permaisuri atas kepergian Ling Nana ke perbatasan.
98
Bab. 98 Melihat luka paman Ling
99
Bab. 99 Mengoperasi Jendral Ling
100
Bab. 100 Keberuntungan di keluarga
101
Bab. 101 Rencana melengserkan Putra Mahkota
102
Bab. 102 Rencana ikut perang
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123
124
Bab. 124
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab. 128
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131
132
Bab. 132
133
Bab. 133
134
Bab. 134
135
Bab. 135
136
Bab. 136
137
Bab. 137
138
Bab. 138
139
Bab. 139
140
Bab. 140
141
Bab. 141
142
Bab. 142
143
Bab. 143
144
Bab. 144
145
Bab. 145
146
Bab. 146
147
Bab. 147
148
Bab. 148
149
Bab. 149
150
Bab. 150
151
Bab. 151
152
Bab. 152
153
Bab. 153
154
Bab. 154
155
Bab. 155
156
Bab. 156
157
Bab. 157
158
Bab. 158
159
Bab. 159
160
Bab. 160
161
Bab. 161

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!