Bab. 13 Bertemu Macan Kumbang

Keesokan harinya Ling Nana kembali lagi ke hutan melewati tembok yang dia lalui kemaren, tapi yang tidak dia ketahui ada seseorang yang memantau gerak geriknya.

Pria tersebut sangat terkejut apa yang di lakukan selir putra mahkota itu. Dia tak menyangka di balik orang yang pendiam ini ternyata memiliki hati yang liar.

Ketika sudah di dalam hutan terlarang Ling Nana merasa kegembiraan di hatinya. Misteri yang akan ku cari tahu, pikirnya. Karena selama ini dia mendengar hutan ini yang tidak bisa di masuki manusia biasa. Wah, aku manusia luar biasa dong, kekehnya dengan sumringah di bibirnya yang berwarna pech.

Selama dia tinggal di dalam istana dingin, dia tidak pernah memakai perias wajah. Karena memang semua tidak dibawa saat mereka di pindahkan ke sini.

Dengan sikap waspada dia memegang pedang di tangannya, yang sekali - kali dia gunakan untuk menebas dahan - dahan yang menghalangi jalannya. Sesekali dia bertemu ular dan dia hanya membuangnya jika ular itu tidak menyerangnya.

Sementara itu, pria yang mengikutinya merasa ketar ketir. Dia tidak menyangka sang Selir berani masuk ke dalam hutan terlarang ini. Dia sedikit heran saat melihat Selir mengeluarkan pedangnya. Apakah selir bisa berpedang? Pikirnya.

Tapi dia ke susahan mengikuti karena jika dia berpindah dari pohon ke pohon, pasti akan menemukan ular. Dia tidak berani terlalu dekat karena pasti akan ketahuan. Dan dia kira penyamarannya tertutup dengan sempurna.

Sementara itu Ling Nana sebenarnya mengetahui dia di ikuti, tapi dia tidak perduli karena dia merasa tidak ada aura membunuh dari pria itu.

Setengah berlari dia memasuki ke dalaman hutan, yang mengakibatkan pria yang mengikutinya tadi kelimpungan dan kehilangan jejaknya. Dan dia berusaha terus mencari ke depan tapi tidak ketemu.

Dia tidak menyadari bahwa Ling Nana melihatnya dari persembunyiannya. Lelaki itu sudah di darat dan celingak celinguk melihat sekitar, ke arah mana kira - kira wanita itu pergi.

Ling nana memperhatikan siapa laki - laki ini. Hmm sepertinya dia pengawal bayangan, pikirnya. Tapi siapa yang mengutusnya? Kalau dari kediaman Jendral tidak memiliki tanda bintang kecil di dadanya.

Apakah dari istana? Tapi dia tidak ambil pusing. Ketika lelaki itu berlari ke arah berlawanan dengannya dia merasa lega, dan melanjutkan perjalannya.

"Popo, apa kau melihat pria tadi?"

"Ya tuan"

"Kau mengenal dari mana dia itu?"

"Saya masih baru nona, jadi tidak begitu mengenal setiap orang. Tapi dari auranya dia di utus dari istana tuan."

"Sial! Apa mereka tidak puas sudah mengasingkanku? Malah memata - mataiku. Hah! Apa mereka ingin mencari kesalahanku lagi dan mencari hukuman mati untukku?"

"Saya akan membantu anda agar itu tidak terjadi tuan." Popo bertekad di dalam hatinya untuk membantu tuannya ini agar tidak terjatuh kedalam masalah.

"Tentu saja itu tidak akan terjadi. Karena saya akan membunuh mata - mata itu sebelum dia melapor." Dia mengeluarkan aura yang siap akan menghabisi seseorang.

"Sebaiknya jangan sekarang tuan." Ada kekuatiran di dalam hati popo

"Kenapa?"

"Karena di depan ada seekor macan kumbang mendekat." Popo memperingatkan bahwa seekor binatang buas mendekat.

"Hah?" Dengan cepat Ling Nana menjadi was -was memperhatikan sekeliling terutama arah depannya.

Ting

"Ada tugas baru tuan."

"Apa? Saat terjepit seperti ini? Kamu serius?"

"Dengar dulu tuan, jika anda berhasil membunuh macan kumbang ini, anda mendapat poin 20 tuan." Popo menjelaskan.

"Hmm, lumayan besar hadiahnya, ya.. nyawaku juga taruhannya kan." Dia berucap untung ruginya bagi dia.

"Jangan kuatir tuan, saya akan memberi semangat kepada anda agar semangat membunuh macan kumbang itu." Wajah bersemangat Popo yang di rasakan Ling Nana membuat dia sedikit jengkel.

Ling Nana memutar bola matanya, semua orang juga bisa memberi semangat dodol, pikirnya.

Tak berapa lama Macan kumbang besar sudah berdiri di depannya dengan tatapan membunuh. Dia menatap Ling Nana, begitu juga dengan wanita itu, menatap langsung kebola mata macan kumbang tersebut.

Dia merasa bulu di tengkuknya berdiri, biar bagaimanapun, ini adalah binatang buas yang liar. Pasti tenaganya sangat besar. Ling Nana dag dig dug, tapi dia berusaha untuk kuat, karena nyawa taruhannya. Tidak mungkin kan dia harus mati kedua kali lagi hanya karena hewan ini?

Dia menyemangati dirinya sendiri. Kamu bisa Nana.

Terpopuler

Comments

Kardi Kardi

Kardi Kardi

KANG MAUNG. Hati-hati jadi GULING PANGGANG kau. hahahaaa

2025-03-21

1

Wo Lee Meyce

Wo Lee Meyce

yang semangat ling nana,,taklukkan macan kumbangnya

2025-01-27

0

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

kalau setakat itu para pembaca pun bisa kasi semangat🤣🤣🤣🤣

2025-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Mati tertabrak mobil
2 Bab. 2 Hidup di dunia lain sebagai Selir
3 Bab. 3 Meminta Yan Sing untuk tinggal bersama
4 Bab. 4 Ruang Portble terbuka.
5 Bab. 5 Yan Sing sadar
6 Bab. 6
7 Bab. 7 Rencana membuat lahan pertanian
8 Bab. 8 Memiliki Dua Misi
9 Bab. 9 Mulai bertani
10 Bab. 10 Menyelesaikan satu Misi
11 Bab. 11
12 Bab. 12 Daging bakar pertama di istana dingin
13 Bab. 13 Bertemu Macan Kumbang
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16 Macan Kumbang akhirnya mati.
17 Bab. 17 Penasaran
18 Bab. 18 Penyesalan Putra Mahkota
19 Bab. 19 Mencari Tabib Lu
20 Bab. 20
21 Bab. 21 Sidang 1
22 Bab. 22
23 Bab. 23 Saksi terakhir
24 Bab. 24 Kebohongan Selir Tang terbongkar.
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27 Menolak menceraikan Selir Ling
28 Bab. 28 Bercerai.
29 Bab. 29 Panen
30 Bab. 30 Luka gigitan terinfeksi
31 Bab. 31 Sungguh tragis nasib adikku
32 Bab. 32 Kekacauan di kamar Ling Nana
33 Bab. 33 Ling Nana sadar
34 Bab. 34 Dekrit Kaisar
35 Bab. 35 Ingin mengetahui rahasia tersembunyi
36 Bab. 36 Mencari pria untuk masa depan
37 Bab. 37 Rencana Jendral kembali ke perbatasan.
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63 Mengoperasi mata penatua He
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81 Pemberian Nama kepada pengawal pribadi Ling Nana
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85 Membebaskan para sandera (1)
86 Bab. 86 Pembebasan para sandera (2)
87 Bab. 87 Membinasakan penyihir di desa kunli
88 Bab. 88 Anak-anak korban sekapan, pertama kali menikmati matahari
89 Bab. 89 Kembali ke utara (1)
90 Bab. 90 Kembali ke utara (2)
91 Bab. 91 Pembuatan jalan baru menuju bendungan.
92 Bab. 92 Membeli tanah di desa Kunli
93 Bab. 93 Kembali ke ibu kota (1)
94 Bab. 94 Kembali ke ibu kota (2)
95 Bab. 95 Mengapa permaisuri sangat menyebalkan.
96 Bab. 96 Surat dari perbatasan
97 Bab. 97 Kemarahan permaisuri atas kepergian Ling Nana ke perbatasan.
98 Bab. 98 Melihat luka paman Ling
99 Bab. 99 Mengoperasi Jendral Ling
100 Bab. 100 Keberuntungan di keluarga
101 Bab. 101 Rencana melengserkan Putra Mahkota
102 Bab. 102 Rencana ikut perang
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
124 Bab. 124
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab. 128
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131
132 Bab. 132
133 Bab. 133
134 Bab. 134
135 Bab. 135
136 Bab. 136
137 Bab. 137
138 Bab. 138
139 Bab. 139
140 Bab. 140
141 Bab. 141
142 Bab. 142
143 Bab. 143
144 Bab. 144
145 Bab. 145
146 Bab. 146
147 Bab. 147
148 Bab. 148
149 Bab. 149
150 Bab. 150
151 Bab. 151
152 Bab. 152
153 Bab. 153
154 Bab. 154
155 Bab. 155
156 Bab. 156
157 Bab. 157
158 Bab. 158
159 Bab. 159
160 Bab. 160
161 Bab. 161
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Bab. 1 Mati tertabrak mobil
2
Bab. 2 Hidup di dunia lain sebagai Selir
3
Bab. 3 Meminta Yan Sing untuk tinggal bersama
4
Bab. 4 Ruang Portble terbuka.
5
Bab. 5 Yan Sing sadar
6
Bab. 6
7
Bab. 7 Rencana membuat lahan pertanian
8
Bab. 8 Memiliki Dua Misi
9
Bab. 9 Mulai bertani
10
Bab. 10 Menyelesaikan satu Misi
11
Bab. 11
12
Bab. 12 Daging bakar pertama di istana dingin
13
Bab. 13 Bertemu Macan Kumbang
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16 Macan Kumbang akhirnya mati.
17
Bab. 17 Penasaran
18
Bab. 18 Penyesalan Putra Mahkota
19
Bab. 19 Mencari Tabib Lu
20
Bab. 20
21
Bab. 21 Sidang 1
22
Bab. 22
23
Bab. 23 Saksi terakhir
24
Bab. 24 Kebohongan Selir Tang terbongkar.
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27 Menolak menceraikan Selir Ling
28
Bab. 28 Bercerai.
29
Bab. 29 Panen
30
Bab. 30 Luka gigitan terinfeksi
31
Bab. 31 Sungguh tragis nasib adikku
32
Bab. 32 Kekacauan di kamar Ling Nana
33
Bab. 33 Ling Nana sadar
34
Bab. 34 Dekrit Kaisar
35
Bab. 35 Ingin mengetahui rahasia tersembunyi
36
Bab. 36 Mencari pria untuk masa depan
37
Bab. 37 Rencana Jendral kembali ke perbatasan.
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63 Mengoperasi mata penatua He
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81 Pemberian Nama kepada pengawal pribadi Ling Nana
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85 Membebaskan para sandera (1)
86
Bab. 86 Pembebasan para sandera (2)
87
Bab. 87 Membinasakan penyihir di desa kunli
88
Bab. 88 Anak-anak korban sekapan, pertama kali menikmati matahari
89
Bab. 89 Kembali ke utara (1)
90
Bab. 90 Kembali ke utara (2)
91
Bab. 91 Pembuatan jalan baru menuju bendungan.
92
Bab. 92 Membeli tanah di desa Kunli
93
Bab. 93 Kembali ke ibu kota (1)
94
Bab. 94 Kembali ke ibu kota (2)
95
Bab. 95 Mengapa permaisuri sangat menyebalkan.
96
Bab. 96 Surat dari perbatasan
97
Bab. 97 Kemarahan permaisuri atas kepergian Ling Nana ke perbatasan.
98
Bab. 98 Melihat luka paman Ling
99
Bab. 99 Mengoperasi Jendral Ling
100
Bab. 100 Keberuntungan di keluarga
101
Bab. 101 Rencana melengserkan Putra Mahkota
102
Bab. 102 Rencana ikut perang
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123
124
Bab. 124
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab. 128
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131
132
Bab. 132
133
Bab. 133
134
Bab. 134
135
Bab. 135
136
Bab. 136
137
Bab. 137
138
Bab. 138
139
Bab. 139
140
Bab. 140
141
Bab. 141
142
Bab. 142
143
Bab. 143
144
Bab. 144
145
Bab. 145
146
Bab. 146
147
Bab. 147
148
Bab. 148
149
Bab. 149
150
Bab. 150
151
Bab. 151
152
Bab. 152
153
Bab. 153
154
Bab. 154
155
Bab. 155
156
Bab. 156
157
Bab. 157
158
Bab. 158
159
Bab. 159
160
Bab. 160
161
Bab. 161

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!