Bab. 10 Menyelesaikan satu Misi

Keesokan harinya ketika matahari sudah bersinar, Ling Nana bersiap - siap hendak memasuki hutan terlarang yang berada di luar tembok kerajaan.

Dia membawa perlengkapan anak panah dia selempangkan dengan tali di depan dada dan anak panah di punggung dan busur dia sangkutkan di pundak.

Sementara pedang dia ikat di pinggang dan belati di tempel di bagian kaki sebelah kanan bawah.

Dia sudah memodif pakaiannya menjadi celana berkuda dan sedikit kain yang melebar di bagian depan dan belakang sementara sisi kiri dan kanan terbuka memanjang sampai pangkal paha. Sementara kaki jenjangnya di tutupi celana berkuda hitam.

Dia berfikir, karena aku dari dunia modern, jadi harus modis dong he he he..

Dia mulai memanjat tembok melalui sulur pohon yang merambat di dinding tembok itu.

Pelayannya memandangi dia yang memanjat dengan sedikit rasa was - was. Dia takut nyonyanya masuk dalam bahaya.

"Jangan kuatir Yan sing!" ucapnya dari atas karena melihat wajah pelayannya itu sedikit berkerut.

"Hati - hati nyonya!" Dia memberi nasehat kepada tuannya agar berhati- hati di dalam hutan terlarang.

Ling Nana hanya mengangguk dan mulai turun ke arah luar tembok.

Jika kita melihat dari istana dingin, kita tidak bisa melihat sulur pohon itu karena di tutupi pohon lain yang tumbuh berdekatan dengan tembok. Ketika kita mendekati tembok baru sukur itu terlihat karena posisi yang tersembunyi.

Di tembok luar Ling Nana berlahan - lahan turun dan memperhatikan sekitar. Dia takut ada ular yang nongkrong dan mematuknya.

Ketika dia sudah sampai di dasar dia merasa aroma yang lembab, mungkin karena pembusukan dedaunan di situ.

Dia pelan - pelan melangkah takut ke injak ular. Dia mulai menebas pohon - pohon kecil di sekitar agar dia mengetahui jalan pulang, jadi dia harus membuat jalan yang akan dia lalui kedepannya.

"Aish! Hampir!" dia hampir saja di patok ular yang bertengger di dahan pohon kecil yang dia lalui. Dengan sigap dia mengayunkan pedangnya memotong ular tersebut jadi dua.

Tidak berapa lama dia menemukan kelinci dan burung pagar. Dia masih tetap berjalan kedalam untuk mengetahui seberapa mengerikan hutan itu. Tapi tiba - tiba dia berhenti, dan merasa merinding ketika melihat pepohonan yang besar dan berlumut itu.

Sungguh sangat terlihat bahwa hutan ini belum di masuki seseorang. Dia membayangkan ular besar yang akan melilitnya, sehingga dia tidak melanjutkan berjalan lebih dalam.

Kapan - kapan saja aku menelusuri ke dalam hutan ini. Pikirnya, jadi dia hanya mencari sayuran liar dan jamur di sekitar itu sambil menunggu mungkin saja ada lagi kelinci lewat. Karena tugasnya adalah berburu 3 hewan berbulu.

Tiba - tiba di teringat Popo.

"Hei Popo, apa kau merasakan aura aneh di hutan ini?" Tanyanya, karena dia merasa ada aura mengerikan di dalam hutan ini.

"Hmm, sepertinya aura binatang buas yang sudah berumur berabad - abad tuan." Popo juga merasakan hal yang sama.

"Apa tidak ada yang lain?" Dia ingin memastikan apa perasaannya benar.

"Ada sedikit magic tuan, tapi lokasinya sepertinya masih jauh."

"Hmm ya, saya kira juga begitu." Ucapan Popo tidak salah, karena dia juga merasakan hal yang sama.

"Apakah sekitar sini ada binatang buas popo?"

"Tidak terlalu dekat tuan, apa anda hendak meburunya?" Popo penasaran, apakah tuannya ini sangat berambisi dengan hadiah, sehingga dia mengusahakan langsung mendapatkan 3 hewan berbulu?

"Tidak sekarang, perhatikan kelinci 1 lagi agar ini pas tiga, saya sudah menemukan banyak jamur dan tumbuhan liar, bisa di masak nanti."

"Di belakang anda ada beberapa babi hutan tuan." Ternyata pertanyaan yang ada di kepalanya terjawab, tuan berambisi dengan hadiah, gumamnya dalam hati.

"Baiklah, itu juga berbulu. Mari kita buru"

Akhirnya Ling Nana mengikuti arahan yang di berikan Popo dan menemukan sekawanan babi hutan.

Ling Nana cuma memanah satu yang berukuran sedang karena dia nanti takut terlalu berat untuk memanjat tembok.

"Kenapa anda kuatir tentang itu tuan, anda bisa menaruhnya di ruang portabel." Popo mengingatkan, bahwa Tuannya memiliki ruang penyimpanan.

"Sial! Kenapa tidak kau katakan lebih awal" Dia juga merasakan kepikunannya telah muncul.

"Anda kan tidak bertanya" ucapnya sediki takut, dia takut kena marah.

Dia belum tahu pasti bagaimana sifat tuan barunya ini. Karena tuan dia sebelumnya sangat susah untuk di ajak bercanda.

Akhirnya dia memasukkan semua hasil buruannya di ruang portabel atas saran Popo dan dia memanjat tembok untuk kembali

Ilustrasi dalam hutan terlarang ni

Terpopuler

Comments

Aishah Yusoff

Aishah Yusoff

bagus ceritanya..yg penting ada gambar..baru best..semangat menulisnya..💪

2024-11-01

0

🦆 Wega kwek kwek 🦆

🦆 Wega kwek kwek 🦆

yang ada GK berfungsi otakku kalo ada di hutan ini

2024-11-19

0

Kardi Kardi

Kardi Kardi

hutan yang RIMBUNNN

2025-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Mati tertabrak mobil
2 Bab. 2 Hidup di dunia lain sebagai Selir
3 Bab. 3 Meminta Yan Sing untuk tinggal bersama
4 Bab. 4 Ruang Portble terbuka.
5 Bab. 5 Yan Sing sadar
6 Bab. 6
7 Bab. 7 Rencana membuat lahan pertanian
8 Bab. 8 Memiliki Dua Misi
9 Bab. 9 Mulai bertani
10 Bab. 10 Menyelesaikan satu Misi
11 Bab. 11
12 Bab. 12 Daging bakar pertama di istana dingin
13 Bab. 13 Bertemu Macan Kumbang
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16 Macan Kumbang akhirnya mati.
17 Bab. 17 Penasaran
18 Bab. 18 Penyesalan Putra Mahkota
19 Bab. 19 Mencari Tabib Lu
20 Bab. 20
21 Bab. 21 Sidang 1
22 Bab. 22
23 Bab. 23 Saksi terakhir
24 Bab. 24 Kebohongan Selir Tang terbongkar.
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27 Menolak menceraikan Selir Ling
28 Bab. 28 Bercerai.
29 Bab. 29 Panen
30 Bab. 30 Luka gigitan terinfeksi
31 Bab. 31 Sungguh tragis nasib adikku
32 Bab. 32 Kekacauan di kamar Ling Nana
33 Bab. 33 Ling Nana sadar
34 Bab. 34 Dekrit Kaisar
35 Bab. 35 Ingin mengetahui rahasia tersembunyi
36 Bab. 36 Mencari pria untuk masa depan
37 Bab. 37 Rencana Jendral kembali ke perbatasan.
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63 Mengoperasi mata penatua He
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81 Pemberian Nama kepada pengawal pribadi Ling Nana
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85 Membebaskan para sandera (1)
86 Bab. 86 Pembebasan para sandera (2)
87 Bab. 87 Membinasakan penyihir di desa kunli
88 Bab. 88 Anak-anak korban sekapan, pertama kali menikmati matahari
89 Bab. 89 Kembali ke utara (1)
90 Bab. 90 Kembali ke utara (2)
91 Bab. 91 Pembuatan jalan baru menuju bendungan.
92 Bab. 92 Membeli tanah di desa Kunli
93 Bab. 93 Kembali ke ibu kota (1)
94 Bab. 94 Kembali ke ibu kota (2)
95 Bab. 95 Mengapa permaisuri sangat menyebalkan.
96 Bab. 96 Surat dari perbatasan
97 Bab. 97 Kemarahan permaisuri atas kepergian Ling Nana ke perbatasan.
98 Bab. 98 Melihat luka paman Ling
99 Bab. 99 Mengoperasi Jendral Ling
100 Bab. 100 Keberuntungan di keluarga
101 Bab. 101 Rencana melengserkan Putra Mahkota
102 Bab. 102 Rencana ikut perang
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
124 Bab. 124
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab. 128
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131
132 Bab. 132
133 Bab. 133
134 Bab. 134
135 Bab. 135
136 Bab. 136
137 Bab. 137
138 Bab. 138
139 Bab. 139
140 Bab. 140
141 Bab. 141
142 Bab. 142
143 Bab. 143
144 Bab. 144
145 Bab. 145
146 Bab. 146
147 Bab. 147
148 Bab. 148
149 Bab. 149
150 Bab. 150
151 Bab. 151
152 Bab. 152
153 Bab. 153
154 Bab. 154
155 Bab. 155
156 Bab. 156
157 Bab. 157
158 Bab. 158
159 Bab. 159
160 Bab. 160
161 Bab. 161
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Bab. 1 Mati tertabrak mobil
2
Bab. 2 Hidup di dunia lain sebagai Selir
3
Bab. 3 Meminta Yan Sing untuk tinggal bersama
4
Bab. 4 Ruang Portble terbuka.
5
Bab. 5 Yan Sing sadar
6
Bab. 6
7
Bab. 7 Rencana membuat lahan pertanian
8
Bab. 8 Memiliki Dua Misi
9
Bab. 9 Mulai bertani
10
Bab. 10 Menyelesaikan satu Misi
11
Bab. 11
12
Bab. 12 Daging bakar pertama di istana dingin
13
Bab. 13 Bertemu Macan Kumbang
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16 Macan Kumbang akhirnya mati.
17
Bab. 17 Penasaran
18
Bab. 18 Penyesalan Putra Mahkota
19
Bab. 19 Mencari Tabib Lu
20
Bab. 20
21
Bab. 21 Sidang 1
22
Bab. 22
23
Bab. 23 Saksi terakhir
24
Bab. 24 Kebohongan Selir Tang terbongkar.
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27 Menolak menceraikan Selir Ling
28
Bab. 28 Bercerai.
29
Bab. 29 Panen
30
Bab. 30 Luka gigitan terinfeksi
31
Bab. 31 Sungguh tragis nasib adikku
32
Bab. 32 Kekacauan di kamar Ling Nana
33
Bab. 33 Ling Nana sadar
34
Bab. 34 Dekrit Kaisar
35
Bab. 35 Ingin mengetahui rahasia tersembunyi
36
Bab. 36 Mencari pria untuk masa depan
37
Bab. 37 Rencana Jendral kembali ke perbatasan.
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63 Mengoperasi mata penatua He
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81 Pemberian Nama kepada pengawal pribadi Ling Nana
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85 Membebaskan para sandera (1)
86
Bab. 86 Pembebasan para sandera (2)
87
Bab. 87 Membinasakan penyihir di desa kunli
88
Bab. 88 Anak-anak korban sekapan, pertama kali menikmati matahari
89
Bab. 89 Kembali ke utara (1)
90
Bab. 90 Kembali ke utara (2)
91
Bab. 91 Pembuatan jalan baru menuju bendungan.
92
Bab. 92 Membeli tanah di desa Kunli
93
Bab. 93 Kembali ke ibu kota (1)
94
Bab. 94 Kembali ke ibu kota (2)
95
Bab. 95 Mengapa permaisuri sangat menyebalkan.
96
Bab. 96 Surat dari perbatasan
97
Bab. 97 Kemarahan permaisuri atas kepergian Ling Nana ke perbatasan.
98
Bab. 98 Melihat luka paman Ling
99
Bab. 99 Mengoperasi Jendral Ling
100
Bab. 100 Keberuntungan di keluarga
101
Bab. 101 Rencana melengserkan Putra Mahkota
102
Bab. 102 Rencana ikut perang
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123
124
Bab. 124
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab. 128
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131
132
Bab. 132
133
Bab. 133
134
Bab. 134
135
Bab. 135
136
Bab. 136
137
Bab. 137
138
Bab. 138
139
Bab. 139
140
Bab. 140
141
Bab. 141
142
Bab. 142
143
Bab. 143
144
Bab. 144
145
Bab. 145
146
Bab. 146
147
Bab. 147
148
Bab. 148
149
Bab. 149
150
Bab. 150
151
Bab. 151
152
Bab. 152
153
Bab. 153
154
Bab. 154
155
Bab. 155
156
Bab. 156
157
Bab. 157
158
Bab. 158
159
Bab. 159
160
Bab. 160
161
Bab. 161

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!