Bab 3 Slice Of Life Jennifer Chan

Seorang gadis muda bertubuh gemuk terlihat keluar dari dalam sebuah rumah mewah dengan mulut penuh roti hamburger lapis.

Gadis muda itu tergesa-gesa sembari mengikatkan dasinya.

Wajahnya yang dipenuhi jerawat merah dengan pipi tembemnya terlihat merona karena sinar cahaya matahari.

Seorang sopir telah berdiri menunggunya di depan mobil sedan mewah berwarna hitam.

Sopir itu bergegas membukakan pintu mobil untuk gadis muda yang berseragam sekolah putri dari sekolah internasional yang terkenal.

Mobil bergerak lambat menuju ke gerbang rumah yang tinggi menjulang serta kokoh.

Bangunan rumah disekitar kawasan perumahan itu rata-rata merupakan bangunan super mewah dengan halaman luas.

"Nona Jennifer Chan, apa kita akan langsung menuju ke sekolah ?" tanya sopir dari arah kemudinya di jok depan mobil.

"Ak--aku akan mampir sebentar ke toko kue untuk membeli kue manis disana", sahut gadis bernama Jennifer Chan sembari terus mengunyah roti hamburgernya tanpa henti.

"Baiklah, sesuai permintaan anda, kita akan meluncur ke sana", ucap sopir.

"Masih ada waktu satu jam lagi untuk sampai di sekolah, aku ingin menikmati kue manis dari toko itu", kata Jennifer.

"Siap, nona Jennifer, saya akan membawa mobil menuju ke toko kue", sahut sopir bersemangat.

Penghalang diantara dua bagian ruangan di depan dan di bagian belakang mobil lalu tertutup rapat setelah sopir selesai bertanya pada Jennifer Chan yang duduk di belakang mobil.

Mobil sedan berplat khusus itu terus bergerak dan semakin bertambah cepat lajunya saat melintasi jalanan utama.

Jennifer Chan, gadis sekolah menengah atas itu terlihat duduk sembari menikmati roti hamburger miliknya tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya.

Terus mengunyah itulah yang dia kerjakan sepanjang hidupnya.

Jennifer Chan telah menginjak remaja dan sekarang dia telah duduk di sekolah menengah atas, hal itu bisa dibilang bahwa dia sudah bukan anak kecil lagi melainkan seorang gadis remaja yang akan tumbuh menjadi dewasa.

Namun, penampilan Jennifer Chan sungguh mengecewakan karena dia tidak pernah peduli sedikitpun pada dirinya sendiri.

Jennifer Chan tumbuh menjadi seorang gadis yang memiliki rasa rendah diri, berpenampilan acak-acakan dengan badan gemuk bahkan dia terlihat tidak bahagia meski bergelimangan harta benda.

Semua penampilannya itu benar-benar jauh dibawah standart untuk ukuran gadis seusianya yang mestinya memperhatikan penampilannya dan bersenang-senang.

Dimana letak kesalahan pada Jennifer Chan sehingga menyebabkan dia seperti itu dan berpenampilan sangat tidak terawat.

Mobil masih melaju kencang saat berbelok menuju ke toko kue yang menjadi tempat favorit Jennifer Chan sebelum dia berangkat sekolah.

PIP... !

PIP... !

PIP... !

Alarm berbunyi dari ponsel miliknya saat Jennifer Chan mengeluarkan benda itu dari dalam saku seragamnya.

Tertera informasi penting pada layar ponselnya yang memberitahukan tentang tanggal kelahirannya.

Hari ini adalah hari Jumat tepat tanggal sebelas september dan hari ini dia sedang berulangtahun.

Jennifer Chan memperhatikan layar ponselnya yang tertera tanggal lahirnya.

Terdiam merenung sembari menatap dingin layar ponsel miliknya, Jennifer Chan merasa kalau hari ini adalah hari kelahirannya yang teristimewa.

Sayang, tak seorangpun yang mengingatnya ataupun mengucapkan kata selamat ulang tahun padanya.

Jennifer Chan langsung memasukkan kembali ponsel miliknya ke dalam saku seragamnya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah kaca mobil.

"Hmm...", gumamnya pelan dengan wajah penuh kecewa.

Diusapnya ujung jari-jari tangannya dengan tissue sembari menghela nafas.

"Apa kita sudah sampai ?" tanya Jennifer pada sopirnya.

KLEEEK... !

Pembatas diantara ruang mobil langsung terbuka naik ke atas.

"Iya, kita sudah sampai di toko kue", sahut sopir.

"Baiklah, aku akan turun disini dan tolong tunggu aku sepuluh menit lagi, aku akan kembali", ucap Jennifer.

"Siap, nona Jennifer", sahut sopir lalu membuka pintu mobil secara otomatis.

"Terimakasih, Heng...", ucap Jennifer lalu keluar dari dalam mobil.

Jennifer Chan segera berlari menuju ke toko kue yang ada diseberang jalan, tempat mobil miliknya terparkir.

Cepat-cepat Jennifer masuk ke dalam toko kue yang menjual berbagai macam kue-kue manis nan lezat.

Terlihat Jennifer Chan berjalan-jalan mengitari etalase kue.

Kebiasaan ini selalu Jennifer lakukan sebelum ke sekolah seolah-olah kegiatan ini semacam ritual penting yang wajib dia lakukan sebagai tradisi.

Jennifer lalu berdiri di samping etalase kue yang berisi cake-cake lezat penuh buah-buahan segar.

Ada bermacam varian rasa mulai rasa kue strawberry, lemon, blueberry sampai rasa apel semuanya lengkap tersaji di dalam lemari kaca.

Jennifer paling suka mengamati etalase kue karena dia dapat melihat lebih jelas ke arah kue-kue nan cantik serta lezat itu.

Suatu ritual khusus sebelum dia menjatuhkan pilihan, Jennifer tersenyum senang sembari memilih-milih kue yang hendak dia beli nanti.

Jennifer lantas meminta pada pelayan toko untuk mengambilkannya sepotong kue dengan cream beserta taburan blueberry di atasnya.

"Tolong bungkuskan kue ini !" ucap Jennifer.

"Apa anda tidak akan memakannya seperti kebiasaan sebelumnya ?" tanya pelayan toko kue seraya memasukkan sepotong cake blueberry ke dalam kotak kardus.

"Iya, aku tetap akan memakan kue lezat dari toko ini tapi yang ingin aku makan bukan kue ini melainkan cake cokelat disana itu", sahut Jennifer.

"Oh... ?!" ucap pelayan toko lalu menoleh ke arah meja panjang yang diatasnya terletak cake-cake lezat.

"Aku mau kue itu dan aku akan memakannya sekarang juga, bisakah kau mengambilkannya untukku", kata Jennifer.

"Ya, baik, aku akan mengambilkannya untuk anda, berapa potong cake yang akan anda makan", sahut pelayan toko sembari berjalan menghampiri meja panjang yang terpasang di dinding toko.

"Dua potong cake cokelat dan satu potong cake rasa keju", sahut Jennifer.

Jennifer segera mengambil tempat di salah satu meja yang ada di pojok toko kue lalu duduk disana sembari menunggu pelayan toko mengambilkannya kue yang dia minta.

Suasana toko kue terasa nyaman dengan sirkulasi udara yang sejuk sehingga membuat rasa tentram dirasakan oleh pengunjung toko apabila mereka bertandang kesana.

Rasa betah tentu saja didapatkan bagi para pengunjung toko kue setiap mereka datang untuk menghabiskan waktu mereka di toko.

Jennifer mulai menyuapkan kue cake cokelat ke dalam mulutnya. Dia melahap nikmat kue-kue manis tersebut sampai habis tak tersisa.

Pelayan toko kue segera menghampiri meja Jennifer sambil menawarkan secangkir minuman kepadanya sebagai penawar manis setelah menikmati cake yang dominan berasa manis yang kuat.

Jennifer menolaknya, beralasan dia tidak terlalu suka minuman panas karena dia lebih memilih minuma bersoda daripada sekedar secangkir teh lemon atau segelas jus.

Gadis sekolah menengah atas itu beranjak berdiri dari tempatnya duduk lalu bertanya pada pelayan toko kue.

"Apa masih ada promo di toko ini ?" tanyanya.

"Masih ada promo dengan potongan harga 20 persen serta tambahan bonus berupa voucher memilih kue cantik bagi pengunjung pertama yang datang di jam tertentu", sahut pelayan toko kue.

"Apa aku mendapatkan kesempatan emas itu ?" tanya Jennifer.

"Ya, tentu saja, anda adalah pengunjung pertama di toko kue ini yang rajin datang pagi di jam 6 pagi", sahut pelayan toko kue seraya tersenyum manis.

"Baiklah, aku akan mengambil kesempatan itu, dan tolong pilihkan sekotak kue cantik untukku", kata Jennifer.

"Siap, akan segera saya bungkuskan kue cantik untuk anda", sahut pelayan toko.

"Terimakasih", ucap Jennifer.

Pelayan toko segera mengerjakan pesanan milik Jennifer Chan.

Tak lama kemudian Jennifer keluar dari dalam toko kue dengan membawa dua bungkus plastik berisi kotak kue.

Ketika Jennifer Chan hendak melangkah pergi, seorang anak kecil telah berdiri tepat di depannya dan sedang menatap ke arahnya.

Jennifer segera menyapanya ramah seraya memberinya satu bungkus plastik berisi sekotak kue kepada anak kecil itu sebelum dia melanjutkan pergi ke sekolah.

Episodes
1 Bab 1 Slice Of Life Angie Liu
2 Bab 2 Slice Of Life Rose Yan
3 Bab 3 Slice Of Life Jennifer Chan
4 Bab 4 Aplikasi Pertemanan
5 Bab 5 Masalah Rumit Angie Liu
6 Bab 6 Hari-hari Rose Yan sekarang
7 Bab 7 Awal Pagi Milik Jennifer Chan
8 Bab 8 Kerumitan Angie Liu
9 Bab 9 Apakah Pesanku Tersampaikan (Caption Angie Liu)
10 Bab 10 Pesan Terakhir Rose Yan
11 Bab 11 Kecemasan Jennifer Chan
12 Bab 12 Pertemuan Pertama Kalinya (Caption Jennifer Chan)
13 Bab 13 Kejadian Tak Terduga Angie Liu
14 Bab 14 Hari Yang Melelahkan Buat Angie Liu
15 Bab 15 Jennifer Chan Gagal Bertemu
16 Bab 16 Sambutan Yang Ramah Bagi Jennifer Chan
17 Bab 17 Kepindahan Rose Yan
18 Bab 18 Teringat sesuatu (Caption Rose Yan)
19 Bab 19 Kejutan Di Meja Kerja Milik Angie Liu
20 Bab 20 Masalah Kecil Jennifer Chan
21 Bab 21 Waktu Makan Siang Angie Liu
22 Bab 22 Berkecamuknya Hati Jennifer Chan
23 Bab 23 Masalah Pelik Rose Yan
24 Bab 24 Sekotak Kue Dari Angie Liu
25 Bab 25 Ayah Jennifer Chan
26 Bab 26 Curahan Hati Angie Liu
27 Bab 27 Perselisihan Rose Yan
28 Bab 28 Sarapan Yang Dingin Jennifer Chan
29 Bab 29 Aplikasi Pertemanan I
30 Bab 30 Perkenalan Pertama Rose Yan
31 Bab 31 Pesan Teruntuk Jennifer Chan
32 Bab 32 Membuat Janji Untuk Bertemu
33 Bab 33 Cafe Tempat Angie Liu Janjian
34 Bab 34 Rose Yan Pergi Ke Cafe
35 Bab 35 Jennifer Chan Bersama Xiuhuan
36 Bab 36 Pertemuan Dua Sahabat Baru
37 Bab 37 Di Dalam Mobil
38 Bab 38 Momen Mengharukan
39 Bab 39 Perbincangan Ringan
40 Bab 40 Usainya Acara
41 Bab 41 Akhirnya Mampir Juga
42 Bab 42 Suatu Ide Bagus
43 Bab 43 Mengantar Rose Yan
44 Bab 44 Paman Deng
45 Bab 45 Masalah Baru Rose Yan
46 Bab 46 Hari Teruntuk Jennifer Chan
47 Bab 47 Menjalankan Rencana Pertama
48 Bab 48 Mendaftar
49 Bab 49 Curahan Hati Rose Yan
50 Bab 50 Waktu Bersama Tiga Sahabat
51 Bab 51 Kejadian Di Sore Hari
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1 Slice Of Life Angie Liu
2
Bab 2 Slice Of Life Rose Yan
3
Bab 3 Slice Of Life Jennifer Chan
4
Bab 4 Aplikasi Pertemanan
5
Bab 5 Masalah Rumit Angie Liu
6
Bab 6 Hari-hari Rose Yan sekarang
7
Bab 7 Awal Pagi Milik Jennifer Chan
8
Bab 8 Kerumitan Angie Liu
9
Bab 9 Apakah Pesanku Tersampaikan (Caption Angie Liu)
10
Bab 10 Pesan Terakhir Rose Yan
11
Bab 11 Kecemasan Jennifer Chan
12
Bab 12 Pertemuan Pertama Kalinya (Caption Jennifer Chan)
13
Bab 13 Kejadian Tak Terduga Angie Liu
14
Bab 14 Hari Yang Melelahkan Buat Angie Liu
15
Bab 15 Jennifer Chan Gagal Bertemu
16
Bab 16 Sambutan Yang Ramah Bagi Jennifer Chan
17
Bab 17 Kepindahan Rose Yan
18
Bab 18 Teringat sesuatu (Caption Rose Yan)
19
Bab 19 Kejutan Di Meja Kerja Milik Angie Liu
20
Bab 20 Masalah Kecil Jennifer Chan
21
Bab 21 Waktu Makan Siang Angie Liu
22
Bab 22 Berkecamuknya Hati Jennifer Chan
23
Bab 23 Masalah Pelik Rose Yan
24
Bab 24 Sekotak Kue Dari Angie Liu
25
Bab 25 Ayah Jennifer Chan
26
Bab 26 Curahan Hati Angie Liu
27
Bab 27 Perselisihan Rose Yan
28
Bab 28 Sarapan Yang Dingin Jennifer Chan
29
Bab 29 Aplikasi Pertemanan I
30
Bab 30 Perkenalan Pertama Rose Yan
31
Bab 31 Pesan Teruntuk Jennifer Chan
32
Bab 32 Membuat Janji Untuk Bertemu
33
Bab 33 Cafe Tempat Angie Liu Janjian
34
Bab 34 Rose Yan Pergi Ke Cafe
35
Bab 35 Jennifer Chan Bersama Xiuhuan
36
Bab 36 Pertemuan Dua Sahabat Baru
37
Bab 37 Di Dalam Mobil
38
Bab 38 Momen Mengharukan
39
Bab 39 Perbincangan Ringan
40
Bab 40 Usainya Acara
41
Bab 41 Akhirnya Mampir Juga
42
Bab 42 Suatu Ide Bagus
43
Bab 43 Mengantar Rose Yan
44
Bab 44 Paman Deng
45
Bab 45 Masalah Baru Rose Yan
46
Bab 46 Hari Teruntuk Jennifer Chan
47
Bab 47 Menjalankan Rencana Pertama
48
Bab 48 Mendaftar
49
Bab 49 Curahan Hati Rose Yan
50
Bab 50 Waktu Bersama Tiga Sahabat
51
Bab 51 Kejadian Di Sore Hari

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!