Angie Liu memutar tombol lokernya, mengambil payung serta sepatunya yang tersimpan disana.
Apartemen tempat Angie Liu tinggal memang memiliki aturan yang sangat ketat karena setiap penghuni apartemen harus menyediakan loker tepat di pintu masuk utama apartemen.
Angie Liu segera mengganti sandalnya dengan sepatu kerja yang dia letakkan di dalam loker miliknya.
Tak lupa, dia mengambil payung dari dalam loker untuk persiapan jika hujan turun, maklum cuaca memberitakan kalau hari ini cuaca diluar sedang mendung dan kemungkinan akan turun hujan.
Angi Liu bergegas bersiap-siap pergi bekerja karena hari ini dia mendapat tugas piket yang mengharuskannya datang lebih awal ke kantor dari hari biasanya.
Tap... !
Tap... !
Tap... !
Dihentakkan kedua kakinya yang mengenakan sepatu kerja warna hitam ke atas lantai apartemen di bagian depan.
Pintu kaca depan apartemen terbuka secara otomatis.
Muncul seorang wanita dari arah luar apartemen dengan langkah terburu-buru lalu menghampiri Angie Liu yang hendak berangkat kerja.
"Nona Angie, untung kita bisa ketemu sekarang", sapa wanita bertubuh kurus dengan rambut sebahu.
Angie Liu menengadahkan pandangannya ke arah wanita tersebut lalu terdiam.
"Kemarin aku mencarimu ke apartemenmu di lantai lima tapi aku tidak dapat menemuimu", kata wanita itu.
"Aku sangat sibuk bekerja di tempat kerjaku yang sekarang aku dituntut bekerja full time", sahut Angie Liu.
"Untungnya aku bisa bertemu denganmu sekarang", ucap wanita dengan rambut sebahu.
"Ada apa mencariku pagi-pagi sekali, bu Shuang ?" tanya Angie Liu seraya menatap serius.
"Oh ?!" gumam Bu Shuang sambil menyibakkan rambutnya ke belakang telinga lalu melanjutkan kembali ucapannya.
Bu Shuang melirik ke arah kemeja kerja baru yang dikenakan Angie Liu.
"Aku hanya ingin mengabarkan padamu bahwa hari ini pihak properti memberitahukan kenaikan uang sewa untuk setiap penghuni apartemen dan dijadwalkan untuk bulan depan", lanjutnya.
"Kenaikan uang sewa ? Bukannya telah kita sepakati kalau uang sewa akan dibayar setahun kedepan dengan harga lama, bu Shuang ?" kata Angie seraya menautkan kedu alisnya.
"Yah..., itu benar sekali tapi aku meminta maaf karena hal yang tak pernah aku duga sebelumnya, menurutku perubahan ini juga mengejutkan bagi pengelola apartemen sepertiku", ucap Bu Shuang dengan hati-hati.
"Astaga, bu Shuang ! Bagaimana aku bisa membayar uang sewa tambahan lagi sedangkan aku sudah membayar uang sewa selama setahun ke depan secara tunai ?!" sahut Angie agak kesal.
Angie Liu menghela nafas panjangnya seraya mengayunkan kedua tangannya ke samping lalu menatap kecewa.
"Tidak mungkin aku mendapatkan uang tambahan untuk sewa karena aku tidak punya uang sama sekali, bu Shuang", kata Angie Liu.
"Tapi ini sudah ketentuan dari pihak properti apartemen yang menjadi pengelola tanah di kawasan sini, aku juga tidak dapat berbuat banyak untuk hal ini", ucap Bu Shuang.
"Lalu keputusan selanjutnya ?" kata Angie Liu dengan wajah murung.
"Aku tidak tahu lagi harus bagaimana mengatasi masalah uang sewa ini tapi aku juga tidak punya kuasa atas tempat ini", sahut Bu Shuang.
Angie Liu kembali menghela nafasnya seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Maafkan aku, Angie...", ucap Bu Shuang memelas.
"Jika aku pindah dari apartemen sekarang itu juga tidak mungkin karena aku tidak memiliki waktu kosong sama sekali untuk pindah apartemen", kata Angie pasrah.
"Kuharap kau tidak pindah dari sini, bisakah kau usahakan tambahan uang sewanya meski dibayar separuhnya", ucap Bu Shuang agak memohon.
Digenggamnya erat-erat kedua tangan Angie Liu seraya menatapnya penuh prihatin.
Angie tak dapat menolak permintaan Bu Shuang selaku pengelola apartemen ini untuk tetap tinggal disini tapi dia juga tidak dapat segera memenuhi tambahan pembayaran uang sewa.
"Jika aku terpaksa pindah, apakah pihak properti pengelola lahan disini akan mengembalikan uang sewaku yang telah aku bayarkan, bu Shuang ?" tanya Angie Liu.
"Masalah itu aku belum tahu apakah ada kebijakan seperti itu tapi aku akan segera menanyakannya", sahut Bu Shuang.
"Maafkan aku, bu Shuang... Aku benar-benar tidak bisa memenuhi permintaanmu untuk membayar tambahan uang sewa, terus terang saja aku tidak memiliki uang saat ini...", ucap Angie Liu.
Angie Liu lalu menatap sendu ke arah Bu Shuang seraya berusaha memaksakan tersenyum.
"Dan aku harus segera berangkat kerja sekarang, aku tidak ingin terlambat masuk kerja, bisakah kita melanjutkan pembicaraan ini di lain hari", kata Angie Liu dengan ekspresi memohon.
"Kalau begitu aku pamit untuk mengabarkan tentang berita ini kepada penghuni apartemen lainnya", sahut Bu Shuang.
"Tolong katakan juga pada pihak pengelola lahan apartemen tentang masalah uang sewa, bu Shuang !" kata Angie Liu berharap.
"Akan aku usahakan dengan membicarakannya lagi masalah terkait tambahan uang sewa yang telah terbayar", ucap Bu Shuang.
"Kuharap ada titik terang dari permasalahan ini, bu Shuang", kata Angie.
"Semoga saja ada hasil akhir yang memuaskan untuk semua pihak", sahut Bu Shuang.
"Baiklah, aku pamit sekarang karena aku harus cepat-cepat mengejar transportasi ke arah tempat kerja", ucap Angie Liu.
"Iya, berhati-hatilah di jalan...", sahut Bu Shuang.
"Terimakasih sudah mengingatkanku, sampai jumpa kembali, bu Shuang, permisi !" ucap Angie Liu.
"Ya...", jawab Bu Shuang sambil melambaikan tangannya ketika Angie Liu pamit padanya.
Angie Liu lalu mengibaskan mantel yang akan dia kenakan sebelum pergi keluar dari apartemen.
Diputarnya pegangan payung yang dia pegang kemudian membukanya untuk dia pakai karena diluar sedang gerimis.
Sekali lagi Angie Liu mengangguk cepat ke arah Bu Shuang, pengelola apartemen lalu berlari pergi dari gedung apartemen.
Tampak Angie Liu menerobos diantara gerimis saat dia berlarian menuju ke arah luar area apartemen ke jalan utama yang menghubungkan ke semua jalan.
Angie Liu bermaksud mengejar ketinggalannya untuk naik transportasi khusus berikutnya, transportasi itu memang disediakan oleh pihak kawasan apartemen bagi para pekerja dengan hanya membayar abonemen harian.
Tujuan Angie Liu adalah ke mall yang merupakan tempatnya bekerja sekarang.
Sebuah kendaraan bus datang tepat saat Angie Liu sedang mencari transportasi untuk berangkat ke tempat dia kerja.
Terburu-buru dengan langkah cepat, Angie Liu naik ke dalam bus.
Angie Liu segera mencari kursi penumpang di dalam bus khusus dengan suasana nyaman, dia sengaja memilih kursi di dekat jendela bus. Hari ini bus tidak terlalu disesaki oleh penumpang lainnya yang sebagian adalah para pekerja dan rata-rata penghuni di kawasan area apartemen ini.
Disandarkannya punggungnya di bahu kursi penumpang saat bus sedang berjalan.
Pandangan Angie Liu teralihkan ke arah luar bus dari kaca jendela, bermaksud untuk menjernihkan kekalutan pikirannya saat ini.
Sesekali dia menghembuskan nafasnya pelan lalu mengarahkan pandangannya ke arah tas yang ada di pangkuannya lalu bergumam lirih.
Berpikir tentang kabar yang baru saja dia terima beberapa menit yang lalu dimana pengelola apartemen meminta tambahan uang sewa kepadanya tanpa sungkan sedangkan dia telah membayar uang sewa secara penuh untuk satu tahun di awal dia tinggal.
Tidak mengerti bagaimana bisa tiba-tiba peraturan apartemen berubah secepat itu tanpa ada konfirmasi sebelumnya, masalah ini mungkin kedengarannya sepele tapi jika diperhatikan ulang, hal mengenai uang sewa bukanlah sesuatu hal yang ringan karena dampaknya besar sekali dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bagi penghuni apartemen seperti dirinya karena dia harus mati-matian berhemat agar bisa mendapatkan tambahan uang sewa yang telah ditentukan oleh pihak pemgelola apartemen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments