Melamar

Sesuai janjinya pada Pramudya, siang ini Raline pergi ke sebuah restoran mewah. Bersama Pramudya tentunya.

Pramudya ingin mengenalkan Raline dengan salah satu karyawannya. Karena Pramudya sangat mengenal dengan baik karyawan tersebut.

Dia pekerja keras, jujur, dan yang pasti dia sopan juga bertanggung jawab.

Saat pasangan ayah dan anak itu berjalan menuju meja yang telah dipesan, tampak seseorang sudah duduk disana terlebih dahulu.

Ya, dialah orangnya. Orang yang akan dijodohkan Pramudya dengan Raline.

"Wah, rupanya Nak Devan sudah datang. Maaf ya sudah membuat Nak Devan lama menunggu." Pramudya bersalaman dengan Devan.

Melihat Pramudya datang, Devan pun langsung berdiri sopan sambil membalas jabat tangan dari Pramudya.

"Tidak juga Om. Devan juga batu datang. Mari, silakan duduk. " Sambutan hangat pun Devan berikan untuk Pramudya dan Raline.

"Oiya, kenalkan, ini putri Om, namanya Raline." Ucap Pramudya.

"Raline "

"Devan "

Pelayan pun datang membawa dua cangkir kopi dan satu gelas jus jeruk. Karena sebelumnya Devan sudah terlebih dahulu memesan minuman untuk mereka bertiga.

"Terima kasih Mas." Ucap Devan pada pelayan tersebut. Pelayan itupun menganggukan kepalanya sopan.

"Silakan diminum dulu. Maaf saya tidak tahu selera Mbak Raline apa, jadi saya pesankan jus jeruk.

"Hmm tidak apa-apa. Saya bukan tipe yang pilih-pilih."

Mereka bertiga pun mengobrol basa-basi dulu sebelum Pramudya membicarakan inti dari pertemuan ini.

"Nak Devan, maukan menjadi suami dari putri Om ini? Seperti yang Om bicarakan sebelumnya." Pramudya langsung menanyakan pada Devan.

"Kalau Mbak Raline-nya tidak keberatan, saya tidak bisa menolaknya Om."

"Bagaimana Sayang?" Tanya Pramudya pada Raline.

"Baiklah Ayah. Raline setuju." Baginya pertanyaan Pramudya tadi sama seperti perintah buat Raline.

"Baiklah kalau kalian berdua bersedia. Minggu depan kalian akan menikah." Putus Pramudya akhirnya.

"Apa tidak terlalu cepat Yah?" Protes Raline pada keputusan ayahnya.

"Memang apalagi yang harus ditunggu Al? Bukankah lebih cepat lebih baik. Bukan begitu Nak Devan?" Pramudya meminta pendapat Devan.

"I-Iya Om."

Raline hanya bisa mendesah pelan dengan keputusan ayahnya itu. Karena Raline tahu, Ayahnya tidak suka dibantah.

Pramudya sosok yang lembut namun juga tegas. Itulah sebabnya Raline sangat patuh pada orang tuanya terutama Ayahnya.

"Baiklah kalau begitu, kami permisi dulu Nak Devan. Kalau bisa, besok ajaklah keluarga Nak Devan ke rumah ya."

"Baik Om."

Pasangan ayah dan anak itupun pergi meninggalkan Devan.

Kini, hanya tinggal Devan sendiri dengan pemikirannya.

"Apakah aku terlalu terburu-buru mengiyakan permintaan Pak Pram ya? Semoga keputusanku ini tepat." Gumam Devan seorang diri.

🌻🌻🌻

Setelah Pramudya dan Raline tiba dirumah, mereka disambut Lestari dengan tidak sabar.

"Bagaimana Yah hasilnya?"

"Setidaknya biarkan kami duduk dulu Bun. Jangan lupa ambilkan air." Protes Pramudya. "Bunda mu itu selalu seperti ini. Baru juga masuk rumah, belum duduk atau istirahat pasti sudah ditodong pertanyaan. Ck ~ ". Omel Pramudya mengeluhkan sikap istrinya itu.

Lestari pun datang dari dapur membawa nampan berisi tiga gelas air putih. Dia duduk dengan tidak sabar.

"Minggu depan Raline akan menikah dengan Devan. Mereka berdua sudah setuju." Ucap Pramudya.

"Hmm Bunda sih ikut Ayah saja. Kalau menurut Ayah ini yang terbaik untuk Raline, Bunda juga setuju."

"Oiya Bun, besok kemungkinan Devan dan keluarganya akan kesini. Tolong disiapkan untuk acara besok ya, Ayah mau istirahat dulu. Kalian mengobrol lah."

Setelah mengatakan itu, Pramudya pun bergegas menuju ke atas untuk istirahat. Kini tinggal Raline dan ibunya saja.

"Aline sayang, apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Lestari pada putrinya. Dia paham apa yang dirasakan oleh putrinya.

"Maksud Bunda bagaimana?" Bukannya menjawab pertanyaan Lestari, Raline justru balik bertanya.

"Tidak usah pura-pura di depan Bunda. Bunda tahu bagaimana perasaan kamu Nak."

"Hiks, Aline bisa apa Bun selain menuruti keinginan Ayah, hiks hiks..." Akhirnya pertahanan Raline runtuh di depan ibunya.

Lestari pun mendekati Raline dan memeluk putrinya itu. Saat ini Raline membutuhkan pelukannya agar Raline lebih tenang dan nyaman.

"Hustt~ Dengarkan Bunda Sayang. Bunda tahu ini berat buat kamu. Tetapi ketahuilah Nak, bahwa penilaian orang tua itu tidak pernah salah." Ucap Lestari lembut.

Raline hanya mampu terisak dipelukan ibunya. Jujur saja dia tidak ingin menikah dengan Devan, namun apalah daya, kehendak Pramudya seperti itu. Mau tak mau Raline pun harus menuruti apa keinginan ayahnya itu.

"Sekarang sebaiknya kamu mandi membersihkan badan setelah itu istirahat lah. Bunda tahu, kamu padi lelah kan?"

Memang hanya sosok seorang ibu lah yang paling mengerti dan memahami anaknya.

Dengan patuh, Raline pun melangkah menuju ke kamarnya untuk mandi lalu istirahat. Dia benar-benar sangat lelah dengan semua ini.

🌻🌻🌻

Sesuai dengan yang telah Pramudya katakan kemarin, bahwa hari ini Devan dan keluarganya datang kerumah Raline guna untuk melamar Raline.

Dengan membawa ibu dan adiknya serta kerabat yang lain. Devan dan rombongan tiba diruma Raline pukul sepuluh pagi.

Membawa banyak seserahan seperti aneka kue basah maupun kering. Juga ada aneka jenang. Sesuai dengan kebanyakan adat di daerah.

Keluarga Pramudya pun menyambut calon menantu dan besannya itu dengan sambutan yang hangat.

Di dalam kamar, Raline tengah didandani oleh seorang makeup artist agar terlihat cantik dan mempesona.

"Mari-mari, silakan masuk." Pramudya menyambut keluarga Devan dan mempersilakan masuk ke dalam rumah. "Mari duduk. Ayo dicicipi hidangan kami yang apa adanya sambil menunggu putri saya turun." Ujar Pramudya berramah tamah.

"Cih, dasar orang kaya pake acara sok merendah segala" Bisik ibunya Devan kepada putrinya.

"Iya nih gaya banget." Sahut Delia, adik perempuan Devan.

Sedang adik laki-laki Devan tampak membenci acara ini. Berbeda dengan kerabat Devan yang lainnya. Mereka tampak menikmati acara lamaran ini.

Tak lama kemudian, Raline pun turun diikuti dengan ibunya. Tampak Devan tak berkedip melihat Raline.

Bagaimana tidak, Raline tampak sangat cantik dengan balutan gaun berwarna putih tulang dengan riasan yang natural. Sehingga kecantikan Raline terpancar alami.

Raline pun dituntun Lestari duduk didekat ayahnya dan diapit oleh Lestari sendiri.

Disisi lain, Rizal, adik laki-laki Devan menatap Raline penuh hasrat. 'Kalau tahu calon ipar secantik ini, mending kunikahi saja daripada sama si Revan itu HUH.' Batin Rizal.

"Begini Bu- ..." Pembicaraan ayah Raline terhenti karena belum tahu nama ibunya Devan.

"Bu Ambar, Pak." Ucap Bu Ambar, ibu Devan dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

"Baiklah. Begini Bu Ambar, sesuai kesepakatan saya dengan Devan kemarin bahwa pernikahan kedua putra kita akan dilaksanakan seminggu lagi. Apakah ada yang keberatan?" Ucap Pramudya.

Semua diam menyimak pembicaraan ini. Apalagi Bu Ambar. Dia hanya bisa menerima apapun keputusan Devan. Karena yang membiayai hidupnya dan juga anak-anaknya adalah Devan.

"Kami juga setuju kok Pak. Iyakan?" Jawab Bu Ambar terpaksa.

"Baiklah kalau semua sudah setuju. Mari kita ke belakang untuk makan siang." Ajak Pramudya pada semua orang. Karena ini sudah masuk jam makan siang.

Keluarga Devan tampak takjub dengan rumah Raline. Dari depan saja sudah mewah. Semakin ke belakang tampak semakin lebih mewah.

Semua tampak senang dan menikmati hidangan yang disajikan oleh keluarga Pramudya. Nampak mewah dan wah.

Setelah selesai makan siang, semua keluarga Devan pamit undur diri.

Pramudya sekeluarga pun mengantar tamu-tamunya sampai depan rumah.

"Syukurlah Bun keluarga Devan menerima putri kita."

"Iya Yah."

Sedang Raline, jangan ditanya lagi bagaimana perasaannya. Sepanjang acara tadi dia hanya diam. tidak berani bersuara ataupun melakukan hal yang akan membuat malu keluarganya.

Tak terasa air mata Raline pun jatuh. Rasa sesak yang ditahannya sedari tadi pun akhirnya luruh.

Dia pun berlalu masuk ke dalam rumah agar orang tidak melihat dia menangis.

☀️☀️☀️☀️

Untuk bab 3 sampai disini dulu ya reader semua. Semoga author ini bisa konsisten menyelesaikan bab demi bab sampai menjadi sebuah novel tamat. Aamiin.

Sekali lagi, mohon dukungannya ya kakak2 pembaca semua.

Salam kenal dari bumi reog Ponorogo #deepBow

Episodes
1 Awal Perpisahan
2 Kepergian Alan
3 Melamar
4 4. Pernikahan
5 Awal Kehidupan Raline yang Baru
6 Pergi Berlibur
7 Perlakuan Manis Devan
8 Kota Penuh Kenangan
9 Bab 9. Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Perasaan Raline
12 Rencana Bu Ambar
13 Fitnah
14 Hari Pertama Devan di Ibukota
15 Hari ke Dua Devan di Ibukota
16 Kejutan dari Devan
17 Berkunjung ke Rumah Pramudya
18 Masa Lalu dan Masa Depan
19 Rencana Bu Ambar #2
20 Kembali Bekerja
21 Lima Tahun
22 Cek Ke Dokter
23 Kabar Gembira
24 Kerja Sama
25 Gara-gara Pasta
26 Pertemuan Pertama
27 Raline Menghilang
28 Kesedihan Yang Dialami Keluarga Pramudya
29 Kisah Saat Devan Kecil
30 Saling Mengisi Satu Sama Lain
31 Periksa Kandungan
32 Rencana Alan
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Cek Kandungan Lagi
35 Dari Perut Naik Ke Hati
36 Tiga Bulanan
37 Pesta
38 Extra Part
39 Extra Part II
40 Season 2 atau selesai disini?
41 Season 2. Sang Putra Mahkota
42 Cemburu Yang Berlebihan
43 Rahasia Syifa
44 Drama Makan Malam
45 Mulai Membandingkan
46 Teka-teki Syifa
47 Tentang Syifa
48 Kecurigaan Dea
49 Kekhawatiran Halin
50 Terombang-ambing
51 Enggan Putus
52 Mulai Goyah
53 Ternyata... Hanya Sampai Disini Saja
54 Seharusnya....
55 Masih Bersedih
56 Satu Minggu Berlalu
57 Keputusan Halin
58 Keberangkatan Halin
59 University of Amsterdam
60 Devan Tiba di Ibukota
61 Mencari Jejak Halin
62 Kepulangan Dea
63 Kehidupan Halin di Belanda
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Awal Perpisahan
2
Kepergian Alan
3
Melamar
4
4. Pernikahan
5
Awal Kehidupan Raline yang Baru
6
Pergi Berlibur
7
Perlakuan Manis Devan
8
Kota Penuh Kenangan
9
Bab 9. Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Perasaan Raline
12
Rencana Bu Ambar
13
Fitnah
14
Hari Pertama Devan di Ibukota
15
Hari ke Dua Devan di Ibukota
16
Kejutan dari Devan
17
Berkunjung ke Rumah Pramudya
18
Masa Lalu dan Masa Depan
19
Rencana Bu Ambar #2
20
Kembali Bekerja
21
Lima Tahun
22
Cek Ke Dokter
23
Kabar Gembira
24
Kerja Sama
25
Gara-gara Pasta
26
Pertemuan Pertama
27
Raline Menghilang
28
Kesedihan Yang Dialami Keluarga Pramudya
29
Kisah Saat Devan Kecil
30
Saling Mengisi Satu Sama Lain
31
Periksa Kandungan
32
Rencana Alan
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Cek Kandungan Lagi
35
Dari Perut Naik Ke Hati
36
Tiga Bulanan
37
Pesta
38
Extra Part
39
Extra Part II
40
Season 2 atau selesai disini?
41
Season 2. Sang Putra Mahkota
42
Cemburu Yang Berlebihan
43
Rahasia Syifa
44
Drama Makan Malam
45
Mulai Membandingkan
46
Teka-teki Syifa
47
Tentang Syifa
48
Kecurigaan Dea
49
Kekhawatiran Halin
50
Terombang-ambing
51
Enggan Putus
52
Mulai Goyah
53
Ternyata... Hanya Sampai Disini Saja
54
Seharusnya....
55
Masih Bersedih
56
Satu Minggu Berlalu
57
Keputusan Halin
58
Keberangkatan Halin
59
University of Amsterdam
60
Devan Tiba di Ibukota
61
Mencari Jejak Halin
62
Kepulangan Dea
63
Kehidupan Halin di Belanda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!