Semakin Dekat

Mata Akmal terus memindai gerak-gerik Ramlan yang terus mendekati mobilnya, hati pria introvert itu mulai sedikit tidak karuan takut dirinya disebut penguntit, namun kekhawatiran itu tidak terjadi karena ternyata Ramlan mendekatinya bukan untuk menemui, melainkan membuang kaleng minuman Ketong sampah yang berada tepat di dekat mobilnya.

Setelah membuang minuman, terlihat Ramlan meregangkan otot-otot, mungkin dia sedang melakukan stretching sebelum berolahraga. Akmal terus memindai dan mengumpat bahwa Ramlan benar-benar lelaki bodoh yang tidak bisa mengagumi kecantikan seorang perempuan.

"Ngapain pemanasannya lama-lama, buruan pergi Aku ingin melihat istrimu!" usir Akmal di dalam hati.

Suara Akmal seperti terdengar oleh orang yang sedang diumpat, karena dengan segera Ramlan pun mulai berlari kecil meninggalkan mobilnya, membuat hati Akmal merasa lega, ketakutan yang hinggap sirna seketika.

"Mumpung dia tidak ada di rumah aku akan menelepon Shakila. Aku bukan mengganggu keutuhan rumah tangga orang lain, melainkan Aku ingin menolong seorang wanita yang sangat cantik dari genggaman monster yang sangat menakutkan." lanjut umpatannya sambil mengambil handphone yang berada di dashboard mobil, kemudian dia mencari kontak Shakila yang sudah disimpan dari formulir pendaftaran.

Tuuuuuuuu, tuuuuuuuut, tuuuuuut!

Nada tunggu pun terdengar seiring berdebar jantung Akmal yang mulai tidak karuan, meski tidak bertemu dengan secara langsung, tapi Akmal merasakan sesuatu hal yang beda ketika berhubungan dengan Shakila Putri. entah apa yang terjadi dengan dirinya dia pun tidak bisa menjelaskan,  soalnya perasaan itu baru hadir pertama kali dalam hidupnya.

"Halo, maaf Ini siapa?" Tanya orang di ujung sana.

"Maaf mengganggu, aku Akmal sanja."

"Dokter Akmal?" tanya suara wanita itu seolah tidak percaya.

"Iya, aku hanya ingin memeriksa keadaan, maaf kalau mengganggu waktu istirahat."

"Bukankah pemeriksaan gigiku sudah selesai, AKu tidak ada infeksi ataupun hal-hal yang ditakutkan lainnya?"

"Memang iya kalau masalah gigi kamu sudah baik-baik saja, tapi melihatmu kemarin menangis di taman aku selalu kepikiran. Bagaimana keadaanmu hari ini?" tanya Akmal mulai membahas masalah lain.

"Aku baik-baik saja, karena mungkin ini sudah biasa aku alami sehingga aku tidak membutuhkan waktu lama untuk kembali hidup normal." jawab wanita itu sambil memunculkan wajahnya di jendela memindai keadaan sekitar takut suaminya pulang.

"Yah aku melihatnya begitu, kamu terlihat sangat baik." Jawab Akmal dengan menatap lekat ke arah jendela seperti ingin memfokuskan pandangan.

"Tahu dari mana?" tanya Shakila yang terlihat memindai keadaan sekitar beruntung mobil Akmal belum dikenali.

"Yah tahu dari suaramu. Oh iya kamu sudah makan malam?" tanya Akmal semakin berani melihat Shakila tidak sedikitpun menunjukkan penolakan atas telepon darinya

Mendapat pertanyaan seperti itu Shakila tidak menjawab, Dia terlihat merenung seperti sedang memahami kemana arah pembicaraan orang yang ditelepon, membuat Akmal menggigit lidah merasa kesal dengan apa yang sudah diucapkan.

"Maaf kalau pertanyaanku kurang sopan, Aku berjanji tidak akan menghubungi lagi."

"Bukan begitu maksudnya dokter, aku bukan tidak senang ditelepon oleh Pak dokter. tapi aku takut kalau dokter nelponnya malam-malam seperti ini, karena suamiku biasanya berada di rumah."

"Berarti kalau menanyakan kabar di siang hari itu tidak apa-apa?" Tanya Akmal yang semakin berani.

"Mungkin tidak apa-apa kalau hanya sesekali. tapi."

"Tapi kenapa?"

"Tapi apa dokter lupa kalau aku sudah menikah dan aku ini adalah istri orang lain?"

"Aku tidak lupa aku akan selalu ingat bahwa kamu untuk saat ini adalah milik orang lain, tapi aku tidak tega melihatmu dipenuhi dengan kesedihan."

"Terima kasih atas perhatiannya dokter. ya sudah kita sambung lain waktu saja, takut suamiku keburu pulang."

"Sebentar! bolehkah aku bertemu sekali lagi?"

"Bertemu untuk apa?" tanya Shakila yang terlihat kebingungan.

"Untuk menyemangatimu agar kamu tidak merasa kesepian di tengah-tengah penyiksaan yang diberikan oleh suamimu."

"Ah dokter bisa aja, aku rasa itu bukan ide yang baik ."

"Tolonglah, sekali saja izinkan aku untuk memberikan semangat kembali kepadamu.'

Shakila pun terdiam seolah berpikir menimbang baik buruknya Apa keputusan yang hendak ia ambil, namun tidak terlalu lama dia pun berbicara kembali. "kalau begitu kita bertemu besok di cafe Senayan ketika waktu makan siang."

"Apakah aku tidak salah mendengar?" tanya Akmal yang terlihat kegirangan.

"Jangan sampai membuat wanita menunggu."

"Aku akan datang lebih awal."

"Sampai ketemu besok!"

Akhirnya telepon pun terputus membuat Akmal mengepalkan tangan seperti sang juara yang sudah memenangkan turnamen, apa yang dia dengar dari Shakila membuatnya merasa bahagia yang tidak terkira, khayalan impian dan keinginan sebentar lagi akan terwujud.

"Akhirnya, akhirnya. aku bisa kembali melihat senyummu dari dekat, bisa melihat wajahmu yang cantik dan manis tanpa ada penghalang. Shakila. Shakila, memang kamu adalah wanita yang paling cantik, bidadari Tak Bersayap di dunia ini."gumam Akmal seolah kehilangan ingatan Iya melupakan bahwa wanita yang sedang didekatinya adalah istri orang lain

Keesokan paginya seperti yang sudah dijanjikan, ketika waktu istirahat di kliniknya. tanpa mempedulikan pasien yang mau berobat dengan segera dia pun meninggalkan ruangan tempat bekerja untuk pergi menemui Shakila di cafe Senayan.

Hari itu Akmal terlihat nampak berbeda sekali, kebiasaan yang Murung yang tidak suka dengan keramaian bahkan cenderung menyendiri. kala itu wajahnya terlihat berseri-seri dipenuhi kebahagiaan, sambil menjalankan mobilnya Akmal sesekali menyanyi mengikuti alunan musik yang diputar dari dashboard mobilnya, bahkan sesekali dia menggoyangkan tubuhnya mengikuti alunan lagu.

Setibanya di cafe Senayan tidak seperti biasa Akmal yang menunggu lama perempuan yang akan ditemui. kala itu Shakila sudah terlihat duduk sambil memindai keadaan sekitar, ketika melihat Akmal dia pun bangkit kemudian menghampiri lalu mengajaknya untuk duduk bersama.

Akmal yang sudah menyiapkan pertemuan itu dari malam hari, dengan segera dia pun memberikan Seikat Bunga dan satu buah buku tebal yang berhubungan dengan psikologi.

"Untuk apa?" tanya Shakila sambil memperhatikan buku yang dipegangnya.

"Supaya kamu tetap kuat menjalani kehidupan yang berat."

"Terima kasih banyak dokter, kamu memang sangat baik."

"Orang akan berbuat baik ketika diri kitanya baik. jadi kamu tidak usah mengucapkan terima kasih, karena ini semua adalah semata-mata balasan dari kebaikanmu."

"Ah dokter bisa aja, Saya baik dari mananya? jangan seperti itu nanti saya bisa terbang!"

Mereka berdua pun terlarut dalam obrolan yang begitu menyenangkan, tidak ada pembahasan Ramlan atau kesedihan yang sedang mereka alami sambil menikmati makan siang.

Suasana di cafe yang terletak di puncak gedung tinggi memberikan pengalaman yang luar biasa. Dengan jendela-jendela kaca besar yang mengelilingi ruangan, pengunjung dapat menikmati pemandangan perkotaan yang memukau dari ketinggian.

Cahaya alami matahari mungkin membanjiri ruangan, menciptakan terang dan ceria di dalam cafe. Furnitur modern dan minimalis memberikan sentuhan elegan, sementara tanaman hias dan ornamen kaca menambahkan nuansa segar dan modern di sekitar.

Barista terlihat sibuk menyiapkan kopi dan minuman spesial lainnya di balik bar. Aroma kopi yang harum menyusup di seluruh ruangan, menambah kehangatan dan kelezatan pada suasana. Para pengunjung dapat memilih duduk di sofa yang nyaman atau kursi-kursi tinggi di sekitar bar. Percakapan lembut dan musik latar belakang yang membangun suasana yang santai dan menikmati waktu bersama di tengah pemandangan yang spektakuler.

Episodes
1 Mengenaskan
2 Hidup Yang Malang
3 Janjian Lagi
4 Dikecewakan Lagi
5 Kembali Ke rutinitas
6 Menghadiri Pesta
7 Menggoda wanita Cantik
8 Namanya Shakila
9 Memeriksa Gigi
10 Ektrasi Gigi
11 Pekerjaan Akmal
12 Alergi Dermatitis kontak
13 Komplek Perumahan Sentosa
14 KDRT
15 khawatir
16 Bertemu du Taman
17 Berubah
18 Semakin Dekat
19 Akmal Bahagia
20 Sangat Bahagia
21 Khawatir
22 Aku Sudah Menikah
23 Solusi Buat Shakila
24 Eksekusi
25 Tidak Menyerah
26 Menghabisi Ramlan
27 Menghilangkan Jejak
28 Ramlan Dikuburkan
29 Shakila bersedih
30 Doa Untuk Ramlan
31 Akmal Pulang Ke Jakarta
32 Kenyataan Pahit
33 Penghianatan Besar
34 Penderitaan
35 Keberhasilan Shakila
36 Aku Bukan Orang Bodoh
37 Mencari Rinto
38 Aktivitas Shakila
39 Menginap Dirumah Bibi
40 berkunjung Kerestoran Fram In The Country
41 Disiksa Kembali
42 Mengatur Siasat
43 Reparasi Kunci
44 Terus Bergerak
45 Kunci Duplikat Sudaj Ditangan
46 Cari Mobil Sewaan
47 Resep Obat
48 Mempersiapkan Semuanya Dengan Matang
49 Sewa Mobil
50 Menunggu Waktu Tepat
51 Mengintai
52 Menyelinap
53 Mereka Datang
54 Mereka Terperdaya
55 Menghilangkan Barang Bukti
56 Alergi Shakila Kambuh
57 Rem Loss
58 Kecelakaan
59 Menikmati Kemenangan
60 Strategi Selanjutnya
61 Penyebab Kecelakaan
62 Teror Terus Berlanjut
63 Biang Keladinya
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Mengenaskan
2
Hidup Yang Malang
3
Janjian Lagi
4
Dikecewakan Lagi
5
Kembali Ke rutinitas
6
Menghadiri Pesta
7
Menggoda wanita Cantik
8
Namanya Shakila
9
Memeriksa Gigi
10
Ektrasi Gigi
11
Pekerjaan Akmal
12
Alergi Dermatitis kontak
13
Komplek Perumahan Sentosa
14
KDRT
15
khawatir
16
Bertemu du Taman
17
Berubah
18
Semakin Dekat
19
Akmal Bahagia
20
Sangat Bahagia
21
Khawatir
22
Aku Sudah Menikah
23
Solusi Buat Shakila
24
Eksekusi
25
Tidak Menyerah
26
Menghabisi Ramlan
27
Menghilangkan Jejak
28
Ramlan Dikuburkan
29
Shakila bersedih
30
Doa Untuk Ramlan
31
Akmal Pulang Ke Jakarta
32
Kenyataan Pahit
33
Penghianatan Besar
34
Penderitaan
35
Keberhasilan Shakila
36
Aku Bukan Orang Bodoh
37
Mencari Rinto
38
Aktivitas Shakila
39
Menginap Dirumah Bibi
40
berkunjung Kerestoran Fram In The Country
41
Disiksa Kembali
42
Mengatur Siasat
43
Reparasi Kunci
44
Terus Bergerak
45
Kunci Duplikat Sudaj Ditangan
46
Cari Mobil Sewaan
47
Resep Obat
48
Mempersiapkan Semuanya Dengan Matang
49
Sewa Mobil
50
Menunggu Waktu Tepat
51
Mengintai
52
Menyelinap
53
Mereka Datang
54
Mereka Terperdaya
55
Menghilangkan Barang Bukti
56
Alergi Shakila Kambuh
57
Rem Loss
58
Kecelakaan
59
Menikmati Kemenangan
60
Strategi Selanjutnya
61
Penyebab Kecelakaan
62
Teror Terus Berlanjut
63
Biang Keladinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!