Hidup Yang Malang

Seorang pelayan menawarkan kopi sambil menyimpan gelas dari atas nampan yang ia bawa di hadapan Akmal, namun pria itu tidak memberikan tanggapan dia masih Terkesima atas perginya Sarah wanita yang baru ia temui barusan.

Setelah menyimpan pesanan pelanggan waiter pun kembali untuk melayani pelanggan pelanggan yang lain, meninggalkan Akmal yang masih terduduk lesu tanpa semangat.

Suasana di dalam Cafe terlihat Langit-langit rendah menciptakan suasana yang hangat dan bersahaja

begitu para pelanggan melangkah masuk, Aroma harum kopi yang menyenangkan memenuhi udara, menyambut setiap pengunjung dengan kelembutan. Dinding yang dihiasi dengan seni lokal dan lampu-lampu gantung memberikan nuansa yang unik dan menyenangkan.

Pandangan tertuju pada barista yang mahir, dengan kepijian dalam menyajikan karya seni cair berupa latte yang kental. Mesin kopi berdering di sudut, menjadi simfoni yang merdu bagi para pencinta kopi. Suara semilir uap air yang keluar dari mesin menyatu dengan playlist musik lembut yang mengalun dari speaker, menciptakan harmoni yang menenangkan.

Di sekitar meja-meja kayu yang sederhana, terdapat keramaian percakapan ringan dan tawa pelanggan yang saling berbagi cerita. Sejumlah laptop terbuka di atas meja, menunjukkan kehadiran mereka yang mencari tempat nyaman untuk bekerja atau bersantai sambil menikmati secangkir kopi.

Akmal Sanjaya terus terpaku dalam lamunan penyesalan kehidupan yang terus menghantuinya. di mana dia sudah memiliki umur namun belum ada satupun wanita yang datang menghampirinya, padahal melihat dari kehidupan dia tidak ada yang kurang sedikitpun. merasa jenuh dan bosan Akhirnya dia pun mengeluarkan dompet kemudian menaruh uang di atas meja lalu dia pun pergi keluar.

Setelah berada di mobil Dia meremas kemudi dengan begitu kuat, kemudian dia memukulnya merasa menyerah dengan kehidupan yang dialami, Padahal dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan sebuah cinta.

"Kenapa hidupku selalu malang, Kenapa wanita yang aku temui selalu pergi tanpa memberi kabar kembali. apa salah dan dosaku sampai aku sangat sulit menemukan seorang wanita, padahal umurku sudah hampir 35 tahun namun belum ada satupun wanita yang mau menjadi istriku. jangankan menjadi istri menjadi pacar aja mereka seolah menolak." gumam hati Akmal sambil memperhatikan wajahnya dari spion Tengah yang terlihat sangat gagah, mungkin seorang perempuan tidak hanya melihat ketampanan namun bagaimana para pria membawanya merasa nyaman ketika berada di sampingnya.

Dalam senja yang mulai memudar, Akmal meninggalkan Cafe Senja dengan langkah pasti. Cahaya kuning keemasan matahari terakhir menyapu jalan raya saat mobil Akmal meninggalkan parkiran. Lagu-lagu santai dari playlist favoritnya mulai mengalun dari sistem audio, menciptakan latar musik yang cocok untuk perjalanan pulang.

Mobil itu mulai masuk ke jalan raya yang ramai oleh kendaraan lain, Akmal merenungkan momen-momen yang baru saja dilewatkan di Cafe Senja. Penolakan, kebodohan, ketidakmampuan menjadi bayang-bayang menakutkan di dalam kehidupan dan mungkin akan menjadi memori buruk dalam dirinya.

Perlahan, kota mulai diliputi oleh lampu-lampu jalan yang menyala satu per satu. Akmal menikmati perubahan suasana dari senja ke malam, menghadapi lalu lintas yang semakin padat dengan sabar.

Dengan perjuangan yang begitu gigih, akhirnya dokter itu tiba di rumah, dengan segera dia pun memarkirkan mobil kemudian masuk ke dalam untuk mengistirahatkan tubuh yang terasa lelah.

Malam hari, sambil duduk di sofa yang berada di kamarnya Akmal Sanjaya mengajak hewan peliharaannya yang diberi nama Robi, seekor kura-kura Brazil yang sudah lama menemaninya untuk mengobrol. Memang begitulah kebiasaannya ketika malam dia akan menghabiskan waktu bercerita dengan seekor Hewan seperti orang yang benar-benar kurang kerjaan.

"Aku nggak nyangka Robi, kalau wanita yang baru ketemui itu pun meninggalkanku, padahal aku sudah lama menginginkan memiliki pacar, tapi kenapa tidak ada wanita yang mau mendekat." curhat Akmal kepada sang kura-kura yang tidak memberikan tanggapan apa-apa, kura-kura itu hanya terlihat mengunyah dengan tenang.

Setelah dirasa cukup mengisi perutnya, dia pun memakai alat bantu pembesar di kecamatannya, lalu mengambil pesawat lengkap beserta kuas dan cat. Akmal mulai melakukan rutinitasnya yang melukis sebuah miniatur kapal ditemani Robi yang tidak bisa berbicara.

Keadaan malam itu terasa sangat sunyi, karena Akmal berada di komplek perumahan yang lumayan mewah, sehingga penjagaannya sedikit ketat. hingga keheningan itu berubah ketika ada suara dering telepon dari handphonenya.

Muncullah nama Bi Ati yang memanggil, dengan segera Akmal pun menggeserkan tombol hijau untuk mengangkat telepon.

"Halo Bi, ada apa?" tanya Akmal yang sebenarnya dia sudah paham kalau bibinya pasti akan menelepon setiap malam.

"Kamu sudah makan?"

"Sudah, Baru aja selesai."

"Makan apa?"

$Makan nasi goreng."

"Jangan kebanyakan makan karbo, apalagi yang berminyak seperti itu. kamu harus banyak memakan sayuran supaya tubuhmu selalu sehat."

"Iya Bi biasanya juga Akmal makan seperti itu, namun hari ini Entah mengapa Akmal ingin nasi goreng."

"Yah kalau sesekali tidak apa-apa. Ya sudah sekarang kamu tinggalkan pesawatmu, kemudian tidur karena besok kamu pasti kerja. ingat kamu bukan anak kecil yang terus bermain dengan pesawat mainan."ingat Bi Ati seolah tahu dengan rutinitas yang biasa Akmal lakukan.

"Yah Bi, terima kasih."

Telepon pun terputus, setelah menyimpan handphonenya kembali di atas meja, Akmal mulai merapikan mainan pesawatnya untuk dilanjutkan besok malam.

Dari arah luar terdengar suara mobil yang terparkir di dekat halaman rumahnya, membuat Akmal merasa penasaran siapa orang yang datang, sehingga dia pun mendekat ke arah jendela kemudian membuka gordennya. terlihatlah ada dua pasangan muda-mudi yang baru turun, nampaknya mereka adalah penghuni kos-kosan yang berada di perumahan itu.

Mereka berempat terlihat sangat mesra, karena pelukan tidak terlepas dari pasangan masing-masing. bahkan mereka tak segan mendaratkan ciuman di bibir masing-masing, membuat jakun Akmal terlihat naik turun ingin melakukan hal yang sama.

"Gantian ya! nanti kalau aku sudah selesai baru kalian boleh masuk ke kamar." ujar satu pasangan sambil masuk ke dalam kosan.

"Oke, tapi nanti kalau sudah selesai tolong dirapikan tempatnya, agar kami juga nyaman ketika bermain."

Pasangan itu hanya mengancungkan ibu jari tanda persetujuan, Kemudian mereka pun tidak terlihat ditelan pintu pagar yang lumayan tinggi. tinggallah pasangan yang kedua, Mereka pun berjalan ke arah kap depan mobil, yang perempuan menyandarkan tubuhnya untuk duduk di atas.

Muda-mudi yang sedang dimabuk cinta tidak memperdulikan Di mana keberadaan mereka, yang laki-laki terlihat mendekat dari arah depan kemudian mengambil kepala perempuan untuk didekatkan ke kepalanya, sehingga pergulatan kepala pun tidak bisa terelakkan, membuat jantung Akmal semakin bergejolak ingin merasakan bagaimana rasanya bercumbu seperti itu.

Mata Sang Perempuan yang terlihat merem melek menahan serangan, dia pun terperanjat kaget ketika melihat jendela rumah Akmal yang terbuka dan terlihat ada orang yang berdiri menatap ke arahnya.

"Sudah hentikan, si idiot itu mengintip kita." pinta wanita itu sambil menuju ke arah Akmal yang dengan segera menutup gorden jendelanya.

"Hahaha, biarkan saja Mungkin dia tidak pernah merasakan apa yang kita lakukan sekarang."

"Aku takut, mendingan kita lanjutkan di dalam."

"Tidak apa-apa kalau main berempat."

"Yuk Sayang!" Jawab wanita itu dengan mengulum senyum, kemudian dia pun menuntun kekasihnya untuk masuk ke dalam kosan. sedangkan Akmal bersembunyi di balik tembok meratapi kebodohannya.

Terpopuler

Comments

Raksha

Raksha

gwe suka penggambaran suasana lu

2024-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 Mengenaskan
2 Hidup Yang Malang
3 Janjian Lagi
4 Dikecewakan Lagi
5 Kembali Ke rutinitas
6 Menghadiri Pesta
7 Menggoda wanita Cantik
8 Namanya Shakila
9 Memeriksa Gigi
10 Ektrasi Gigi
11 Pekerjaan Akmal
12 Alergi Dermatitis kontak
13 Komplek Perumahan Sentosa
14 KDRT
15 khawatir
16 Bertemu du Taman
17 Berubah
18 Semakin Dekat
19 Akmal Bahagia
20 Sangat Bahagia
21 Khawatir
22 Aku Sudah Menikah
23 Solusi Buat Shakila
24 Eksekusi
25 Tidak Menyerah
26 Menghabisi Ramlan
27 Menghilangkan Jejak
28 Ramlan Dikuburkan
29 Shakila bersedih
30 Doa Untuk Ramlan
31 Akmal Pulang Ke Jakarta
32 Kenyataan Pahit
33 Penghianatan Besar
34 Penderitaan
35 Keberhasilan Shakila
36 Aku Bukan Orang Bodoh
37 Mencari Rinto
38 Aktivitas Shakila
39 Menginap Dirumah Bibi
40 berkunjung Kerestoran Fram In The Country
41 Disiksa Kembali
42 Mengatur Siasat
43 Reparasi Kunci
44 Terus Bergerak
45 Kunci Duplikat Sudaj Ditangan
46 Cari Mobil Sewaan
47 Resep Obat
48 Mempersiapkan Semuanya Dengan Matang
49 Sewa Mobil
50 Menunggu Waktu Tepat
51 Mengintai
52 Menyelinap
53 Mereka Datang
54 Mereka Terperdaya
55 Menghilangkan Barang Bukti
56 Alergi Shakila Kambuh
57 Rem Loss
58 Kecelakaan
59 Menikmati Kemenangan
60 Strategi Selanjutnya
61 Penyebab Kecelakaan
62 Teror Terus Berlanjut
63 Biang Keladinya
64 Melampiaskan Amarah
65 Melaporkan Semuanya
66 Kalah Lagi
67 Salah Memilih Lawan
68 Menikmati Kemenangan
69 Kembali Kerutinitas
70 Pengagum Rahasia
71 Menemui bibi Ati
72 Apa Yang Terjadi Pada Ibu
73 Permusuhan Terus Berlanjut
74 Ada Ular Di Rumah
75 Dibuat Panik
76 Sop Kura-Kura
77 R.I.P. Robby
78 Balas Dendam kematian Robby
79 Mempersiapkan Diri
80 Penabrak Ramlan
81 Laporan
82 akmal diinterogasi
83 Memutar Balikan Fakta
84 Shakila Ditelepon Polisi
85 Akmal Menelpon
86 Kelicikan Akmal
87 Terpaksa Mengikuti
88 Menemui Akmal
89 Sambutan Yang Begitu Baik
90 Permainan Yang Cantik
91 Akmal Melawan
92 Shakila Menghilang
93 Shakila Disekap
94 Balas Dendam Untuk Robby
95 Pembelaan Rinto
96 Pembelaan Shakila
97 Diuji
98 Kebohongan
99 Rinto Sangat Ketakutan
100 Siksaan
101 Cabut Gigi
102 Menghilangkan Jejak
103 Menggali Lubang
104 Memberi Makan
105 Mencoba
106 Tidak Kuat
107 Dipaksa
108 Perawatan intensif
109 Melanjutkan Pekerjaan
110 Membawa Tubuh Rinto
111 Dikubur
112 Melanjutkan Penggalian
113 Giliran Shakila
114 Tamat
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Mengenaskan
2
Hidup Yang Malang
3
Janjian Lagi
4
Dikecewakan Lagi
5
Kembali Ke rutinitas
6
Menghadiri Pesta
7
Menggoda wanita Cantik
8
Namanya Shakila
9
Memeriksa Gigi
10
Ektrasi Gigi
11
Pekerjaan Akmal
12
Alergi Dermatitis kontak
13
Komplek Perumahan Sentosa
14
KDRT
15
khawatir
16
Bertemu du Taman
17
Berubah
18
Semakin Dekat
19
Akmal Bahagia
20
Sangat Bahagia
21
Khawatir
22
Aku Sudah Menikah
23
Solusi Buat Shakila
24
Eksekusi
25
Tidak Menyerah
26
Menghabisi Ramlan
27
Menghilangkan Jejak
28
Ramlan Dikuburkan
29
Shakila bersedih
30
Doa Untuk Ramlan
31
Akmal Pulang Ke Jakarta
32
Kenyataan Pahit
33
Penghianatan Besar
34
Penderitaan
35
Keberhasilan Shakila
36
Aku Bukan Orang Bodoh
37
Mencari Rinto
38
Aktivitas Shakila
39
Menginap Dirumah Bibi
40
berkunjung Kerestoran Fram In The Country
41
Disiksa Kembali
42
Mengatur Siasat
43
Reparasi Kunci
44
Terus Bergerak
45
Kunci Duplikat Sudaj Ditangan
46
Cari Mobil Sewaan
47
Resep Obat
48
Mempersiapkan Semuanya Dengan Matang
49
Sewa Mobil
50
Menunggu Waktu Tepat
51
Mengintai
52
Menyelinap
53
Mereka Datang
54
Mereka Terperdaya
55
Menghilangkan Barang Bukti
56
Alergi Shakila Kambuh
57
Rem Loss
58
Kecelakaan
59
Menikmati Kemenangan
60
Strategi Selanjutnya
61
Penyebab Kecelakaan
62
Teror Terus Berlanjut
63
Biang Keladinya
64
Melampiaskan Amarah
65
Melaporkan Semuanya
66
Kalah Lagi
67
Salah Memilih Lawan
68
Menikmati Kemenangan
69
Kembali Kerutinitas
70
Pengagum Rahasia
71
Menemui bibi Ati
72
Apa Yang Terjadi Pada Ibu
73
Permusuhan Terus Berlanjut
74
Ada Ular Di Rumah
75
Dibuat Panik
76
Sop Kura-Kura
77
R.I.P. Robby
78
Balas Dendam kematian Robby
79
Mempersiapkan Diri
80
Penabrak Ramlan
81
Laporan
82
akmal diinterogasi
83
Memutar Balikan Fakta
84
Shakila Ditelepon Polisi
85
Akmal Menelpon
86
Kelicikan Akmal
87
Terpaksa Mengikuti
88
Menemui Akmal
89
Sambutan Yang Begitu Baik
90
Permainan Yang Cantik
91
Akmal Melawan
92
Shakila Menghilang
93
Shakila Disekap
94
Balas Dendam Untuk Robby
95
Pembelaan Rinto
96
Pembelaan Shakila
97
Diuji
98
Kebohongan
99
Rinto Sangat Ketakutan
100
Siksaan
101
Cabut Gigi
102
Menghilangkan Jejak
103
Menggali Lubang
104
Memberi Makan
105
Mencoba
106
Tidak Kuat
107
Dipaksa
108
Perawatan intensif
109
Melanjutkan Pekerjaan
110
Membawa Tubuh Rinto
111
Dikubur
112
Melanjutkan Penggalian
113
Giliran Shakila
114
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!