16

Sudah sekitar 4 hari fort di rumah, dan selama itu juga sky selalu melayaninya. Entah itu memasak atau sekedar melayani kebutuhan seksual yang tak pernah terpuaskan untuknya.

Senyum fort tak henti-hentinya terbit karena satu rencananya sudah berhasil ia jalankan. Tinggal menunggu bosan lalu ia akan mencampakkan sky. Persis seperti yang di lakukan ayahnya dulu.

Tapi kapan fort bosan ?Itu masih menjadi rahasia waktu, fort sendiri selalu merasa bersemangat melihat sky pasrah saat berada di bawahnya. Mendesah dan berkeringat di bawah kukungan lengan besarnya, Meneriaki namanya saat mencapai puncak.

Fort suka itu.

Tubuh itu menggeliat, kepala sky menoleh kebelakang dimana fort berada.

"paman sudah bangun ?" tanya sky lalu menoleh pada jendela yang masih gelap. Dan hanya dibalas anggukan.

Tangan kanan sky bergerak menarik selimut hingga batas leher.

"tidurlah lagi !" Ucap fort lembut.

Sky mengangguk, ia membalikkan tubuhnya menghadap fort lalu memeluk sang paman.

"nanti jangan lupa ke apotek buat beli obat !" ujar sky dengan mata terpejam.

Fort tak merespon. Dia hanya diam menatap sky yang memeluk pinggangnya dengan dirinya yang kini sedang dalam posisi duduk.

Kemarin fort lupa membeli obat itu Karena terbawa emosi melihat sky rangkul -rangkulan di toko buku.

"setelah ini permainan apa yang akan aku mainkan bersama mu ky !" ujar fort mengelus kepala sky seolah menina-bobokkan pria itu.

Lengan kokoh fort terasa memberatkan perut sky, pasalnya saat bangun ia merasakan dekapan dari arah belakangnya.

"sudah bangun hm? Kalau di fikir-fikir kau sangat senang saat tidur memunggugi ku!" Ucap fort meniup ceruk leher sky.

"a-aku tidak tau! Kan aku tidur memeluk mu tadi !" ujar sky membela diri.

Kini keduanya berhadapan dan saling menatap satu sama lain. Fort menatap mata coklat emas milik sky. Jika dilihat sekilas pria itu terlihat biasa saja, murah senyum ,senang tertawa meski tidak terpingkal pingkal.

Namun fort menyadari ada yang lain dari cahaya mata sky.

"paman hari ini libur dulu ya, temani sky karena area bawah sky masih sangat perih !" Ucap pelan sky dan malu.

Fort hanya diam, tanpa kata pria itu bangkit dari tidurnya dengan wajah datar tak terbaca menuju kamar mandi.

Saat keluar ia tak menemukan sky di ranjang nya, Sepertinya sky sudah kembali ke kamarnya.

"kau akan merasakan sakit bekali-kali lipat di bandingkan dia sky !" gumam fort sebelum meninggalkan rumah.

Tumpukan berkas menyita perhatian fort, banyak berkas yang harus ia cek dan ia tanda tangani. Pekerjaannya menumpuk karena libur selama 4 hari jadi ia harus menyelesaikannya hari ini.

Sebuah ketukan menyadarkan fort dari kesibukan. la mengangkat kepalanya dan terkejut saat menemukan sosok itu.

"siapa yang memberi mu izin kemari ?" tanya fort  sarkas dan kejam sedang yang di tanya hanya menunduk.

"aku ada keperluan di kantor departemen pendidikan dan jaraknya tak jauh dari sini,  jadi sekalian aku membawakan paman makan siang !" jawab sky.

"tapi kalau paman tak mau, aku akan membawanya pulang Lagi !" ujar sky dengan wajah penuh senyum hangat.

Fort masih diam tak bergeming. Karen merasa di acuhkan jadi sky berbalik dan hendak keluar, tangannya sudah meraih hendle pintu dan membuka pintu dengan gerakan pelan.

Gerakan sky terhenti saat sebuah tangan menutup pintu itu kembali dengan kasar. Lengan kekar itu mengurung sky ,dilihatnya mata abu-abu itu menatapnya tajam.

"taruh makannya di meja !" ujar fort memberi perintah.

Sky mengangguk patuh dan berjalan ke arah meja kerja yang penuh map dan kertas ,lalu meletakkan bungkusannya.

"paman aku pamit ya, aku harus mengurus beberapa hal di kantor departemen pendidikan !" pamit skymenjelaskan.

Tapi lagi-lagi fort tak meresponnya, jadi  sky memilih keluar sebelum ia di pukul, dimarahi atau di telanjangi diruangan itu.

Setelah kepergian sky, fort menatap nanar bungkusan yang di bawa sky. la tak tau harus bagaimana menanggapi situasi yang di luar dugaannya.

Fort merasa melemah sekarang. Entah kenapa la tak pernah tega memarahi sky saat melihat mata coklat emas itu menatapnya penuh harap.

"akgghh..." teriak fort frustasi dan melempar bungkusan itu ke sembarang arah.

Fort sadar, harusnya ia marah dan melakukan hal ini saat sky masih di ruangan. Harusnya ia menghancurkan setitik harapan di depan mata pria itu.

Dengan emosi yang meluap-luap fort meninggalkan ruangannya dan sebelumnya ia sudah menyuruh sekretarisnya memanggil ob untuk membereskan kekacauan di dalam ruangannya.

Kini fort duduk di kursi kesayangannya. Menatap sosok wanita telanjang tergeletak di lantai dan bersimbah darah.

Fort memijat kepalanya yang terasa pening. Bukan karena telah menghabisi nyawa wanita murahan itu tapi karena hasratnya tak terpuaskan.

Bayangan tubuh ringkih dan pucat itu melayang-layang di kepalanya. Ingin rasanya ia segera pulang namun ego masih menahan kehendaknya.

Sudah sekitar seminggu ia tak pulang. Selama seminggu itu pula ia hanya bolak balik dari kantor ke rumah bermainnya.

Fort sengaja tak pulang agar ia tetap pada pendiriannya untuk balas dendam. Tapi semakin ia menahan keinginan pulang semakin ia berhasrat untuk bercinta dengan sky .fort juga berencana ingin membuat sky terluka akan kenyataan bahwa dirinya tak menginginkannya lebih dari sekedar pemuas nafsu.

Bayangan akan sky yang merasa jijik pada dirinya sendiri mulai tergambar dan seringaian penuh kemenangan itu tersungging menyayat hati.

Fort bangkit dari duduknya berjalan menuju aquarium sambil menyeret tubuh tak berdaya itu. Karena malas mencincang tubuh jadi ia langsung memasukkan tubuh utuh itu kedalam aquarium yang di huni oleh 12 ekor ikan piranha yang kelaparan.

Tak ingin berlama- lama, fort meninggalkan aquarium dan segera menuju kantor untuk menyelesaikan tumpukan map di atas mejanya sebelum sang sultan atau ayahnya datang dan mencercanya dengan kalimat yang membuat gendang telinganya berdenyut.

Belum lagi ocehan dari sang kanjeng ratu yang selalu menyakan kapan ia menikah.

Kapan ia menikah?

Entah lah pertanyaan itu terasa masih jauh di usianya yang sudah 32 tahun. Sebenarnya apa yang fort tunggu ?. harusnya fort sudah menikah dan meninggalkan sky agar pria itu tau bagaimana perasaan prim saat di tinggal menikah oleh jimmy, ayahnya.

Namun semuanya urung di lakukannya, ia merasa masih ingin bermain- main lebih lama dengan putri semata wayang dan kesayangan jimmy.

Masih ingin menikmati servis lalu perlahan menyaksikan kepahitan dan penderitaan menerpa sky.

la sangat menatikan hari itu.

\=\=\=\=\=\=

Mata sky menatap nanar kearah lautan luas, air matanya mengalir melewati pipinya, jatuh menimpa pasir halus yang saat ini didudukinya.

Beberapa jam lalu saat usianya berganti dari 17 tahun ke 18 tahun, detik pertama perayaan yang seharusnya penuh haru dan bahagia berubah menjadi tangis kepedihan. Ia kehilangan keperawanannya di detik pertama usia 18 tahunnya.

Kenyataan yang lebih pahit menampar sky, orang yang selama ini ia anggap sebagai ayah yang akan melindunginya justru menjadi orang yang pertama menyakitinya. Bukan sekedar menyakiti, tapi juga menghancurkan harapan dan gambaran kebahagian yang satu persatu ia susun.

Perasaan sky menjadi hancur dan berantakan, kini harapan yang tumbuh di hatinya lenyap tak terelakkan.

Meskipun sangat kecewa ,sky masih mencoba berfikir positif bahwa malam tadi pria yang telah mengambil keperawanannya yang tak lain adalah pamannya fort sedang dalam keadaan mabuk.

Senyum sky terukir.

.

.

.

.

Au ah,, capek jadi sky !!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!