BAB 6

Orang tuanya Kiki jalan lemes dan kesal ke terminal, karena terpaksa harus ke Jakarta ke rumah anak dan menantu, sudah tidak punya tempat tinggal lagi.

"Semoga Sintia dan Kiki menerima kita tinggal bareng iya Ayah, Bunda tidak menyangka besan kita bisa setega ini usir kita dari rumah kita sendiri." ucap Bunda nya Kiki, masih tidak menyangka besan yang dia kenal baik dan cuek bisa tiba-tiba tega seperti ini.

"Sama Bun, sampai di sana kita akan bikin susah hidup anaknya yang culun iya Bun, biar dia merasakan bagaimana susahnya kita akibat ulah orang tuanya yang seenaknya usir kita dari rumah sendiri." ucap Ayah nya Kiki yang akan membuat Sintia tidak bahagia dan tenang.

"Bunda setuju Ayah, biar dia tersiksa hidup bareng mertua yang tidak menyukai nya, masih untung anak kita mau menerima perempuan culun itu jadi istrinya, eh orang tuanya bertingkah dasar tidak tahu diri!" protes Bunda nya Kiki kesal, karena tidak terima diusir dari rumahnya sendiri karena masalah hutang saja.

"Ayah jadi tidak sabar mau kerjain mantu kita Bunda." lanjut Ayah nya Kiki yang akan bikin menantunya tidak bahagia, supaya merasakan susahnya hidup bareng mertua karena ulah orang tuanya yang tiba-tiba usir dari rumahnya.

Ayah nya Kiki langsung buka tas untuk keluarin botol minum, karena merasa haus setelah kejadian pengusiran tadi tidak sempat minum padahal sudah haus dari tadi.

**

Sintia pamit pulang ke Jakarta setelah mendengar kabar, mertuanya sudah diusir dari rumahnya dan tidak bawa apapun, Sintia tidak masalah orang tuanya Kiki tetep bawa uang milik mereka untuk ongkos ke Jakarta.

"Kamu hati-hati dijalan iya Nak, Bunda lega sekali kamu sudah tidak tinggal dirumah itu dan rumah itu tidak ada perabotan sama sekali." ucap Bunda nya Sintia senang, anaknya tidak pergi begitu saja tapi memikirkan bawa barang-barang yang ada dirumahnya.

"Selain itu kamu tidak akan tinggal sama mertua tapi anaknya entah pergi kemana, biarin saja mereka pusing cari keberadaan kamu karena kesalahan Kiki sendiri." ucap Ayah nya Sintia, Ayah nya Sintia senang anaknya tidak akan hidup susah dan tersakiti dengan keberadaan mertuanya.

"Iya Ayah dan Bunda Alhamdulillah, semua berkat saran Wulan untuk Sintia cari rumah baru dan perabotannya dibawa dari rumah yang lama, lagian semua isinya kan dari Ayah dan Bunda jadi aman dibawa." lanjut Sintia sambil melihat Wulan.

"Terimakasih Nak Wulan, sudah menjadi temen yang baik untuk anak kami dan membuat anak kami tidak larut dalam kesedihannya." lanjut Bunda nya Sintia merasa tenang, karena anaknya punya sahabat yang baik selama tinggal di Jakarta.

"Sama-sama Tante, saya tidak tega saja melihat perempuan baik seperti Sintia disakiti dan larut dalam kesedihan." ucap Wulan yang akan berusaha bantu sahabatnya, untuk tidak terpuruk dalam masalah pribadinya.

Wulan salim ke orang tuanya Sintia untuk masuk kedalam mobil duluan, sedangkan Sintia masih bicara sama orang tuanya sebentar dan baru susul Wulan masuk kedalam mobil.

**

Winda minta dibelikan perhiasan sama Kiki, karena perhiasan yang dimiliki Winda sudah ketinggalan jaman dan sudah tidak enak dilihatnya.

"Sayang beli ini iya, sekalian buat maskawin nanti boleh kan." ucap Kiki sambil melihat sekotak perhiasan lengkap.

"Tidak mau, kalung dipakai sekarang, buat cincin nikah beli lagi dan buat mahar juga beli lagi jangan seperti orang susah deh Mas!" protes Winda tidak setuju, jika perhiasan yang dibelinya sekarang dijadikan mahar saat nikah nanti.

"Sangat berbeda sama Sintia dulu, dia pasrah dikasih cincin murah dan maskawin sederhana, tidak seperti Winda yang banyak mau seperti ini bikin pusing saja." batin Kiki yang mulai membandingkan Winda sama Sintia.

"Iya boleh sayang, pilih lah yang Dek Winda suka." lanjut Kiki pasrah, dari pada membuat calon istrinya ngambek karena tidak dibelikan perhiasan.

"Nah begitu dong dari tadi." lanjut Winda senang akhirnya calon suaminya mau memberikan perhiasan baru.

Winda pilih-pilih perhiasan yang diinginkan, Winda ingin selalu terlihat cantik dengan pakai perhiasan baru.

**

Sintia ajak Wulan beli cctv untuk dipasang di rumah lamanya, Sintia penasaran saja apa yang akan dilakukan mertuanya saat sampai di rumah lamanya.

"Untung kita duluan yang sampai, jadi bisa beli ini buat di rumah." ucap Sintia senang karena tidak duluan saja sama mertuanya.

"Iya sudah sekarang kita ke rumah kamu, pasang alat ini ke semua ruangan supaya bisa lihat apa saja yang mereka lakukan." ucap Wulan tidak sabar, melihat rumah lamanya Sintia dipasang cctv.

"Kamu benar hayo." lanjut Sintia semangat.

Sintia rela beli banyak cctv karena penasaran, apa yang akan terjadi saat mertuanya datang walaupun sejujurnya sudah malas berurusan lagi sama orang tua laki-laki yang mencampakkannya begitu saja.

Terpopuler

Comments

Nana Megawati

Nana Megawati

punya mertua nda tau diri begini mending dibuang aja ke laut cuman jadi beban hidup aja

2024-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!