bab 6

"Bas jangan !" Aku berusaha sekuat tenaga menahan tubuh perempuan itu agar tidak terseret oleh Baskara keluar.

Crash

Aku langsung terdiam ketika darah muncrat sangat banyak di wajahku, D4rah tersebut berasal dari tu-suk4n p1s4u Bas yang mengenai l3her perempuan malang itu.

"Aaaaaaa!" Aku menangis dan menjerit ketakutan, aku benar benar tidak menyangka bahwa aku akan menyaksikan pemb-unu-h4n yang begitu sangat sad1s ini.

"Irwan, Bawa perempuan ini ke belakang," laku oria bernama irwan itu menyeret korban Bas dengan sangat kejam, rambutnya di jambak sangat keras dan D4r4h dari kehenya mengucur dengan sangat deras di sepanjang koridor kos kosan.

Sedang kan aku sedang menangis dan tidak bisa bergerak karena terlalu kaget, aku takut akulah korban selanjutnya.

"Deva, kamu harus tahu bahwa aku tidak pernah main main, cepat bersihkan tubuh mu dan pindah ke kamar yang lain agar kamar ini dibersihkan terlebih dahulu oleh mbak" titah Bas dengan enteng, aku sama sekali tidak melihat raut wajah Bas yang menyesal telah melukai seseorang.

Plak

"Deva, apa kamu dengar?? Atau kamu memang benar benar tidak ingin bisa mendengar lagi?? Baiklah kalau begitu aku akan memut-uskan telinga mu supaya kamu benar benar tuli' aku bisa melihat Bas mengeluarkan pis4unya di dalam saku celana, sampai detik ini pun aku masih tidak bisa berkutik.

Sampai......

"Stop!! Iya maafkan aku aku akan membersihkan diri" aku langsung bisa bergerak ketika pis4u Baskara mulai sedikit melukai telingaku, rasa perih dan banyak kucuran D4r4h membuatku tersadar.

Baskara langsung menghentikan aksinya melu-kai telinga ku , aku langsung berjalan cepat menuju kamar mandi, namus sialnya aku terjatuh beberapa kali karena lantai sangat licin terkena gendangan d4rah dsri perempuan yang tadi.

Di dalam kamar mandi aku menangis sejadi-jadinya, aku sangat kaget dan juga takut, aku memikirkan bagaimana nasib perempuan itu sekarang.

"Pasti sudah tidak tertolong lagi, Baskara dan teman temannya pasti tidak akan meloloskan perempuan itu," gumam ku sambil menangis.

"Astaga!" Aku juga terkejut ketika melihat wajahku dipenuhi dnegan banyaknya cipratan D4rah, dengan secepat kilat aku melepaskan pakaian ku dan mandi dengan asal.

Kriettttt

"Kenapa kamu masih disini?" Aku akan ganti baju" ucapku pada Bas yang ternyata masih ada di dalam kamarku, dia tidak membereskan kamarku, dia hanya sedang duduk santai sambil memainkan ponselnya.

"Tunggu" lalu dia pun keluar dan mengambil sebuah sandal untuk aku pakai.

"Gunakan inj, aku izin mengambil pakaian di dalam lemari, kamu bisa menganti baju di kamar hang lain, jangan sampai tubuhmu yang sudah mandi itu terkena D4rah lagi" aku merasa risih karena sekarang aku sedang memakai handuk saja.

"Ta.... Tapi..."

"Jangan membantah! Ayo cepat ikuti aku, aku pastikan tidak akan ada orang yang melihatmu hanya mengunakan handuk selain aku" aku tidak bisa melawan Bas lahk, karena aku takut dia khilaf dan menghabisiku.

"Cepat masuk!" Aku pun langsung masuk me dalam kamar Yang hanya berjarah 2 kamar dari kamarku.

"Ka... kamu mau apa?" Tanya aku saat melihat Baskara ingin masuk juga ke dalam kamar.

Lalu dia bergerak seperti ingin mencium leherku.

Plak

"Jangan kurang ajar ha! Jangan mentang-mentang kamu seorang pem-bun-uh dan aku takut padamu, kamu bisa semena mena padaku" aku menampar Baskara dengan sangat kuat, sudah jelas dia mendekatiku karena ingin melec-ehkanku.

Baskara pun memgang pipinya yanh kungkin terasa panas karena tamparanku.

"Kepedean kamu! Aku hanya ingin membersihkan ini, kamu mandi bersih gak sih? Sampai sampai sisa d4rah maish banyak tertinggal di belakang lehermu." Jawab Baskara sambil mencolek belakang leherku, dan ternyata saat ku lihat memang ada d4rah dibelakang leherku.

"pergi" dengan sigap aku menutup pintu kamar dan berganti pakaian.

Sekarang aku terduduk melamun di dalam kamar kos, kos kosan ini kanan kirinya tidak ada bangunan lain, untuk menuju ke bangunan lain harus melewati kebun yang cukup luas , dan usut punya usut ternyata kebun kebun itu pemiliknya yang punya kosan, jadi mau jeritan ataupun teriakan pasti tidak akan terdengar ke rumah warga.

"Apa pemilik kos tahu bahwa kos kosannya dijadikan sarang pembunuhan berantai." Gumamku dalam hati.

Ting

(Deva, hari ini kan tanggal gajian kamu, ayo cepat berikan gajimu kepada ibu, karena ibu akan membayar arisan dan juga cicilan, bulan kemarin kamu tidak memberikan uang kepada ibu, berarti sekarang uang nya di kali 2) terdapat pesan masuk dai ibu, seharusnya jika dia adalah ibu yang baik, ibu akan bertanya terlebih dahulu bagaimana kabarku diluaran sana, bukannya malah datang datang langsung meminta uang.

Karena aku cukup kesal dan sangat geram kepada sikap ibu, aku pun memblokir semua nomor keluargaku termasuk kedua adikku.

Brak

Brak

Sayup sayup aku mendengar benda dipukul sangat keras, diselingi dengan suara rintihan perempuan, aku langsung menutup telingaku dengan hedset dan memutar lagu sekencang kencangnya, aku berusaha untuk tertidur agar tidak mendengar bunyi bunyi yang menakutkan.

***

Tak terasa aku terbangun pukul 07.30 pagi, aku dibangunkan dengan perut yang sangat mual serta kepala yang sangat pusing.

Hoek

Lagi lagi aku muntah, dan muntahannya benar benar hanya cairan biasa tidak ada makanan di sana karena aku dari semalam belum makan.

"Ahhh, sebaiknya aku membeli tespek dan sekaligus membeli makanan diluar" akupun hanya cuci muka dan berganti pakaian, saat aku buka dompet ternyata uang ku sudah semakin menipis saja.

Setelah sudah bersiap siap, aku pun keluar kamar dan melihat sekitar kos kosan, disini yang semalam banyak d4rah berceceran, sekarang benar benar sangat bersih, bahkan bau amis pun tergantikan debgan bau citrus yang menyegarkan.

"Mau kemana kamu?" Tanya Baskara padaku, dia sedang meroko di depan balkon kamarnya.

"Beli makanan" jawabku dengan dingin, aku juga melihat Baskara sangat santai, dia tidak seperti orang merasa bersalah atau ketakutan.

"Awas ya, jangan sampai kamj bicara pada seseorang mengenai kos kosan ini, jika kamu sampai berbicara aku akan membuatmu tidak bisa bicara seumur hidup mu." Bulu kuduk ku meremang ketika mendengar ancaman dari Baskara,Baskara bukan lah tipe orang yang suka main main, telingaku saja sedikit terluka karena gesekan dari pisa-unya.

Tanpa menghiraukan ucapan Baskara akupun langsung menaiki sepeda motor untuk menuju warteg, warteg dari sini jaraknya hanya sekitar 709 meter dekat dengan pabrik tempat ku bekerja dulu.

"Eh kok tutup!" Gumamku ketika melihat warteg langgananku tutup, namun yang aku lihat justru banyak sekaki orang yang berkumpul di samping warteg tersebut.

Jiwa kepo ku meronta ronta, aku langsung menyetandarkan motor dan berjalan menghampiri orang orang yang sedang Berkerumun.

"Permisi, permisi, ada apa ya?" Tanyaku, disini warga masih bebas melihat karena belum ada pihak yang berwajib datang.

"I-itu mbak ada kepala manusia yang sepertis seorang perempuan, wajahnya habis dikuli-ti" mendengar dari jawaban seorang warga, sontak aku langsung melihat ke arah perempuan malam tersebut.

"Astagfirullah," disana ada dua p0t0ng tubuh m4nusia yang satu kep4la wanita dengan wajah yang sudah diku-liti, dan satu lagi pot0-ngan tubuh yang berukuran cukup besar daru pundak hingga perut, jenazah itu ditemukan di selokan yang cukup besar di pinggir warteg.

"Hahh, itu perempuan yang semalam minta tolong padaku!" Aku langsung keringat dingin, mayatnya sangay mengerikan, dan saat itu puka pandanganku gelap.

"Duh, saya ada dimana?" Tanya aku ketika membuka mata, saat aku membuka mata aku sudah berada di atas kasur dengan ruangan yang serba putih dan bau obat yang menyengat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!