bab 4

"sana, sudah dengarkan apa kata bos, jangan coba coba untuk lari dari sini, dan berikan alasan apa saja kepada dokter apa yang terjadi kepada lengan mu, jangan coba coba untuk memberi tahu siapapun tentang kejadian yang sebenarnya" wku pun mengangguk lalu mengambil motorku yang masih terletak di depan gerbang.

Di sepanjang perjalanan mencari klinik aku pun menangis, aku tidak menyangka bahwa aku akan terjebak di kos kosan yabg isinya menurutku psikopat kejam semua, dan aku juga berpikir berarti pria yang menidurkanku adalah seorang psikopat kejam.

Setelah menempuh perjalanan 20 menit mencari klinik, akhirnya aku pun menemukan klinik, dan akupun masuk, untung saja klinik tersebut tidak terlalu ramai jadi aku bisa langsung ditangani karena darahku sudah banyak sekali kekuar.

"Ini kenapa? Apa kamu kena begal? Ini lukanya cukup dalam loh tepatnya akan mendapatkan 25 jahitan!" Tutur seorang dokter padaku.

"Kecelakaan dok, tolong lakukan apa saja agar pendarahannya berhenti" akhirnya proses penjahitan pun dimulai.

Karena aku dibius di bagian kuka, jadi aku tidak terlalu merasakan sakit, namu tetap saja aku bisa merasakan bahwa ada jarum dan benang yang masuk ke dalam kulitku.

"Sudah selesai, mari kita duduk disana."lalu aku mengikuti langkah dokter bernama Kelvin.

"Ini resep obatnya, tolong untuk satu minggu jangan dulu terkena air ya." Ucaonya sambil memberi resep.

"Baik, terimakasih dokter, kalau begitu saya izin kekuar" lalu aku pun keluar , saat tidak sengaja aku melewati cermin aku melihat wajahku begitu pucat.

Setelah menunggu sekitar 7 menit akhirnya obat pun sudah di tebus, dan mau tidak mau akupun kembali keada kos kosan tersebut, aku tidak mau dicari oleh mereka.

"Saat sampai ada kos kosan ternyata gerbang belum dikunci, sepertinya Mbak penjaga kosan memang sengaja menungguku pulang.

"Astagfirullah" saat aku masuk ke dalam halaman kosan, aku melihat ada beberapa pria dan juga wanita sedang duduk sambil meroko di dekat pintu parkiran, mereka serempak melihat ke arahku dengan tatapan tajam dan seperti ingin menyerang.

Aku yang ketakutan langsung kari ke dakam kamar dan menguncinya.

"Ya Allah tolong lindungi aku, dari niat jahat siapapun." Do'a ku, saat aku takut ketika aku sedang tertidur ada orang yang menyusup masuk dan membunuhku dalam keadaan sedang tertidur.

Setelah makan makanan yang tadi aku beli saat menuju pulang, aku pun meminum obat dan tertidur dengan pulas.

Aku terbangun dengan alarm yang berbunyi pukul 06.15 pagi, aku masik di pabrik pukul 08.00 sekarang tanganku merasa ngilu kembali karena mungkin efek obatnya sudah hilang.

"Aku harus membeli makanan keluar laku meminum obat" aku mengumpulkan energiku dan membuka pintu kamar kos untuk berniat mencari sarapan di luar.

Saat membuka pintu aku melihat ada beberapa orang sedang beroah raga dan berjemur, pria psikopat itu juga ada dan dia langsung menatap ketika aku membuka pintu, aku berusaha untuk tidak menghiraukan mereka dan tetap berjalan untuk sarapan.

"Neng, ngekos disitu?" Tanya seorang penjual nasi uduk yang tidak jauh dari kos kosan.

"Iya, bu." Jawab ku.

"Gak takut? Kata warga kos kosan itu sangat angker, bahkan para penghuninya pun jarang keluar, tapi mereka terkadang suka membeli nasi uduk disini sih, ibu pernah mengajak ngobrol salah satu penghuni kos kosan itu namun tidak di jawaban sama sekali." Tuturnya.

"Gapapa kok bu, kos kosannya nggak serem malah nyaman dengan fasilitas yang ada dan harga murah, hari pertama saya ngekos disitu nyaman kok bu" jawabku berbohong.

"Yasudah, ini neng jadi 10rb" akupun memberikan uang pas dan setelah mengucapkan terima kasih akupun langsung pergi.

Setelah sampai kos kosan aku langsung mandi dengan cukup sulit karena luka ku ini tidak boleh terkena air, setelah bersusah payah mandi akupun langsung makan dan minum obat.

Sekarang jam sudah menunjukan pukul 07.50 aku pun pergi ke pabrik dengan berjalan kaki karena memang jarak dari kos kosan sini ke pabrik sangatlah dekat.

"Duluan" aku menyapa pria psikopat itu, aku bersikap seperti tidak pernah terjadi apapun di antara kami, dan akhirnya aku pun tiba di pabrik.

Saat aku akan finger absen, aku melihat para karyawan disini seperti terfokus pada mading yang tak jauh dari mesin finger, begitu melihat kedatanganku mereka langsung menatapku dengan tatapan jijik.

"Murahan,!" Ucap salah satu diantara mereka, karena aku penasaran akupun berlari ke arah mading.

"Astaga;" aku melihat foto fotoku yang sedang berciuman, dan juga berpelukan dengan pria Psikopat itu, bahkan saat aku masuk ke dalam sebuah kamar pun ada fotonya terpajang di mading.

"Ku kira calon supervisor itu orang yang alim, ternyata orang yang sangat murahan ya!"

"Lisa? Pasti ini kelakuanmu dan juga teman teman mu kan ? Dasar kurang ajar!" Karena aku benar benar emosi akhirnya aku pun menyerang mela, aku menjambak menampar dan memukul wajahnya dengan sangat keras.

Beberapa hari yang lalu aku ditunjuk oleh atasanku untuk menjadi calon supervisor di pabrik ini, mungkin Lisa dan teman temannya iri karena kontrak masuk bersama sedangkan aku naik jabatan duluan.

"Awwwwwww!!! Kurang ajar !! Sakit!! Orang udik" Lisa juga melawan, aku terkena pukulan di dekat mata dengans sangat keras, orang orang yang ada di sini mencoba untuk memisahkan ku dan juga Lisa.

"Stop! Saya bilang stop! Kakian benar benar tidak punya etika yah , ribut ribut di tempat kerja, Lisa dan Deva ayo ikut ke ruangan saya." Mendengar teriakan pak joko atasan kami, aku dan Lisa langsung menghentikan perkelahian dan mengikuti langkah pak joko untuk masuk ke ruangan nya.

"Bener bener memalukan! Apakah kalian sebelum kesini tidak membaca pelaturan bahwa dilarang bertengkar satu sama lain di area kerja? Apa yang sudah membuat kalian bertengKar di depan banyak orang dengan tidak tahu malunya?" Tanya pak joko.

"Deva duluan! Dia menyerang saya terlebih dahulu dan menuduh saya menempelkan foto foto mesumnya di mading" Lisa playing victim menyalahkanku.

"Pak jelas jelas saya tahu siapa dalang di balik semua ini, bapak bisa cek CCTV siapa orang yang telah menempel foto foto saya di mading." Akupun tersenyum sinis ke arah Lisa.

"Cek saja!" Tantang Lisa.

"Sudah Deva, mau apapun masalahnya kamu tidak berhak untuk memukul orang, apa kamu di sini mau menjadi preman? Saya sebagai HRD Benar benar kecewa pada kamu ya, sepertinya atasan di divisi kamu salah telah menunjukmu naik jabatan.

Aku terdiam mendengar ucapan pak Joko, sebagai HRD dia benar benar tidak bijak menyikapi masalahku dan juga Lisa.

"Pak, cek dulu CCTV nya! Meskipun foto foto itu benar tapi tidak pantas dan tidak layak orang itu menempelkan foro pribadiku di mading , benar benar sangat tidak beretika dan tida ber adab." Aku mencoba berprotes kepada pak Joko.

"Sudahlah, sekarang kamu keluar saja tidak usah kerja lagi besok. Saya akan memberikan mu paklaring dan juga uang tunjangan." Lututku langsung seketika lemas ketika mendapat pemecatan dari pak Joko.

",Pak... Tapi."

"Tidak ada tapi tapian, kesalahan kamu ini benar benar sudah sangat fatal, bisa saja Lisa melaporkanmu karena telah melakukan kekerasan, sekarang kamu Lebih baik pergi dan minggu deoan datang lagi ke sini untuk mengambil paklaring dan tunjangan." Karena aku muak melihat wajah Lisa yang begitu sombong karena dia merasa menang dana aku pun memukulnya sekali lagi

#maaf ya teman teman uthor gak apdet apdet dari kemaren, dikarenakan suami uthor sedang sakit di rawat di rs😥minta doa nya ya buat temen temen semua😥🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!