bab 20

"Oh gitu, aku kira kamu belanjanya di bayarin sama pria lain." Sahut nya.

"Kamu kok curiga gitu ?" Tanyaku dengan nada tinggi.

"Loh, kok kamu harus membentak ku seperti itu? Kalau tidak merasa ya harusnya biasa saja dong, nggak usah ngomong dengan nada tinggi kaya gitu!" Tutur Baskara, Baskara memang paling bisa untuk memutar balikan pembicaraan sehingga lawan bicaranya kehabisan kata-kata.

"Bas please, aku baru saja pulang senang-senang dari mall, jangan bikin aku bad mood kembali, lagian kamu ngapain sih disini? kamu kan bisa memesan kamar yang berbeda dengan ku?" Aku mencoba untuk mengalihkan pembicaraanku.

"Suka-suka aku dong, untuk apa kamu mengatur atur ku seperti itu, lagian aku bertanya juga dengan baik baik , kamu kok jawab nya ngegas kaya gitu! Apa jangan-jangan memang benar adanya ya bahwa kamu dibelanjain sama cowo lain?" Dan ternyata Baskara bukan lah pria yang mudah untuk dialihkan, dia akan fokus kepada pembicaraan yang sedang dia bahas.

"Ahhh sudahlah, aku mau tidur dan aku ngantuk!" Lalu aku lun merebahkan tubuhku di atas ranjang dan menutup tubuhku dengan selimut sampai ke leher.

"Deva aku sedang bicara dengan mu dan aku tidak ingin di tinggal tidur." Baskara ternyata tidak menyerah.

"Apalagi? Sudah aku bilang aku belanja barang-barang itu menggunakan uang cash yang kamu berikan kalau misalnya memang kamu tidak percaya padaku, yasudah kita nggak usah jadi nikah saja , untuk apa kamu menikahi wanita yang kamu tidak percaya!" Tutur ku.

"An-j1ng perempuan si4lan, breng-sek , so jual mahal kamu perempuan ib-lis, oke anggap saja gue percaya sama omongan lo, tapi kalau lo berbohong ,. Lo bakal tahu konsekuensinya!!"

Baskara tiba-tiba berteriak dan mengumpat padaku, karen aku takut aku langsung menutup seluruh tubuhku hingga kelala dengan selimut yang tebal.

Setelah itu aku mendengar pintu kamarku dibanting, sepertinya Baskara ergi untuk meredakan emosinya.

"Ahhh, untung saja pria Psikopat itu pergi, jadi aku bisa tidur tenang tanpa membayang-bayangi akan di bunuh saat sedang tertidur, apa dia tidak merasa bahwa dia lebih s3tan dan ber3ngs3k?" Gumamku dalam hati.

Karena aku merasa rindu kepada Alex,. Aku langsung mengirim kan pesan kepadanya, karna sudah 1 jam berlalu dia sudah sampai di rumah.

"Lex, sudah sampai?". Tanyaku, namun setelah satu jam berlalu lagi, tidak ada balasan apapun dari Alex.

"Ahhh, dia kan dokter, bisa jadi saat dia pulang ke rumah tiba-tiba ada panggilan mendesak karena ada pasien dalurat, kalau begitu aku mendingan tidur aja lah." Gumammku lagi.

Ting

Saat aku ingin mulai memejamkan mataku, tiba tiba ada pesan WhatsApp masuk ke ponselku.

"Deva, maaf aku baru membalas pesan mu, tadi di jalan pulang aku hampir saja di begal, begal itu mencegat ku sambil menodongkan pis-tol dan juga samurai, untung saja tanpa berfikir panjang aku menabrak mereka dan Alhamdulillah ya aku selamat sampai tujuan meskipun sekarang aku sedang tidak di rumah, aku sekarang sedang berada di rumah sakit dan memutuskan untuk tidur disini, aku sengaja tidak pulang ke rumah karena aku takut dibuntuti oleh mereka, aku tidak mau mereka tahu alamat rumahku).

Rasanya jantungku hampir berhenti berdetak seketika, apa ini semua ulah Baskara? Tapi Baskara tahu dari mana kalau aku bertemu dengan Alex tanpa di sengaja dan lanjut untuk jalan jalan dna membelanjaiku? Apa Baskara memiliki banyak mata-mata?

Semua pertanyaan-pertanyaan itu menari-nari di dalam otakku sekarang, ini pertanda buruk bagi Alex dan juga aku, aku yakin ini bukan ancaman yang main-main.

(Astagfirullah, kalau saranku lebih baik kamu menginap dulu saja di rumah sakit untuk beberapa waktu, takut nya memang mereka mengincarmu, kalau misalkan begal sih mungkin tidak terlalu masalah, takutnya orang-orang itu memang memiliki dendam pribadi padamu dan mengincarmu) balas ku pada Alex.

Selama tiga jam aku terus-terusan berkirim pesan kepada Alex, Alex bilang jangan terlalu mengkhawatirkan nya, dia memang pandai bela diri karena sedari zaman sekolah dia sudah mengikuti ektrakurikuler taekwondo dan juga silat, namun tetap saja aku khawatir karena yang dihadai Alex sekarang bukanlah manusia normal melainkan seorang Psikopat gila dan kejam yang tidk punya belas kasihan.

Ting

(Tidur!! Ini sudah larut malam!! Kamu sedang bertukar pesan dengan siapa sampai-sampai aku melihat kamu online terus?) Tiba-tiba saja ada pesan masuk dari Baskara, hidupku sekarang benar benar seperti sangat dipantau olehnya, aku merasa tidak bebas untuk bergerak.

Karena aku tidak mau Baskara semakin marah, aku memutuskan untuk mematikan data ponselku lalu berusaha untuk tertidur, bahkan saking aku tidak mau berurusan Lebih dalam dengan Baskara, aku tidak pamitan kepada Alex untuk tidur lebih dahulu.

****

Pagi menyapa, aku dibangunkan oleh cahaya matahari yang menembus masuk lewat jendela, saat aku membuka mata ternyata gorden kamarku sudah terbuka dengan lebar, dan saat aku keluar dari kamar untuk menuju ruang tamu, aku melihat Baskara sedang memasak di dapur.

"Pagi Deva, hari ini aku membuatkan nasi goreng special untuk kamu, kamu mau? Aku juga akan membuat kan kamu susu hamil." Aku langsung termenung melihat sika Baskara yang tiba tiba berubah 180 derajat.

Kemarin malam Baskara sangat marah sampai memaki-maki ku habis habissan, dan sekarang Baskara berperilaku seperti tidak pernah terjadi masalah apapun denganku, pagi ini dia sangat manis dan senyumnya juga sangat merekah.

"I... Iya pagi, aku mau minum susu aja sama mau makan buah, nggak mau makan nasi goreng" jawabku.

Seketika Baskara langsung menghentikan aktivitas memasaknya dia menatap ke arahku sambil memgang alat masak.

"Kenapa? Daging untuk nasi goreng ini terbuat daru daging ayam kok, bukan daging M4nusia apalagi orang hang sedang dekat dengan kamu, kamu tidak menghargai aku Deva?" Aku bisa melihat bahwa Baskara sekarang sedang marah lagi padaku.

Mood Baskara benar-benar sangat cepat berubah, dalam hitungan detik dja bisa marah dan bisa tertawa terbahak-bahak lagi.

"Bu...bukan gitu,. Aku suka enek kalau misalkan pagi pagi sudah makan makannan yang berat, kalau misalkan boleh aku mau dibuatkan nasi goreng tanpa Daging saja, mau nasi dan sayuran saja" pinta ku pada Baskara.

Padahal bukan karena aku tidak ingin nasi goreng dengan suiran daging ayam atau sapi, tapi benar apa yang dikatakan Baskara bahwa aku takut daging yang sedang Baskara olah untuk topping nasi goreng, terbuat dari daging manusia.

"Baiklah calon istriku, sekarang kamu lebih baik mandi dan berpakaian rapi, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat dan aku tidak ingin mendengar penolakan dari ku" aku mengangguk dan langsung berjalan ke arah kamar mandi, aku sangat takut jika harus menolak keinginan Baskara.

Di dalam kamar mandi aku sengaja mengulur waktu, entah mengapa aku semakin merasa takut kepada Baskara, mau tidak mau aku harus bisa mengikuti apa yang diinginkan oleh Baskara, jika tidak aku takut Baskara mengamuk dan khilaf akan mengha-bisiku.

"Deva! Apa kamu pingsan di kamar mandi? Ini sudah 50 menit kamu berada di dakam kamar mandi, perlu aku dobrak pintunya Deva?" Saat aku sedang berendam did dalam bathtub, Baskara memanggil-manggil nama ku dari luar kamar mandi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!