Setelah mengembalikan nampan, Ailen kembali ke kamarnya sebagaimana yang diperintahkan suaminya, Dave. Ia juga sedang tidak berminat untuk menemui tamu jauhnya itu.
“Astaga!” Ailen mengelus-elus dadanya karena kaget mendapati Tom sudah berada di dalam kamarnya. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”
“Lalu dimana anda ingin saya berada, Nyonya? Di hati anda?”
Ailen duduk di sofa yang ada di dalam kamarnya dengan sok tenang sambil menyembunyikan tangannya yang tengah bergetar hebat.
“Anda sangat keterlaluan, Nyonya. Anda memanggil saya, meminta saya datang, tapi tidak berniat untuk menyambut saya apalagi berterima kasih atas kedatangan saya.”
“Maaf, aku ngga nyangka kalau kamu akan datang secepat ini. jadi belum sempat mempersiapkan penyambutan apapun.”
“Hahahaha... Anda masih belum berubah, Nyonya, sangat perhatian dan pandai berbasa-basi. Saya jadi penasaran, sambutan macam apa yang bisa anda siapkan seandainya saya memberi anda waktu untuk bersiap.”
“Mungkin dengan sebuah pesta mewah yang dihadiri banyak wanita cantik dan minuman keras?” tebak Ailen asal.
“Baiklah, kalau begitu saya beri anda waktu satu hari untuk mempersiapkannya, Nyonya.”
Tom menghampiri Ailen, berdiri di hadapannya, lalu sedikit membungkuk sambil menarik dagu Ailen agar mendongak melihat wajahnya dengan benar. Mata mereka kembali bertatapan tanpa tahu maknanya. “Kalau anda mengecewakan saya, anda pasti bisa membayangkan apa yang bisa saya lakukan untuk mempermalukan keluarga Dave Harrison tercinta anda ini, Nyonya.”
Ia kemudian menepis dagu Ailen dengan kasar dan meninggalkan kamar Ailen begitu saja.
“Huh..Huh...” Ailen akhirnya bisa bernafas lega. Ia sangat takut melihat kilatan amarah dan kekecewaan yang masih tergambar jelas dalam mata Tom.
Ia mengingat kembali semua yang baru saja dibicarakannya bersama Tom lalu bergegas memanggil Nada, pelayan rumah tangga kepercayaannya untuk mempersiapkan pesta penyambutan yang dijanjikannya kepada Tom.
**********************
Malam harinya, Ailen kembali memberanikan diri untuk menemui Dave di ruang kerjanya. Tidak seperti sebelumnya, kali ini Dave tidak terlihat sedang duduk di meja kerjanya seperti biasanya. Melainkan tengah terbaring di sofa tamu yang ada di salah satu sudut ruangan itu.
Ailen mendekati Dave perlahan-lahan, lalu membangunkannya perlahan.
“Kak Dave! Kak!”
Dave membuka matanya perlahan lalu mencoba duduk. “Ailen! Kamu ada di sini?”
“Maaf sudah menggangu tidur Kak Dave.”
“Tidak apa-apa, Len. Kamu pasti punya sesuatu yang penting untuk dibicarakan kan?”
Ailen mengangguk. “Ini soal Tom.”
“Tom? Ada apa?”
“Dia minta untuk dibuatkan pesta penyambutan.”
“Kalau begitu siapkanlah!”
“Kak Dave tidak keberatan?”
“Dia adalah tamu kita. Bagaimanapun juga dia sudah datang jauh-jauh dari Berlin. Sudah sepatutnya kita sebagai tuan rumah memberikan pesta penyambutan yang layak.”
“Baik Kak.”
“Tapi Len, kamu harus menyampaikan kepada Tom kalau aku tidak akan bisa datang karena kondisi kesehatanku.”
“Kakak tenang saja. Aku pasti bakal nyampein pesan kakak kepada Tom.”
“Terima kasih.”
“Kalau gitu aku pergi dulu, Kak.”
Dave mengepalkan tinjunya dan melampiaskannya kepada meja yang ada di hadapannya. Meskipun ia yakin, meja itu sama sekali tidak akan terpengaruh oleh tinjunya yang lemah setidaknya ia rasa sakit di tangannya mengingatkannya kembali bahwa ia tidak akan pernah menang melawan Tom dengan kekerasan yang terang-terangan.
***********************
“Anda sudah kembali, Nyonya?” tanya Nada ketika melihat Ailen akhirnya kembali ke kamarnya.
“Ada apa Nad?”
“Saya sudah mempersiapkan semua yang Nyonya minta. Tapi –“
“Ada apa?”
“Apa kita masih perlu mengundang para putri pejabat? Tuan Tom sudah membawa banyak wanita ke rumah ini.”
“Apa? Apa kau yakin? Seberapa banyak?”
“Tadi ada tiga orang saat dia pertama kali datang. Tapi sekarang sudah hampir sepuluh wanita menemaninya di taman belakang.”
Ailen meremas bagian samping roknya dengan kuat. “Apa yang sedang mereka lakukan?”
“Bersenang-senang.”
“Baiklah, kamu boleh pergi. Aku akan menyusun kembali daftar tamu dan menu makanan yang akan kita hidangkan.”
“Baik Nyonya.”
“Ah, satu lagi. Tolong kabari aku kalau Alvin sudah pulang sekolah.”
“Baik Nyonya. Saya permisi.”
‘Ternyata rumor itu benar. Aku tidak tahu kau akan berubah sebanyak itu hanya dalam tiga tahun, Tom.’
***************
Sementara itu, di taman belakang yang asri dan dekat dengan kolam renang, Tom benar-benar sangat pandai bersenang-senang. Ia mengajak sembilan wanita yang datang mengerumuninya untuk bersenda-gurau, menyuapinya makanan, memijiti ototnya yang kaku dan tegang lalu menemaninya mandi di kolam renang yang sudah disulap menjadi jacuzzi yang hangat dan nyaman.
Di sela-sela menerima suapan dari salah seorang wanitanya, Tom melihat Ailen berjalan ke arahnya. Tapi ia segera berpura-pura tidak melihat. Ia menarik salah seorang wanita lalu membawanya masuk ke dalam kolam renang bersama-sama diiringi gelak tawa manja yang menggelikan.
“Ehem....”
“Ah, ada Nyonya Harrison di sini. Ladies, perkenalkan! Beliau adalah Nyonya Harrison yang terhormat dan paling berkuasa di antara para wanita di negri ini.”
“Hanya seperti ini?” sahut salah seorang wanita sambil menelanjangi Ailen dari ujung rambut hingga ujung kaki. “Pantas Tom sama sekali tidak tertarik.”
Ailen hanya diam.
“Tom, kenapa tidak segera mengusirnya saja? Seperti debu di mata, dia cukup mengganggu pandangan hanya dengan berdiri tidak jelas di sana.” sahut salah satu wanita yang lain.
Sementara Tom hanya bisa tersenyum mendengar komentar para wanitanya.
“Apa anda sudah dengar, Nyonya? Segera katakan apa yang anda ingin katakan lalu pergi agar kami bila melanjutkan kesenangan kami!”
“Ada beberapa hal yang ingin saya diskusikan –“
“Katakan saja tentang apa!”
“Ini –“ Ailen terlihat ragu.
“Saya selalu mempercayai pasangan saya meskipun mereka seringkali berkhianat dan mengecewakan saya. Jadi anda bisa langsung berbicara di hadapan mereka semua.” sindir Tom.
“Baiklah, saya hanya ingin menyampaikan bahwa Kak Dave tidak bisa datang pada pesta penyambutan. Ini adalah daftar undangan dan menu yang sudah saya susun. Silakan periksa dan katakan saja kalau ada yang ingin ditambahkan.” Ailen meletakkan secarik kertas di atas meja. “Kalau begitu saya permisi.”
“Tunggu! Apa anda pikir anda bisa pergi begitu saja setelah datang kesini tanpa diundang?”
Ailen berbalik. “Lalu apa yang kamu inginkan?”
“Temani saya berenang!”
Semua wanita yang hadir di sana terbelalak. Mereka tidak percaya dengan apa yang baru saja Tom katakan.
“Tapi, bukankah dia adalah Nyonya Dave?” tanya salah seorang wanita Tom.
“Lalu kenapa? Dia adalah tuan rumah. Sudah selayaknya tuan rumah melayani tamunya dengan sebaik-baiknya.”
Para wanita saling pandang tapi tidak berani bertanya lebih lanjut karena mereka sadar betul bahwa mempertanyakan perintah Tom adalah sumber kesulitan besar untuk mereka kelak.
“Kalian boleh pergi!”
Para wanita itu kembali saling pandang, tapi akhirnya memutuskan untuk menurut, keluar dari kolam dengan tertib lalu pergi begitu saja.
“Zee! Kamu belum selesai memijat. Tinggallah!” titah Tom kepada salah seorang gadis berwajah blesteran dengan mata coklat yang menawan.
Gadis itu kembali memijit punggung telanjang Tom dengan penuh hati-hati.
“Nyonya! Bisakah anda membawakan minuman itu kemari?” tanya Tom kepada Ailen yang masih berdiri terpaku di tempatnya.
Ailen jelas tidak bisa menolak permintaan Tom setelah apa yang didengarnya tadi. karena ia sudah meminta Tom datang, maka ia tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Meskipun ia tahu itu akan sangat menyiksanya. Tapi kondisi kesehatan Dave dan kestabilan perusahaan jauh lebih penting daripada perasaannya. Jadi Ailen tidak punya alasan untuk tidak meladeni kegilaan Tom demi membuatnya tetap tinggal dan membantu Dave mengatasi masalah perusahaan.
Ia kemudian mengambil gelas milik Tom yang terletak di atas meja tak jauh dari tempatnya berdiri, lalu berjalan perlahan menuju bibir kolam. Ia berhenti sejenak lalu memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya turun ke dalam kolam perlahan-lahan menghampiri Tom yang sedang duduk bersandar di seberang kolam.
**************************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments