Informasi Yang Mengejutkan

Selepas dari Mall Damar langsung mengajak Ridwan pulang.

Tadinya Damar ingin menemui anaknya sekarang, namun waktu sudah hampir jam dua.

Jarak perjalanan dari pusat kota ke rumah Damar agak lumayan jauh. Jika sampai di rumahnya pasti sudah sore. Jadi Damar memutuskan untuk pulang saja.

Dan akhirnya Damar pun memutuskan untuk pulang saja setelah membeli beberapa barang untuknya di desa. Tak lupa dia membelikan orang-orang desa juga Ridwan.

Damar akhirnya menyentuh karto debit yang tak pernah mau dia pakai itu. Kartu yang berisikan sejumlah uang yang sangat banyak.

Damar menggunakan kartu itu untuk membeli beberapa peralatan yang diperlukan dan dapat dipakai bersama di desa, seperti genset.

Damar bertanya pada Ridwan bagaimana stok bahan bakar di desa. Remaja itu mengatakan selalu aman. Dan akhirnya Damar memutuskan untuk membeli empat buah genset yang akan diantar ke dermaga.

Nanti Damar akan menghubungi pak Sapto bagaimana cara untuk mengangkut benda-benda itu.

"Mas, gak kebanyakan beli genset nya?" Tanya Ridwan

" Nggaklah, itu mau mas kasihkan ke puskesmas tempat mas Khadafi, kantor desa dan juga tempat kelompok Tani. Yang satunya kita taruh di rumah kita dulu. Kalau ada yang perlu bisa kita pinjamkan." kata Damar pada remaja itu.

"Bapak pasti senang mas, soalnya kalau siang kasian mas Khadafi hanya ngandelin cahaya dari jendela dan lampu emergency aja.

"Iya, nanti mas juga mau hitung-hitungan dulu sama Mas Sean dan Bang Rendi. Ada rencana yang mau mas lakukan untuk desa Timur." kata Damar dengan semangat.

Dia bahkan melupakan kerinduannya dengan anak-anaknya, melupakan apa yang dilihatnya tadi siang.

Saat ini dipikirkannya hanya bagaimana caranya dia bisa membantu orang-orang di desa Timur.

"Itu kayaknya bagus kita terapin di rumah kita ." kata Damar saat melihat panel surya.

"Ini untuk apa mas?" tanya Ridwan

"Alternatif listrik buat kita, setidaknya kalau ada ini kita bisa pakai buat di rumah kita." kata Damar.

"Kan udah ada genset mas." kata Ridwan.

"Genset kan perlu bahan bakar, kalau ini cuma perlu cahaya matahari saja." kata Damar.

Setelah mereka berbelanja untuk di bawa ke desa, Damar berhenti di sebuah toko yang menjual tas.

"Wan, kamu udah punya tas buat kuliah belum?" tanya Damar

"Belum mas, pakai tas yang lama saja. Masih bagus kok." kata Ridwan

"Yuk masuk, kita cari tas untuk kamu." kata Damar lalu masuk ke dalam toko tanpa memperdulikan Ridwan yang mengatakan tak usah.

Ridwan pun akhirnya memilih tas yang cocok untuknya kuliah karena Damar terus memaksanya.

"Kira-kira yang ini cocok nggak buat Kasih?" tanya Damar pada Ridwan sambil menunjukkan sebuah tas hitam ransel yang terlihat feminim.

"Mas mau belikan buat mbak Kasih?" tanya Ridwan dengan heran.

"Iya, mas kemarin lihat tasnya itu udah rusak resletingnya." kata Damar acuh dengan rasa heran Ridwan.

Damar sendiri sebenarnya bingung kenapa dia mau membelikan tas untuk wanita yang tinggal di depannya.

Padahal mereka hanya bertemu beberapa kali dan hanya sekedar saling sapa.

"Ini bagus kok mas, bisa muat laptop juga." kata Ridwan setelah melihat tas yang dipilih Damar untuk Kasih.

Setelah selamat memilih Damar segera membayar belanjaan mereka.

Setelah semuanya dirasa cukup, Damar dan Ridwan pun pulang ke rumah yang mereka tempati beberapa hari ini.

Mereka sampai di rumah menjelang magrib, dan segera membersihkan diri dan melaksanakan sholat magrib. Dan seperti biasa mbak Li akan menyuruhnya dan Ridwan untuk makan malam bersama.

Namun sebelum dia ke rumah mbak Li, Damar menghubungi Rasita, lagi-lagi nomornya tak tersambung.

Sepertinya Rasita memang sengaja memblokir nomornya.

Dan ini tak bisa dibiarkan, besok pagi dia harus menemui anak-anaknya.

Mereka datang ke rumah mbak Li setelah sholat isya. Ternyata Mbak Li dan mas Sean sudah menunggu mereka untuk makan malam.

Dan seperti biasa, meja makan itu sangat riuh, anak mas Sean dan Mbak Li yang bernama Senja selalu saja adu mulut dengan adik Bintang, sementara kembaran Bintang, Bulan lebih anteng dan tak banyak bicara.

Senja yang berusia sepuluh tahun sudah memiliki lima adik, wajar saja bocah itu lebih cerewet.

Berbeda dengan anak mbak Li yang bernama Galaxy dia hanya bertepuk tangan sesekali mendukung kakak sulungnya, Senja. Dengan mulut yang penuh karena suapan pengasuhnya

Mbak Li sendiri sudah tak mengurusi Senja Organizer, sudah dia serahkan kepada Amira dan Dinda, istri asisten pribadi mas Sean. Mbak Li hanya sesekali saja turun ke sana untuk mengecek laporan saja.

"Kamu jangan heran ya, Mar. Kalau di rumah ya begini keadaannya. Anak-anak itu selalu ribut gak pernah damai." kata Alisa.

"Nggak apa-apa, mbak. Aku malah senang, jadi bisa ngobatin rasa rindu sama anak-anakku." kata Damar.

"Kami belum bisa menghubungi Rasita?" tanya Alisa

"Belum, mbak." kata Damar.

Lalu dia diam sejenak dan menghela nafas panjang.

"Mas, bisa uruskan masalah ceraiku? Sepertinya memang itu jalan yang paling baik untukku dan Rasita." kata Damar.

Sepertinya memang tak ada jalan untuknya dan Rasita kembali, apalagi setelah Damar melihat Rasita menggandeng dan memeluk lelaki lain di mall tadi.

"Nanti habis makan kita ngobrol di ruangan mas." kata Sean

"Iya mas, kamu gak apa-apa kan mas tinggal dulu sebentar?" tanya Damar pada Ridwan

"Ya, nggak apa-apalah mas. Aku udah gede begini gak bakalan hilang." kata Ridwan sambil terkekeh.

Akhirnya setelah selesai makan malam, Ridwan pun pamit pada Sena dan Alisa agar kembali ke rumah yang ditempatinya.

Sedangkan Damar mengikuti Sean ke ruang kerjanya. Pasti ada hal penting yang ingin disampaikan oleh Sean, karena lelaki itu hanya akan membahas hal penting dan rahasia di ruangan itu.

Apakah yang ingin dibicarakan oleh Sean, Damar sejujurnya sudah ketar ketir. Namun dia harus tau dan Damar yakin ini pasti berkaitan dengan Rasita.

Untuk orang seperti Sean mendapatkan informasi seseorang adalah hal yang sangat mudah.

Damar baru beberapa kali saja masuk ke dalam ruang kerja milik Sean. Tak sembarang orang boleh masuk ke tempat ini.

Damar ingat jika terakhir dia masuk ke ruangan ini beberapa tahun yang lalu, saat membahas masalah perusahaan warisan ayah angkatnya.

Damar ingin mengembalikan warisan itu kepada Alisa, karena saat itu dia sudah tak nyaman. Apalagi hubungannya dengan mbak Li agak renggang karena, Mbak Li nya tak setuju dia menikah dengan Rasita.

"Duduk dulu, Mar " kata Sean sambil mengarahkan Damar duduk di sebuah sofa.

Sean berjalan ke arah mejanya dan membuka laci, dia mengambil sebuah map berwarna biru lalu duduk di depan Damar

"Mas pernah tanya sama kamu kan, apakah kamu mencintai Rasita. Dan kamu menjawab tidak" kata Sean

Damar pun mengangguk.

"Beberapa waktu yang lalu mas masih memiliki rasa kasihan sama anakmu yang masih bayi. Mas gak tega melihat anak sekecil itu berpisah dari ayah kandungnya." kata Sean lalu menjeda ucapannya sambil menyerahkan map berwarna biru itu.

"Maaf mas agak lancang karena masuk terlalu jauh untuk mencari informasi istrimu." kata Sean

Damar pun membuka map itu. Mata Damar membulat melihat foto-foto Rasita bersama lelaki lain diberbagai tempat. Bahkan yang paling parah adalah foto ketika mereka memasuki sebuah hotel.

"Itu Linggar, kekasih Rasita. Mereka berpacaran dari bangku kuliah. Lalu putus karena Linggar harus menikah dengan wanita pilihan orang tuanya." kata Sean

"Sebelum menikah denganmu, Rasita bertemu Linggar lagi karena dia adalah nasabah di bank tempat Rasita bekerja dulu. Dan kali ini hubungan mereka melampaui batas." kata Sean

"Apa kamu pernah menghitung jarak kehamilan Rasita dengan waktu kelahiran anak pertamanya?" tanya Sean

Damar terdiam memang waktu itu, Hanif lahir lebih cepat. Namun, ibu mertuanya mengatakan jika Hanif lahir prematur.

Rasita memang sudah tak gadis lagi saat Damar menyentuhnya, tapi Damar tak mempermasalahkannya dan tetap menerima Rasita dengan segala kekurangannya.

"Amplop itu hasil tes DNA kedua anak Rasita. Dan hasilnya sangat mencengangkan. Keduanya benar-benar memiliki ayah yang sama." kata Sean pada Damar

Semenjak Damar dia sudah sangat syok mendengar informasi dari Sean.

🍀🍀🍀🍀

Ternyata oh ternyata, Damar selama ini membesarkan anak orang.

Jangan lupa likenya ya🤗

Terpopuler

Comments

Nurhartiningsih

Nurhartiningsih

oalaaah

2024-03-19

2

Ani

Ani

ibarat kata anak jaman now. Damar jagain anak orang. pantesan didesak untuk menikahi Rasita ternyat Damar cuman dijadikan kambing congek sama mereka 😡😡😡😡😡👊👊👊👊👊👊

2024-03-15

0

Ani

Ani

mungkin saja karena mereka bukan anak kandungmu

2024-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Permintaan Cerai
2 Mutasi
3 Kenyataan???
4 Di tempat baru
5 Dini Hari Yang Melelahkan
6 Pejuang Sesungguhnya
7 Tekad Baru
8 Damar Yang Sesungguhnya
9 Seragam Yang Berlumpur
10 Pulang Ke Kota
11 Yang Nyaman Untuk Diri Sendiri
12 Beasiswa Untuk Ridwan
13 Sosok Mirip Rasita
14 Informasi Yang Mengejutkan
15 Damar Yang Baru
16 Pulang Ke Rumah
17 Kisah Kasih
18 Membantu Kasih
19 Calon
20 Menunggu Kasih
21 Ketangkap Basah
22 Bukan Lelaki Pilihan
23 Apa Dia Cantik?
24 Cuci Piring
25 Tidur Dimana?
26 Jangan tanggung semuanya sendiri
27 Bersyukur Menikah Dengan Damar
28 Jangan Pernah Meninggalkanku
29 Perubahan Rencana
30 Mereka Jahat
31 Tamu Dadakan
32 Hadiah Kasih Untuk Damar
33 Hukuman Manis
34 Rencana Damar
35 Mulai Membayar
36 Perjalanan Ke Kota
37 Dua Penjahat
38 Rumah Sakit
39 Keluarga Damar
40 Dua Pasangan Yang Bertolak Belakang
41 Konglomerat Berseragam ASN
42 Mas Takut Rindu
43 Memanjakan Istri
44 Bertemu Masa Lalu
45 Istri Sah Damar
46 Kabar Bahagia
47 Calon Ayah
48 Belajar Dari Mbak Mirna
49 Dia Juga Pemilik Perusahaan
50 Jadi Kangen
51 Niat Jahat
52 Wanita Gila
53 Penawaran Basi
54 Siapa Dia?
55 Mas Yadi
56 Rasa Bersalah Pak Sapto
57 Sahabat Pak Sapto
58 Nur, si cantik jelita
59 Nur dan Haryadi
60 Rencana Haryadi
61 Rencana Membawa Petaka
62 Ijin Dari Sean
63 Dia Yang Juga Mencintai Nur
64 Kebahagiaan Orang Desa
65 Si Licik Sugiyono, Si Pengecut Guntoro
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Permintaan Cerai
2
Mutasi
3
Kenyataan???
4
Di tempat baru
5
Dini Hari Yang Melelahkan
6
Pejuang Sesungguhnya
7
Tekad Baru
8
Damar Yang Sesungguhnya
9
Seragam Yang Berlumpur
10
Pulang Ke Kota
11
Yang Nyaman Untuk Diri Sendiri
12
Beasiswa Untuk Ridwan
13
Sosok Mirip Rasita
14
Informasi Yang Mengejutkan
15
Damar Yang Baru
16
Pulang Ke Rumah
17
Kisah Kasih
18
Membantu Kasih
19
Calon
20
Menunggu Kasih
21
Ketangkap Basah
22
Bukan Lelaki Pilihan
23
Apa Dia Cantik?
24
Cuci Piring
25
Tidur Dimana?
26
Jangan tanggung semuanya sendiri
27
Bersyukur Menikah Dengan Damar
28
Jangan Pernah Meninggalkanku
29
Perubahan Rencana
30
Mereka Jahat
31
Tamu Dadakan
32
Hadiah Kasih Untuk Damar
33
Hukuman Manis
34
Rencana Damar
35
Mulai Membayar
36
Perjalanan Ke Kota
37
Dua Penjahat
38
Rumah Sakit
39
Keluarga Damar
40
Dua Pasangan Yang Bertolak Belakang
41
Konglomerat Berseragam ASN
42
Mas Takut Rindu
43
Memanjakan Istri
44
Bertemu Masa Lalu
45
Istri Sah Damar
46
Kabar Bahagia
47
Calon Ayah
48
Belajar Dari Mbak Mirna
49
Dia Juga Pemilik Perusahaan
50
Jadi Kangen
51
Niat Jahat
52
Wanita Gila
53
Penawaran Basi
54
Siapa Dia?
55
Mas Yadi
56
Rasa Bersalah Pak Sapto
57
Sahabat Pak Sapto
58
Nur, si cantik jelita
59
Nur dan Haryadi
60
Rencana Haryadi
61
Rencana Membawa Petaka
62
Ijin Dari Sean
63
Dia Yang Juga Mencintai Nur
64
Kebahagiaan Orang Desa
65
Si Licik Sugiyono, Si Pengecut Guntoro

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!