Kenyataan???

Damar melangkah masuk menuju sebuah perusahaan besar. Tempat yang sudah lama tak Damar datangi.

Karena dia merasa tak enak hati dan juga segan pada si pemilik bangunan dan perusahaan ini.

"Silahkan naik saja, Pak Damar. Pak Sean sudah berpesan jika adiknya datang, disuruh langsung ke kantornya saja." kata Resepsionis kantor itu dengan sopan.

Damar pun mengangguk dan segera masuk ke dalam lift menuju lantai kantor Sean.

Begitulah Sean dan Alisa selalu mengatakan kepada orang-orang di sekitar mereka jika Damar dan Amira adalah adik mereka.

Sean adalah suami dari Alisa, wanita yang sudah seperti kakaknya.

Mereka tak memiliki pertalian darah hanya saja ibu tiri Damar adalah saudara ibu Alisa.

Namun, Damar tetap dianggap saudara oleh wanita yang baik hati itu. Walaupun di masa lalu ibu tiri Damar membuat keluarga Alisa hancur berantakan.

Ayah Mbak Li, ayah Yudha bahkan menganggap Damar sebagai putranya. Dan mendapatkan hak yang sama dengan Alisa.

Ayah Yudha meninggalkan warisan sebagian saham perusahaan konstruksi milik almarhum untuknya dan Alisa juga Amira adik kandung Damar.

Namun, Damar tak pernah mau merecoki perusahaan yang dikelola oleh bang Rendi itu. Bahkan Damar tak pernah mengambil bagian keuntungannya.

Damar malu, dia bukan siapa-siapa namun diperlukan sangat baik oleh mereka.

Damar merasa bersalah ketika setiap pagi melihat ayah Yudha pulang dari makam istri dan anak sulungnya, Praja dengan mata sembab dan merah.

Damar tau jika lelaki tua itu menangis di sana walaupun dia tak pernah mau menunjukkan kesedihannya di depan orang lain.

"Assalamualaikum." Damar mengucapkan salam pada lelaki yang merupakan orang kepercayaan Sean, Aldo.

"Waalaikumsalam. Wah, akhirnya kamu nongol lagi. Apa kabarmu, Mar?" tanya Aldo sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Baik bang, memang kemarin lagi sibuk-sibuknya, bang. Mas Sean ada?" tanya Damar pada lelaki yang cukup tengil di antara mereka.

"Ada, di dalam sama Lutfi. Biasalah, kalau masalah cari info kan memang mainan bocah ajaib itu." kata Aldo sambil mengetuk pintu sebelum membuka pintu besar berwarna hitam itu.

"Assalamualaikum." Damar mengucapkan salam kepada dua orang yang terlihat serius membahas sesuatu itu

"Waalaikumsalam. Akhirnya kamu bisa keluar dari kandang kamu juga, Mar." ledek lelaki yang bernama Sean itu. Lelaki berparas blasteran yang didapatnya dari kakek sebelah ibunya yang memang warga Amerika.

Sean memeluk Damar dan menepuk-nepuk punggung lelaki yang dianggapnya sebagai adik itu.

"Gimana kabarmu?" tanya Sean pada Damar

"Baik mas, mas sama mbak Li gimana kabarnya? Senja sama adik-adiknya pasti sekarang makin lucu ya mas." tanya Damar pada lelaki itu.

"Baik, mas dan mbak mu juga anak-anak. Amira juga. Cukup lama kamu menghindari kami. Apa kamu tidak merindukan mereka?" tanya Sean pada Damar.

Damar hanya menunduk saja, dia tau salahnya. Dan saat ini, Damar seperti diberikan hukuman karena menghindari dan memutus semua keluarganya demi keutuhan rumah tangganya yang justru akan hancur itu.

"Iya mas, kapan-kapan aku akan menemui mereka." kata Damar.

"Jadi, apa nih yang bisa mas bantu?" tanya Sean pada Damar

"Rasita minta cerai mas, udah proses katanya." kata Damar dengan sendu

"Lalu, kamu mau mas batalkan prosesnya?" tanya Sean

Tentu saja hal itu mudah untuknya yang memiliki kekuasaan.

"Nggak mas, udah gak nyaman juga dia hidup sama aku. Cuma anak-anakku mas, kalau bisa aku mau ambil hak asuh anak-anakku mas. Selama ini Rasita selalu acuh dengan anak-anak." kata Damar

Sean menghela nafas dengan panjang, dia melirik Lutfi yang masih ada di ruangan itu.

"Kamu udah tau kan kalau anak-anak bawah umur hak asuhnya sudah pasti jatuh ke tangan ibunya?" tanya Sean

"Sudah mas, makanya aku mau minta bantuan mas. Kasian anak-anakku mas." kata Damar sembari menahan tangisannya.

"Ya sudah, mas lihat dulu situasinya. Tapi mas nggak bisa menjanjikannya. Karena biar bagaimanapun anak-anak kamu perlu ibunya apalagi yang bayi, pasti masih menyusui ibunya." kata Sean

"Rasita tak pernah mau menyusui anak-anak mas. Semua anakku minum susu formula." kata Damar

Sean menggeleng pelan, sungguh tak menyangka jika wanita yang dinikahi Damar memiliki sifat seburuk itu.

Pantas saja Alisa, istrinya tak setuju mereka menikah. Termasuk juga Mbak Las.

"Lalu, kalau kamu mendapatkan hak asuh anak-anakmu. Apa rencanamu? Kamu bisa mengasuh mereka sambil bekerja?" tanya Sean

Damar mendadak bingung dengan pertanyaan Sean.

Apa rencananya jika mendapatkan hak asuh anak-anaknya, sedangkan dia saja akan dimutasi ke daerah yang terpencil.

Bahkan listrik saja di sana hanya hidup di malam hari. Fasilitas kesehatan pun belum memadai. Dan jika terjadi hal yang tak diinginkan akan sangat sulit untuk mendapatkan pengobatan.

"Aku dimutasikan ke desa Timur, mas. Dan sekarang aku pun jadi bingung, apa rencanaku selanjutnya. Karena ke tempat itu pun aku tak pernah." kata Damar.

"Desa Timur??? Daerah yang sulit untuk dilalui. Mas dengar harus menyebrang dengan motor air dulu baru sampai ke tempat itu." kata Sean

"Iya mas, makanya sekarang aku bingung kalau pindah ke sana bagaimana anak-anak. Fasilitas di sana belum lengkap bahkan masih jauh." kata Damar.

Sean mengkode Lutfi, lalu lelaki itu pun segera keluar dari ruangan itu.

"Sebelum mas ikut campur, mas mau tanya dulu. Apa kamu mencintai istrimu?" tanya Sean

Damar terkejut dengan pertanyaan lelaki di depannya itu. Damar pun berpikir sejenak, menyelami hatinya. Apakah dia mencintai istrinya?

Jujur saja di awal pernikahan Damar tak merasakan perasaan itu. Apalagi Damar dijodohkan oleh atasannya yang tak lain adalah mertuanya. Yang Damar rasakan hanya ingin menikah dan membina rumah tangga saja.

Dia beranggapan jika cinta akan hadir seiring waktu. Apalagi jika mereka sudah suami istri tentunya rasa itu akan timbul.

Damar memejamkan matanya dan membukanya kembali dengan tatapan yang berbeda dengan sebelumnya.

"Nggak mas, aku gak pernah mencintai Rasita. Pengorbananku selama ini hanya sebagai bentuk tanggung jawab sebagai suami untuk wanita yang melahirkan anak-anakku saja." kata Damar dengan yakin.

"Oke, kalau begitu lebih baik kamu pergilah dulu ke tempat tugasmu yang baru. Serahkan semua urusanmu itu pada mas." perintah Sean.

Damar pun mengangguk, sekarang dia hanya bisa mengharapkan bantuan lelaki di depannya ini.

"Sebelumnya mas minta, temui mbak mu, juga adikmu. Jangan buat mereka mengkhawatirkan mu." kata Sean lagi

"Baik mas, aku akan segera menemui mereka pulang dari sini." kata Damar sambil mengangguk dengan semangat.

"Satu lagi, apapun kenyataan yang akan kamu ketahui nanti, kamu harus kuat dan jangan lemah. Paham kan, Mar?" tanya Sean pada Damar

Walaupun Damar bingung dengan ucapan ambigu Sean, dia tetap mengangguk saja.

Kenyataan???? Batin Damar

🍀🍀🍀

Damar oh Damar, semoga aja masalahmu cepat selesai.

Mohon dukungan likenya ya.

Terpopuler

Comments

siti maisyaroh

siti maisyaroh

dibikin penasaran si damar sm kakak iparnya

2025-03-12

0

Nicky Nick

Nicky Nick

hadir ☝

2024-11-07

0

Rohmatiyaa Wahhab

Rohmatiyaa Wahhab

iya rasa² seperti itu mungkin anakx Rio teman damar 🤔🤔

2024-07-28

0

lihat semua
Episodes
1 Permintaan Cerai
2 Mutasi
3 Kenyataan???
4 Di tempat baru
5 Dini Hari Yang Melelahkan
6 Pejuang Sesungguhnya
7 Tekad Baru
8 Damar Yang Sesungguhnya
9 Seragam Yang Berlumpur
10 Pulang Ke Kota
11 Yang Nyaman Untuk Diri Sendiri
12 Beasiswa Untuk Ridwan
13 Sosok Mirip Rasita
14 Informasi Yang Mengejutkan
15 Damar Yang Baru
16 Pulang Ke Rumah
17 Kisah Kasih
18 Membantu Kasih
19 Calon
20 Menunggu Kasih
21 Ketangkap Basah
22 Bukan Lelaki Pilihan
23 Apa Dia Cantik?
24 Cuci Piring
25 Tidur Dimana?
26 Jangan tanggung semuanya sendiri
27 Bersyukur Menikah Dengan Damar
28 Jangan Pernah Meninggalkanku
29 Perubahan Rencana
30 Mereka Jahat
31 Tamu Dadakan
32 Hadiah Kasih Untuk Damar
33 Hukuman Manis
34 Rencana Damar
35 Mulai Membayar
36 Perjalanan Ke Kota
37 Dua Penjahat
38 Rumah Sakit
39 Keluarga Damar
40 Dua Pasangan Yang Bertolak Belakang
41 Konglomerat Berseragam ASN
42 Mas Takut Rindu
43 Memanjakan Istri
44 Bertemu Masa Lalu
45 Istri Sah Damar
46 Kabar Bahagia
47 Calon Ayah
48 Belajar Dari Mbak Mirna
49 Dia Juga Pemilik Perusahaan
50 Jadi Kangen
51 Niat Jahat
52 Wanita Gila
53 Penawaran Basi
54 Siapa Dia?
55 Mas Yadi
56 Rasa Bersalah Pak Sapto
57 Sahabat Pak Sapto
58 Nur, si cantik jelita
59 Nur dan Haryadi
60 Rencana Haryadi
61 Rencana Membawa Petaka
62 Ijin Dari Sean
63 Dia Yang Juga Mencintai Nur
64 Kebahagiaan Orang Desa
65 Si Licik Sugiyono, Si Pengecut Guntoro
66 Mas Yadi Jahat
67 Cinta Har pada Nur
68 Kecelakaan
69 Bangunan Terbengkalai
70 Keinginan Untuk Kembali
71 Pak Dedi
72 Ayah Kandungnya Siapa?
73 Isi Hati Hardi
74 Persyaratan Malika
75 Kasih, si Istri Kedua
76 Apa Aku Cantik??
77 Kepergok
78 Dilema Pak Sapto
79 Masih Ada Satu Benda Lagi
80 Tara Haryadi
81 Akan Mengungkapkan
82 Akhirnya Rahasia Terbuka
83 Masih Utuh
84 Pengajian
85 Kabur
86 Ketakutan
87 Saksi Baru
88 Sepotong Ingatan
89 Keputusan Damar
90 Si Calon Tersangka
91 Tertangkap
92 Mulai Terbalaskan
93 Para Mantan
94 Akhir Kegilaan Rasita
95 Kabar Mengejutkan
96 Anak Yang Terabaikan
97 Saingan Kecil
98 Negosiasi
99 Pertama Kalinya
100 Penangkapan Hardi
101 Namanya Kasih
102 Ibu
103 Anak Ayah Kangen
104 Permintaan Ibu
105 Tersiksa Disisa Umur
106 Kehancuran Sarjono
107 Sarjono Yang Sekarang
108 Akhir Sarjono
109 Biar Aku Yang Gantikan
110 Sampai Punya Cucu
111 Oleh-oleh Buat Sarjono
112 Wanita-Wanita Cantik
113 Terkait Hubungan Yang Rumit
114 Menemukan Dirman
115 Gak Boleh Nolak Rezeki
116 Tingkah Aneh Kasih
117 Dugaan
118 Drama
119 Saingan Kasih
120 Dua Situasi Yang Berbeda
121 Sambal Terasi Cepu
122 Diculik
123 Rapuh
124 Menjalankan Misi
125 Kepanikan Lutfi
126 Gara-gara Labubu
127 Lebih Baik Tidak Tahu
128 Pembalasan Pak Wijaya
129 Negosiasi
130 Robin Hood Milenial
131 Mencari Tempat Persembunyian
132 Akibat Kemaruk
133 Ketahuan
134 Ilmu Menaklukkan Istri
135 Aku Ingin Hidup Tenang
136 Setelah Sekian Lama
137 Tamat
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Permintaan Cerai
2
Mutasi
3
Kenyataan???
4
Di tempat baru
5
Dini Hari Yang Melelahkan
6
Pejuang Sesungguhnya
7
Tekad Baru
8
Damar Yang Sesungguhnya
9
Seragam Yang Berlumpur
10
Pulang Ke Kota
11
Yang Nyaman Untuk Diri Sendiri
12
Beasiswa Untuk Ridwan
13
Sosok Mirip Rasita
14
Informasi Yang Mengejutkan
15
Damar Yang Baru
16
Pulang Ke Rumah
17
Kisah Kasih
18
Membantu Kasih
19
Calon
20
Menunggu Kasih
21
Ketangkap Basah
22
Bukan Lelaki Pilihan
23
Apa Dia Cantik?
24
Cuci Piring
25
Tidur Dimana?
26
Jangan tanggung semuanya sendiri
27
Bersyukur Menikah Dengan Damar
28
Jangan Pernah Meninggalkanku
29
Perubahan Rencana
30
Mereka Jahat
31
Tamu Dadakan
32
Hadiah Kasih Untuk Damar
33
Hukuman Manis
34
Rencana Damar
35
Mulai Membayar
36
Perjalanan Ke Kota
37
Dua Penjahat
38
Rumah Sakit
39
Keluarga Damar
40
Dua Pasangan Yang Bertolak Belakang
41
Konglomerat Berseragam ASN
42
Mas Takut Rindu
43
Memanjakan Istri
44
Bertemu Masa Lalu
45
Istri Sah Damar
46
Kabar Bahagia
47
Calon Ayah
48
Belajar Dari Mbak Mirna
49
Dia Juga Pemilik Perusahaan
50
Jadi Kangen
51
Niat Jahat
52
Wanita Gila
53
Penawaran Basi
54
Siapa Dia?
55
Mas Yadi
56
Rasa Bersalah Pak Sapto
57
Sahabat Pak Sapto
58
Nur, si cantik jelita
59
Nur dan Haryadi
60
Rencana Haryadi
61
Rencana Membawa Petaka
62
Ijin Dari Sean
63
Dia Yang Juga Mencintai Nur
64
Kebahagiaan Orang Desa
65
Si Licik Sugiyono, Si Pengecut Guntoro
66
Mas Yadi Jahat
67
Cinta Har pada Nur
68
Kecelakaan
69
Bangunan Terbengkalai
70
Keinginan Untuk Kembali
71
Pak Dedi
72
Ayah Kandungnya Siapa?
73
Isi Hati Hardi
74
Persyaratan Malika
75
Kasih, si Istri Kedua
76
Apa Aku Cantik??
77
Kepergok
78
Dilema Pak Sapto
79
Masih Ada Satu Benda Lagi
80
Tara Haryadi
81
Akan Mengungkapkan
82
Akhirnya Rahasia Terbuka
83
Masih Utuh
84
Pengajian
85
Kabur
86
Ketakutan
87
Saksi Baru
88
Sepotong Ingatan
89
Keputusan Damar
90
Si Calon Tersangka
91
Tertangkap
92
Mulai Terbalaskan
93
Para Mantan
94
Akhir Kegilaan Rasita
95
Kabar Mengejutkan
96
Anak Yang Terabaikan
97
Saingan Kecil
98
Negosiasi
99
Pertama Kalinya
100
Penangkapan Hardi
101
Namanya Kasih
102
Ibu
103
Anak Ayah Kangen
104
Permintaan Ibu
105
Tersiksa Disisa Umur
106
Kehancuran Sarjono
107
Sarjono Yang Sekarang
108
Akhir Sarjono
109
Biar Aku Yang Gantikan
110
Sampai Punya Cucu
111
Oleh-oleh Buat Sarjono
112
Wanita-Wanita Cantik
113
Terkait Hubungan Yang Rumit
114
Menemukan Dirman
115
Gak Boleh Nolak Rezeki
116
Tingkah Aneh Kasih
117
Dugaan
118
Drama
119
Saingan Kasih
120
Dua Situasi Yang Berbeda
121
Sambal Terasi Cepu
122
Diculik
123
Rapuh
124
Menjalankan Misi
125
Kepanikan Lutfi
126
Gara-gara Labubu
127
Lebih Baik Tidak Tahu
128
Pembalasan Pak Wijaya
129
Negosiasi
130
Robin Hood Milenial
131
Mencari Tempat Persembunyian
132
Akibat Kemaruk
133
Ketahuan
134
Ilmu Menaklukkan Istri
135
Aku Ingin Hidup Tenang
136
Setelah Sekian Lama
137
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!