Dini Hari Yang Melelahkan

Damar terbangun pukul tiga dini hari, entah kenapa rasanya dia sudah mendengar suara riuh dari luar rumahnya.

Damar bangun dan mengintip sedikit dari jendela kamarnya. Terlihat beberapa orang yang sedang berkumpul di dekat rumah yang ditempatinya.

Merasa tak enak, akhirnya Damar pun mengenakan kaos dan celana training nya.

Sebelum keluar rumah, dia menyempatkan diri untuk mencuci muka dan menyikat giginya.

Setelah dirasanya layak, barulah dia membuka pintu rumahnya dan menghampiri segerombolan bapak-bapak itu.

"Assalamualaikum." sapa damar pada rombongan bapak-bapak itu.

"Waalaikumsalam, eh pak Damar." kata pak Sapto.

"Maaf nih, pak. Pasti bapak keganggu dengan kami ya?" tanya pak Aji pemilik warung itu.

"Ah, nggak kok pak. Kebetulan saya memang sudah bangun dan mendengar suara bapak-bapak di depan. Makanya saya ke sini." kata Damar berbohong.

"Iya pak, gak bisa tidur nyenyak ya pak. Maklum masih sehari. Belum biasa." kata pak Sapto.

Damar pun mengangguk sambil tersenyum, padahal aslinya dia terlelap sangat nyenyak sampai tadi dia mendengar suara keributan di depan rumahnya.

"Ada apa ini, Pak? Kok subuh-subuh buat begini sudah berkumpul." tanya Damar

"Ini Bu Nur, ibunya mbak kasih kabur." kata Pak Aji sambil menunjuk rumah yang berada tepat di depan rumahnya.

"Bu Nur itu sedang sakit dan sekarang hanya tinggal berdua dengan mbak Kasih." kata Pak Sapto.

"Pak, Mak Nur ketemu. Ada di lapangan ujung sana." kata seorang laki-laki yang diperkirakan berusia remaja.

"Waduh, gawat itu di sana kan dekat sungai." kata Pak Sapto

"Mbak Kasih lagi membujuk Bu Nur. Ayo pak, cepat." kata remaja itu.

Rombongan yang terdiri dari empat orang lelaki paruh baya itu pun segera menuju tempat itu. Berbekal dengan lampu emergency yang dipegang oleh salah seorang dari mereka.

Damar pun tanpa sadar ikut dalam rombongan tersebut. Padahal niat awalnya hanya untuk sekedar menyapa saja.

Akhirnya kami tiba disebuah tanah lapang, dengan sebuah pohon besar di dekat lapangan itu. Walaupun tak terlalu terang namun lapangan ini juga diberi penerangan.

Damar melihat seorang wanita muda yang sepertinya sedang menyanyi di depan seorang wanita yang lebih tua.

"Hap, lalu ditangkap." wanita muda itu menyanyi sambil menangkap wanita yang Damar duga sebagai ibu wanita itu.

Dengan segera bapak-bapak tadi menahan ibu-ibu itu.

"Obatnya bawa?" tanya seorang lelaki yang paling muda di antara rombongan bapak-bapak tadi.

"Bawa, tapi gak berani Kasih suntik kalau ibu gerak-gerak gini, mas." kata wanita yang bernama Kasih itu.

Sementara si ibu, sudah berontak dan berteriak-teriak.

"Mana sini, biar mas yang suntik." kata lelaki itu.

Kasih pun menyerahkan suntikan dan botol obat. Entah obat apakah itu.

Tak lama setelah disuntik, ibu itu pun terlihat lemah dan tertidur.

"Jangan khawatir, mas. Itu obat untuk menenangkan Nur. Nanti akan saya ceritakan. Sekarang kita harus bawa Nur pulang dulu." kata Pak Sapto saat melihat Damar yang menatap ke arah jarum suntik itu.

"Kamu pulang ambil motor sama gerobak ya, Wan." kata Pak Sapto pada remaja yang tadi memberi tahu keberadaan Bu Nur itu.

"Baik pak, tapi saya gak bisa bawa sendiri pak mau ada yang pegangin di belakang.

Semua mata secara otomatis memandang Damar. Akhirnya mau tak mau Damar pun ikut dengan remaja yang bernama Ridwan, anak Pak Sapto yang baru saja lulus SMA di kota tempat Damar tinggal sebelumnya.

Sekarang sedang menunggu pembukaan pendaftaran universitas. Dia berniat melanjutkan pendidikannya di ibukota.

"Memangnya di sini gak ada sekolah?" tanya Damar yang merasa bingung mendengar cerita Ridwan jika sekarang yang tinggal di sini kebanyakan adalah orang tua. Anak-anak mereka kebanyakan melanjutkan sekolah di daerah lain.

"Ada mas, tapi cuma SD dan SMP. Kalau SMA harus nyebrang dulu buat sampai ke sekolah terdekat." kata Ridwan.

"Aneh? Kok bisa begitu, padahal jumlah penduduk di sini cukup lumayan." kata Damar.

"Nggak tau juga sih, mas. Tapi sejak dulu desa kami memang daerah yang paling jarang mendapatkan bantuan dan fasilitas dari pemerintah." kata Ridwan.

"Mas Damar sendiri kok mau sih ditugaskan di sini?" tanya Ridwan lagi.

"Namanya juga tugas, mau nggak mau harus dijalani. Itu udah resiko jadi ASN." kata Damar.

"Pak Aji juga punya anak yang udah bekerja, tapi dia gak mau balik ke sini. Padahal ini kampung halamannya sendiri. Malahan memilih kerja di kota." kata Ridwan

"Mungkin karena fasilitas di kota lebih lengkap, makanya dia gak mau kembali ke sini." kata Damar memaklumi saja jika anak-anak muda itu tak mau kembali ke desa yang sangat sulit diakses itu.

"Kalau aku sih kepengen balik ke sini lagi dan membangun desa ini. Kayak mbak Kasih, biarpun udah kuliah di kota tetap aja balik ke sini dan menjadi guru di desa ini." kata Ridwan menceritakan gadis yang tadi menenangkan ibunya.

"Mungkin karena harus merawat ibunya, makanya dia mau balik lagi." kata Damar

"Iya juga sih, padahal udah dibilang sama bapak kalau mbak Kasih gak usah khawatir sama Mak Nur, kami di sini bisa bergantian merawatnya." kata Ridwan

Damar yang mendengar hal itu pun merasa takjub, bagaimana bisa mereka bergantian menjaga wanita yang Damar curigai memiliki penyakit mental itu.

"Kalian ada hubungan keluarga?" tanya Damar karena tak mungkin jika tak ada pertalian darah mereka memiliki hubungan sebaik itu.

"Di sini semuanya keluarga, mas. Termasuk mas, juga keluarga kami." kata Ridwan

Lalu remaja itu tertawa melihat ekspresi wajah Damar yang bingung.

"Yang penduduk asli di sini cuma bapak saya sama Mak Nur. Hanya orang tua bapak dan Mak Nur yang masih saudara. Pak Aji pensiunan polisi yang bertugas di daerah ini sewaktu dinas terus ketemu sama istrinya yang penduduk asli sini dan menikah. Mas Khadafi yang tadi nyuntik itu mantri di desa ini rumahnya sebelah rumah mas. Pak Irwan Kepala Sekolah tempat mbak Kasih mengajar. Nah, rumahnya sebelah mas Khadafi." kata Ridwan menjelaskan

Dan tanpa sadar mereka sudah sampai di rumah pak Sapto.

Ridwan pun masuk ke dalam rumah dan mengeluarkan motor dari garasi berpintu kayu. Kemudian lelaki itu masuk kembali membawa sebuah gerobak dengan selimut tebal, bantal dan bedcover di dalamnya.

"Mas bisa bawa motor?" tanya Ridwan

"Bisa." kata Damar, tentu saja bisa. Itu kendaraan yang dipakainya sehari-hari.

"Mas masih ingat jalan tadi kan? Nanti kalau bingung aku bantu arahin." kata Ridwan sambil memberikan kunci motor yang tadi siang dipakai pak Sapto untuk menjemputku.

"Kasian mas kalau pegang gerobaknya, berat. Masa baru semalam di sini udah bawa barang berat-berat. Aku bawa tali buat ikat ke motor, tapi gak ngerti caranya. Biar nanti bapak aja yang mengikat." kata Ridwan sambil terkekeh.

Akhirnya Damar pun mengambil kunci motor dan menaiki motor yang terlihat masih mengkilat walaupun keluaran sepuluh tahunan yang lalu.

Dan akhirnya mereka sampai ke tempat tadi, ternyata Bu Nur sudah dipindahkan ke sebuah kursi panjang yang ada di bawah pohon ketapang yang cukup besar dan rindang.

"Waduh, maaf banget jadi merepotkan pak Damar begini." kata pak Sapto.

"Nggak apa-apa, pak. Saya bantu sebisanya saja kok." kata Damar

"Ini pak talinya, aku nggak ngerti cara ngikatnya." kata Ridwan sambil menyerahkan segulung tali nilon.

Pak Sapto pun mengikat gerobaknya, sedangkan Ridwan dengan lincahnya mengatur bedcover dan bantal di atas gerobak itu. Terlihat sekali jika remaja itu sudah terbiasa.

"Kasih, kamu naik saja ke gerobak. Dampingi ibumu." kata Pak Aji.

Kasih pun mengangguk dan ikut naik ke gerobak.

Pak Sapto pun mengendarai motornya bersama pak Aji. Karena mereka berdua paling sepuh di antara yang lainnya. Jadi yang lain meminta kedua lelaki itu menaiki motor.

Sementara kami berjalan di belakang mengikuti mereka.

Damar melihat wajah orang-orang yang ikut membantu wanita tadi. Tak ada keluhan yang keluar dari mulut mereka. Yang ada justru ucapan syukur karena Bu Nur bisa ditemukan.

Padahal bagi Damar sudah lama dia tak pernah bangun di waktu dini hari seperti ini. Tepatnya sejak menikah.

Sewaktu menikah paling awal dia bangun di saat pukul empat kurang lima belas menit. Dan di waktu dini hari ini adalah dini hari paling melelahkan bagi Damar.

🍀🍀🍀

Mohon jangan lupa likenya

Terpopuler

Comments

Susi Akbarini

Susi Akbarini

karena teebiasa melayani kebutuhan keluarga..
❤❤❤❤

2024-03-29

4

lihat semua
Episodes
1 Permintaan Cerai
2 Mutasi
3 Kenyataan???
4 Di tempat baru
5 Dini Hari Yang Melelahkan
6 Pejuang Sesungguhnya
7 Tekad Baru
8 Damar Yang Sesungguhnya
9 Seragam Yang Berlumpur
10 Pulang Ke Kota
11 Yang Nyaman Untuk Diri Sendiri
12 Beasiswa Untuk Ridwan
13 Sosok Mirip Rasita
14 Informasi Yang Mengejutkan
15 Damar Yang Baru
16 Pulang Ke Rumah
17 Kisah Kasih
18 Membantu Kasih
19 Calon
20 Menunggu Kasih
21 Ketangkap Basah
22 Bukan Lelaki Pilihan
23 Apa Dia Cantik?
24 Cuci Piring
25 Tidur Dimana?
26 Jangan tanggung semuanya sendiri
27 Bersyukur Menikah Dengan Damar
28 Jangan Pernah Meninggalkanku
29 Perubahan Rencana
30 Mereka Jahat
31 Tamu Dadakan
32 Hadiah Kasih Untuk Damar
33 Hukuman Manis
34 Rencana Damar
35 Mulai Membayar
36 Perjalanan Ke Kota
37 Dua Penjahat
38 Rumah Sakit
39 Keluarga Damar
40 Dua Pasangan Yang Bertolak Belakang
41 Konglomerat Berseragam ASN
42 Mas Takut Rindu
43 Memanjakan Istri
44 Bertemu Masa Lalu
45 Istri Sah Damar
46 Kabar Bahagia
47 Calon Ayah
48 Belajar Dari Mbak Mirna
49 Dia Juga Pemilik Perusahaan
50 Jadi Kangen
51 Niat Jahat
52 Wanita Gila
53 Penawaran Basi
54 Siapa Dia?
55 Mas Yadi
56 Rasa Bersalah Pak Sapto
57 Sahabat Pak Sapto
58 Nur, si cantik jelita
59 Nur dan Haryadi
60 Rencana Haryadi
61 Rencana Membawa Petaka
62 Ijin Dari Sean
63 Dia Yang Juga Mencintai Nur
64 Kebahagiaan Orang Desa
65 Si Licik Sugiyono, Si Pengecut Guntoro
66 Mas Yadi Jahat
67 Cinta Har pada Nur
68 Kecelakaan
69 Bangunan Terbengkalai
70 Keinginan Untuk Kembali
71 Pak Dedi
72 Ayah Kandungnya Siapa?
73 Isi Hati Hardi
74 Persyaratan Malika
75 Kasih, si Istri Kedua
76 Apa Aku Cantik??
77 Kepergok
78 Dilema Pak Sapto
79 Masih Ada Satu Benda Lagi
80 Tara Haryadi
81 Akan Mengungkapkan
82 Akhirnya Rahasia Terbuka
83 Masih Utuh
84 Pengajian
85 Kabur
86 Ketakutan
87 Saksi Baru
88 Sepotong Ingatan
89 Keputusan Damar
90 Si Calon Tersangka
91 Tertangkap
92 Mulai Terbalaskan
93 Para Mantan
94 Akhir Kegilaan Rasita
95 Kabar Mengejutkan
96 Anak Yang Terabaikan
97 Saingan Kecil
98 Negosiasi
99 Pertama Kalinya
100 Penangkapan Hardi
101 Namanya Kasih
102 Ibu
103 Anak Ayah Kangen
104 Permintaan Ibu
105 Tersiksa Disisa Umur
106 Kehancuran Sarjono
107 Sarjono Yang Sekarang
108 Akhir Sarjono
109 Biar Aku Yang Gantikan
110 Sampai Punya Cucu
111 Oleh-oleh Buat Sarjono
112 Wanita-Wanita Cantik
113 Terkait Hubungan Yang Rumit
114 Menemukan Dirman
115 Gak Boleh Nolak Rezeki
116 Tingkah Aneh Kasih
117 Dugaan
118 Drama
119 Saingan Kasih
120 Dua Situasi Yang Berbeda
121 Sambal Terasi Cepu
122 Diculik
123 Rapuh
124 Menjalankan Misi
125 Kepanikan Lutfi
126 Gara-gara Labubu
127 Lebih Baik Tidak Tahu
128 Pembalasan Pak Wijaya
129 Negosiasi
130 Robin Hood Milenial
131 Mencari Tempat Persembunyian
132 Akibat Kemaruk
133 Ketahuan
134 Ilmu Menaklukkan Istri
135 Aku Ingin Hidup Tenang
136 Setelah Sekian Lama
137 Tamat
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Permintaan Cerai
2
Mutasi
3
Kenyataan???
4
Di tempat baru
5
Dini Hari Yang Melelahkan
6
Pejuang Sesungguhnya
7
Tekad Baru
8
Damar Yang Sesungguhnya
9
Seragam Yang Berlumpur
10
Pulang Ke Kota
11
Yang Nyaman Untuk Diri Sendiri
12
Beasiswa Untuk Ridwan
13
Sosok Mirip Rasita
14
Informasi Yang Mengejutkan
15
Damar Yang Baru
16
Pulang Ke Rumah
17
Kisah Kasih
18
Membantu Kasih
19
Calon
20
Menunggu Kasih
21
Ketangkap Basah
22
Bukan Lelaki Pilihan
23
Apa Dia Cantik?
24
Cuci Piring
25
Tidur Dimana?
26
Jangan tanggung semuanya sendiri
27
Bersyukur Menikah Dengan Damar
28
Jangan Pernah Meninggalkanku
29
Perubahan Rencana
30
Mereka Jahat
31
Tamu Dadakan
32
Hadiah Kasih Untuk Damar
33
Hukuman Manis
34
Rencana Damar
35
Mulai Membayar
36
Perjalanan Ke Kota
37
Dua Penjahat
38
Rumah Sakit
39
Keluarga Damar
40
Dua Pasangan Yang Bertolak Belakang
41
Konglomerat Berseragam ASN
42
Mas Takut Rindu
43
Memanjakan Istri
44
Bertemu Masa Lalu
45
Istri Sah Damar
46
Kabar Bahagia
47
Calon Ayah
48
Belajar Dari Mbak Mirna
49
Dia Juga Pemilik Perusahaan
50
Jadi Kangen
51
Niat Jahat
52
Wanita Gila
53
Penawaran Basi
54
Siapa Dia?
55
Mas Yadi
56
Rasa Bersalah Pak Sapto
57
Sahabat Pak Sapto
58
Nur, si cantik jelita
59
Nur dan Haryadi
60
Rencana Haryadi
61
Rencana Membawa Petaka
62
Ijin Dari Sean
63
Dia Yang Juga Mencintai Nur
64
Kebahagiaan Orang Desa
65
Si Licik Sugiyono, Si Pengecut Guntoro
66
Mas Yadi Jahat
67
Cinta Har pada Nur
68
Kecelakaan
69
Bangunan Terbengkalai
70
Keinginan Untuk Kembali
71
Pak Dedi
72
Ayah Kandungnya Siapa?
73
Isi Hati Hardi
74
Persyaratan Malika
75
Kasih, si Istri Kedua
76
Apa Aku Cantik??
77
Kepergok
78
Dilema Pak Sapto
79
Masih Ada Satu Benda Lagi
80
Tara Haryadi
81
Akan Mengungkapkan
82
Akhirnya Rahasia Terbuka
83
Masih Utuh
84
Pengajian
85
Kabur
86
Ketakutan
87
Saksi Baru
88
Sepotong Ingatan
89
Keputusan Damar
90
Si Calon Tersangka
91
Tertangkap
92
Mulai Terbalaskan
93
Para Mantan
94
Akhir Kegilaan Rasita
95
Kabar Mengejutkan
96
Anak Yang Terabaikan
97
Saingan Kecil
98
Negosiasi
99
Pertama Kalinya
100
Penangkapan Hardi
101
Namanya Kasih
102
Ibu
103
Anak Ayah Kangen
104
Permintaan Ibu
105
Tersiksa Disisa Umur
106
Kehancuran Sarjono
107
Sarjono Yang Sekarang
108
Akhir Sarjono
109
Biar Aku Yang Gantikan
110
Sampai Punya Cucu
111
Oleh-oleh Buat Sarjono
112
Wanita-Wanita Cantik
113
Terkait Hubungan Yang Rumit
114
Menemukan Dirman
115
Gak Boleh Nolak Rezeki
116
Tingkah Aneh Kasih
117
Dugaan
118
Drama
119
Saingan Kasih
120
Dua Situasi Yang Berbeda
121
Sambal Terasi Cepu
122
Diculik
123
Rapuh
124
Menjalankan Misi
125
Kepanikan Lutfi
126
Gara-gara Labubu
127
Lebih Baik Tidak Tahu
128
Pembalasan Pak Wijaya
129
Negosiasi
130
Robin Hood Milenial
131
Mencari Tempat Persembunyian
132
Akibat Kemaruk
133
Ketahuan
134
Ilmu Menaklukkan Istri
135
Aku Ingin Hidup Tenang
136
Setelah Sekian Lama
137
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!