Sosok Mirip Rasita

Damar dan Ridwan sedang berkeliling menggunakan motor milik Alisa.

Sebenarnya Alisa sudah meminta Damar untuk memakai mobilnya, namun ditolak Damar karena menggunakan motor lebih memudahkannya untuk pergi ke mana pun.

"Damar mengajak Ridwan pergi ke sebuah ATM pegawainya untuk mengambil gajinya yang sisa setengahnya itu.

Awal-awal pernikahan ATM ini sebenarnya dipegang oleh Rasita, tapi wanita itu tak pandai mengatur keuangan dan malah selalu habis seminggu setelah gajian.

Akhirnya Damar sering meminjam koperasi di kantornya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Karena tak tahan terus-terusan seperti itu, Damar pun mengambil kembali ATM itu. Dan tentunya dengan pertengkaran dulu.

Dan sejak itulah kebutuhan rumah tangganya, Damar lah yang mengatur. Apalagi dulu gaji Damar masih utuh tanpa potongan.

Satu tahun yang lalu, Rasita mengeluh karena dia tak mau pergi menggunakan motor lagi dan juga mau operasi caesar saat melahirkan.

Maka Damar pun setuju saat dia meminta Damar untuk meminjam uang dalam jumlah besar. Dan saat itu Damar yang tak mau ribut dengan istrinya membiarkan saja uang itu dipegang oleh Rasita.

"Mas, kita mau kemana lagi?" tanya Ridwan saat di atas motor. Dia hanya mengikuti kemanapun Damar pergi sambil menikmati pemandangan kota yang tak pernah didatanginya.

Paling jauh dia akan ke kabupaten yang menurut Ridwan sudah sangat maju dan fasilitasnya lengkap. Namun, ternyata di kota semuanya malah lebih maju dan ramai.

"Mas akan tunjukkan kampus yang akan menjadi tempat kamu kuliah nanti." kata Damar.

"Beneran mas, emang udah pasti?" tanya Ridwan.

"Iya benar, tadi pagi Bang Rendi udah menghubungi mas, katanya urusan kuliah kamu udah beres. Dia udah ngomong ke pihak kampus juga. Nanti kamu tinggal daftar ulang aja." kata Damar

"Alhamdulillah, bapak pasti senang dengarnya mas. Makasih ya, mas." kata Ridwan membuat Damar terkekeh geli.

"Kok makasih sama, mas. Sama mas Sean dan Bang Rendi aja nanti kalau kamu ketemu." kata Damar.

"Kan, kata. Pak Sean mas juga salah satu pemilik perusahaan itu." kata Ridwan.

"Aku cuma dititipkan saja, ayah mertuanya pak Sean itu ayah angkat ku. Orangnya memang baik." kata Damar.

"Wah, berarti memang keluarga pak Sean itu baik banget ya, mas. Pantas aja rejekinya lancar terus." kata Ridwan

"Iya, mereka sangat baik. Bahkan bisa menerima aku dan adikku menjadi bagian keluarga mereka memaafkan semua kejahatan yang dilakukan ibuku." kata Damar.

"Maksudnya mas? Ibu mas orang jahat?" tanya Ridwan dengan heran.

"Tidak, dia baik sangat baik. Namun setiap orang pasti pernah melakukan hal jahat, bukan?" tanya Damar

"Iya, mas. Setiap orang pasti pernah melakukan hal jahat walaupun dia orang baik." kata Ridwan lalu larut dalam pikirannya.

'Bahkan bapak yang sangat baik itu pun, dulu pernah melakukan hal jahat.' batin Ridwan.

Mereka tiba di sebuah bangunan besar bertepatan dengan suara azan. Akhirnya mereka pun segera menuju ke masjid besar yang terletak dekat dengan kampus itu.

Sekarang Damar selalu mengerjakan kewajibannya, dia sadar jika dulu dia sangat lalai dan lupa dengan kewajibannya karena mengejar urusan dunia.

Dan sekarang, Damar sudah menata dirinya agar menjadi lebih baik lagi.

Selesai sholat dzuhur, Damar mengajak Ridwan ke mall. Ridwan yang memang tak pernah ke tempat itu sangat senang mendengarnya.

Mereka memang tak akan lama di tempat ini, lusa mereka harus kembali ke desa Timur lagi.

Karena Damar yang awalnya mau melapor hasil kegiatan penyuluhannya besok, ternyata Pak Dani hanya meminta Damar mengirim via email saja ke operator kantor, Rio.

Dulunya operator kantor dipegang olehnya dan juga bang Husni. Ternyata ini yang diinginkan oleh pak Dani menggantinya dengan Rio.

Rio sendiri adalah pegawai honorer yang merupakan keponakan istrinya pak Dani. Dan lagi-lagi keluarga mereka selalu memanfaatkan koneksi untuk kepentingan pribadi mereka.

Damar mengendarai motornya ke arah parkiran khusus motor. Setelah memarkirkan motornya, Damar dan Ridwan pun masuk ke dalam Mall.

Ridwan lagi-lagi memandang takjub bangunan mewah yang biasanya dia lihat di video-video yang ditontonnya.

Damar tersenyum melihat wajah Ridwan yang semangat dan terlihat bahagia itu. Mereka pun memasuki gedung itu.

"Wah, pantas saja kalau di kota itu tingkat konsumtif nya tinggi, mas. Soalnya mau beli apa aja ada, lengkap banget." kata Ridwan, matanya melihat ke arah sekeliling mall.

Banyak toko-toko yang menawarkan barang-barang bagus dengan berbagai brand.

Damar mengajak Ridwan ke food court untuk makan siang. Mereka sudah sangat lapar karena memang sudah waktunya makan siang.

Damar dan Ridwan pun memesan makanan yang mereka inginkan.

Saat menunggu pesanan makanan mereka datang, Damar sekilas melihat seseorang yang sangat mirip dengan Rasita menggandeng mesra seorang laki-laki.

Namun saat Damar hendak melihat lebih jelas wanita yang diduganya adalah istrinya itu, pelayan datang membawa pesanan mereka dan menutup pandangan Damar.

Setelah Damar bergeser untuk melihat, mereka sudah tak ada dan tak tau berjalan ke arah mana.

'Apakah itu benar-benar Rasita, apa dia berselingkuh makanya meminta cerai dariku?' batin Damar.

"Mas, dimakan mas. Jangan melamun." kata Ridwan menyadarkannya.

"Eh, iya. Yok, kita makan. Jangan lupa baca doa. Nanti kalau mau nambah bilang sama mas." kata Damar setelah tersadar.

"Iya mas, kalau masih lapar. Tapi ngelihatin pesanan mas yang banyak gini kayaknya gak bakalan nambah pesanan lagi." kata Ridwan.

Damar memang memesan aneka hidangan seafood. Dia ingin benar-benar menjamu Ridwan. Karena saat di desa Timur, Damar sering dijamu makan. Bahkan hampir setiap hari Damar makan di rumah pak Sapto.

"Mas, pikirin apa. Kok kayaknya jadi aneh, beda dengan tadi sebelum mas ngajak aku ke sini." kata Ridwan

"Nggak kok, aku cuma lagi mikirin anak-anakku. Anakku yang besar paling senang kalau kubawa makan di sini." kata Damar setengah berbohong.

"Kalau mas kangen anak-anak mas ya temui saja, mas kan bapaknya. Pulang dari sini kita singgah ke rumah mas aja. Mas bisa ketemu sama anak-anak mas. Aku nemenin." kata Ridwan.

Damar memandang remaja yang terkadang pemikirannya lebih dewasa dari umurnya itu.

Kadang Damar sendiri malu dengan Ridwan, di usia remajanya justru Ridwan sudah bisa berpikiran melakukan sesuatu untuk orang-orang desa dan kemajuan desanya.

Bahkan Ridwan mau menemani Damar bertemu anak-anaknya.

Memang Damar takut jika pergi sendiri, dia takut diusir Rasita di depan anak-anaknya. Dan dia tak mau merusak mental anak sulungnya, makanya dia selalu menahan dirinya agar tak bertengkar dengan Rasita di depan anak-anaknya.

jika Damar ingat-ingat kembali, pernikahannya dengan Rasita memang tak ada manis-manisnya. Hampir setiap hari mereka selalu bertengkar. Dan Rasita pun selalu saja menghindarinya seolah-olah jijik dengan Damar.

🍀🍀🍀

Buat pembaca semuanya, author mohon dukungan likenya ya🤗

Episodes
1 Permintaan Cerai
2 Mutasi
3 Kenyataan???
4 Di tempat baru
5 Dini Hari Yang Melelahkan
6 Pejuang Sesungguhnya
7 Tekad Baru
8 Damar Yang Sesungguhnya
9 Seragam Yang Berlumpur
10 Pulang Ke Kota
11 Yang Nyaman Untuk Diri Sendiri
12 Beasiswa Untuk Ridwan
13 Sosok Mirip Rasita
14 Informasi Yang Mengejutkan
15 Damar Yang Baru
16 Pulang Ke Rumah
17 Kisah Kasih
18 Membantu Kasih
19 Calon
20 Menunggu Kasih
21 Ketangkap Basah
22 Bukan Lelaki Pilihan
23 Apa Dia Cantik?
24 Cuci Piring
25 Tidur Dimana?
26 Jangan tanggung semuanya sendiri
27 Bersyukur Menikah Dengan Damar
28 Jangan Pernah Meninggalkanku
29 Perubahan Rencana
30 Mereka Jahat
31 Tamu Dadakan
32 Hadiah Kasih Untuk Damar
33 Hukuman Manis
34 Rencana Damar
35 Mulai Membayar
36 Perjalanan Ke Kota
37 Dua Penjahat
38 Rumah Sakit
39 Keluarga Damar
40 Dua Pasangan Yang Bertolak Belakang
41 Konglomerat Berseragam ASN
42 Mas Takut Rindu
43 Memanjakan Istri
44 Bertemu Masa Lalu
45 Istri Sah Damar
46 Kabar Bahagia
47 Calon Ayah
48 Belajar Dari Mbak Mirna
49 Dia Juga Pemilik Perusahaan
50 Jadi Kangen
51 Niat Jahat
52 Wanita Gila
53 Penawaran Basi
54 Siapa Dia?
55 Mas Yadi
56 Rasa Bersalah Pak Sapto
57 Sahabat Pak Sapto
58 Nur, si cantik jelita
59 Nur dan Haryadi
60 Rencana Haryadi
61 Rencana Membawa Petaka
62 Ijin Dari Sean
63 Dia Yang Juga Mencintai Nur
64 Kebahagiaan Orang Desa
65 Si Licik Sugiyono, Si Pengecut Guntoro
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Permintaan Cerai
2
Mutasi
3
Kenyataan???
4
Di tempat baru
5
Dini Hari Yang Melelahkan
6
Pejuang Sesungguhnya
7
Tekad Baru
8
Damar Yang Sesungguhnya
9
Seragam Yang Berlumpur
10
Pulang Ke Kota
11
Yang Nyaman Untuk Diri Sendiri
12
Beasiswa Untuk Ridwan
13
Sosok Mirip Rasita
14
Informasi Yang Mengejutkan
15
Damar Yang Baru
16
Pulang Ke Rumah
17
Kisah Kasih
18
Membantu Kasih
19
Calon
20
Menunggu Kasih
21
Ketangkap Basah
22
Bukan Lelaki Pilihan
23
Apa Dia Cantik?
24
Cuci Piring
25
Tidur Dimana?
26
Jangan tanggung semuanya sendiri
27
Bersyukur Menikah Dengan Damar
28
Jangan Pernah Meninggalkanku
29
Perubahan Rencana
30
Mereka Jahat
31
Tamu Dadakan
32
Hadiah Kasih Untuk Damar
33
Hukuman Manis
34
Rencana Damar
35
Mulai Membayar
36
Perjalanan Ke Kota
37
Dua Penjahat
38
Rumah Sakit
39
Keluarga Damar
40
Dua Pasangan Yang Bertolak Belakang
41
Konglomerat Berseragam ASN
42
Mas Takut Rindu
43
Memanjakan Istri
44
Bertemu Masa Lalu
45
Istri Sah Damar
46
Kabar Bahagia
47
Calon Ayah
48
Belajar Dari Mbak Mirna
49
Dia Juga Pemilik Perusahaan
50
Jadi Kangen
51
Niat Jahat
52
Wanita Gila
53
Penawaran Basi
54
Siapa Dia?
55
Mas Yadi
56
Rasa Bersalah Pak Sapto
57
Sahabat Pak Sapto
58
Nur, si cantik jelita
59
Nur dan Haryadi
60
Rencana Haryadi
61
Rencana Membawa Petaka
62
Ijin Dari Sean
63
Dia Yang Juga Mencintai Nur
64
Kebahagiaan Orang Desa
65
Si Licik Sugiyono, Si Pengecut Guntoro

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!