Dalam pusaran pertempuran yang mengguncang desa Eldoria, Vincent mendapati dirinya berdiri di hadapan seorang lawan yang tak dikenal. Darius, pemimpin bandit yang perkasa, menatapnya dengan penuh kepercayaan diri, senyuman melebar di wajahnya yang garang.
"Kamu cukup berani, Nak," ujar Darius dengan suara yang menggetarkan hati, sementara dia memutar-mutar pedangnya dengan keahlian yang mempesona. "Tetapi, kamu telah keliru dalam memilih musuh."
Vincent, meski dihadapkan pada ketidakpastian dan tekanan, tetap tenang. "Aku tidak tahu siapa kamu, tetapi desa ini akan kami pertahankan dengan segala cara," jawabnya dengan tegas, mata terfokus pada setiap gerakan lawannya.
Dengan perubahan strategi yang mendadak, Vincent menyimpan senapan CheyTac M200-nya dan menggantinya dengan dua revolver S&W .500 Magnum yang mengkilap. "Waktu untuk bermain-main telah berakhir," pikirnya dalam hati, sementara dia menegaskan cengkeraman pada senjata-senjata barunya.
Mereka berdua saling berhadapan, menunggu momen yang tepat untuk bertindak. Dalam keheningan tegang, Vincent memperhatikan setiap gerakan Darius dengan kewaspadaan yang tinggi, mencoba memahami keahlian dan strategi lawannya.
"Tampaknya kamu belum mengerti kekuatanku, Nak," kata Darius sambil tersenyum mengejek. "Biarkan aku mengajari mu satu atau dua hal tentang apa yang dapat dilakukan seorang pemimpin bandit."
Darius menerjang maju dengan gesit, pedangnya bersinar di bawah sinar matahari yang memancar dari langit. Vincent, yang tidak sempat menghindar, dengan cepat mengangkat revolver-nya untuk bertahan dari serangan tersebut.
"Kamu belum belajar," seru Darius sambil menyerang dengan penuh kekuatan, mencoba menembus pertahanan Vincent.
Vincent menghadapi serangan itu dengan keberanian dan ketenangan yang tak tergoyahkan. Dia menahan tekanan pedang Darius dengan kedua revolver-nya, terus berusaha menjaga jarak dan mencari celah untuk bertindak.
"Kekuatanku tidak terbatas," lanjut Darius sambil terus menerjang maju, menguji kemampuan dan ketahanan lawannya.
Vincent, meski terdesak, tetap tenang. Dengan pengalaman dan keterampilannya, dia berusaha membalas serangan Darius dengan tepat, menunggu momen yang tepat untuk mengubah keadaan. Keringat mengalir di wajahnya saat dia berjuang untuk menahan tekanan yang terus menerus dari pemimpin bandit itu.
Saat Darius menerjang kembali dengan ganas, Vincent dengan sigap menahan tebasan pedang Darius dengan revolver miliknya sekali lagi. Kedua senjata bertemu dalam tekanan yang mematikan, menciptakan percikan api di udara.
Sebelum Darius sempat melontarkan ejekan, revolver lain yang dipegang oleh Vincent sudah siap menembak perut Darius. Namun, di saat-saat terakhir, Darius mengaktifkan skill Arcane Combat: Fortress.
Sebuah kilatan cahaya memancar dari tubuh Darius, mengelilinginya dengan lapisan energi yang tak terlihat. Serangan revolver Vincent memantul dari perisai magis yang tak terlihat itu, menghambat peluru-peluru tersebut.
Vincent menatap dengan keterkejutan saat melihat serangannya digagalkan oleh kekuatan magis yang tak dikenal. "Apa ini?"
Darius tersenyum sinis, "Ini adalah kekuatan yang kamu tidak akan mampu mengerti."
Vincent menggigit bibirnya, menyadari bahwa pertarungan ini menjadi jauh lebih rumit daripada yang dia bayangkan.
Dengan kecepatan yang luar biasa, Darius melancarkan serangan baliknya, menggunakan kekuatan Arcane Combat untuk meningkatkan kekuatan serangannya. Pedangnya bergerak dengan kecepatan kilat, mengarahkan serangan bertubi-tubi ke arah Vincent.
Vincent berusaha menghindari setiap tebasan pedang dengan gesitnya, tetapi kekuatan dan kecepatan Darius membuatnya kesulitan. Dia terus mundur, mencoba mencari celah untuk bertahan.
"Sialan!" desis Vincent, sementara dia berusaha mempertahankan diri dari serangan bertubi-tubi Darius.
Darius, dengan sorot mata yang tajam dan senyum penuh kepuasan, terus mengejar Vincent dengan serangannya yang tak kenal lelah. Dia bergerak dengan gemulai, mengimbangi setiap gerakan lawannya dengan kekuatan dan ketangkasannya yang luar biasa.
Vincent berusaha memusatkan perhatiannya, mencoba menemukan cara untuk melawan lawannya yang kuat itu. Dia tahu bahwa dia harus bertindak cepat sebelum kekuatan dan kecepatan Darius mengalahkannya.
Dalam keadaan putus asa, Vincent mengumpulkan segala keberaniannya dan menembakkan revolvernya dengan presisi yang mematikan, menargetkan titik-titik lemah yang terlihat pada pertahanan Darius. Namun, serangannya kembali digagalkan oleh perisai magis yang tak terlihat, membuatnya frustasi.
Dengan napas tersengal-sengal, Vincent mengerti bahwa dia harus menemukan cara lain untuk mengalahkan lawannya yang kuat itu. Dia menghela nafas dalam-dalam, mencari kekuatan dan keberanian di dalam dirinya untuk melanjutkan pertarungan ini yang semakin berbahaya.
Dalam keadaan terdesak, Vincent merasakan dirinya semakin terpojok oleh serangan bertubi-tubi dari Darius. Meskipun berusaha keras untuk menghindar, dia menyadari bahwa tanpa strategi yang lebih cerdik, dia tidak akan mampu bertahan lebih lama.
Dengan cepat, dia merogoh ke dalam inventarisnya dan mengeluarkan sebuah flashbang, menyadari bahwa ini bisa menjadi kesempatan terbaiknya untuk menciptakan celah dalam pertarungan ini.
"Sialan!" teriak Vincent, sementara dia melemparkan flashbang ke arah Darius dengan kecepatan kilat. Cahaya menyilaukan memenuhi ruang di sekitar mereka, membingungkan pandangan Darius sejenak dan memberi Vincent kesempatan untuk mengeksekusi rencananya.
Dengan cepat, Vincent melompat ke samping, berusaha memanfaatkan kebingungan lawannya untuk menghindari serangan baliknya. Dia meluncurkan serangan baliknya dengan revolver yang masih dipegangnya, berharap bisa mengejutkan Darius dan mengambil alih kendali pertempuran.
Namun, Darius, dengan naluri pertempurannya yang tajam, segera pulih dari kebingungannya dan mengantisipasi serangan balik Vincent. Dia bergerak dengan cepat, menghindari serangan itu dengan gesitnya, dan kembali melancarkan serangan baliknya yang mematikan.
Vincent menyadari bahwa dia harus bertarung dengan lebih cerdas jika dia ingin keluar dari situasi ini hidup-hidup. Dengan tekad yang kuat, dia bersiap untuk melawan serangan demi serangan dari lawannya yang kuat itu, berusaha mencari celah untuk menyerang dan mengakhiri pertarungan ini sekali dan untuk semua.
Dengan cepat dan tepat, Vincent mengeluarkan flashbang sekali lagi, menyebarkan cahaya yang menyilaukan dan membingungkan ke arah Darius. Sementara Darius masih terganggu oleh efek kilatan cahaya, Vincent melancarkan serangan terakhirnya.
Tanpa ragu, dia menembak kaki Darius dengan presisi yang mematikan, menargetkan bagian yang paling rentan dari lawannya. Peluru melesat dengan cepat dan mengenai sasaran dengan akurat, menyebabkan Darius meringis kesakitan dan terpaksa melangkah mundur.
Meskipun terluka, Darius tidak menyerah begitu saja. Dengan gigih, dia mencoba menahan rasa sakitnya dan bersiap untuk melancarkan serangan baliknya. Namun, kekuatan serangan Vincent dan efek flashbang yang mengganggu telah memberikan Vincent keunggulan yang dia butuhkan.
Dengan cepat, Vincent melanjutkan serangannya, menggunakan kecepatan dan keahliannya untuk memanfaatkan kelemahan lawannya. Dia terus menyerang dengan penuh determinasi, berharap bisa mengakhiri pertarungan ini sebelum Darius memiliki kesempatan untuk membalas.
Dalam momen-momen tegang ini, pertempuran antara Vincent dan Darius mencapai puncaknya, dengan kedua belah pihak saling berusaha untuk mengalahkan yang lainnya.
Dalam keadaan pertempuran semakin sengit, Vincent memanfaatkan momen ketika kaki Darius terluka untuk melancarkan serangan balik yang mendadak. Dengan gerakan cepat dan tepat, dia melakukan tackle yang kuat, membuat Darius terjatuh dengan keras ke tanah.
Segera setelah Darius terjatuh, Vincent dengan cepat mendekatinya, menggunakan kaki biomekaniknya untuk menindih dada Darius yang terkapar. Dengan tatapan tajam dan hati yang penuh tekad, Vincent menempatkan senjata di kepala Darius, siap untuk mengakhiri pertarungan ini sekali dan untuk selamanya.
Dalam sekejap, suara tembakan terdengar, menciptakan gemuruh yang menggema di medan pertempuran yang tegang. Darius terkulai tak bernyawa di bawah kaki Vincent, mengakhiri ancamannya dan memberikan kelegaan bagi para penduduk desa Eldoria.
Meskipun terluka dan lelah setelah pertempuran yang sengit, Vincent tetap berdiri dengan tegar, menatap sekeliling dengan mata penuh rasa lega. Dia tahu bahwa kemenangan ini bukanlah hanya miliknya, tetapi juga milik semua orang yang telah berjuang bersamanya untuk melindungi desa ini dari ancaman yang mengerikan.
Sementara itu, di sudut lain medan pertempuran, para penduduk desa dan penjaga desa yang lain berhasil mengalahkan sisa-sisa gerombolan bandit, menyelamatkan desa mereka dari bahaya yang mengancam. Dalam kemenangan mereka, mereka menemukan kekuatan dan persatuan yang tak tergoyahkan, mempersatukan mereka sebagai satu keluarga yang tangguh dan kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments