Episode 13 Kembali Bersama

Pintu ruangan Mario terbuka dan itu adalah tidak lain dan tidak bukan Nikita. Nikita masuk tapi Nikita mengerutkan keningnya karena pagi ini dia merasa ada yang aneh. Mario terlihat fokus dengan pekerjaannya dan tidak sedikit pun melirik ke arah Nikita, padahal sebelumnya Mario selalu bersikap posesif.

"Tumben dia acuh," batin Nikita.

"Selamat pagi, Pak!" sapa Nikita.

"Pagi!"

Ada rasa kecewa di hati Niki saat Mario mengacuhkannya, bagaimana pun kemarin-kemarin dia bersikap dingin bukanlah dari dalam hatinya karena pada kenyataannya Niki tidak bisa membenci Mario. Nikita pun duduk di meja kerjanya, dia terus memperhatikan Mario yang sedang fokus dengan pekerjaannya. Tiba-tiba sebuah senyuman terbit di wajah cantiknya.

"Dari dulu kamu memang tampan dan sekarang kamu sudah dewasa dan semakin tampan," batin Nikita.

Mario mengangkat kepalanya, Nikita terkesiap dia pun dengan cepat menyalakan laptop supaya Mario tidak tahu jika dari tadi dia memperhatikannya. Seulas senyum menghiasi wajah tampan Mario. "Aku tahu kamu juga masih mencintaiku, aku akan berusaha merebut lagi hatimu dan aku juga akan melindungimu dari Daddy walaupun nyawa taruhannya," batin Mario.

Waktu berjalan dengan sangat cepat, tidak terasa tinggal sepuluh menit lagi waktunya makan siang, Nikita merapikan meja kerjanya dan menghampiri Mario. "Sebentar lagi waktu makan siang, Bapak mau makan apa biar aku pesankan," seru Nikita.

"Nanti saja," sahut Mario dingin.

"Tapi Pak, ini tinggal sepuluh menit lagi kalau tidak pesan sekarang, nanti aku keburu pergi." Nikita terlihat sedikit kesal.

Tiba-tiba, pintu ruangan Mario di ketuk. "Masuk!"

Seorang karyawan wanita masuk dengan membawa dua kantong kresek makanan. "Maaf Pak, ini makanan yang Bapak pesan."

"Kamu simpan saja di meja," titah Mario.

Karyawan wanita itu menyimpan makanan di atas meja. "Kamu boleh kembali bekerja," seru Mario.

"Baik Pak, kalau begitu saya permisi dulu." Karyawan wanita itu pun pergi.

"Aku sudah memesan makanan, jadi kita makan di sini saja," seru Mario.

"Kita?" Nikita mengerutkan keningnya.

Mario menatap Nikita membuat Nikita seketika salah tingkah. "Bukannya hari ini kita sedang banyak pekerjaan? dari pada makan di luar, mending kita makan di sini saja untuk menghemat waktu," sahut Mario.

"Tapi aku tidak bisa makan di sini bersama Bapak, aku makan di kantin saja," tolak Nikita.

"Kamu di sini karyawan aku, dan aku adalah bos mu jadi kamu wajib mengikuti semua perintahku kalau tidak, kamu akan mendapatkan hukuman dariku."

"Hukuman?"

Mario melihat jam yang melingkar di tangannya. "Sudah waktunya jam istirahat, ayo kita makan!" ajak Mario.

Mario bangkit dari duduknya lalu melepaskan jas yang menempel di badan kekarnya itu. Tangan kemeja putih itu dia gulung sampai siku, lalu duduk di sofa. Sementara itu, Nikita masih berdiri membuat Mario mengerutkan keningnya.

"Ayo duduk, memangnya kamu tidak lapar?"

"Tapi----"

"Duduk!" tegas Mario.

Nikita kaget, akhirnya dengan terpaksa dia pun ikut duduk di depan Mario. Sebenarnya bukan karena Nikita tidak mau makan bersama Mario, tapi Nikita takut baper dan itu membuatnya sangat tidak nyaman. Mario membuka makanan yang dia pesan, Nikita sampai terkejut karena makanan yang Mario pesan semuanya makanan kesukaan Nikita.

"Kenapa diam? kamu kaget ya kalau aku masih ingat dengan makanan kesukaanmu? jangankan makanan kesukaanmu, semua tentangmu pun aku masih ingat," seru Mario.

Nikita kembali terdiam, dia benar-benar tidak bisa menahan rasa haru bahkan air matanya sudah menetes namun Nikita dengan cepat menghapusnya karena tidak ingin Mario salah paham. Mario pun ikut terdiam, dia bangkit dari duduknya dan berpindah ke samping Nikita. Tanpa banyak bicara, Mario pun menarik tubuh Nikita ke dalam pelukannya tapi kali ini Nikita tidak menolaknya.

"Maafkan aku Niki, aku sudah membuatmu menderita. Aku tahu ini tidak mudah, tapi aku akan membuktikan kepadamu kalau aku benar-benar mencintaimu," seru Mario.

"Aku takut Pak Teo tahu, Mario."

"Tenang saja, kali ini aku sudah siap untuk menghadapi Daddy, apa pun resikonya."

Nikita melepaskan pelukannya dan menatap kedua bola mata Mario. "Jangan Mario, bagaimana pun kamu adalah penerus Pak Teo pasti Pak Teo tidak akan mengizinkan kamu berhubungan dengan wanita miskin apa lagi wanita itu aku. Jadi, lebih baik sekarang kamu lupakan saja aku," seru Nikita dengan deraian air mata.

"Aku ingin bertanya sama kamu, apa kamu masih mencintaiku? jawab dengan jujur?" tanya Mario.

Air mata Nikita semakin mengalir deras. "Dari dulu sampai sekarang, aku tetap mencintaimu Mario. Aku memang marah sama kamu karena kamu sudah meninggalkan aku bertahun-tahun, tapi entah kenapa pada saat aku bertemu dengan kamu, rasa benci itu hilang dan aku sama sekali tidak bisa membencimu," sahut Nikita dengan deraian air matanya.

Mario kembali memeluk Nikita. "Maafkan aku. Mulai sekarang, kita jalin kembali hubungan kita yang sempat terputus dan aku minta kamu bersabar karena aku butuh waktu untuk menyakinkan Daddy."

Nikita menganggukkan kepalanya dalam pelukan Mario, sungguh Mario begitu sangat bahagia akhirnya mereka kembali bersama. Mereka pun kembali melanjutkan makan siang mereka, kali ini mereka makan dengan hati yang berbunga-bunga.

"Mario tapi aku punya permintaan sama kamu."

"Apa itu, sayang?"

"Tolong jangan sampai ada yang tahu jika kita pacaran karena aku tidak mau sampai teman-teman menganggapku wanita gatal karena sudah menggodamu."

"Tanpa kamu melakukan apa pun juga, kamu sudah membuatku tergoda," seru Mario dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Idih, apaan sih." Nikita mencubit lengan Mario membuat Mario terkekeh.

"Pokoknya kamu tinggal pilih saja, hubungan diam-diam atau tidak berhubungan sama sekali?" ancam Nikita.

"Astaga, oke-oke aku jamin tidak akan ada yang tahu dengan hubungan kita," sahut Mario.

Setelah makan siang, mereka pun kembali melanjutkan pekerjaan masing-masing. Namun kali ini ada yang berbeda, keduanya bekerja sembari saling lempar senyum satu sama lain. Kelakuan mereka seperti sepasang kekasih yang baru saja jadian.

"Akhirnya selesai juga." Nikita meregangkan otot-otot tangannya yang terasa sangat pegal.

"Lebih baik kamu pulang bareng aku, aku kasihan kalau harus lihat kamu bawa motor pasti capek," seru Mario.

"Tidak usah."

Nikita membereskan meja kerjanya lalu bersiap untuk pulang, Mario kembali memeluk Nikita. "Rasanya aku gak mau pisah sama kamu, aku ingin kamu selalu ada di sampingku," seru Mario.

"Jangan lebay, sudah ah aku harus pulang. Lagi pula, besok juga kita ketemu lagi," sahut Nikita sembari melepaskan pelukan Mario.

"Kamu hati-hati ya di jalan, kalau sudah sampai rumah kasih kabar aku."

"Siap."

Mario mencium kening Nikita dan itu membuat Nikita tersenyum. "Kalau gitu, aku pulang dulu."

Nikita pun segera keluar dari ruangan Mario, dan Mario menyunggingkan senyumannya.

Terpopuler

Comments

Bunda Elsha ChaCha

Bunda Elsha ChaCha

gimana kl pak Teo tahu

2024-04-16

1

Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔☠ᵏᵋᶜᶟ

Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔☠ᵏᵋᶜᶟ

buset karena cinta ya ...cepet bener balikan nya 🤣

2024-04-02

1

💜J'm💜

💜J'm💜

bencana amukan pak teo mengintai,,, semoga aja mario beneran mau ngelawan bapaknya

2024-04-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!