Rumah Davin

Hari ini aku bangun pagi sekali, karena mama dan papa akan pergi untuk dinas. Awalnya aku mau mengantar mereka ke bandara, namun mama melarang ku dan menyarankan ku untuk berkemas barang bawaan yang akan di bawa ke rumah tante Iren.

"Mama seriusan gamau aku anter?", tanyaku pada mama

"Iya sayang, mending kamu beresin barang bawaan kamu ya? Nanti Davin jemput kamu kesini, ingat ya jangan nakal, jaga diri kamu baik-baik disini. Mama minta Davin buat jagain kamu", jawab mama lalu memelukku.

Aku mengangguk dan menuruti apa kata mama, setelah mama dan papa pergi aku masuk ke dalam rumah lalu menuju kamar untuk mempersiapkan barang bawaanku. "Apa aku harus membawa banyak sekali pakaian?" Apalagi aku di sana selama 1 bulan lamanya. Setelah beberapa lama akhirnya aku selesai berkemas, hanya satu kantong sedang yang aku bawa, lagipula jika membutuhkan sesuatu yang kurang, aku bisa meminta Davin untuk mengantarku ke rumah.

Selesai berkemas, aku mandi dan bersiap-siap, saat sudah siap aku mengirim pesan kepada Davin untuk menanyakan kapan dia datang. Tak lama setelah aku mengirim pesan, Davin membalas dan mengatakan dia akan datang sekitar 20 menit lagi. Aku membawa barang bawaan ku ke ruang tamu dan menunggu Davin di sana sambil menonton drama korea di hp. Tak terasa 35 menit terlewat, sudah lewat 15 menit dari waktu yang di sebutkan Davin. Akhirnya aku memutuskan untuk menelpon dia.

*Tutt....

"Halo Vin masih dim...", ucapku terpotong oleh Davin

"Ini aku depan rumah, baru sampe banget", jawab Davin

"Dasar", aku mematikan telpon karna kesal ucapanku terpotong, lalu aku bergegas menuju ke luar rumah.

Aku menghampiri Davin sambil mengomel karna ucapanku terpotong, dia hanya melihat dan tersenyum ke arahku lalu mengatakan "Lucu", apa apaan dia bukannya minta maaf.

"Ini bawaan kamu cuma 1 tas aja? Dikit banget perasaan, bukannya cewek biasanya barang bawaannya banyak ya?" ucap Davin.

"Nanti kalau perlu sesuatu aku bisa pulang", aku memberikan tas ku dan langsung naik ke atas motor.

Davin turun dari motor dan melihat ke arahku.

"Kok turun?", ucapku kesal

"Helm nya", jawabnya sambil memasangkan helm padaku, lalu dia naik lagi ke atas motor.

Selama perjalanan Davin selalu saja membujuk ku yang sedang kesal "Maaf tadi potong ucapan kamu", "Maaf ya aku tadi telat, ternyata sedikit macet", "udah dong jangan marah lagi", tapi tak ada perkataanya yang aku balas. Tak lama kemudian Davin memberhentikan motor nya di depan mini market dan langsung menarik ku kedalam.

"Jangan marah lagi, sini pilih ice cream nya", sambil menarik tanganku.

Aku hanya melihat ke arah Davin sekilas, lalu memilih ice cream. Setelah membeli dan kembali ke motor, kita langsung menuju rumah Davin. Ia mengarahkan kaca spion nya agar bisa melihatku, lalu bertanya "Masih marah?", aku hanya menggelengkan kepala sambil memakan Ice cream tersebut.

Tak lama kemudian, kami berdua akhirnya sampai di rumah Davin, "aku aja yg bawa tas nya" lalu menarik tanganku untuk masuk kedalam.

"Maa, dimana?", ucapnya dengan suara yang sedikit keras.

"Dapur...", saat mendengar teriakan tante Iren, aku dan Davin pun langsung menuju kesana.

"Eh sayang udah dateng", ucap tante Iren dengan senyum ramah nya

"Iya tante, maaf ya Rey kayaknya jadi repotin tante selama liburan",

"Apa sih, gada kok yang di repotin sama kamu, Davin juga jadi seneng tuh ada temen di rumah, anggap rumah sendiri aja ya sayang", jawab tante iren.

"Hehe iya tante, makasih banyak ya",

"Kalau ada apa-apa gak usah malu buat bilang ke tante, atau bilang ke Davin juga, tante udah siapin kamar kamu di sebelah kamar Davin jadi kalau ada apa-apa gampang, anterin Rey ke kamarnya nanti kita makan siang bareng", ucap tante iren, dan di balas anggukan oleh Davin.

"Oke Tante", sambil tersenyum ke arahnya.

"Gimana kalau kamu panggil mama aja? biar tante jadi ngerasain punya anak cewek nih, yang cowok gak bisa tante ajak main", ucap tante Iren sambil menunjuk Davin

"Eh haha oke ma, nanti kita main berdua deh ma jangan ajak Davin", aku membalas candaan tante iren dan kami berdua pun tertawa karena melihat ekspresi Davin yang sudah kesal.

Oh iya, setelah pertemuan ku dengan mama Iren yang pertama, sebenarnya aku jadi lebih sering ikut mama untuk menemui tante Iren, jadi jangan heran jika aku bisa sangat dekat sampai memanggilnya mama.

Aku di antar oleh Davin ke kamar, ruangan nya cukup luas, dengan dekorasi minimalis yang bisa membuat siapapun merasa nyaman di sana. Dikamar aku membereskan barang bawaanku, karna tidak begitu banyak jadi aku pun tidak begitu lama untuk menyelesaikan nya, setelah itu aku merebahkan diri ku ke atas kasur.

Tak lama dari situ, Davin mengetuk pintu dan memanggil ku, dia mengajakku ke ruang makan untuk makan siang bersama. Aku menuruti dan mengikutinya dari belakang.

"Sini sayang, kita makan dulu", ucap mama Iren

Aku mengangguk lalu duduk, hanya ada Mama Iren dan Davin sekarang karena papa Davin bekerja. Banyak perbincangan antara aku dan mama Iren, mulai dari kehidupan sekolahku, masa kecil Davin, lalu bercanda.. Rasanya seperti menemukan keluarga ke dua ku.

"Ma, kenapa ga cari art buat bantuin masak?", tanyaku

"Mama kan ga kerja kayak mama kamu, ya paling cuma bantu kerjaan nya papa Davin, jadi kerjaan rumah masih bisa mama kerjain sendiri", jawabnya lalu aku mengangguk paham.

"Mama papa kamu sibuk kerja, kamu ga kesepian kan di rumah?", kali ini mama Iren yang bertanya.

"Engga kok ma, walaupun mama papa sibuk tapi mereka juga masih kasih waktunya biar bisa sama Rey, kasih sayang mereka bisa Rey rasain kok ma", aku tersenyum

"Syukur deh ya kalau gitu, kalau mama kamu bikin kamu kesepian bilang oke? Biar mama yang marahin. Terus kamu juga bebas kalau mau main kesini, ga bakal ada yang larang kamu kok, apalagi Davin tuh pasti seneng kalau ada kamu", jawab nya

Davin yang sedari tadi makan sambil menyimak pembicaraan ku dengan mama Iren tiba-tiba tersedak.

*Uhuk uhuk

"Apaan si ma", ucap Davin sambil mengambil air minum

"Apa si mama cuma ngasih tau fakta, lebay deh kamu sampe batuk-batuk gitu", ucap mama Iren

Aku hanya tertawa saat melihat interaksi antara mama Iren dan Davin, sungguh menyenangkan bisa berada di antara mereka. Selesai makan siang, mama iren pamit untuk pergi keluar karena ada urusan. Akhirnya hanya ada aku dan Davin di rumah.

"Aku mau main game di ruang tamu, ikut ga?", tanya nya

"Ikut ikut, masa di tinggal sendiri sih", jawabku

"Yaudah ayo",

Di ruang tamu dia bermain game online, mulai dari PUBG, Ml, Call of Duty, dia mainkan satu persatu. Sedangkan aku hanya duduk sambil scroll instagram saja. Tiba-tiba ia berhenti bermain game dan melihat ke arah ku, aku pun bertanya "Ada apa?".

"Ada orang yang kamu suka Rey?", tanya nya

"Hmm ada gak ya? Kepo deh", jawab ku

"Ayo lah cerita cerita", paksanya

"Kamu sendiri ada ga?", aku membalikan pertanyaan tersebut

"Ada, tapi aku ga bakal cerita sekarang", jawabnya dan ku balas dengan anggukan.

"Ada sih, mau tau?", ucapku lalu dia mengangguk

Akhirnya aku menceritakan tentang Marvin, mulai dari kapan pertama kali aku bertemu Marvin, alasan kenapa aku menyukainya, lalu tentang Sheila yang juga menyukai Marvin. Semua aku ceritakan kepadanya, namun entah mengapa ekspresinya Davin sedikit berbeda, bukan Davin yang seceria biasanya tapi ia tetap mendengarkan ku dengan sangat baik.

Setelah lama menghabiskan waktu untuk bermain dan bercerita, tak terasa sudah hampir malam. Mama iren dan papa Davin pun sudah pulang.

"Rey, Vin, kalian makan malam di luar aja ya? Mama papa ada makan malam bareng sama perusahaan yang bakal kerja sama dengan perusahaan papa, gpp kan?", Aku dan Davin pun mengangguk tidak keberatan dengan hal itu.

...****************...

"Mau makan apa", Tanya nya

"Ice", jawab ku singkat padat dan jelas.

"Makan rey makan", jawabnya sambil menggelengkan kepala

"Hehe ga tau, apa aja deh ayo",

"Yaudah kita makan nasi goreng langganan aku aja deh", ajaknya

Akhirnya aku dan Davin pun pergi keluar untuk makan nasi goreng, ekspresinya sudah tidak seperti saat mendengarkan ku cerita, ini adalah Davin yang ku kenal dan sangat ceria. Sebenarnya aku tidak begitu memikirkan tentang perubahan ekspresinya itu, lagipula untuk apa aku memikirkan nya bukan?.

Setelah selesai makan, aku dan Davin memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, kami berdua masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!