Tak terasa seminggu lagi kami akan melaksanakan Ujian Akhir Semester. Aku mulai menambah waktu dan mengubah metode belajar. Biasanya aku hanya mengulang pelajaran pada pagi hari sebelum berangkat sekolah, kali ini saat sebelum tidur aku akan menulis point-point pelajaran yang kemungkinan akan keluar di ujian, lalu ku baca pagi hari sebelum sekolah. Menurut ku ini adalah metode belajar yang cocok untuk ku, karena biasanya aku hanya butuh beberapa pengulangan untuk mengingatnya.
Pada saat disekolah aku dan teman-teman ku juga memutuskan untuk belajar bersama. Masing-masing dari kami setidaknya ada mata pelajaran yang dikuasai dengan baik, maka dari itu kami saling memberi penjelasan.
...****************...
Akhirnya Ujian Akhir Semester pun tiba, hari pertama dan hari kedua ku jalanin dengan baik, namun pada hari ketiga aku tidak begitu yakin, karena ada mata pelajaran Bahasa inggris. Sebelum masuk kelas aku memutuskan mendatangi Marvin untuk melihat catatan bahasa inggris nya karena dia cukup pintar berbahasa Inggris.
Setelah bertemu dengan nya, aku cukup merasa tenang. Saat aku hendak pergi Marvin berkata "Semangat ya, pasti bisa kok ngerjain nya, jangan panik ya", dia mengatakan itu lalu tersenyum manis, aku hanya membalas senyuman nya lalu berlari menuju kelas.
"Mimpi apa aku semalam?", ucapku dalam hati. Rasa resah yang menganggu ku karena ujian hilang begitu saja, dan tergantikan oleh perasaan bahagia, ingin aku berteriak saat itu juga.
Ujian hari ke 3 pun selesai, aku merasa lega karena dapat mengerjakan ujian Bahasa Inggris dengan baik. Pada saat keluar ruangan ternyata Marvin menunggu ku di depan kelas.
"Gimana? Bisa kan?", tanya nya
"Bisa bisa, aku kira bakal susah banget hehe", jawabku
"aku kasih hadiah deh, ayo ikut aku", ajaknya
Marvin mengajak ku berjalan-jalan menggunakan sepeda motor, lalau kami berdua pun berhenti di sebuah taman.
"ayo duduk di sana, kamu tunggu sebentar ya",
Setelah berkata seperti itu Marvin pergi entah kemana, aku hanya menurut dan menunggunya di taman. Tak lama Marvin pun kembali, ternyata dia pergi untuk membeli ice cream. Aku heran dengan sikap Marvin, ini bukan seperti dia yang biasanya.
"Marvin, ada apa nih? Kayak bukan kamu aja", tanyaku
"Ah sama aja kok, kepingin aja kayak gini emang nya gak boleh ya?", jawabnya sambil memakan ice cream yang ia beli
"Ya gpp sih, cuma penasaran aja kok lagian kamu tuh jauh beda dari kamu yang biasanya, oh iya makasih ya buat yang tadi pagi, ice nya juga... harusnya aku yang traktir kamu bukan? Hahaha",
"Yaa gpp, mau aja. Engga lah, kan tadi aku yang bilang mau kasih hadiah", ucapnya
Baru sekarang aku dan Marvin berbincang banyak sekali, mulai dari membahas ujian, anime, hal apa yang aku dan Marvin sukai... Marvin menjadi orang yang benar-benar berbeda, aku sangat menyukai dia yang seperti ini, rasanya nyaman sekali tapi aku juga menyukai sifat dan perlakuan dia yang biasanya.
Mungkin selama 2 tahun aku menyukainya, bisa dibilang ini adalah pertama kali kami berbicara tentang banyak hal. Aku jadi tau lebih dalam mengenai Marvin, selama ini meskipun aku dan dia berteman dekat, ternyata aku tidak begitu tau banyak mengenainya. Hari ini adalah hari yang sangat membuatku bahagia sekali.
Waktu berjalan sangat cepat, tak terasa hari mulai petang. Aku dan Marvin pun memutuskan untuk pulang. Kali ini juga, pertama kalinya dia mengantarkan ku pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Marvin memutuskan untuk langsung pulang, dan memintanya untuk memberiku pesan jika ia sudah sampai. Aku masuk kedalam rumah dengan perasaan senang, senyumku tak bisa ku sembunyikan. Ku hampiri mama yang sedang berada di ruang keluarga lalu memeluknya.
"Eh anak mama udah pulang, ada apa ini tiba-tiba peluk mama?", tanyanya
"Hehe gpp kok ma, lagi seneng aja",
"Seneng kenapa nih anak mama?, oh iya nanti malam mama sama papa mau ngobrol sama kamu, skrg kamu ke kamar ya istirahat", ucap mama
"Ada deh ma, tumben? Oke deh Rey ke kamar dulu ya", jawab ku sambil melepaskan pelukannya dan pergi menuju kamar.
Saat berada di kamar aku merebahkan diriku di atas kasur, mengingat kegiatan yang hari ini kujalani dengan Marvin. Aku merasa seperti orang gila, tertawa dan tersenyum sendiri karna mengingat hal tersebut. Menurut ku, hari ini adalah hari yang istimewa meskipun bukan hal yang kita lakukan tidak begitu special. Saat sedang membayangkan hal tersebut, tak lama datang notifikasi hp, ternyata Marvin sudah sampai di rumahnya. Senyumku semakin melebar hanya karena mendapat kabar darinya. Sepertinya aku memang sangat menyukai Marvin ya?.
...****************...
Malam pun tiba, aku menghampiri mama dan papa di ruang keluarga. Saat aku datang, mama langsung menyuruhku untuk duduk.
"Ada apa ma? Pa?", tanyaku
"Jadi gini, nanti waktu kamu libur kenaikan kelas, mama sama papa ada dinas keluar kota selama 1 bulan, kalau kamu tinggal di rumah tante Iren buat sementara waktu gimana?", ucap mama
"Kenapa harus di tante Iren ma?, biasanya kan aku sama bi Ida aja di rumah", jawabku
"Kerjaan papa sama mama bakal sibuk sayang, papa juga butuh pak Elo, biar mama di bantu bi Ida di sana", jelas papa
"Kenapa aku ga ikut aja pa? Kan itu aku juga libur kenaikan kelas", jawabku dengan ekspresi sedih karena harus di tinggal.
"Mama sama papa bukannya gamau bawa kamu, tapi nanti kan mama papa sibuk, kamu juga gada teman main di sana, sementara aja ya sayang? Mama udah ngobrol sama tante Iren, dia mau kok kamu ada di sana", ucap mama, yang membuatku tak bisa menjawab.
Akhirnya aku pun setuju, saat libur kenaikan kelas nanti untuk tinggal sementara di rumah tante Iren. Ya... sebenarnya tidak jadi masalah sih, di sana juga ada Davin kan yang menemaniku, setidaknya liburan ku nanti tidak begitu membosankan.
...****************...
Hari ini adalah hari adalah pengumuman kenaikan kelas, aku mendapat ranking 3 di kelasku. Ya.. Sebenarnya mama dan paa tidak begitu menuntut ku untuk mendapatkan ranking apalagi nilai sempurna, mama dan papa selalu mendukung ku bagaimanapun hasilnya.
Dihari terakhir sekolah sebelum liburan kenaikan kelas, aku dan teman-teman memutuskan untuk bermain bersama. Kami memilih untuk berkumpul di rumah Alina, bermain game, memesan makanan, dan berbincang seperti biasa.
"Eh kalian mau liburan kemana nih?", tanya Vanya
Kebanyakan dari kami akan berlibur bersama keluarga termasuk Marvin, sedangkan Erina memutuskan untuk bersantai di rumah.
"Kayaknya seru deh liburan", ucapku
"Emang kamu ga kemana mana juga?", tanya sheila
"Engga, mama papa pergi dinas",
"Di Rumah sendiri dong Rey? Ga takut emang?", tanya alina
"Engga, buat sementara aku tinggal di rumah Davin", jawabku dengan santai sambil menikmati cemilan yang kami beli.
"Davin? Kenapa rumah Davin?", tanya mereka
"Udh aku bilang kan Davin itu anak teman mama ku? Nah mama nitipin aku ke mama nya Davin, soalnya bi ida sama pak elo juga ikut mama papa", jelasku pada mereka.
Setelah menjelaskan itu, aku melihat ke arah Marvin, ternyata dia juga melihat ke arahku dan langsung mengalihkan pandangannya dariku. "Ada apa dia?" pikirku. Tak terasa hari mulai gelap, akhirnya kami semua memutuskan untuk pulang.
Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamar. Membersihkan badan ku, lalu merebahkan diri di atas kasur. Aku terlelap dalam lamunan, rasanya sunyi.. hampa.. Mungkin karena aku tidak bisa bertemu teman-teman ku selama liburan. Aku hanya berharap, liburan ku tidak akan membosankan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments