17

Ketika Dea dengan Nanda tampak asik berbincang-bincang, Tiba-tiba sang majikan memanggil Dea.

"De, Ayo pulang!" Ajak sang majikan.

"Iya bu,".

Dea yang tampak masih asik mengobrol dengan Nanda pun berpamitan pada Nanda. Seusai berpamitan, Dea pun bergegas mengikuti sang majikan untuk pulang.

"De, anak kamu sudah nggak rewel!" Ucap Laura.

"Iya bu, Mungkin tadi didalam terlalu pengap jadi dia nangis!" Kata Dea.

"Oh iya De, Tadi yang mengobrol sama kamu itu siapa?" Tanya Laura.

"Itu teman sekampung saya bu,".

Tak lama setelah itu, Keduanya telah sampai di parkiran rumah sakit tersebut. Sesampainya disana, Keduanya langsung masuk mobil lalu Laura mengemudikan mobil itu.

Di perjalanan, Tak ada perbincangan antara keduanya, Mereka tampak sibuk dengan diri masing-masing. Laura fokus untuk menyetir dan Dea  hanya sibuk memperhatikan kondisi jalan lewat kaca mobil tersebut.

Beberapa saat kemudian, Mobil yang dikemudikan Laura telah sampai didepan rumahnya. Sesampainya disana, keduanya tampak turun dari mobil tersebut.

"De, Kamu tidurkan dulu gih anakmu! Setelah itu baru kamu mulai bekerja!" Ucap sang majikan.

"Iya bu,"

Setelah itu, Dea pun menidurkan sang anak di ruang tamu dirumah sang majikannya itu. Seusai menidurkan baby Rafa, Dea pun segera menyelesaikan pekerjaannya dirumah majikan. Seusai menyelesaikan pekerjaannya dirumah sang majikan, Dea pun pamit untuk pulang.

Setelah berpamitan untuk pulang, Dea pun berangkat untuk pulang dengan menggendong baby Rafa. Tak lama setelah itu, Dea pun sampai dirumahnya. Sesampainya disana, Dea terkejut karena lagi-lagi melihat pintu rumahnya terbuka.

Ketika Dea hendak masuk ke dalam rumah, Langkah Dea tiba-tiba terhenti karena teriakan Anton.

"Harus berapa kali aku memperingatkanmu agar berhenti bekerja! Apa lagi kamu bekerja sama Laura sahabat dekat Rita!" Terdengar teriakan Anton.

"Aku sama Rafa butuh makan mas, Kalau aku nggak bekerja aku mau makan apa disini!" Kata Dea.

"Itu ambil untuk keperluanmu sebulan! Berhenti bekerja ditempat Laura atau dimana pun!" Anton melemparkan uang senilai 500 ribu untuk keperluan Dea sebulan.

"Mas, Ini mana cukup untuk keperluanku sebulan!" Keluh Dea.

"Emang berapa gajinya sebagai pembantu dirumah Laura?" Tanya Anton.

"Aku belum terima gaji mas, Belum sebulan aku kerja disana! Bagaiamana mau digaji!" Ungkap Dea.

"Kalau begitu, Mulai besok dan seterusnya berhenti bekerja disana!".

"Tapi mas!"

"Jangan banyak bicara lagi, Lakukan apa yang aku perintahkan!" 

"Baik mas,".

Setelah itu, Anton tampak lapar lalu Anton meminta Dea memasak untuknya. Disaat Dea sedang sibuk didapur, Tiba-tiba baby Rafa menangis. Anton yang mendengar tangisan baby Rafa itu langsung mengangkat sang anak dari tempat tidurnya kemudian menggendong sang anak. Lama-kelamaan bayi mungil itu tampak tertidur digendongan sang ayah.

Setelah baby Rafa tertidur, Anton pun kembali menidurkannya ditempat tidurnya. Seusai menidurkan baby Rafa ditempat tidurnya, Anton pun duduk diruang tengah seraya menonton televisi.

Ketika Anton tampak duduk santai diruang tengah seraya menonton televisi, Disaat itu juga Dea selesai memasak. Setelah selesai memasak, Dea pun tampak menyiapkan masakannya di meja makan.

"Wah baunya sedap!" Ucap Anton yang mencium aroma masakan Dea dari ruang tangah.

"Ayo makan mas, Makanannya sudah siap! Nanti keburu dingin!" Kata Dea.

Lalu Anton pun berjalan ke arah meja makan untuk segera makan. Karena Anton merasa sangat lapar, Anton pun tampak makan dengan sangat lahap. Selain itu, Bagi Anton masakan Dea itu sangat lezat. Kalau dalam urusan memasak, Dea lebih unggul dibandingkan Rita. Anton sangat menyukai masakan Dea tersebut sehingga Anton sampai tiga kali tambah nasi saking enaknya sehingga  masakan Dea pada hari itu ludes tak bersisa.

"Mas nggak pernah makan berapa hari?" Tanya Dea yang melihat makanan di meja makan kosong.

"Kamu tahu sendiri kan Rita nggak pernah masak untuk aku! Kalau nggak beli ya aku masak sendiri lah!" Ucap Anton.

"Mas nggak komplain gitu kalau Rita nggak masak!" Kata Dea.

"Kalau aku komplain, Yang ada malah Rita yang lebih marah!" 

"Mas sepertinya takut sekali ya kalau mbak Rita marah!".

"Sebenarnya aku nggak takut, Hanya sedikit mengalah saja!".

"Oh gitu, Oh iya kok mas ninggalin mbak Rita dirumah sakit sendiri!"

"Rita sudah sehat jadi langsung diperbolehkan pulang!"

"Terus kalau mas disini, Siapa yang jaga mbak Rita disana?"

"Tadi mamanya datang, Makanya aku bisa keluar!"

"Emang mertua mas nggak curiga!"

"Nggak lah, Aku bilang tadi kalau malam ini aku piket!"

"Apa itu artinya mas mau menginap disini malam ini!"

"Iya, Aku mau mengganti malam panas yang sempat tertunda itu!".

Setelah mengobrol lama dengan sang suami, Dea pun membereskan piring-piring di meja makan lalu dibawanya menuju dapur kemudian Dea hendak mencuci piring kotor itu, Tetapi sang suami tiba-tiba memeluknya dari arah belakang.

"Sayang, Biar aku yang cuci piringnya! Mending kamu mandi terus dandan yang rapi!" Perintah Anton.

"Tapi mas ini hanya sedikit kok, Aku selesikan dulu ya baru aku mandi!"  Kata Dea.

"Biar aku yang cuci, Kamu mandi saja!"

"Apa nggak merepotkan mas!"

"Nggak, Sana kamu mandi saja!".

"Baiklah kalau begitu mas!".

Setelah itu, Dea pun langsung bergegas ke arah kamar mandi. Dikamar mandi itu, Dea tampak tersenyum lebar saking bahagianya karena bisa melewatkan malam panjang bersama sang suami.

Selesai Dea mandi, Dea dandan rapi untuk sang suami. Penampilan Dea malam itu sangat istimewa dan berbeda dari biasanya sehingga membuat Anton sangat terkesima dengan kecantikan sang isteri malam itu.

"Sayang kamu cantik malam ini!"Terdengar pujian Anton.

"Kamu berlebihan mas," Dea tampak malu-malu.

Lalu Dengan cepat Anton langsung memeluk sang isteri, Kemudian mencium kening isterinya itu. Setelah itu, Malam panas itu pun terjadi. Ketika Anton hendak memulai malam panas dengan isteri mudanya itu, Tiba-tiba ponsel Anton berdering.

Drtttttt........

Drttttttt...........

Terdengar suara ponsel Anton berbunyi. Anton yang mendengar suara ponsel itu berdering, Seketika menghentikan kegiatan panas bersama isteri mudanya itu untuk mengambil ponselnya dari saku celana.

Setelah mengambil ponsel itu, Anton menatap ke layar ponselnya yang ternyata sang mama mertua menghubunginya. Melihat itu, Anton langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Kamu bisa pulang nggak sebentar!" Terdengar suara sang mama mertua dari seberang sana.

"Emang ada apa ma?"

"Ciko tiba-tiba demam, Dia mengigo sebut nama kamu terus!".

"Ya sudah, Anton langsung berangkat pulang ma!".

Setelah itu panggilan pun berakhir, Setelah panggilan itu berakhir Anton dengan cepat memakai kembali pakaiannya.

"Mas mau kemana?" Tanya Dea yang melihat Anton memakai pakaiannnya.

"Aku harus pulang sebentar, Ciko tiba-tiba demam!"

"Berarti mas nggak jadi menginap disini!"

"Mas hanya sebentar, Nanti kalau kondisi Ciko sudah membaik mas kesini lagi!".

Setelah itu Anton langsung bergegas untuk pulang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!