"Dea ada di dalam, Masuk saja!" Ucap Ima mempersilahkan Anton masuk.
Sebelum Anton menemui Dea di dalam, Anton pun memberitahukan pada Ima niatnya datang kesana.
"Kak Ima, Saya kesini untuk menjemput Dea pulang!" Ucap Anton dengan santai.
"Kamu mau jemput Dea, Kemarin waktu Dea melahirkan kamu kemana saja?" Tanya Ima dengan raut wajah yang tampak kesal.
"Maafkan saya kak, Saya nggak tahu kalau Dea melahirkan! Saya tahunya ketika melihat kalian berada dirumah sakit tersebut!" Anton tampak merasa bersalah.
"Kamu itu punya dua isteri tapi nggak bisa berlaku adil pada salah satu isterimu!" Ima terdengar mengoceh.
"Sekali lagi maafkan saya kak, Tolong izinkan saya membawa Dea pulang!" Anton tampak memelas agar diizinkan membawa Dea pulang.
"Biar Dea saja yang memutuskan akan pulang atau tidak!" Ucap Ima
Setelah itu Anton pun langsung menemui Dea disana.
"Sayang, Kita pulang ya!" Ajak Anton
"Siapa yang kan merawatku disana nanti! Sementara kamu harus membagi waktu dengan isteri pertamamu!" Ucap Dea dengan tegas.
"Mama yang akan merawatmu nanti!" Ucap Anton
"Baiklah kalau begitu, Aku ikut saja!"
Dea akhirnya menuruti keinginan Anton untuk mengajaknya pulang karena bagaimana pun Anton adalah suaminya yang syah dimata agama meski belum diakui secara hukum.
Setelah lama mengobrol dengan Anton, Dea pun berpamitan pada keluarganya untuk pulang. Selesai berpamitan, Dea pun langsung berangkat bersama suaminya itu.
Diperjalan pulang, Anton terus menatap wajah putranya itu seraya menyetir mobil yang dikemudikannya itu.
"Sayang, Wajah putra kita sangat mirip denganku! Bahkan nggak ada bedanya sedikit pun!" Ucap Anton seraya menatap ke arah putranya itu.
"Mungkin dia takut nggak diakui jika wajahnya nggak sama denganmu!" Sahut Dea cetus.
"Sayang, Kok kamu bicaranya begitu!"
"Ya memang begitu kenyataannya!"
"Sayang, Tolong kamu mengerti sedikit!"
"Kamu selalu memintaku untuk mengerti, Sementara isteri pertama kamu apa kamu perlakukan sama sepertiku!"
"Sayang jangan mulai lagi deh!"
"Aku berbicara apa adanya!"
"Aku mencoba ya berlaku adil dengan datang menjemputmu!"
"Iya kamu datang disaat putra kita sudah lahir, Ketika aku berjuang antara hidup dan mati melahirkan putra kita kamu kemana!" Dea tampak Emosi.
"Aku nggak tahu jika kamu akan melahirkan!" Ucap Anton dengan santai
"Kak Ima berusaha menghubungi kamu untuk memberitahu akan hal itu, Tetapi kamu terlalu sibuk dengan isteri pertamamu!" Dea sudah tak bisa lagi menahan sakit hatinya
"Ini yang nggak aku suka dari kamu! Kalau bukan karena putraku......!" Anton menghentikan ucapannya.
"Kenapa kamu tidak lanjutkan pembicaraanmu, Aku juga nggak akan mau denganmu dulu kalau aku tahu sifatmu seperti ini! Kamu egois hanya mikirin dirimu saja!" Emosi Dea sudah tak terkendali.
Anton yang terus mendengar ocehan dari Dea merasa pusing mendengarnya.
"Bisa nggak kamu berhenti marah-marah!"
Setelah itu, Dea langsung berhenti berbicara. Dea tampak diam seribu bahasa.
Tak lama setelah itu, Mobil yang kemudikan Anton itu telah sampai di depan rumah mereka. Sesampainya disana, Dea langsung turun dari mobil tersebut. Didepan rumah mereka terlihat wanita paruh baya sedang berdiri didepan pintu rumah mereka.
"Mama sudah disini!" Dea bersalaman dengan ibu mertuanya.
"Nggak usah basa basi, Lebih baik masuk kedalam!" Titah sang mertua.
Akhirnya, Dea masuk kedalam seraya menggendong anaknya itu. Setelah masuk ke dalam, Dea hendak istirahat namun sang mertua berteriak memanggilnya.
"Dea, Kesini kamu!" Teriak Liora yang merupakan mertua Dea.
"Iya ma, Ada apa?" Tanya Dea seraya berjalan mendekat.
"Kamu masaklah buat kami!"
"Tapi ma, Aku kan baru saja melahirkan!"
"Jangan membantah, Cepat masak sana!"
"Baik ma",
"Gitu dong, Jangan mentang-mentang kamu baru melahirkan terus manja!".
Setelah itu, Dea pun berjalan menuju dapur untuk memasak. Ketika sedang memasak didapur, Tiba-tiba Anton menghampirinya.
"Sayang, Aku balik dulu ya! Kamu baik-baik disini sama mama!" Ucap Anton
"Kamu nggak menginap disini mas sekali!" Pinta Dea
"Nggak bisa dong sayang, Nanti kalau isteriku curiga kan repot!"
"Terus kamu anggap aku apa? Apa aku juga bukan istrimu!" Ucap Dea dengan suara keras.
"Kamu harus sadar diri, Kamu itu hanya sebatas isteri simpanan!" Celetuk Liora yang datang tiba-tiba.
"Aku sadar ma aku hanya isteri simpanan, Tetapi apa kamu nggak bisa berlaku adil sama aku dan mbak Rita!" Dea memberontak.
"Aku pusing dengar kamu mengoceh terus, lebih baik aku pulang sekarang!" Anton pun pergi meninggalkan Dea disana.
Setelah Anton pergi, Dea melanjutkan kegiatan memasaknya dengan meneteskan air matanya.
"Sudahlah nggak usah cengeng! Mending cepat selesaikan masakanmu, Aku lapar!" Ucap Liora.
"Baik ma," Sahut Dea.
Setelah selesai memasak, Dea langsung menyajikan masakannya dimeja makan. Ketika Dea hendak duduk lalu makan disana, Sang mertua langsung datang menatapnya tajam.
"Enak saja mau makan! Sana cuci baju sama ngepel dulu!" Ucap Liora seraya menujuk ke arah Dea
"Tapi ma Dea kan menyusui jadi harus banyak makan!" Ucap Dea
"Membantah lagi, Sana cepat kerjakan yang saya perintahkan!" Liora menarik tubuh Dea untuk mengerjakan yang diperintahkan itu.
Akhirnya, Dea pun mengerjakan apa yang diperintahkan oleh sang mertua. Ketika Dea sedang sibuk mengepel, Tiba-tiba putranya menangis sehingga Dea langsung melepas alat pel tersebut untuk menenangkan sang anak.
"Aduh sayang, Kamu lapar ya!" Ucap Dea seraya menyusui anaknya itu.
Ketika Dea sedang menyusui anaknya itu, Tiba-tiba terdengar suara dari arah luar.
Bruk.......Suara itu terdengar.
Dea yang mendengar suara tersebut langsung keluar dari arah kamarnya sambil mengendong bayi yang diberi nama Rafa itu.
"Mama, Nggak apa-apa kan!" Ucap Dea yang melihat Liora terpeleset di lantai yang terlihat basah itu.
"Kamu bisa nggak ngepel yang benar! Kamu mau mencelakai mama!" Liora tampak kesal.
"Maafkan saya ma, Tadi Rafa tiba-tiba nangis jadi aku lepas alat pelnya!"
"Alah.....itu alasan kamu saja! Bilang saja kamu mau mencelakai mama!"
"Nggak mungkinlah aku mencelakai mama!"
"Awas kamu ya! Akan aku adukan sama Anton!"
Setelah itu, Dea berjalan ke arah kamarnya untuk menidurkan Rafa. Begitu Rafa tertidur, Dea langsung menyelesaikan pekerjaannya yang belum tuntas tersebut.
Setelah pekerjaannya selesai Dea baru bisa beristirahat. Namun alih-alih beristirahat dengan tenang, Baby Rafa yang agak rewel pada malam itu membuat sang mama harus begadang sendiri pada malam itu.
Keesokan paginya Dea bangun kesiangan karena begadang semalaman. Liora yang melihat Dea bangun telat pun langsung mengoceh tanpa henti.
"Enak ya kamu bangun kesiangan!" Ucap Liora yang terlihat marah.
"Maaf ma, Semalam baby Rafa rewel jadi begadang semalaman!" Jelas Dea.
"Itu alasan kamu saja, Bilang aja kamu malas jangan banyak alasan!" Liora hanya menganggap Dea mencari alasan demi menutupi kemalasannya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments