Mendengar cerita Anton itu membuat Dea merasa kasihan dengan Anton yang harus memasak sendiri untuk bisa makan. Selain itu, Semenjak hamil anak yang kedua, Isteri Anton tak pernah mau disentuh sang suami.
Dea yang mendengar itu merasa kasihan pada Anton tetapi juga merasa sangat kesal pada Anton. Bagaimana tidak, Walaupun Anton diperlakukan seperti itu oleh isteri pertamanya dia selalu menyayangi isterinya itu, Sementara dengan Dea yang selalu menuruti apa pun permintaan Anton tetapi Anton selalu bersikap buruk pada Dea.
Ketika masih bermesraan dengan Dea didapur, Tiba-tiba ponsel Anton berbunyi.
Drttttttt.........
Drattttttt........
Terdengar bunyi ponsel Anton. Mendengar suara itu, Anton langsung mengangkat panggilan itu.
"Anton kamu dimana sih? Ini anak kamu demam begini!" Terdengar suara Liora sang mama dari seberang sana.
"Emang Rita kemana?" Tanya Anton
"Tadi Rita keluar untuk beli perlengkapan bayi, Namu sampai sekarang belum balik!" Terdengar ucapan Liora dari seberang sana.
"Ya sudah ma, Anton berangkat pulang ya! Mama sabar sebentar!"
Setelah itu panggilan pun terputus, Setelah panggilan terputus Anton segera bergegas pulang ke rumah karena khawatir dengan kondisi sang anak.
"Mau kemana mas?" Tanya Dea yang melihat Anton pergi dengan terburu-buru.
"Anak aku sakit! Aku harus segera membawanya kerumah sakit!" Kata Anton.
"Terus siapa nanti yang makan semua ini mas? Aku sudah masak banyak Lo!" Ucap Dea.
"Kasih saja tetangga!"
Anton pun langsung pergi meninggalkan Dea disana. Seperginya Anton, Dea tampak sedih.
"Coba kalau aku atau Rafa yang sakit, Mas Anton nggak akan sepanik itu!" Terdengar keluhan Dea.
"Tetapi mau berontak pun nggak kan ada artinya! Coba bukan karena Rafa mungkin aku sudah menyerah!" Terdengar ungkapan isi hati Dea.
Sementara itu Anton baru saja sampai dirumahnya. Anton terlihat panik ketika melihat sang anak tiba-tiba kejang-kejang.
"Ma, Rita belum pulang juga?" Tanya Anton pada sang mama.
"Belum sayang, Mama sudah berulangkali menghubungi Rita tetapi nggak diangkat!" Jawab sang mama.
"Ya sudah ma, Kita bawa Ciko kerumah sakit sekarang!"
Lalu Anton dengan cepat mengangkat Ciko kemudian langsung membawanya masuk kedalam mobilnya lalu segera mengemudikan mobilnya itu menuju rumah sakit.
Diperjalanan menuju rumah sakit, Anton tampak panik karena Ciko terus menerus kejang-kejang.
"Anton, Dipercepat sedikit Ciko semakin lemas! Wajahnya saja pucat sekali!" Ucap Liora
"Iya ma,"
Anton pun menambah kecepatan mobil yang dikemudikannya itu. Beberapa waktu kemudian, Mobil yang dikemudikan Anton telah sampai didepan halaman sebuah rumah sakit.
Sesampainya disana, Anton langsung mengangkat tubuh Ciko menuju dalam rumah sakit.
"Tolong anak saya dokter!" Teriak Anton seraya berlari menggendong Ciko.
Setelah itu, Terlihat tim medis rumah sakit itu langsung menangani Ciko. Sementara itu, Anton mondar mandir diluar ruangan perawatan Ciko saking paniknya.
"Nak, Kamu tenang jangan panik! Ciko sedang ditangani tim medis didalam!" Liora berusaha menenangkan sang anak yang tampak panik.
"Nggak bisa ma, Tadi aja pada saat aku menggendong Ciko kondisinya sudah sangat lemah! Bagaimana aku nggak panik ma!" Raut wajah Anton tampak sedih.
Ketika Anton masih mondar-mandir saking paniknya, Tiba-tiba ponsel Anton berbunyi.
Drttttt........
Drt..............
Tedengar bunyi ponsel Anton, Mendengar itu sang pemilik ponsel tersebut langsung mengambil ponsel itu dari dalam saku celananya kemudian mengangkat panggilan tersebut.
"Halo mas Anton, Kok rumah sepi! Mas Anton sama Ciko dimana?" Terdengar suara Rita dari seberang sana.
"Ciko sakit, Sekarang lagi diperiksa dokter!" Beri tahu Anton
" Mas dirumah sakit mana? Mas share lokasi ya! Aku kesana sekarang!"
Setelah itu panggilan pun terputus. Begitu panggilan tersebut berakhir, Anton pun tampak duduk disebuah kursi depan ruang perawatan Ciko seraya bersadar di tembok.
"Siapa yang menghubungi kamu tadi?" Tanya Liora pada sang anak.
"Rita ma,"
"Syukurlah akhirnya Rita menelpon balik juga!"
"Iya ma, Dia akan segera kesini!".
Tak lama setelah itu, Terlihat dokter keluar dari ruang perawatan Ciko. Anton yang melihat sang dokter itu langsung mendekat ke arah sang dokter.
"Bagaimana kondisi anak saya dokter?" Tanya Anton pada sang dokter itu.
"Mohon maaf pak, Demam putra anda cukup tinggi sampai kejang-kejang! Putra anda menderita demam berdarah, Waktu anda bawa kesini kondisinya sudah sangat lemah sehingga putra anda tidak tertolong!" Jelas sang dokter.
"Dokter nggak bohong kan, Pasti dokter bercanda kan! Pasti Ciko didalam baik-baik saja kan!" Anton sulit menerima kenyataan pahit itu.
"Maafkan saya pak, Bapak yang sabar ya! Ikhlaskan anak bapak!" Ucap sang dokter itu, Lalu dokter tersebut pergi meninggalkan Anton disana.
Setelah sang dokter pergi, Anton langsung duduk lemas didepan ruangan yang bertuliskan unit gawat darurat tersebut.
Beberapa saat setelah itu, Terlihat Rita datang kesana. Ketika Rita datang, Ia melihat Liora sang mertua sedang menangis di depan ruang UGD tersebut.
"Ma, Kenapa menangis? Bagaimana kondisi Ciko?" Tanya Rita pada mertuanya itu, Lalu sang mertua menjelaskan pada Rita secara perlahan-lahan jika Ciko tak tertolong.
Rita yang mendengar penjelasan sang mama mertuanya itu masih belum percaya dengan yang diberitahukan oleh sang mertua sehingga akhirnya Rita pun berlari ke arah ruang perawatan Ciko.
Diruangan itu Rita melihat sang anak dengan raut wajah yang sangat pucat sudah terbaring kaku tak bernyawa.
"Ciko........Jangan tinggalkan mama sayang!" Air mata Rita tak terbendung. Air mata Rita terus menetes diwajah cantiknya. Penglihatan wanita yang tengah hamil besar itu tiba-tiba saja gelap kemudian akhirnya.
Bruk........Terdengar tubuh Rita jatuh ke lantai. Anton yang mendengar suara itu langsung terbangun kemudian berlari kearah suara itu.
"Sayang bangun!" Anton berusaha menyadarkan sang isteri yang tiba-tiba pingsan.
"Rita kenapa nak!" Terdengar ucapan sang mama yang menghampiri Anton kesana.
"Rita tiba-tiba pingsan ma!" Beri tahu Anton
"Nak coba lihat, Banyak darah di lantai itu!" Tunjuk Liora ke arah lantai tempat tubuh Rita terjatuh.
"Aku panggil dokter dulu!"
Anton pun langsung bergegas memanggil salah seorang dokter dirumah sakit tersebut. Setelah itu, Terlihat seorang dokter datang kemudian menangani Rita langsung.
"Ma, Kenapa semua ini bisa terjadi!" Keluh Anton pada mamanya itu.
"Kamu yang sabar sayang, Kamu doakan saja semoga Rita dan calon anak kamu sehat!" Liora mencoba menguatkan hati sang anak.
Tak lama setelah itu, Terlihat seorang dokter keluar dari ruang perawatan Rita. Melihat itu, Anton langsung mendekat ke arah dokter tersebut.
"Bagaimana kondisi isteri dan calon anak saya dok?" Tanya Anton yang tampak khawatir.
"Ibu Rita sehat pak, Tetapi mohon maaf calon anak anda tak bisa saya selamatkan karena ibunya mengalami pendarahan hebat!" Jelas sang dokter tersebut.
"Kenapa ini bisa terjadi pada saya dokter? Apa salah saya! Kenapa semua anak saya harus pergi meninggalkan saya!"Terdengar Anton mengeluh pada sang dokter tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments