Bab 10

BRAAAAKK

"Aaarrghhhh Shit!!!" Brianna mengumpat saat ia sudah berada di luar club lalu masuk ke dalam mobil dan menutup pintu mobilnya dengan kasar. Brianna kesal karena ia tidak menemukan keberadaan Jeffrey. Ia benar-benar marah dengan Allard yang dengan sengaja menghalangi Brianna untuk mengejar Jeffrey.

Dengan penuh amarah Brianna pun memutuskan untuk pulang ke mansion orang tuanya. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk melampiaskan kekesalannya. Sesampainya di halaman mansion, Brianna bergegas memasuki kamar orang tuanya dan menumpahkan semua yang dirasakan olehnya di sana.

Rasa sakit, marah, sedih dan rindu ia tumpahkan sekaligus. Brianna membanting tubuhnya dan mendarat di atas ranjang dengan posisi menelungkup. Brianna menyembunyikan wajahnya di atas bantal dan menangis sejadi-jadinya. Beberapa pelayan yang mendengar tangisan Brianna pun nampak khawatir dan mengetuk pintu kamarnya berkali-kali. Tapi sayang Brianna tidak menghiraukannya dan terus saja menangis. Akhirya pelayanpun membiarkan Brianna, mungkin ia ingin sendiri dulu. Begitulah ucap salah satu pelayan yang berdiri di depan pintu kamar.

Setelah Brianna menangis beberapa lama, ia baru mengingat sesuatu. Brianna mengingat ucapan Emilia saat ia masih berada di rumah sakit. Emilia mengatakan bahwa ia menyimpan uang asuransi Philip di sebuah ruangan rahasia yang berada di ruang kerja Philip.

Tanpa pikir panjang Brianna pun beranjak dari ranjang lalu membawa tasnya dan segera menuju ruang kerja sang Daddy. Dengan sedikit kesusahan ia mencari dimana ruangan rahasia itu berada karena Emilia tidak memberitahu secara spesifik dimana letak pintu ruangan rahasia tersebut.

Setelah hampir dua puluh menit Brianna mencari, akhirnya ia menemukan sebuah perbedaan antara dinding yang berada tepat di belakang pintu dengan dinding di sebelahnya. Terlihat ada sebuah celah kecil di sana. Memang sangat sulit jika kita tidak melihatnya dengan sangat teliti. Brianna pun mencoba mendorong dinding tersebut yang ternyata itu adalah sebuah pintu.

Brianna cukup terkejut melihatnya karena ternyata di dalamnya ada sebuah ruangan kecil yang berbentuk seperti lemari.

"Brankas?" Gumamnya saat ia melihat ada sebuah kotak di dalam ruangan tersebut dengan beberapa tombol angka untuk memasukkan sebuah pin agar kotak tersebut bisa terbuka.

Brianna mencoba memasukkan beberapa angka yang berpotensi menjadi sandinya. Mulai dari tanggal lahir Philip dan Emilia, tanggal lahir Jeffrey dan dirinya. Tapi sayangnya ternyata bukan itu.

Akhirnya Brianna kembali berpikir kira-kira angka apa yang akan menjadi sandi dari brankas tersebut. Brianna terdiam sejenak, lalu perlahan jari telunjuknya kembali terangkat untuk memasukan angka tanggal pernikahan Emilia dan Philip.

KLIK

Bunyi brankas tersebut tanda berhasil dibuka. Brianna menghela nafas lega dan segera membuka brankas tersebut. Ia melihat di dalam brankas tersebut ada beberapa amplop besar berwarna cokelat.

"Jadi mommy menaruh uangnya di sini." Gumam Brianna.

Tangannya masuk ke dalam brankas berniat untuk segera mengambil semuanya. Tapi tiba-tiba suara derap langkah kaki di luar membuat Brianna menghentikan gerakannya.

"Shit!" Umpat Brianna dengan kesal dan ia hanya mengambil sebuah amplop cokelat yang sangat ringan seperti tidak ada isinya.

Ia segera kembali menutup brankas dan menutip pintu ruangan rahasia tersebut. Brianna berjalan dengan langkah lebar menuju meja kerja sang Daddy dan menaruh amplop cokelat tersebut ke dalam tas yang tadi ia bawa dan Brianna menaruhnya di bawah meja kerja Philip. Brianna berakting seakan-akan ia sedang tidak mencari sesuatu.

CEKLEK

Pintu ruang kerja pun terbuka lalu Jeffrey masuk ke dalam dan ia mendapati Brianna yang sedang duduk merenung di kursi kerja sang Daddy.

"Ada apa kau kemari?" Tanya Brianna dengan nada dingin. Tak ada lagi kehangatan dari adik kakak tersebut seperti dahulu.

"Kenapa kau masih di sini?" Jeffrey tidak menjawab pertanyaan Brianna dan malah bertanya balik.

"Apa maksudmu?" Tanya Brianna dengan kening yang berkerut. "Kau bawa kemana uang itu?"

Jeffrey hanya diam tidak menjawab satu pun pertanyaan dari adik cantiknya itu.

"Kau masih tak ingin menjawabnya Jeff?"

Jeffrey tetap terdiam dan masih berdiri di depan pintu.

"Baiklah. Jika kau ingin terus diam seperti ini. Tak ada gunanya aku berbicara denganmu." Ucap Brianna sembari beranjak dari kursi dan membawa tasnya. Ia berjalan melewati Jeffrey yang masih berdiri terpaku entah apa yang sedang ia pikirkan.

"Bi taruh tas ini di kamar mu." Ucap Brianna dengan berbisik saat ia bertemu dengan seorang pelayan di ruang tamu.

"Tapi nona, ini apa?"

"Bi please. Taruh ini di kamarmu dan sembunyikan. Jangan sampai Jeffrey mengetahui ini. Ku mohon." Ucap Brianna.

"Baiklah.."

Pelayan tersebut pun bergegas membawa tas milik Brianna yang berisikan amplop cokelat. Sebenarnya Brianna belum tahu apa isi di dalam amplopnya. Tapi ia yakin itu adalah berkas atau surat penting. Untuk sementara Brianna ingin menyelematkan itu terlebih dahulu sebelum Jeffrey mengambilnya. Ia takut Jeffrey akan menjual semua aset peninggalan Philip dan Emilia. Mengingat Jeffrey sudah berani membawa uang asuransi Emilia entah ia gunakan untuk apa. Untuk selanjutnya ia baru akan membawa uang asuransi milik Philip yang masih berada di dalam brankas.

Sementara itu Jeffrey masih berdiam di dalam ruang kerja Philip. Tadinya ia berniat untuk mencari uang asuransi Philip yang katanya masih tersimpan. Tapi pertemuannya dengan Brianna benar-benar tak terduga. Seharusnya Brianna sudah berada di tangan Allard karena ternyata Jeffrey sudah menjadikan Brianna sebagai tawaran yang sangat menggiurkan dengan imbalan uang yang sangat banyak.

"Aku harus segera menyerahkannya. Sorry Anna, aku terpaksa melakukan ini." Gumam Jeffrey dengan lirih.

Jeffrey pun memilih untuk mendatangi Brianna. Ia segera meninggalkan ruangan tersebut dan berjalan keluar.

"Dimana Brianna?" Tanya Jeffrey kepada seorang pelayan yang melintas di depannya.

"Tadi ia masuk ke kamar nyonya Emilia, Tuan muda." Jawab pelayan tersebut.

Jeffrey kembali melangkahkan kakinya menuju kamar kedua orang tuanya.

CEKLEK

Jeffrey masuk ke dalam dan kembali menutup pintunya. Ia mendapati Brianna yang sedang duduk di atas ranjang. Tanpa pikir panjang, Jeffrey menyeret tubuh Brianna agar turun dan keluar dari kamar.

"APA YANG KAU LAKUKAN??!!" Pekik Brianna saat ia ditarik paksa oleh Jeffrey.

"Kau harus ikut denganku Anna." Jawab Jeffrey yang masih berusaha menarik tubuh Brianna.

"Kau gila? Kemana? Aku tak mau!" Dengan sekuat tenaga Brianna menahan tubuhnya agar tidak tertarik oleh tangan besar Jeffrey. "LEPASKAN!!!!"

"AAAARRGHH!!" Jeffrey berteriak karena Brianna menggigit tangan Jeffrey sekuat tenaga.

Cengkraman tangan Jeffrey pun otomatis terlepas dan Brianna berlari menuju pintu kamar untuk membukanya. Tapi sayang, Jeffrey sudah lebih dulu menarik bahu Brianna hingga ia menoleh ke belakang secara paksa dan..

PLAAAAKK

Tangan yang besar nan kokoh itu menampar keras pipi Brianna hingga sudut bibir dan hidungnya mengeluarkan darah. Telinganya berdenging sangat kencang lalu tubuh Brianna oleng dan terjatuh. Brianna tidak sadarkan diri.

Jeffrey menggendong tubuh Brianna keluar mansion di saksikan oleh beberapa pelayan. Mereka tidak berani menanyakan hal tersebut kepada Jeffrey karena ia melihat raut wajah Jeffrey yang sangat tidak bersahabat.

Jeffrey memasukkan tubuh Brianna ke dalam mobil dan ia membawanya ke suatu tempat.

TBC..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!