Bab 7

Pagi harinya Emilia sadar. Perlahan Emilia membuka kelopak matanya dengan lemah. Ia mulai menyesuaikan pandangannya. Terakhir yang ia ingat adalah ia bertengkar hebat dengan Jeffrey. Matanya bergerak menelusuri semua ruangaan. Hingga saat matanya mengarah ke sebelah kanan, ia melihat putranya sedang duduk dan mengamati Emilia dengan tatapan liciknya. Emilia terkejut, tiba-tiba saja rasa takut yang ada di dalam dirinya mulai menyeruak. Jantungnya berdegup sangat kencang. Jeffrey tersenyum seperti iblis.

"Ada apa Mom? Kau seperti baru melihat hantu." Ucap Jeffrey yang berjalan mendekat dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya.

"Kenapa kau ada di sini?" Tanya Emilia dengan suara lirih namun penuh amarah sekaligus rasa takut.

"Ada apa? Tentu saja menemani mommy tercinta." Jawab Jeffrey.

Jeffrey masih tetap berdiri di samping ranjang Emilia, dengan tangan yang bertumpu di atas ranjang dan tubuhnya sedikit membungkuk.

"Aku akan menunggunya sampai mommy mau menyerahkan uang itu kepadaku. Aku sangat membutuhkannya Mom." Ucap Jeffrey.

"Kau benar-benar tak punya hati Jeff." Sahut Emilia dengan suara bergetar.

"No, aku tidak seperti itu. Aku masih menunggu mommy sembuh." Jawab Jeffrey.

"Sampai kapanpun mommy tidak akan memberikan uang itu kepadamu Jeffrey." Kata Emilia dengan penuh penekanan.

"Oh God, mom kau sangat pelit padaku. Oh ya, jangan sampai Brianna mengetahui hal ini Mom."

"SAMPAI KAPANPUN MOMMY TIDAK AKAN MEMBERIKANNYA! KAU BENAR-BENAR PEMBUAT MASALAH JEFFREY! MOMMY SEKARANG BISA MENGATAKAN ITU KARENA DADDY SUDAH TIADA. DIA SANGAT MENYAYANGIMU TAPI KAU SELALU SAJA MENGECEWAKANNYA TERMASUK MENGECEWAKAN MOMMY! APA SEBENARNYA YANG ADA DI DALAM OTAKMU ITU?!" Emilis berteriak frustasi kepada Jeffrey.

Emilia benar-benar marah kali ini. Pasalnya sejak dulu Jeffrey memang selalu membuat masalah hingga Philip harus turun tangan untuk menyelesaikannya. Tapi kali ini berbeda, jika dulu Jeffrey hanya sebatas membuat masalah dengan temannya, tapi kali ini ia bahkan membuat masalah yang benar-benar di luar dugaan Emilia dan Philip.

Jeffrey selalu bermain dengan banyak wanita bahkan pelacur hanya untuk bercinta saja. Ia bahkan selalu memberli narkoba untuk dikonsumsi olehnya. Philip dan Emilia tahu hal ini semenjak mereka curiga perusahaan Jeffrey tidak pernah ada kemajuan semenjak Philip memberikannya dana yang sangat besar.

"Shit! Aku tidak akan tinggal diam!!" Bentak Jeffrey tepat di depan wajah Emilia.

Emilia nampak menahan amarahnya. Dadanya terlihat naik turun lalu kemudian seperti terasa sesak.

"Mom are you okey? Kau tak boleh mati sekarang sebelum memberikan uang itu padaku." Ucap Jeffrey dengan mudahnya berbicara seperti itu.

Emilia hanya terpaku dengan tangan yang meremas dadanya. Nafasnya seperti tercekat, dan tanpa pikir panjang Jeffrey pun menekan tombol di atas ranjang untuk memanggil dokter.

Tak lama dokter dan beberapa perawat datang untuk memeriksa keadaan Emilia. Saat dokter dan perawat sedang sibuk menstabilkan kembali kondisi Emilia, datanglah Brianna.

"Kak, ada apa dengan mommy?" Tanya Brianna dengan penuh rasa takut.

"Entahlah Anna. Tadi Mommy sempat sadar lalu tiba-tiba ia seperti kesakitan di bagian dadanya." Jawab Jeffrey berbohong.

"Oh God..." Brianna kembali menangis lalu direngkuhnya tubuh Brianna ke dalam pelukan Jeffrey. Jeffrey hanya tersenyum kecil nan licik Ia seperti akan merencanakan sesuatu yang lebih jahat hanya untuk mendapatkan uang asuransi tersebut.

"Bagaimana dokter?" Tanya Brianna saat dokter selesai memeriksa keadaan Emilia.

"Pasien sangat lemah untuk saat ini, Nona. Ia masih dalam pemulihan pasca operasi, jadi jangan sampai membuat pasien stress karena itu akan memperlambat proses penyembuhannya." Jawab dokter tersebut.

"Baiklah dokter. Terimakasih banyak." Ucap Jeffrey dan Brianna.

Dokter dan perawat itu pun berjalan keluar meninggalkan Brianna dan Jeffrey.

"Kak, istirahatlah. Kali ini aku yang akan menjaga Mommy." Kata Brianna.

Sebenarnya Jeffrey tidak ingin meninggalkan Emilia di sana. Bukan karena khawatir, ia hanya ingin memastikan ketika Emilia sadar uang asuransi milik Philip akan diserahkan padanya.

"Baiklah, nanti sore kakak akan kembali ke sini." Jawab Jeffrey dengan nada lembut.

Jeffrey memang sangat menyeramkan. Ia seperti memiliki dua sisi yang berbeda di dalam tubuhnya dan memainkan dua peran dalam satu tubuh. Jeffrey pun pamit kepada Brianna lalu berjalan mendekat ke arah ranjang untuk mengecup kening Emilia. Ia berpura-pura bersikap manis padahal hatinya sudah sangat menggebu ingin meledakkan emosinya karena sampai saat ini pun Emilia tidak mau menyerahkan uang tersebut.

Siang harinya..

Hana, Mia dan Bethany datang menjenguk Emilia. Mereka membawa berbagai macam buah-buahan untuk Emilia juga beberapa cemilan serta segelas matcha dingin untuk Brianna.

"Anna, bagaimana kondisi Aunty?" Tanya Hana yang kini sudah duduk di atas sofa di dalam ruang perawatan Emilia.

"Ia masih lemah, Han." Jawab Brianna.

"Tenang saja, Aunty Emilia pasti sembuh." Sahut Mia lalu memeluk Brianna yang tepat berada di sebelahnya.

"Ya, terimakasih kalian sudah datang kemari." Jawab Brianna.

"Kau sahabat kami, Anna. Jika kau dalam keadaan seperti ini, kami akan selalu berada di sampingmu." Ucap Bethany berusaha untuk menyemangati Brianna.

"Ennghhh.." Terdengar suara erangan dari arah ranjang.

Dan benar saja, Emilia baru saja tersadar. Semua yang ada di sana segera menghampiri Emilia.

"Mommy sudah sadar?" Brianna menggenggam tangan Emilia.

"Anna.." Panggil Emilia dengan lemah.

"Yes Mom.." Jawab Brianna.

"Mommy ingin memberitahu sesuatu." Ucap Emilia dengan terbata dan berbisik. Bahkan Brianna harus mendekatkan telinganya ke arah mulut Emilia agar perkataannya bisa didengar.

Brianna hanya mengangguk. Lalu Emilia tersenyum kepada semua sahabat Brianna.

"Aunty pasti sehat. Aunty harus semangat dan yakiin." Ucap Hana.

"Thank you sayang." Jawab Emilia dengan senyum lemahnya.

Hana, Mia dan Bethany menemani Brianna di rumah sakit hingga sore menjelang. Mereka banyak bercengkrama guna menghibur Emilia. Kini Emilia sudah banyak tertawa dan berbicara. Brianna yakin Emilia akan segera sembuh.

"Bethany bukankah kau sudah menikah? Jodohkan Anna dengan salah satu teman suamimu." Ujar Emilia.

"Ya Aunty. Aku sudah menawarkan itu pada Anna. Tapi Aunty tahu sendiri bagaimana keras kepalanya anak Aunty yang satu ini." Jawab Bethany sambil tertawa pelan.

"Ya dia memang sangat keras kepala. Tapi Aunty ingin Anna ada yang menjaganya." Ucap Emilia dengan raut wajah serius.

"Mom, please jangan bahas itu. Ada Mommy yang akan menjagaku dan juga kak Jeff." Brianna ikut menimpali.

Mendengar nama Jeff disebut, Emilia seakan mendengar sesuatu yang menakutkan.

"Tidak sayang. Jika kau memilik suami, suami mu yang akan menjagamu nanti dan ia akan berhak atas dirimu dalam hal apapun sayang. Mommy ingin kau segera menikah agar hati Mommy sedikit lebih tenang." Jawab Emilia dengan perasaan yang risau.

"Mom, ada apa denganmu? Tak biasanya mommy seperti ini. Yang berhak atas diriku hanya aku, bukan suamiku atau siapapun itu." Jawab Brianna dengan sedikit kesal.

"Sudahlah Aunty jangan khawatir. Kami akan carikan jodoh untuk Brianna." Sahut Mia sembari mengedipkan matanya memberikan isyarat kepada Brianna agar tidak membantahnya untuk semnetara agar Emilia tidak stress.

"Baiklah Mom.."

Setelah lama berbincang, Hana, Mia dan Bethany pun pamit pulang. Rencananya mereka akan datang lagi besok siang untuk menemani Brianna dan Emilia. Emilia pun kembali tidur setelah menghabiskan makanannya. Brianna nampak jenuh saat ini dan mengantuk.

"Aku membutuhkan segelas kopi." Gumamnya sambil merentangkan kedua tangannya untuk meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

"Mom, aku keluar sebentar untuk membeli kopi." Ucap Brianna berbisik di telinga Emilia.

Brianna pun pergi menuju cafe yang berada di sebrang rumah sakit. Ia juga memesan satu buah cake berukuran sedang dengan full keju di bagian atasnya. Brianna duduk sejenak di cafe tersebut sambil menikmati makanannya dan mengecek beberapa email yang masuk mengenai pekerjaannya.

Baru sekitar sepuluh menit ia menikmati waktunya. Tiba-tiba ponselnya berdering, ternyata Jeffrey menelponnya.

"Halo kak, ada apa?" Tanya Brianna sambil menyesap kopinya.

"Anna kau dimana? Kembali ke rumah sakit sekarang." Ucap Jeffrey dalam panggilannya.

Brianna tidak menjawab apapun dan ia bergegas kembali ke rumah sakit. Pikirannya sudah bercabang dengan segala pemikiran buruk yang memenuhi otaknya.

Tbc

Jangan lupa follow like komen favorit dan hadiah yaa❤

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!