Chapter 4 - Firasat

"Saya ...."

Kamandanu sedikit memiringkan badan untuk melihat siapa yang tadi mengangkat tangannya.

Seorang gadis berambut pirang silver kecoklatan mirip Noni Belanda, menatap ke sekeliling dengan bingung.

Danu tidak mengingat jika memiliki anggota pecinta alam yang seperti itu, terlalu modis untuk bisa dikatakan sebagai anak pecinta alam. Kemudian Danu menatap teman-temannya termasuk Bella.

"Sorry Kak, dia teman aku. Bukan anggota Sispala. Dia anggota modern dance," ucap Bella sambil meringis dan menatap Melisa dengan wajah pias.

"...." Danu tidak menjawab, ia hanya tersenyum tipis.

'Yailah Meli, kan kamu bukan anak pecinta alam. Ngapa ikut nunjuk sih,' batin Bella ingin tertawa namun ia tahan. Memang sahabatnya itu bisa mencairkan suasana.

"Ehh ... gue baru liat lo di Sekre ini. Lo siswa baru yang mau gabung ya?" tanya salah satu dari anggota pecinta alam.

Meli tampak malu malu menjawab, "Bukan, saya anak seni vokal dan modern dance," jawab Meli sambil mengangguk anggukan kepalanya tanda sungkan.

"Terus kenapa bisa ada di sini?" bisik murid lelaki itu bertanya.

"Aku cuma ikut Bella rapat, Aku bukan anggota Sispala."

"Terus tadi kenapa lo nunjuk?" tanya siswi yang bernama Natalie yang sedari tadi menyimak obrolan Meli dengan Matthew.

"Reflek aja tadi pas ditanya siapa yang belum pernah hiking, ehh aku nunjuk!" jawab Meli pada Natalie. Salah satu anggota pecinta alam yang duduknya di sebelah Meli.

"Oke jadi semuanya sudah pernah mendaki, kan? saya harap kalian bisa menjaga fisik kalian agar saat pelantikan nanti tidak ada yang drop."

"Jangan lupa untuk membawa obat pribadi masing-masing dan untuk wanita yang sedang haid mohon konfirmasi kepada panitia."

"Bulan depan kita mulai berangkat. Pastikan kalian sudah membawa barang-barang yang sudah dilist tiap kelompok kalian. Sampai di sini ada yang ingin di tanyakan?"

Semuanya cukup paham dengan apa yang disampaikan Adrian. Bella pun sudah mengecek kembali barang-barang apa saja yang harus ia bawa dan menceklis barang-barang yang memang sudah ia miliki.

"Karmantel, sleeping bag, P3K, jaket waterproof/Ponco, sarung tangan tebal, alat makan pribadi, multi tool," gumam Bella sambil tangannya menceklis di memo pribadinya.

Ada 27 orang yang akan mengikuti pelantikan. 6 diantara nya senior sebagai pendamping dan 20 peserta dari kelas 10 dan 11. Terbagi menjadi 3 kelompok masing masing beranggotakan 7 orang dan 1 senior yang bertugas menjadi navigator.

Di kelompok Bella ada Andi sebagai Sweeper. Mario sebagai Leader. Dara, Natalie dan Bella sebagai chef. Rio dan Hans membawa keperluan logistik. Dan senior yang akan menjadi navigator mereka adalah Ian -- Adrian.

"Surat izin orang tua akan saya berikan seminggu sebelum hari H. Mohon konfirmasi di grup jika ada yang tidak diperbolehkan mendaki. Sekian dari saya. Kurang lebihnya kami mohon maaf. Jika ada yang kurang dipahami, bisa chat di grup. Rapat ini saya tutup. Terima kasih."

Bella memberikan catatan yang tadi sudah ia tulis dan rangkum selama berjalannya rapat kepada sang kakak kelasnya, Danu. Rapat ternyata berakhir dengan cepat. Tidak sampai 1 jam.

"Thank you, Isabella," ucap Danu dengan senyum manisnya. Bahkan Bella sampai menatap tidak percaya dengan aura yang Danu pancarkan ditambah dimple di pipi lelaki itu yang membuat Bella iri. Ingin memilikinya juga. Dimple maksudnya.

"You are welcome, call me just Bella," gugup Bella.

"Ohh ... Oke Bella!"

"Saya Permisi pulang dulu, Kak. See you."

Teman-teman Danu menatap Danu sambil tertawa. "Dia bilang see you atau love you sih? Kok gue dengernya love you ya!" canda Adrian yang tidak di tanggapi oleh Danu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

~Kediaman Brawijaya~

"Bisa engga sih Mbok ... kalau setrika itu yang licin. Lipatan nya harus sama dengan baju yang lainnya supaya saat dimasukkan ke lemari, jadi gak keliatan berantakan!" dumel Inah.

"Njih Nyonya. Saya setrika ulang nanti."

"Jangan, boros listrik nanti. Mulai sekarang tugas setrika pakaian, biar Bella yang kerjakan!" Titah Inah.

Bella yang kebetulan sedang berada di dapur, seketika mendekati area laundry room yang tidak jauh dari dapur.

"Kenapa bawa-bawa nama Bella? Kalau itu sudah jadi tugas Mbok, kenapa melimpahkan ke Bella. Bella punya banyak tugas sekolah yang harus diselesaikan."

"JANGAN BANYAK ALASAN! Hanya kamu yang tidak pernah memegang pekerjaan rumah di sini!" bentak Inah.

"Kenapa bukan Lisa aja yang kerjain? 'kan dia yang sepertinya punya waktu luang Sampai-sampai bisa seharian di depan televisi," balas Bella.

"Lisa gak bisa diganggu gugat, dia sibuk. Pas libur juga dia harus bimbel dan kursus piano," tukas Inah.

Bella memutar bola matanya malas dan melipat kedua tangannya di dada. "Bella juga sibuk, banyak kerjaan yang ha-"

"Apa kerjaan kamu? Pulang sekolah juga paling keluyuran engga jelas. Keluar masuk rumah laki-laki," sela Inah cepat.

"Lalu apa masalahnya? Tama, Robi dan Saga sahabat Bella," timpal Bella cepat.

"Kamu tau Bella, orang-orang di komplek ini membicarakan kamu yang suka keluar masuk ke rumah Adisutjipto. Apalagi kalau mereka tidak ada di rumah. Pasti kalian berduaan aja 'kan di rumah itu? Gak ada harga dirinya banget. Mending kamu bantuin Mbok Asih setrika baju."

Bella menatap Inah dengan senyum miringnya. "Siapa yang Mama Inah maksud dengan orang-orang yang membicarakan Bella dan Tama? Seingat Bella, komplek ini diisi oleh orang-orang yang produktif. So, mereka gak akan punya waktu mengurusi hidup orang lain, apalagi hal itu gak ada benefitnya untuk hidup mereka. Jadi kalaupun ada yang bergosip, pasti para pembantu atau asisten rumah tangga mereka."

Bella berjalan mendekati Inah dan berbisik tepat di samping Inah. "Kurang-kurangin Mam, ngobrol sama mereka. Apalagi Mama Inah 'kan istri papi Andre. Kasian, nanti image papi jadi buruk karena Mama Inah terlalu sering bergosip dengan tukang sayur dan para ART."

Bella menjauhkan tubuhnya dari Ibu tirinya dan kembali membuka suara. "Emang wanita yang gak punya harga diri itu seperti apa? 'Kan Bella gak ganggu suami orang. Bella juga engga berhubungan sama suami orang. Dan satu lagi, Bella gak keluar masuk rumah dukun buat pelet laki-laki!"

Wajah nenek sihir kesayangan Papinya sudah pucat pasi, hal itu membuat Bella semakin senang.

Bella bukanlah anak yang lemah dan mudah ditindas. Ia hanya mengalah jika Andre berada di dekat mereka atau jika Bella sedang tidak ingin berurusan dengan Inah.

"I know what you did, behind me!" Tatap Bella tajam ke arah mata Inah tanpa berkedip.

"Gunakan bahasa yang saya mengerti! Kamu sedang meledek saya?" cecarnya.

Bella meniggalkan Inah yang masih memanggilnya untuk kembali. 'Ahh rasanya gerah berlama lama disini.'

Bella memutuskan untuk ke rumah Tama. Di sana ada Annastasia yang jauh lebih baik disebut sebagai seorang Ibu dari pada Inah yang mukanya seperti koin. Depan beda, belakang beda.

Saat sampai di rumah Tama, Anna sedang merangkai bunga yang ia dapat kemarin. Anna meletakkannya di dalam vas bunga yang cantik.

Bella ikut membantu menatanya. Jujur saja, ia tidak pandai merangkai bunga. Bahkan ia tidak begitu paham jenis-jenis bunga. Kecuali bunga deposito. Saya juga suka itu woyyy.

"Bu, Ibu masak apa hari ini?" tanya Bella yang memang sudah tidak sungkan lagi di rumah Tama.

"Ibu masak pepes patin, sayur lodeh, dadar jagung dan sambal tempong favorit Bella. Kamu belum makan, Sayang?"

"Belum Bu."

"Ibu juga belum. Mau makan gak ada temennya. Yuk, kita makan bareng, Sayang!"

Bella mengikuti Anna dari belakang seperti anak ayam yang mengikuti induknya. Bella tersadar jika keadaan rumah Tama hari ini terasa sepi, tidak seperti biasanya.

"Tama belum pulang sekolah, Bu?" tanya Bella pada Anna.

Karena jika Tama ada di rumah. Sudah pasti Robi dan Saga ikut meramaikan rumah ini juga. Rumah Tama seperti basecamp untuk mereka.

"Loh ... bukannya tadi habis jemput Bella pulang sekolah, Tama izin main basket bareng Saga di GOR depan sekolah Saga?"

"Oh iya, maksud Bella, setelah antar Bella. Tama engga langsung balik, ya Bu?" Bella mengerutkan kening.

'Aku kan tidak pulang bareng Tama,' batinnya bingung.

"Pulang sebentar dia, Sayang. Setelah itu ganti baju terus pergi lagi. Kayaknya Tama belum tau kalau Bella mau kesini!"

'Ke mana ya Tama, kok dia bohong ke Ibu,' Bella bermonolog kembali sambil sesekali tersenyum ke Anna yang sedari tadi memperhatikannya.

Room chat Tama

Tama: Sayang, kalau ibu tanya kamu pulang sama aku atau engga, kamu bilang ya kalau tadi kamu pulang sama aku, soalnya aku lagi turnamen basket di GOR depan SMP Cendrawasih

Tama: Tadi ibu nyuruh aku jemput kamu tapi aku engga keburu kalau harus jemput kamu. Karena hari ini aku ada turnamen. Maaf ya Sayang.

Bella: Iya tadi aku gak bilang kalau kamu gak jemput aku kok. Sorry aku gak tau kalau kamu ada turnamen hari ini. Good luck ya, Tam. Love you.

Tidak ada balasan lagi dari Tama. Padahal pesan dari bella sudah ceklis biru. Hal yang kadang bikin Bella kesal dengan Tama adalah sikap acuh Tama.

Biar bagaimanapun Bella terkadang ingin mendapatkan feedback dari Tama. Meskipun hanya sebuah ucapan love you too.

'Apa aku doang yang kecintaan ya sama dia?'

Untung saja tadi Bella mengecek handphone nya. Lagi pula Bella juga tidak membantah jika Tama tidak menjemputnya. 'Semoga aja ibu tidak curiga,' batinnya.

'Kalau sampai Ibu tau kalau Tama bohong, abislah Tama di interogasi dan dimarahin Ibu. ujung ujungnya Tama bakal ngambek berhari hari sama aku,' Bella menghembuskan nafasnya pelan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semenjak turnamen basket, Bella dan Tama jarang bertemu. Bahkan Tama jarang membalas pesan chat yang sering Bella kirimkan.

Sebenarnya bukan hal yang baru bagi Bella jika ia diacuhkan Tama. Namun kali ini sepertinya Tama sedang menghindarinya. Tama sering kali tidak berada di rumah saat Bella berada di rumahnya.

"IBU! Tama pergi dulu ya! Ada tanding basket di stadion xx!" pamit Tama pada Anna. Yang mana disana juga ada bella yang baru datang.

"Kamu udah kelas 12, Tama. Masa tiap hari basket terus. Apa gak ganggu pelajaran kamu?" tanya Anna memperingati anaknya.

"Aman Bu, pokoknya nanti Tama lulus dengan nilai terbaik kok!"

"Bell, aku tinggal ya. Titip ibu!" Tama menghampiri Bella dan mengacak puncak kepala gadis itu.

"Iya, be carefull. Semoga menang!" jawab Bella Sama acuhnya.

Sikap Tama yang sekarang mempengaruhi sikap Bella juga. Bella gampang terbawa arus. Jika ia di kelilingi orang-orang yang hangat, ia akan menjadi hangat. Namun jika ia dikelilingi orang-orang yang dingin. Ia pun bisa berubah dingin.

"Kamu tuh ya, Tam. Setiap Bella kesini kamu pasti keluar atau sibuk sama basket kamu itu. Lama-lama Bella nanti diambil orang loh!"

Tama hanya tersenyum lalu bergegas meninggalkan ruang keluarga dan meninggalkan Annastasia dan Bella.

Sampai jam setengah 8 malam, Tama belum juga pulang. Bahkan Bella sampai ikut makan malam bersama di rumah Adisutjipto.

Sebenarnya ada yang ingin Bella tanyakan pada Tama terkait sikapnya selama ini yang acuh dan keberadaan Tama yang jarang di rumah.

Bella teringat dengan Room chat nya bersama Robi Minggu kemarin. Lelaki itu mengatakan jika mereka sudah tidak diikut sertakan dalam setiap turnamen basket atau kegiatan non akademik lainnya.

Karena mengingat mereka seharusnya fokus dalam ujian kelulusan dan ujian masuk perguruan tinggi.

Bella menelpon tama namun status nya memanggil. Berarti nomornya sedang tidak aktif. Ia putuskan untuk kembali ke rumah dan akan membicarakan ini nanti saja.

Saat akan keluar gerbang rumah Tama, Bella melihat mobil sedan hitam yang ia yakini milik kekasihnya sedang berhenti di depan rumah Hera yang bersebrangan dengan rumah Frilly.

Bella memperhatikan mobil sedan hitam dengan jelas takut jika ia salah lihat. Ternyata tidak, itu benar mobil Tama. Bella hapal plat nya.

Bella memutuskan untuk kembali masuk ke rumah Tama. Perasaannya tidak enak kali ini. Namun berkali-kali ia tepis pikiran buruk itu.

Bella menunggu Tama memasukan mobilnya. Namun setelah lama Bella menunggu dan memperhatikan mobil Tama. Mobil itu bukannya masuk ke rumah, malah putar balik ke arah luar. Bella melihat dengan jelas siapa perempuan yang masuk kembali ke dalam mobil Tama.

"Bella ... Ibu pikir Bella sudah pulang. Mau Ibu anter sampe rumah, Bell?" tawar Annastasia.

"Engga Bu terima kasih, ini Bella baru mau keluar gerbang. Bella pulang dulu ya Bu," pamitnya.

"Iya sayang, hati-hati!"

Bella berjalan menuju rumahnya dengan berjuta tanda tanya di kepalanya. Termasuk memikirkan sikap Tama yang akhir-akhir ini berbeda padanya.

Bella berencana menghubungi Robi, yang mana lelaki itu satu sekolah bahkan satu kelas dengan Tama. Ia harus memastikan sesuatu.

Panggilan tersambung, "Hallo Bang Robi! Maaf malem-malem Bella ganggu. O-iya Bang Robi lagi di mana ya?"

"Ahh... iya Bell, Abang lagi di rumah. Ada apa Bell? Perlu bantuan?" tanya Robi di ujung telpon.

"Engga bang, Bella cuma mau tanya. Tadi ada turnamen basket ya? Selesai jam berapa Bang?"

"Kan Abang udah bilang dari kemarin, Bell. Kami udah gak dibolehin turnamen lagi. Karena udah persiapan ujian. Sparing pun engga. Emang ada apa Bell?"

"Soalnya Tama beberapa hari ini bilang kalau dia ada turnamen Bang. Apa turnamen olahraga yang lain ya?"

Robi terdiam sebentar dan mengumpat pelan namun tidak terdengar di telinga Bella. "Nanti Abang tanya dia."

"Hemm ... gak usah deh Bang. O-iya jangan bilang-bilang Tama ya Bang, kalau Bella habis telpon Bang Robi."

Panggilan segera ia putus dan ia masukan ponselnya ke sakunya. Di kegelapan malam, otak Bella dipaksa memikirkan Tama dan angin malam memaksa Bella untuk segera sampai ke rumah.

Saat sampai di rumah, Bella tidak melihat Papi dan istri kesayangan Papinya bercengkrama di ruang keluarga, seperti biasanya.

Bella putuskan untuk masuk ke kamar yang bersebelahan dengan kamar Lisa. Namun baru sampai di ujung tangga atas, tiba-tiba Lisa keluar dari kamarnya dan menatap Bella dengan lekat.

"Ada apa Lis? Ada yang mau kamu omongin sama aku?"

Lisa mengangguk pelan. "Kak Bella dan kak Tama masih pacaran, kan?"

'Oh ayolah Lisa, basa basinya garing banget. Gak perlu di tanya juga aku yakin Lisa tau jawabannya. Tapi tunggu, ini pertanyaan atau pernyataan.'

"Maksudnya, Lis? Kenapa kamu tanya itu?" Selidik Bella.

...(⁠┛⁠✧⁠Д⁠✧⁠)⁠)⁠┛⁠彡To be continueミ⁠\⁠(⁠≧⁠ロ⁠≦⁠\⁠)...

Mengapa Lisa yang biasanya acuh pada Bella, kini berbalik peduli dengan saudara tirinya?

Terima kasih untuk Like, Subscribe, vote, Gift dan Ulasan ⭐ 5 nya. Sehat selalu para Majikanku yang membaca karya ku ini ❤️🫰🏿

Terpopuler

Comments

Casillas Marko

Casillas Marko

idih ceweknya di ajak ngebohong Mulu /Sob/ run Bella ... sama aku aja

2024-09-16

1

Casillas Marko

Casillas Marko

gue suka neh karakter anak tiri yg di tindas emak tirinya tapi si anak tiri nggak cengeng manja menyeee menyeee

2024-09-16

1

Anita Jenius

Anita Jenius

/Rose/buatmu thor.
hebat ceritanya panjang banget

2024-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG - PENGENALAN TOKOH
2 Chapter 1 - Putri Brawijaya
3 Chapter 2 - Birthday
4 Chapter 3 - Cenayang
5 Chapter 4 - Firasat
6 Chapter 5 - His Lie
7 Chapter 6 - Hurt
8 Chapter 7 - Cincin sang pengkhianat
9 Chapter 8 - Kesempatan
10 Chapter 9 - Pingsan
11 Chapter 10 - Dolphin Ring
12 Chapter 11 - Inheritance
13 Chapter 12 - Rock Climbing
14 Chapter 13 - Love you too
15 Chapter 14 - Puncak
16 Chapter 15 - HoMance
17 Chapter 16 - Mother Else.
18 Chapter 17 - Makanan Favorit
19 Chapter 18 - UGD
20 Chapter 19 - Hutang Nyawa
21 Chapter 20 - CHERNYY ORELL.
22 Chapter 21 - Why?
23 Chapter 22 - Prince Dirty Blood.
24 Chapter 23 - ALIBI
25 Chapter 24 - Mengalah
26 Chapter 25 - Glimpse of Us
27 Chapter 26 - First
28 Chapter 27 - Binder Biru
29 Chapter 28 - ALPHA
30 Chapter 29 - Gunung Es
31 Chapter 30 - Pelaku lainnya.
32 Chapter 31 - Stiletto
33 Chapter 32 - Andre Reason.
34 Chapter 33 - CCTV
35 Chapter 34 - Barbie dan Ken
36 Chapter 35 - Masha & The Bear
37 Chapter 36 - WAR or Nego
38 Chapter 37 - Ketahuan.
39 Chapter 38 - Bukan Persephone dan Hades.
40 Chapter 39 - Open Trip.
41 Chapter 40 - Monyet
42 Chapter 41 - Tiket Masa Depan.
43 Chapter 42 - Salah paham
44 Chapter 43 - Harley dan Marley.
45 Chapter 44 - Bocah menakutkan
46 Chapter 45 - Assessment.
47 Chapter 46 - Arya Kamandanu
48 Chapter 47 - Be Like
49 Chapter 48 - Puncak hanya Bonus.
50 Chapter 49 - Moksa.
51 Chapter 50 - Lelaki misterius.
52 Chapter 51 - Feeling
53 Chapter 52 - Emergency Blanket
54 Chapter 53 - Makhluk Fana
55 Chapter 54 - Realistis
56 Chapter 55 - Little Bride
57 Chapter 56 - Okhotnik
58 Chapter 57 - Gift Luxury
59 Chapter 58 - Still V
60 Chapter 59 - Voucher Gratis
61 Chapter 60 - Suara Durjana.
62 Chapter 61 - Farewell.
63 Chapter 62 - Raja Iblis.
64 Chapter 63 - LH Corp
65 Chapter 64 - Hukuman
66 Chapter 65 - Galau.
67 Chapter 66 - Jangan panggil aku Jal...
68 Chapter 67 - Don't Say Sorry
69 Chapter 68 - Tissue Ajaib.
70 Chapter 69 - Take Off
71 Chapter 70 - Never Done
72 Chapter 71 - Mengalah bukan berarti kalah
73 Chapter 72 - Provokasi.
74 Chapter 73 - Playing Victim
75 Chapter 74 - Prom Night.
76 Chapter 75 - Brain Wash.
77 Chapter 76 - Battle Song
78 Chapter 77 - Terbuka.
79 Chapter 78 - Airport
80 Chapter 79 - Engagement
81 Chapter 80 - Holiday
82 Chapter 81 - Kamandanu Anger.
83 Chapter 82 - Sakit Hati Camilla
84 Chapter 83 - Caper.
85 Chapter 84 - Punishment
86 Chapter 85 - Menghadapi Sendiri.
87 Chapter 86 - Karir di ujung tanduk
88 Chapter 87 - Kuntilanak Sipit
89 Chapter 88 - Rumor dari Iblis Betina.
90 Chapter 89 - Planning
91 Chapter 90 - Terprovokasi
92 Chapter 91 - Tutup Pintunya!
93 Chapter 92 - Amplop Misterius.
94 Chapter 93 - Malam Sweet 17th yang mencekam
95 Chapter 94 - Akhir dari kepastian
96 Chapter 95 - Bantuan sang Mantan
97 Chapter 96 - Memulai Semuanya dari 0
98 Chapter 97 - Rita dan Huan
99 Chapter 98 - Pengkhianat
100 Chapter 99 - Nasi uduk jengkol
101 Chapter 100 - Danu Gila
102 Chapter 101 - Cousin
103 Chapter 102 - Boomerang
104 Chapter 103 - Dewa Yunani
105 Chapter 104 - Tempat kamu bukan disini
106 Chapter 105 - Cita-cita
107 Chapter 106 - Pusat Perhatian
108 Chapter 107 - Be my Girl
109 Chapter 108 - Dewa Appolo
110 Chapter 109 - Destroyer
111 Chapter 110 - Sate
112 Chapter 111 - Mencari Jarum Di Tumpukan Jerami
113 Chapter 112 - Camilla turun tangan
114 Chapter 113 - Tour
115 Chapter 114 - Pregnant
116 Chapter 115 - Melawan Restu
117 Chapter 116 - Good News or Bad News
118 Chapter 117 - Battle Royal
119 Chapter 118 - Penawaran
120 Chapter 119 - Pertemuan Kembali
121 Chapter 120 - Kenyataan Baru
122 Chapter 121 - Orang tua kandung
123 Chapter 122 - Sacrifice and Friendship
124 Chapter 123 - Divorce
125 Chapter 124 - I'am Sorry, Bella
126 Chapter 125 - Tidak Percaya
127 Chapter 126 - Impulsif
128 Chapter 127 - Rujuk
129 Chapter 128 - Altar.
130 Chapter 129 - Sahabat.
131 Chapter 130 - Hutang.
132 Chapter 131 - Menjaga jodoh orang.
133 Chapter 132 - Adrian.
134 Chapter 133 - Sibling.
135 Chapter 134 - Acuh.
136 Chapter 135 - Forget.
137 Chapter 136 - Mortuary.
138 Chapter 137 - Daddy.
139 Chapter 138 - Mistake.
140 Chapter 139 - Funeral
141 Chapter 140 - Rusun.
142 Chapter 141 - Honduras.
143 Chapter 142 - Hugo
144 Chapter 143 - Not Free.
145 Chapter 144 - Family Gathering
146 Chapter 145 - Kenyataan Pahit.
147 Chapter 146 - Keponakan
148 Chapter 147 - Bersalah
149 Chapter 148 - putra tunggal pewaris Lee Corp
150 Chapter 149 - Rencana yang gagal
151 Chapter 150 - Terlambat
152 Epilog
153 SEASON 2 COMING SOON
154 S2. 1 - Berubah
155 S2. 2 - Berakhir Lama
156 S2. 3 - Bulan dan Matahari
157 S2. 4 - Would you to be my son?
158 S2. 5 - Fakta Baru
159 S2. 6 - Terprovokasi
160 S2. 7 - Would you to be my....
161 S2. 8 - Taat
Episodes

Updated 161 Episodes

1
PROLOG - PENGENALAN TOKOH
2
Chapter 1 - Putri Brawijaya
3
Chapter 2 - Birthday
4
Chapter 3 - Cenayang
5
Chapter 4 - Firasat
6
Chapter 5 - His Lie
7
Chapter 6 - Hurt
8
Chapter 7 - Cincin sang pengkhianat
9
Chapter 8 - Kesempatan
10
Chapter 9 - Pingsan
11
Chapter 10 - Dolphin Ring
12
Chapter 11 - Inheritance
13
Chapter 12 - Rock Climbing
14
Chapter 13 - Love you too
15
Chapter 14 - Puncak
16
Chapter 15 - HoMance
17
Chapter 16 - Mother Else.
18
Chapter 17 - Makanan Favorit
19
Chapter 18 - UGD
20
Chapter 19 - Hutang Nyawa
21
Chapter 20 - CHERNYY ORELL.
22
Chapter 21 - Why?
23
Chapter 22 - Prince Dirty Blood.
24
Chapter 23 - ALIBI
25
Chapter 24 - Mengalah
26
Chapter 25 - Glimpse of Us
27
Chapter 26 - First
28
Chapter 27 - Binder Biru
29
Chapter 28 - ALPHA
30
Chapter 29 - Gunung Es
31
Chapter 30 - Pelaku lainnya.
32
Chapter 31 - Stiletto
33
Chapter 32 - Andre Reason.
34
Chapter 33 - CCTV
35
Chapter 34 - Barbie dan Ken
36
Chapter 35 - Masha & The Bear
37
Chapter 36 - WAR or Nego
38
Chapter 37 - Ketahuan.
39
Chapter 38 - Bukan Persephone dan Hades.
40
Chapter 39 - Open Trip.
41
Chapter 40 - Monyet
42
Chapter 41 - Tiket Masa Depan.
43
Chapter 42 - Salah paham
44
Chapter 43 - Harley dan Marley.
45
Chapter 44 - Bocah menakutkan
46
Chapter 45 - Assessment.
47
Chapter 46 - Arya Kamandanu
48
Chapter 47 - Be Like
49
Chapter 48 - Puncak hanya Bonus.
50
Chapter 49 - Moksa.
51
Chapter 50 - Lelaki misterius.
52
Chapter 51 - Feeling
53
Chapter 52 - Emergency Blanket
54
Chapter 53 - Makhluk Fana
55
Chapter 54 - Realistis
56
Chapter 55 - Little Bride
57
Chapter 56 - Okhotnik
58
Chapter 57 - Gift Luxury
59
Chapter 58 - Still V
60
Chapter 59 - Voucher Gratis
61
Chapter 60 - Suara Durjana.
62
Chapter 61 - Farewell.
63
Chapter 62 - Raja Iblis.
64
Chapter 63 - LH Corp
65
Chapter 64 - Hukuman
66
Chapter 65 - Galau.
67
Chapter 66 - Jangan panggil aku Jal...
68
Chapter 67 - Don't Say Sorry
69
Chapter 68 - Tissue Ajaib.
70
Chapter 69 - Take Off
71
Chapter 70 - Never Done
72
Chapter 71 - Mengalah bukan berarti kalah
73
Chapter 72 - Provokasi.
74
Chapter 73 - Playing Victim
75
Chapter 74 - Prom Night.
76
Chapter 75 - Brain Wash.
77
Chapter 76 - Battle Song
78
Chapter 77 - Terbuka.
79
Chapter 78 - Airport
80
Chapter 79 - Engagement
81
Chapter 80 - Holiday
82
Chapter 81 - Kamandanu Anger.
83
Chapter 82 - Sakit Hati Camilla
84
Chapter 83 - Caper.
85
Chapter 84 - Punishment
86
Chapter 85 - Menghadapi Sendiri.
87
Chapter 86 - Karir di ujung tanduk
88
Chapter 87 - Kuntilanak Sipit
89
Chapter 88 - Rumor dari Iblis Betina.
90
Chapter 89 - Planning
91
Chapter 90 - Terprovokasi
92
Chapter 91 - Tutup Pintunya!
93
Chapter 92 - Amplop Misterius.
94
Chapter 93 - Malam Sweet 17th yang mencekam
95
Chapter 94 - Akhir dari kepastian
96
Chapter 95 - Bantuan sang Mantan
97
Chapter 96 - Memulai Semuanya dari 0
98
Chapter 97 - Rita dan Huan
99
Chapter 98 - Pengkhianat
100
Chapter 99 - Nasi uduk jengkol
101
Chapter 100 - Danu Gila
102
Chapter 101 - Cousin
103
Chapter 102 - Boomerang
104
Chapter 103 - Dewa Yunani
105
Chapter 104 - Tempat kamu bukan disini
106
Chapter 105 - Cita-cita
107
Chapter 106 - Pusat Perhatian
108
Chapter 107 - Be my Girl
109
Chapter 108 - Dewa Appolo
110
Chapter 109 - Destroyer
111
Chapter 110 - Sate
112
Chapter 111 - Mencari Jarum Di Tumpukan Jerami
113
Chapter 112 - Camilla turun tangan
114
Chapter 113 - Tour
115
Chapter 114 - Pregnant
116
Chapter 115 - Melawan Restu
117
Chapter 116 - Good News or Bad News
118
Chapter 117 - Battle Royal
119
Chapter 118 - Penawaran
120
Chapter 119 - Pertemuan Kembali
121
Chapter 120 - Kenyataan Baru
122
Chapter 121 - Orang tua kandung
123
Chapter 122 - Sacrifice and Friendship
124
Chapter 123 - Divorce
125
Chapter 124 - I'am Sorry, Bella
126
Chapter 125 - Tidak Percaya
127
Chapter 126 - Impulsif
128
Chapter 127 - Rujuk
129
Chapter 128 - Altar.
130
Chapter 129 - Sahabat.
131
Chapter 130 - Hutang.
132
Chapter 131 - Menjaga jodoh orang.
133
Chapter 132 - Adrian.
134
Chapter 133 - Sibling.
135
Chapter 134 - Acuh.
136
Chapter 135 - Forget.
137
Chapter 136 - Mortuary.
138
Chapter 137 - Daddy.
139
Chapter 138 - Mistake.
140
Chapter 139 - Funeral
141
Chapter 140 - Rusun.
142
Chapter 141 - Honduras.
143
Chapter 142 - Hugo
144
Chapter 143 - Not Free.
145
Chapter 144 - Family Gathering
146
Chapter 145 - Kenyataan Pahit.
147
Chapter 146 - Keponakan
148
Chapter 147 - Bersalah
149
Chapter 148 - putra tunggal pewaris Lee Corp
150
Chapter 149 - Rencana yang gagal
151
Chapter 150 - Terlambat
152
Epilog
153
SEASON 2 COMING SOON
154
S2. 1 - Berubah
155
S2. 2 - Berakhir Lama
156
S2. 3 - Bulan dan Matahari
157
S2. 4 - Would you to be my son?
158
S2. 5 - Fakta Baru
159
S2. 6 - Terprovokasi
160
S2. 7 - Would you to be my....
161
S2. 8 - Taat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!