Chapter 2 - Birthday

~ Mansion Pioneer~

Sebuah Mansion mewah namun di dalamnya bukan di isi dengan keluarga yang hangat, namun terisi oleh sekumpulan pemuda-pemuda bertatto penuh di badan mereka.

Hanya beberapa yang tidak ... maksudnya belum. Membingkai kan tubuh mereka dengan gambar-gambar penuh simbol dan makna.

Di dalam mansion yang dijadikan markas oleh ketua mereka, terdapat fasilitas yang lengkap.

Mulai dari vending machine di setiap ruangan, meja billiard di ruang tengah yang dikhususkan untuk tempat anak-anak Pioneer berkumpul, alat gym super lengkap di lantai dua mansion itu.

Tersedia juga kolam renang mewah di dalam mansion, bahkan Helipad pun ada di atas mansion.

Igor memang sering mengunjungi mansion Pioneer yang sebenarnya adalah mansion pribadi Kamandanu -- putranya.

"Jadi dia, Nu. Cewek yang lo tunggu-tunggu buat masuk Alexandra. Lo juga 'kan, yang sponsorin dia?" tanya Kenzo, yang sedang asik memasukan satu persatu bola billiard.

Danu yang sibuk merokok di jendela sambil memainkan ponselnya, menoleh sekilas ke arah Kenzo. "Iya."

Kali ini Panji yang melirik ke arah Danu, baru kali ini mereka melihat Danu tersenyum lebar.

Ya ... sore tadi, mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri jika Kamandanu berbicara sambil tersenyum bahkan lelaki itu sampai tertawa.

"Bukannya dia pacarnya anak Adisutjipto ya?" tanya Adrian heran. "Isabella namanya."

"...."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu di tempat lain. Pesta yang dihadiri para keluarga besar Adisutjipto dan kolega mereka, memenuhi taman yang berada di belakang rumah kediaman Adisutjipto.

Pesta yang digelar dengan konsep mini garden yang cukup meriah namun begitu hangat sudah dipadati tamu undangan.

Annastasia sudah berdiri bersama sang suami mengenakan long dress berwarna putih gading sangat cantik malam ini.

Tak berbeda jauh dengan dress yang Bella kenakan, pemberian Anna. Orang yang tidak begitu mengenal Annastasia pasti mengira jika Isabella adalah putrinya.

"Cantik sekali kau punya putri. Bagaimana kalau kita jodohkan anak kita. Ann!" ucap seorang perempuan dengan logat Sumatra Barat, berusia kurang lebih sama dengan Anna.

Anna tersenyum dan menjawab temannya itu. "Jangan lah, Kak. Calon menantuku ini! Anak ku laki-laki. Tuh, di sana Kak!" tunjuk Anna pada Tama, yang sedang berkumpul bersama teman-temannya yang lain.

Acara inti pun dimulai, setelah berdoa bersama dan tiup lilin. Seluruh tamu undangan berpusat pada Annastasia yang sedang memotong kuenya.

"Tante, potongan kue pertama mau dikasih ke siapa?" tanya Hera penasaran, saat Annastasia memotong kue pertama dan meletakkannya di piring kaca.

"Untuk suami Tante tercinta pastinya." Tawa Anna dalam rangkulan mesra Adi -- Ayah Tama.

"Kue selanjutnya untuk kedua anak Ibu tersayang."

Kue kedua sengaja Anna potong besar untuk Tama dan Bella. Mereka menerimanya dengan senang lalu memeluk wanita yang usianya sudah menginjak 47 namun masih terlihat cantik.

"Terima kasih Ibu. Terima kasih sudah sayang sama Bella."

"Sama sama, Sayang," balas Anna.

"Tante Anna, ini untuk Tante." Frilly memberikan sebuah paper bag berlogo Chanel

"Wah ... terima kasih Frilly."

Anna membuka paper bag dan mengeluarkan isinya. Ternyata sebuah tas Chanel 22 mini black yang harganya bukan kaleng kaleng.

"Frilly ... kalau gue ulang tahun, boleh kali di kadoin itu. Ehehehe." Intan tampak iri dengan kado yang Frilly berikan kepada Anna.

"Boleh lah, boleh lah, boleh lah," balas Frilly dengan logat Upin Ipin nya sambil tertawa renyah.

Memang tidak diragukan Frilly bisa memberikan tas semahal itu karena ayahnya memiliki perusahaan provider dan stasiun televisi terbaik di Indonesia bahkan merambah ke mancanegara. Lalu ibunya memiliki beberapa franchise minimarket di kota itu.

"Sama-sama, Tante. Jangan lupa di pakai ya, Tan!" pinta Frilly dengan tangan bergelayut manja pada lengan Anna.

"Iya pasti Tante pakai, salam ya buat Mama kamu!"

"Iya Tante, Frilly pasti sampaikan."

Bella yang berdiri berseberangan dengan Annastasia. menatap wanita itu dengan sungkan. "Ibu, maaf ya, kado dari Bella menyusul." Bella tersenyum canggung. Bukannya ia lupa. Bella hanya bingung ingin memberikan apa.

"Iya Tante maaf ya, tadi Bella lupa kalau hari ini ulang tahun, Tante. jadi belum sempat beli kado untuk Tante. Mau ke butik tapi kita sudah terlalu sore." Bukan Bella yang angkat bicara, tapi Hera yang memberikan penjelasan.

"Gak apa-apa, Sayang. Jangan dipikirkan ya. Jangan di jadiin beban. Bella ada di sini saja, Ibu sudah senang. Bella hadiah paling berharga buat Ibu." Senyum tulus Anna yang dibalas dengan pelukan hangat dari Bella.

"Lagi pula papi kamu sudah mengirimkan gaun-gaun dan stelan untuk Ayah dan Ibu. Itu udah lebih dari cukup, Sayang." Anna mengendurkan pelukannya untuk menatap Bella.

Di sudut taman dekat gazebo, Intan sedang menahan kesal sambil misah - misuh.

"Maksud si Hera bilang lo lupa ulang tahun Tante Anna di depan Tante Anna langsung apa ya, Bell?" Selidik Intan.

"Entahlah. Dia 'kan, emang begitu. Suka ceplas ceplos." Bella enggan memikirkan masalah itu.

Tiba-tiba Frilly dan Hera mendekati Intan dan Bella yang sedang menikmati beberapa Snack yang tersedia di meja mereka.

Entahlah, mengapa Intan tidak begitu suka dengan Frilly dan Hera lebih tepatnya semenjak mereka tumbuh dewasa.

Padahal orang tua mereka sangat dekat dan menjalin hubungan bisnis bersama di dalam satu organisasi besar.

"Maaf ya Bella, aku gak ada maksud apa-apa tadi. Kamu gak marah sama aku 'kan, Bell?" Hera datang memeluk Bella.

"Carmuk lo ya?!" Sewot Intan menatap sinis ke arah Hera.

"Udah Tan," ucap Bella menengahi. "Iya gak apa-apa Ra, toh Ibu 'kan, gak marah dan memaklumi aku."

"Sorry banget, Bell. Ini salah aku yang nggak tau kondisi kamu."

"Akhir-akhir ini aku memang sibuk, Ra. Selain baru aktif ekskul. Tugas sekolah juga lagi banyak banyaknya, aku udah jelasin itu ke Ibu tadi," jelas Bella. Lalu menenangkan Intan agar tidak emosi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

~Rumah Brawijaya~

"Jam segini kamu baru pulang, Bella?"

Ternyata Andre dan Inah -- Papi dan mamanya, sedang berkumpul di ruang keluarga.

Ohh, jangan lupakan juga. Ada Lisa disana dengan setoples cemilannya. Lengkap dengan kaki yang ia angkat ke atas sofa.

"Udah dari jam 3 sore Bella pulang, Pih. Terus langsung ke rumah Tama dulu. Ibu Anna ulang tahun hari ini. Jadi kita celebration dulu."

"Kan, bisa pulang dulu ganti baju, Kak," sahut Inah, istri kesayangan papinya.

Jika ada Andre dia akan memanggil Bella dengan tambahan 'KAK'. membahasakan panggilan ke anaknya. Katanya.

Padahal kalau tidak ada Andre, Inah akan memanggil nya dengan nama atau bahasa formal, 'Saya,Anda'.

"Kalau Bella pulang dulu, yang ada Bella gak bisa keluar lagi. Kan, ada aja alasan yang nanti Mama Inah buat untuk menahan Bella supaya Bella gak bisa keluar rumah."

"Maksud kamu apa, Bella? Kamu sudah tidak betah ada di rumah ini? Sehingga kamu gak perlu lagi izin untuk keluar rumah?"

'Iya.' Monolog Bella. Sayangnya hanya bisa ia katakan dalam hati.

"Udah Pih, gak apa apa. Lagi pula Bella sudah besar. Kasian dia kalau di rumah terus. Mama kan, ada mbok Asih dan anaknya. Masih bisa ke handle. Ya kan, Lis?" Topeng Inah mulai ia gunakan. Lisa yang terpanggil hanya menganggukkan kepala.

"Papi dengar, kan? Gak ada masalah Pih, aku ada di rumah atau pun engga. Mama Inah aja gak permasalahkan kok," timpal Bella.

Bella langsung menaiki kamarnya yang terletak di lantai 2 bersebelahan dengan kamar lisa. Anak kesayangan papi yang baru.

"Bella ... Papi belum selesai bicara!"

"Sudahlah Pih, kasian Bella baru pulang dari aktivitasnya hari ini!" Itu suara dari Inah yang masih terdengar jelas di telinga Bella.

"Kamu Mam, terlalu memanjakan dia. Jadi ngelunjak 'kan, dia. Maafin sikap Bella ya, Mah." Andre menggenggam tangan Inah erat. "Terima kasih sudah sayang Bella seperti anak kandung kamu sendiri," lanjut Andre, kemudian memeluk Inah.

Bella masih mendengar percakapan dua insan itu. Ia hanya bisa tersenyum dalam hati dengan muka sedatar datarnya. 'Andai mami masih hidup. Mih aku rindu.'

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Kamu ngapain sih ngomong begitu depan ibu ku. Gak usah berlebihan di depan ibu." Sinis Tama.

"Maaf Tama. Aku cuma pengen deket sama ibu kamu juga, Tama. Sama seperti temen-temen yang lain, apalagi Bella," ucapnya sambil terisak.

"Hufftttt ... jangan begitu lagi ya. Ibu benci banget sama penjilat soalnya."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kita tidak bisa memilih di kehidupan mana kita akan tinggal dan jalani. Bisa saja hidup yang kita dapatkan penuh drama, penuh dengan air mata, penuh bahagia atau penuh luka.

Yang bisa kita lakukan adalah menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan mensyukuri setiap jalan yang sudah ditentukan oleh sang Ilahi.

Pagi ini Bella sudah rapih dengan seragam sekolahnya lengkap dengan almamaternya.

Ia menuruni tangga menuju meja makan untuk mengikuti ritual sarapan pagi seperti biasanya.

Menu yang tidak terlalu berat adalah yang Bella pilih untuk sarapan. Pancakes dengan berbagai macam selai dan susu full cream favorit Bella.

Tak lupa Bella membawa kotak bekal nya dan memasukan beberapa makanan berat untuk dia bawa ke sekolah.

"Inget masih ada manusia yang harus sarapan. Berbagi itu perlu jangan serakah," ucap Inah ketus, sambil berjalan menuju meja makan.

"Bella cuma bawa nasi, sayur buncis dan tongkol balado kok, Mam." Bella menunjukan kotak makan nya yang sudah terisi.

"Tongkol balado jangan banyak - banyak ambilnya. Itu favorit nya Lisa," balasnya sedikit membentak.

"Gak apa apa Mah. kalau habis, nanti suruh Mbok masak lagi," sahut Andre yang baru keluar dari kamarnya menuju meja makan.

"Ehhh Papi ... Papi mau sarapan apa? Mama ambilkan ya?!" Inah Langsung mengalihkannya.

"Jangan membatasi makanan, Mam. Apalagi kalau anak-anak suka. Papi kerja untuk kalian semua dan Papi gak mau pelit sama anak-anak Papi."

"Bukan maksud Mama pelit, Pih. Mama hanya tidak mau Bella membuang buang makanan jika mengambil nya berlebihan. Lagi pula Bella dapat makan siangnya di sekolah, seharusnya tidak perlu repot repot bawa bekal," jelas Inah, takut suaminya salah paham dan memandang buruk dirinya.

"Ada beberapa murid beasiswa dan murid yang tidak menerima makan siang di sekolah, Pih. Jadi kupon makan siang Bella, suka Bella kasih ke mereka."

"Papi bangga sama kamu Bella, tetap rendah hati ya Sayang." Senyum tulus Andre pagi ini membuat mood bella yang tadi hancur menjadi lebih baik.

"Oh iya Pih ... Bella nebeng ya sampai depan."

"Gak bisa Kak, Papi kan, berangkat nya agak siangan, anter aku sekolah dulu. Kalau Kak Bella minta anter Papi ke depan, nanti aku sekolah sama siapa?" Lisa menatap melas ke arah Bella dan Andre.

Mood Bella kembali hancur luluh lantak. "Papi jangan sering-sering datang ke kantor siang. Tidak mencontohkan pemimpin yang baik dan disiplin," timpal Bella dengan entengnya.

"Iya Sayang." Andre tersenyum menatap sang putri.

"Kalau gitu, Bella berangkat ya, Pih." Sengaja ia hanya berpamitan pada papinya saja.

"Kamu sama aku aja Bella ...."

...(⁠ノ⁠ಠ⁠益⁠ಠ⁠)⁠ノ⁠彡To be continue ミ⁠\⁠(⁠≧⁠ロ⁠≦⁠\⁠)...

Terpopuler

Comments

Istri Jungkook

Istri Jungkook

gak tau kenapa, Adrian lebih bikin jantung gw berdebar /Sob//Rose/

2024-12-02

0

Istri Jungkook

Istri Jungkook

berkarya itu tidak mudah ......... yuk hargai author dengan like, subscribe, vote dan gift 👍 thanks udah di kasih cerita gratisan Thor.

2024-12-02

1

Casillas Marko

Casillas Marko

wah Bella sama siapa tuchhh

2024-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG - PENGENALAN TOKOH
2 Chapter 1 - Putri Brawijaya
3 Chapter 2 - Birthday
4 Chapter 3 - Cenayang
5 Chapter 4 - Firasat
6 Chapter 5 - His Lie
7 Chapter 6 - Hurt
8 Chapter 7 - Cincin sang pengkhianat
9 Chapter 8 - Kesempatan
10 Chapter 9 - Pingsan
11 Chapter 10 - Dolphin Ring
12 Chapter 11 - Inheritance
13 Chapter 12 - Rock Climbing
14 Chapter 13 - Love you too
15 Chapter 14 - Puncak
16 Chapter 15 - HoMance
17 Chapter 16 - Mother Else.
18 Chapter 17 - Makanan Favorit
19 Chapter 18 - UGD
20 Chapter 19 - Hutang Nyawa
21 Chapter 20 - CHERNYY ORELL.
22 Chapter 21 - Why?
23 Chapter 22 - Prince Dirty Blood.
24 Chapter 23 - ALIBI
25 Chapter 24 - Mengalah
26 Chapter 25 - Glimpse of Us
27 Chapter 26 - First
28 Chapter 27 - Binder Biru
29 Chapter 28 - ALPHA
30 Chapter 29 - Gunung Es
31 Chapter 30 - Pelaku lainnya.
32 Chapter 31 - Stiletto
33 Chapter 32 - Andre Reason.
34 Chapter 33 - CCTV
35 Chapter 34 - Barbie dan Ken
36 Chapter 35 - Masha & The Bear
37 Chapter 36 - WAR or Nego
38 Chapter 37 - Ketahuan.
39 Chapter 38 - Bukan Persephone dan Hades.
40 Chapter 39 - Open Trip.
41 Chapter 40 - Monyet
42 Chapter 41 - Tiket Masa Depan.
43 Chapter 42 - Salah paham
44 Chapter 43 - Harley dan Marley.
45 Chapter 44 - Bocah menakutkan
46 Chapter 45 - Assessment.
47 Chapter 46 - Arya Kamandanu
48 Chapter 47 - Be Like
49 Chapter 48 - Puncak hanya Bonus.
50 Chapter 49 - Moksa.
51 Chapter 50 - Lelaki misterius.
52 Chapter 51 - Feeling
53 Chapter 52 - Emergency Blanket
54 Chapter 53 - Makhluk Fana
55 Chapter 54 - Realistis
56 Chapter 55 - Little Bride
57 Chapter 56 - Okhotnik
58 Chapter 57 - Gift Luxury
59 Chapter 58 - Still V
60 Chapter 59 - Voucher Gratis
61 Chapter 60 - Suara Durjana.
62 Chapter 61 - Farewell.
63 Chapter 62 - Raja Iblis.
64 Chapter 63 - LH Corp
65 Chapter 64 - Hukuman
66 Chapter 65 - Galau.
67 Chapter 66 - Jangan panggil aku Jal...
68 Chapter 67 - Don't Say Sorry
69 Chapter 68 - Tissue Ajaib.
70 Chapter 69 - Take Off
71 Chapter 70 - Never Done
72 Chapter 71 - Mengalah bukan berarti kalah
73 Chapter 72 - Provokasi.
74 Chapter 73 - Playing Victim
75 Chapter 74 - Prom Night.
76 Chapter 75 - Brain Wash.
77 Chapter 76 - Battle Song
78 Chapter 77 - Terbuka.
79 Chapter 78 - Airport
80 Chapter 79 - Engagement
81 Chapter 80 - Holiday
82 Chapter 81 - Kamandanu Anger.
83 Chapter 82 - Sakit Hati Camilla
84 Chapter 83 - Caper.
85 Chapter 84 - Punishment
86 Chapter 85 - Menghadapi Sendiri.
87 Chapter 86 - Karir di ujung tanduk
88 Chapter 87 - Kuntilanak Sipit
89 Chapter 88 - Rumor dari Iblis Betina.
90 Chapter 89 - Planning
91 Chapter 90 - Terprovokasi
92 Chapter 91 - Tutup Pintunya!
93 Chapter 92 - Amplop Misterius.
94 Chapter 93 - Malam Sweet 17th yang mencekam
95 Chapter 94 - Akhir dari kepastian
96 Chapter 95 - Bantuan sang Mantan
97 Chapter 96 - Memulai Semuanya dari 0
98 Chapter 97 - Rita dan Huan
99 Chapter 98 - Pengkhianat
100 Chapter 99 - Nasi uduk jengkol
101 Chapter 100 - Danu Gila
102 Chapter 101 - Cousin
103 Chapter 102 - Boomerang
104 Chapter 103 - Dewa Yunani
105 Chapter 104 - Tempat kamu bukan disini
106 Chapter 105 - Cita-cita
107 Chapter 106 - Pusat Perhatian
108 Chapter 107 - Be my Girl
109 Chapter 108 - Dewa Appolo
110 Chapter 109 - Destroyer
111 Chapter 110 - Sate
112 Chapter 111 - Mencari Jarum Di Tumpukan Jerami
113 Chapter 112 - Camilla turun tangan
114 Chapter 113 - Tour
115 Chapter 114 - Pregnant
116 Chapter 115 - Melawan Restu
117 Chapter 116 - Good News or Bad News
118 Chapter 117 - Battle Royal
119 Chapter 118 - Penawaran
120 Chapter 119 - Pertemuan Kembali
121 Chapter 120 - Kenyataan Baru
122 Chapter 121 - Orang tua kandung
123 Chapter 122 - Sacrifice and Friendship
124 Chapter 123 - Divorce
125 Chapter 124 - I'am Sorry, Bella
126 Chapter 125 - Tidak Percaya
127 Chapter 126 - Impulsif
128 Chapter 127 - Rujuk
129 Chapter 128 - Altar.
130 Chapter 129 - Sahabat.
131 Chapter 130 - Hutang.
132 Chapter 131 - Menjaga jodoh orang.
133 Chapter 132 - Adrian.
134 Chapter 133 - Sibling.
135 Chapter 134 - Acuh.
136 Chapter 135 - Forget.
137 Chapter 136 - Mortuary.
138 Chapter 137 - Daddy.
139 Chapter 138 - Mistake.
140 Chapter 139 - Funeral
141 Chapter 140 - Rusun.
142 Chapter 141 - Honduras.
143 Chapter 142 - Hugo
144 Chapter 143 - Not Free.
145 Chapter 144 - Family Gathering
146 Chapter 145 - Kenyataan Pahit.
147 Chapter 146 - Keponakan
148 Chapter 147 - Bersalah
149 Chapter 148 - putra tunggal pewaris Lee Corp
150 Chapter 149 - Rencana yang gagal
151 Chapter 150 - Terlambat
152 Epilog
153 SEASON 2 COMING SOON
154 S2. 1 - Berubah
155 S2. 2 - Berakhir Lama
156 S2. 3 - Bulan dan Matahari
157 S2. 4 - Would you to be my son?
158 S2. 5 - Fakta Baru
159 S2. 6 - Terprovokasi
160 S2. 7 - Would you to be my....
161 S2. 8 - Taat
Episodes

Updated 161 Episodes

1
PROLOG - PENGENALAN TOKOH
2
Chapter 1 - Putri Brawijaya
3
Chapter 2 - Birthday
4
Chapter 3 - Cenayang
5
Chapter 4 - Firasat
6
Chapter 5 - His Lie
7
Chapter 6 - Hurt
8
Chapter 7 - Cincin sang pengkhianat
9
Chapter 8 - Kesempatan
10
Chapter 9 - Pingsan
11
Chapter 10 - Dolphin Ring
12
Chapter 11 - Inheritance
13
Chapter 12 - Rock Climbing
14
Chapter 13 - Love you too
15
Chapter 14 - Puncak
16
Chapter 15 - HoMance
17
Chapter 16 - Mother Else.
18
Chapter 17 - Makanan Favorit
19
Chapter 18 - UGD
20
Chapter 19 - Hutang Nyawa
21
Chapter 20 - CHERNYY ORELL.
22
Chapter 21 - Why?
23
Chapter 22 - Prince Dirty Blood.
24
Chapter 23 - ALIBI
25
Chapter 24 - Mengalah
26
Chapter 25 - Glimpse of Us
27
Chapter 26 - First
28
Chapter 27 - Binder Biru
29
Chapter 28 - ALPHA
30
Chapter 29 - Gunung Es
31
Chapter 30 - Pelaku lainnya.
32
Chapter 31 - Stiletto
33
Chapter 32 - Andre Reason.
34
Chapter 33 - CCTV
35
Chapter 34 - Barbie dan Ken
36
Chapter 35 - Masha & The Bear
37
Chapter 36 - WAR or Nego
38
Chapter 37 - Ketahuan.
39
Chapter 38 - Bukan Persephone dan Hades.
40
Chapter 39 - Open Trip.
41
Chapter 40 - Monyet
42
Chapter 41 - Tiket Masa Depan.
43
Chapter 42 - Salah paham
44
Chapter 43 - Harley dan Marley.
45
Chapter 44 - Bocah menakutkan
46
Chapter 45 - Assessment.
47
Chapter 46 - Arya Kamandanu
48
Chapter 47 - Be Like
49
Chapter 48 - Puncak hanya Bonus.
50
Chapter 49 - Moksa.
51
Chapter 50 - Lelaki misterius.
52
Chapter 51 - Feeling
53
Chapter 52 - Emergency Blanket
54
Chapter 53 - Makhluk Fana
55
Chapter 54 - Realistis
56
Chapter 55 - Little Bride
57
Chapter 56 - Okhotnik
58
Chapter 57 - Gift Luxury
59
Chapter 58 - Still V
60
Chapter 59 - Voucher Gratis
61
Chapter 60 - Suara Durjana.
62
Chapter 61 - Farewell.
63
Chapter 62 - Raja Iblis.
64
Chapter 63 - LH Corp
65
Chapter 64 - Hukuman
66
Chapter 65 - Galau.
67
Chapter 66 - Jangan panggil aku Jal...
68
Chapter 67 - Don't Say Sorry
69
Chapter 68 - Tissue Ajaib.
70
Chapter 69 - Take Off
71
Chapter 70 - Never Done
72
Chapter 71 - Mengalah bukan berarti kalah
73
Chapter 72 - Provokasi.
74
Chapter 73 - Playing Victim
75
Chapter 74 - Prom Night.
76
Chapter 75 - Brain Wash.
77
Chapter 76 - Battle Song
78
Chapter 77 - Terbuka.
79
Chapter 78 - Airport
80
Chapter 79 - Engagement
81
Chapter 80 - Holiday
82
Chapter 81 - Kamandanu Anger.
83
Chapter 82 - Sakit Hati Camilla
84
Chapter 83 - Caper.
85
Chapter 84 - Punishment
86
Chapter 85 - Menghadapi Sendiri.
87
Chapter 86 - Karir di ujung tanduk
88
Chapter 87 - Kuntilanak Sipit
89
Chapter 88 - Rumor dari Iblis Betina.
90
Chapter 89 - Planning
91
Chapter 90 - Terprovokasi
92
Chapter 91 - Tutup Pintunya!
93
Chapter 92 - Amplop Misterius.
94
Chapter 93 - Malam Sweet 17th yang mencekam
95
Chapter 94 - Akhir dari kepastian
96
Chapter 95 - Bantuan sang Mantan
97
Chapter 96 - Memulai Semuanya dari 0
98
Chapter 97 - Rita dan Huan
99
Chapter 98 - Pengkhianat
100
Chapter 99 - Nasi uduk jengkol
101
Chapter 100 - Danu Gila
102
Chapter 101 - Cousin
103
Chapter 102 - Boomerang
104
Chapter 103 - Dewa Yunani
105
Chapter 104 - Tempat kamu bukan disini
106
Chapter 105 - Cita-cita
107
Chapter 106 - Pusat Perhatian
108
Chapter 107 - Be my Girl
109
Chapter 108 - Dewa Appolo
110
Chapter 109 - Destroyer
111
Chapter 110 - Sate
112
Chapter 111 - Mencari Jarum Di Tumpukan Jerami
113
Chapter 112 - Camilla turun tangan
114
Chapter 113 - Tour
115
Chapter 114 - Pregnant
116
Chapter 115 - Melawan Restu
117
Chapter 116 - Good News or Bad News
118
Chapter 117 - Battle Royal
119
Chapter 118 - Penawaran
120
Chapter 119 - Pertemuan Kembali
121
Chapter 120 - Kenyataan Baru
122
Chapter 121 - Orang tua kandung
123
Chapter 122 - Sacrifice and Friendship
124
Chapter 123 - Divorce
125
Chapter 124 - I'am Sorry, Bella
126
Chapter 125 - Tidak Percaya
127
Chapter 126 - Impulsif
128
Chapter 127 - Rujuk
129
Chapter 128 - Altar.
130
Chapter 129 - Sahabat.
131
Chapter 130 - Hutang.
132
Chapter 131 - Menjaga jodoh orang.
133
Chapter 132 - Adrian.
134
Chapter 133 - Sibling.
135
Chapter 134 - Acuh.
136
Chapter 135 - Forget.
137
Chapter 136 - Mortuary.
138
Chapter 137 - Daddy.
139
Chapter 138 - Mistake.
140
Chapter 139 - Funeral
141
Chapter 140 - Rusun.
142
Chapter 141 - Honduras.
143
Chapter 142 - Hugo
144
Chapter 143 - Not Free.
145
Chapter 144 - Family Gathering
146
Chapter 145 - Kenyataan Pahit.
147
Chapter 146 - Keponakan
148
Chapter 147 - Bersalah
149
Chapter 148 - putra tunggal pewaris Lee Corp
150
Chapter 149 - Rencana yang gagal
151
Chapter 150 - Terlambat
152
Epilog
153
SEASON 2 COMING SOON
154
S2. 1 - Berubah
155
S2. 2 - Berakhir Lama
156
S2. 3 - Bulan dan Matahari
157
S2. 4 - Would you to be my son?
158
S2. 5 - Fakta Baru
159
S2. 6 - Terprovokasi
160
S2. 7 - Would you to be my....
161
S2. 8 - Taat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!