Chapter 1 - Putri Brawijaya

Ayo baca sampai Habis ya gaes ya #maksa

Isabella Thaluna Brawijaya merupakan anak pertama dari keluarga Brawijaya. Pemilik pabrik garmen terbesar serta perancang busana tingkat Internasional.

Gaun, Ball gown, bahkan wedding dress dari perusahaan Brawijaya, sering dipamerkan dalam acara fashion week di berbagai macam negara.

Brawijaya bisa sesukses sekarang karena banyaknya dukungan dan perlindungan dari organisasi Pravitel' Vselennoy yang berada di Russia. Ya ... Brawijaya berada dalam kekuasaan Pravitel' Vselennoy.

Beberapa rancangan dan hasil sulaman Brawijaya menjadi top list dan paling sering digunakan oleh para pengusaha yang menjalin hubungan kerja sama dengan Pravitel' Vselennoy.

Meskipun Brawijaya sangat sukses dan besar, hal itu tidak membuat kehidupan sang putri pewaris Brawijaya, Isabella Thalluna Brawijaya, seindah putri raja dalam negeri dongeng yang biasa kalian baca sebelum tidur.

Isabella memiliki ibu sambung dan adik tiri yang bisa di bilang hubungan mereka tidak begitu baik namun tidak juga buruk. Dikarenakan sikap Inah-- sang ibu sambung, suka berubah-ubah padanya.

Sebaik baiknya Inah kepada Bella, ia selalu memiliki maksud di balik sikap baiknya itu. Bella sudah sangat paham.

Apapun yang Bella adukan kepada papinya, lelaki itu seolah-olah sulit untuk percaya pada ucapan putri kandungnya. Saat ini bagi Bella, diam adalah senjata terbaiknya. Dan melawan jika ia merasa dirinya benar.

Room chat Bella dan Papi

Papi: Uang bulanan mu sudah papi berikan ke mama ya. Nanti kamu minta saja pada mama.

Pesan yang Andre-- papi Bella, kirimkan melalui aplikasi chatting yang mayoritas orang-orang sudah menggunakan aplikasi tersebut.

Bella menghembuskan nafas kesalnya, 'Aduh, kenapa harus diberikan lewat dia dulu sih, pasti banyak yang dipotong,' batin Bella. Bella hapal kebiasaan ibu tiri kesayangan papi nya itu

"Bella ... Bell, ini uang jajan bulanan kamu!" Panggil istri kesayangan papinya, Inah.

"Iya, Mam."

Bella tak banyak bicara dia langsung menghitung jumlah uang yang diberikan, lalu melirik ibu tirinya kembali dengan senyum miringnya.

Tanpa Bella bicara, ibu tirinya sudah paham ekspresi yang Bella tunjukan merupakan bentuk protes.

"Saya potong sedikit karena harus membeli sabun dan beberapa keperluan kamu, tidak apa-apa, 'kan? Lisa pun begitu!"

Ya, Lisa adalah anak bawaannya dari suami sebelumnya. Menurut tetangga yang mengenal Inah, beliau sudah 7 kali menjanda.

Andre adalah suami yang ke 8 Inah. Entahlah itu benar atau hanya ledekan para ibu-ibu untuk keluarganya.

"Bukannya keperluan bulanan sudah di atur Personal asisten papi?" protes Bella.

"Mulai sekarang segala pengeluaran dan pemasukan untuk operasional di rumah menjadi tanggung jawab saya, bukan lagi PA papi kamu."

"Iya Kak Bella, aku juga dipotong mama buat beli skincare dan beberapa cemilan. Karena kalau aku yang beli bisa lebih boros." Lisa adik tiri Bella ikut menimpali.

"Oke ... terserah kalian aja." Bella langsung mengambil handphonenya dan mengirimkan pesan kepada papinya.

Bella tidak ingin berdebat karena ia hanya ingin hidup damai di rumah ini. Meskipun hal itu tidak mungkin dan hanya akan menjadi angan-angan bagi dirinya.

Bella: Lain kali langsung transfer ke rekening pribadiku aja Pi, karena aku sudah SMA. Ada biaya yang harus aku keluarkan lebih untuk tugas-tugas sekolah secara mendadak.

"Bell, kamu aku antar ya!" sapa Tama di depan rumahnya, saat Bella melewati rumah Tama untuk berangkat sekolah.

"Gak usah, Tam. Hari ini aku mau berangkat santai ke sekolah. Aku suka naik bus bareng anak-anak dari sekolah lain," tolak Bella.

Sebenarnya itu hanya alasan Bella saja, Bella tidak mau merepotkan kekasihnya. Karena jarak sekolah Bella sangat jauh. Sekitar 1 jam dari perumahan mereka. Dan sekolah mereka berlainan arah.

Lagipula Bella memang sangat senang naik mobil khusus pelajar yang mana ia akan bertemu dengan orang-orang baru.

"Oke kalau begitu. Aku jemput kamu nanti pulang sekolah aja ya, mau kan Bell?"

"Iya, Tam." Bella memberikan senyum terbaiknya untuk kekasih yang bener benar ia sayangi itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bella sangat menikmati masa mudanya. Semua sempurna kecuali atmosfer di rumahnya. Yang mana Bella sering menggunakan topengnya untuk menghadapi ibu dan adik tirinya demi kedamaian umat manusia lainnya yang ada di rumahnya.

Dengan senandung kecil, Bella menuju kelasnya. Ternyata teman sebangkunya belum datang. Teman sebangku yang berdarah Indo-USA.

Namun meskipun blasteran, Melisa yang akrab dipanggil Meli itu tidak glamor seperti kebanyakan murid-murid Alexandra.

"Kebiasaan deh si Meli, pasti dia sampai sekolah jam 9!" gerutu Bella.

Benar saja, jam pertama dan kedua yang mana diisi oleh mata pelajaran matematika, Meli belum kunjung hadir.

Bella dan Melisa sebenarnya berbeda satu tingkat, tapi karena Bella mengikuti kelas Akselerasi, sehingga ia langsung memasuki kelas 11 saat mendaftar di Alexandra School.

Pergantian mata pelajaran pun tiba. Setelah mata pelajaran matematika, selanjutnya mereka akan memasuki pelajaran bahasa Prancis dan Meli datang dengan senyum tanpa dosa dan tanpa bersalahnya.

"Kemana aja kamu, Mel? Kamu di hukum OSIS dulu ya?" tanya Bella khawatir.

"Ish engga dong!" jawab Melisa dengan senyum bangganya.

"Bentar, tas kamu mana, Mel? Kok kamu cuma bawa paper bag itu doang." Bella menarik paper bag itu dan mengecek isinya.

"Itu bekal ku, Bell. Tadi aku masak dulu sebelum berangkat." Dengan cengiran kudanya dia membalas pertanyaan sahabatnya itu.

"Loh ... ART kamu kemana?"

"Bibik lagi pulang kampung, bulan depan baru balik lagi. Kalau yang lain, gak bisa di harapkan rasa masakannya, Bell."

Bella mengangguk dan berfokus pada Melisa yang sedang membuka kotak makannya. "Tuna balado!" seru Bella.

"Kalau kamu mau, nanti aku kasih, aku sengaja bawa banyak Bell, aku Inget kalau kamu suka." Dengan cepat Bella mengangguk.

Dia jadi teringat makanan kesukaan mendiang mami nya dahulu. Apapun lauknya kalau dibumbu balado pasti Mereka suka.

"Bell, tadi gak diabsen, 'kan?"

"Seperti biasa, Mel, Pak Yoyo kan, memang gak pernah absen. Beliau Selalu pinjam absensi kehadiran ke Wulan."

Wulan adalah sekertaris di kelas mereka. Yang mana setiap harinya tugas Wulan adalah mengecek siapa saja siswa dan siswi yang hadir, lalu akan dia ceklis di tablet khusus absensi nya.

Biasanya guru-guru akan melihat memo absensi di tablet Wulan, tanpa memanggil satu persatu. Menghemat waktu katanya. Kecuali guru fisika dan olahraga mereka.

"Jangan keseringan absen, Mel. Untung aja Wulan temen kita!"

"Iya bener, untung dia masih Bestie kita, ya gak sih?" Tawa Meli sangat renyah, serenyah rengginang yang dibawa Wulan untuk dia jual di kelas.

"Inget Mel, apes itu gak ada tanggalnya di kalender. Terus sekarang tas kamu mana Mel?"

Selidik Bella kembali. Dikarenakan meli masuk kelas hanya membawa paper bag kuning bergambar anjing.

"Kan, buku aku semuanya di loker, Bell. Ngapain aku bawa-bawa tas. Berat. kamu tau kan, aku pelupa. Jadi semua buku dan alat tulis aku bawa dan simpan di loker."

"Ya ampun Meli, nanti hilang loh. Bener-bener ini anak ya. Semerdeka amat hidup nya."

Loker yang dimaksud Melisa adalah loker di bawah meja. Bukan loker pribadi, karena loker pribadi biasanya akan diisi dengan baju olahraga dan baju seragam cadangan serta alat-alat ekskul mereka.

Untung kelas mereka tidak ada yang menggunakan lagi. Itulah alasannya mengapa Melisa berani meninggalkan semua bukunya dan alat tulisnya.

Please jangan di tiru ya readers.

"Oiya hari ini aku gak bisa pulang bareng kamu ya, Mel. Tama mau jemput soalnya."

"Tumben mau dijemput."

"Iya hari ini ibunya ulang tahun, mau ngerayain di rumahnya. Ya sekali-sekali lah Mel biar gak dikira jomblo."

"Idih si najis nyindir, Ya udah aku nanti pulang nebeng sama Hani aja." Meli memanyunkan bibirnya sambil pura-pura ngedumel bak ibu-ibu komplek kalau lagi ghibah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bella sedang menunggu Tama di bangku lobby. Dirinya sudah setengah jam menunggu namun lelaki itu belum juga sampai.

Berkali-kali Bella menelpon tama tapi statusnya memanggil tidak berdering. Di chat, ceklis satu.

"Hai Bella, kamu belum dijemput?" tanya Danu. "Kalau nggak di jemput, aku antar kamu pulang," lanjutnya mengajak Bella untuk pulang bersamanya.

Bella mengamati lelaki yang menurutnya tidak asing. 'Duh siapa ya, pernah liat tapi di mana ya?' batin Bella sambil mengerutkan kening menunjukkan ekspresi bingung.

"Aku Kamandanu, kita satu ekstrakurikuler di pecinta alam, remember me?"

'Ahhh Iya, dia si Casanova yang namanya sering aku dengar,' batinnya.

Baru kali ini ia melihat langsung sosok Kamandanu Sang Casanova sekaligus wakil ketua OSIS yang jabatannya sebentar lagi akan digantikan karena dia sudah kelas 12.

Bella tidak begitu antusias ketika para siswi maupun siswa membicarakan dan memuji sosok Kamandanu.

Bahkan Bella berfikir jika sosok Kamandanu pasti memiliki wajah seperti orang-orang jaman dahulu. Ternyata ....

'Unik namanya, Kamandanu. Apa dulu mama papanya suka nonton drama kolosal kali ya?!'

"Bell! Kok senyum-senyum? Ada yang aneh ya?"

"Hah? Engga Kak, maaf. Gak ada yang aneh kok," ucap Bella kaget. "Tapi maaf banget Kak Kamandanu, Aku udah di jemput. Terima kasih ya Kak tawarannya!" Bella membungkuk sungkan.

"Just Danu, panggil aku Danu aja." Danu berucap sambil tersenyum memperlihatkan kedua dimple. "Aku boleh temani kamu sampai kamu dijemput, Bell?" lanjutnya.

"Sure, Kak Danu," jawab Bella dengan senyum ramahnya.

'Pantes aja most wanted. udah cakep, ramah banget lagi, ehhh pas senyum ada dimplenya.'

Danu sadar dirinya diperhatikan gadis mungil berambut panjang itu, namun ia tidak ingin membuat Bella salah tingkah.

"Biasa pulang dijemput, Bell?"

"Engga Kak, aku biasa pulang pergi naik bus kuning."

Danu mengerutkan kening. seingat dia, Isabella putri tunggal keluarga Brawijaya dan perusahaannya tidak dalam masalah. 'Kenapa gadis ini naik bus gratisan? Apa ada informasi yang gue lewatkan tentang dia?' batinnya.

"Bukannya bus gratisan itu gak lewat sini, Bell?"

"Iya bener, biasanya aku jalan kaki dulu, Kak, sampai ke depan Halte SMA 45. Nanti aku naik dari sana deh," ucapnya dengan nada riang.

"Kenapa gak naik taxi online, Bell?"

"Takut diculik Kak, kalau naik bus 'kan, rame-rame. Jadi penculiknya bingung mau culik yang mana dulu."

Jawaban Bella, reflek membuat Danu tertawa. "Sorry ... sorry ... because you so funny, right. Jawaban kamu out of the box. Gak akan ada yang bisa culik kamu, Bell. Mereka bakal berurusan sama gue kalau berani menyentuh lo," ucap Danu, tentu kalimat terakhir tidak ia ucapkan langsung. Hanya ia ucapkan dalam hati.

Tak lama dari itu, muncul mobil sedan hitam yang mendekati. Kaca depan sebelah kirinya diturunkan dan tampaklah lelaki manis dan tampan menurunkan kacamata hitamnya.

"Kak, aku udah dijemput. Makasih ya udah nemenin aku ngobrol. See you!" pamit Bella dan Danu hanya tersenyum tipis sambil mengangguk.

Bella membuka pintu bagian depan dan langsung memasang seat belt nya.

"Kalau aku lama sedikit pasti kamu udah diculik sama si Danu!"

"Loh ... kamu kenal sama Kak Danu, Tam?" Fokus Bella teralihkan saat ia menatap Danu yang sudah meninggalkan lobby sekolah.

"Kak Danu 'kan temen SMP Tama, Bella!" Bukan Tama yang menjawab tapi seseorang di jok belakang.

"Loh Frilly ... Hera ... kalian di sini?! tumben barengan? kalian janjian sama Tama buat pulang bareng juga?"

"Engga Bell, tadi pas arah ke sekolah kamu, aku liat Frilly dan Hera di pinggir jalan lagi nunggu taxi online. Sekalian aja aku ajak mereka bareng. Kan, kita semua pulangnya searah. Lagi pula kita langsung ke rumah aku buat merayakan pesta ulang tahun ibu," ucap Tama panjang lebar.

"Sore banget ya kalian pulang. Ada ekskul?" tanya Bella.

"Aku pulang sore karena ada les tambahan, Bell, bukan ekskul. Gak penting aku ikut begituan. Apalagi Sebentar lagi 'kan, aku masuk SMA," jawab Frilly.

Bella menganggukkan kepalanya. "Kalau kamu, Ra?"

"Aku nunggu Frilly pulang, Bell," jawab Hera.

"Oh gitu. O-iya Tam, aku bawa apa ya buat Ibu? Gak enak nih kalau aku gak bawa apa-apa. Nanti ke butik BJ dulu ya!"

"Gak perlu, Bell. Kamu ikut makan malam hari ini aja, Ibu udah seneng banget. Tadi Ibu bilang gitu. Ibu lagi bikin cheesecake kesukaan kamu!"

"Ya ampun Ibu ... padahal Ibu yang ulang tahun. Kenapa Ibu yang buatin kue untuk aku," gumam Bella dengan wajah terharu.

"Karena Ibu sayang sama kamu, Bella." Tama menjawab dengan senyum manisnya. Tangan sebelah kirinya ia gunakan untuk mengelus puncak kepala Bella.

Mereka telah sampai di komplek perumahan, tempat mereka tinggal. Mereka memang teman sedari kecil hanya beda usia dan sekolah.

Sebenarnya masih ada teman mereka yang lainnya. Mereka sudah berkumpul di rumah Tama.

Intan, Robi dan Saga sedang membantu ayah Tama menyiapkan BBQ di taman belakang rumah Tama.

Sedangkan nyonya rumah sendiri berada di dapur menyelesaikan kue buatannya. Bella meninggalkan teman-temannya yang berada di taman belakang rumah Tama lalu menuju dapur.

Bella memeluk Annastasia -- Ibu Tama, dari belakang. Seminggu mereka tidak bertemu karena kesibukan masing-masing.

Membuat Bella ingin bermanja manja dengan wanita yang telah melahirkan kekasihnya ini.

"Kamu sudah sampai, Sayang? Ayo mandi dulu, Ibu sudah siapkan baju ganti buat kamu."

Anna gegas mengajak Bella ke kamar Tama untuk menyuruhnya bersih-bersih dan mencoba baju yang telah ia belikan untuk calon menantu kesayangannya.

"Ibu ... bajunya bagus, Bella suka. Terima kasih ya Ibu."

"Sama-sama sayang, Ibu senang kalau Bella senang." Anna mengelus rambut Bella dengan sayang.

"Ibu yang ulang tahun malah Bella yang dapat hadiah dari Ibu." Bella memeluk Anna hangat.

Bella sangat bahagia memiliki Anna sebagai pengganti ibu kandungnya.

"Kamu kado terindah ibu. Baik-baik sama Tama ya, Sayang. Calon menantu Ibu," ucap Anna, dengan nada bercanda namun dalam hati wanita itu serius mengatakannya.

Bella hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. "Ayo Bu, Bella bantuin selesaikan kue nya."

Mereka kembali berkutat di dapur Annastasia yang sangat lengkap dengan peralatan masak dan cookware.

Kitchen set berwarna cream hijau lumut dengan list gold membuat suasana dapur menjadi hangat dan menyenangkan.

"Bagaimana hari ini kamu di sekolah, Bella?" tanya Anna

"Seperti biasa Bu, karena tahun ini akan ada pelantikan anggota team pecinta alam jadinya agak sedikit sibuk. Maaf ya Bu, kalau Bella jarang main kesini."

Anna tersenyum hangat. "Iya Bella, tidak apa apa. Yang penting kamu sehat selalu dan jaga diri kamu saat mengikuti pendakian nanti, kalau ada apa-apa bilang Tama atau kabarin Ibu Langsung!"

"Iya Bu," jawab Bella.

"Mulai besok berangkat dan pulang sekolah biar Tama yang jemput ya Bell, Ibu khawatir, soalnya sekolah kamu itu jauh banget!" pinta ibu Tama.

"Jangan Bu, Bella gak mau merepotkan Tama. Apalagi Tama 'kan, sudah kelas 12, Bu. Sekolah Tama dan Bella beda arah. Jangan khawatirkan Bella ya Bu!" Tangan Bella mengelus pelan tangan Anna untuk memberikan sedikit rasa tenang.

"Ibu gak suka aja Tama pulang pergi bareng-" Anna tersadar jika ia terlalu banyak bicara. Ia segera menghentikan ucapannya.

"Bareng siapa Bu?" tanya Bella dengan wajah penasarannya.

...(⁠ ⁠・ั⁠﹏⁠・ั⁠) To be continue (⁠ ⁠・ั⁠﹏⁠・ั⁠)...

...Baca Sampai Habis ya gaes ya 🙏🏻🫰🏻😘...

...Jangan lupa like, subscribe dan ulasannya. Karena akan aku berikan gratis untuk kalian 🫰🏿❤️...

Terpopuler

Comments

Sita Sit

Sita Sit

siapa selingkuhannya tama y,pasti salah satu temennya itu

2024-12-01

1

Istri Jungkook

Istri Jungkook

gw suka nih anak kandung yg punya ibu tiri tapi gak menye2

2024-12-02

0

Casillas Marko

Casillas Marko

part terpanjang /Drool//Drool/

2024-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG - PENGENALAN TOKOH
2 Chapter 1 - Putri Brawijaya
3 Chapter 2 - Birthday
4 Chapter 3 - Cenayang
5 Chapter 4 - Firasat
6 Chapter 5 - His Lie
7 Chapter 6 - Hurt
8 Chapter 7 - Cincin sang pengkhianat
9 Chapter 8 - Kesempatan
10 Chapter 9 - Pingsan
11 Chapter 10 - Dolphin Ring
12 Chapter 11 - Inheritance
13 Chapter 12 - Rock Climbing
14 Chapter 13 - Love you too
15 Chapter 14 - Puncak
16 Chapter 15 - HoMance
17 Chapter 16 - Mother Else.
18 Chapter 17 - Makanan Favorit
19 Chapter 18 - UGD
20 Chapter 19 - Hutang Nyawa
21 Chapter 20 - CHERNYY ORELL.
22 Chapter 21 - Why?
23 Chapter 22 - Prince Dirty Blood.
24 Chapter 23 - ALIBI
25 Chapter 24 - Mengalah
26 Chapter 25 - Glimpse of Us
27 Chapter 26 - First
28 Chapter 27 - Binder Biru
29 Chapter 28 - ALPHA
30 Chapter 29 - Gunung Es
31 Chapter 30 - Pelaku lainnya.
32 Chapter 31 - Stiletto
33 Chapter 32 - Andre Reason.
34 Chapter 33 - CCTV
35 Chapter 34 - Barbie dan Ken
36 Chapter 35 - Masha & The Bear
37 Chapter 36 - WAR or Nego
38 Chapter 37 - Ketahuan.
39 Chapter 38 - Bukan Persephone dan Hades.
40 Chapter 39 - Open Trip.
41 Chapter 40 - Monyet
42 Chapter 41 - Tiket Masa Depan.
43 Chapter 42 - Salah paham
44 Chapter 43 - Harley dan Marley.
45 Chapter 44 - Bocah menakutkan
46 Chapter 45 - Assessment.
47 Chapter 46 - Arya Kamandanu
48 Chapter 47 - Be Like
49 Chapter 48 - Puncak hanya Bonus.
50 Chapter 49 - Moksa.
51 Chapter 50 - Lelaki misterius.
52 Chapter 51 - Feeling
53 Chapter 52 - Emergency Blanket
54 Chapter 53 - Makhluk Fana
55 Chapter 54 - Realistis
56 Chapter 55 - Little Bride
57 Chapter 56 - Okhotnik
58 Chapter 57 - Gift Luxury
59 Chapter 58 - Still V
60 Chapter 59 - Voucher Gratis
61 Chapter 60 - Suara Durjana.
62 Chapter 61 - Farewell.
63 Chapter 62 - Raja Iblis.
64 Chapter 63 - LH Corp
65 Chapter 64 - Hukuman
66 Chapter 65 - Galau.
67 Chapter 66 - Jangan panggil aku Jal...
68 Chapter 67 - Don't Say Sorry
69 Chapter 68 - Tissue Ajaib.
70 Chapter 69 - Take Off
71 Chapter 70 - Never Done
72 Chapter 71 - Mengalah bukan berarti kalah
73 Chapter 72 - Provokasi.
74 Chapter 73 - Playing Victim
75 Chapter 74 - Prom Night.
76 Chapter 75 - Brain Wash.
77 Chapter 76 - Battle Song
78 Chapter 77 - Terbuka.
79 Chapter 78 - Airport
80 Chapter 79 - Engagement
81 Chapter 80 - Holiday
82 Chapter 81 - Kamandanu Anger.
83 Chapter 82 - Sakit Hati Camilla
84 Chapter 83 - Caper.
85 Chapter 84 - Punishment
86 Chapter 85 - Menghadapi Sendiri.
87 Chapter 86 - Karir di ujung tanduk
88 Chapter 87 - Kuntilanak Sipit
89 Chapter 88 - Rumor dari Iblis Betina.
90 Chapter 89 - Planning
91 Chapter 90 - Terprovokasi
92 Chapter 91 - Tutup Pintunya!
93 Chapter 92 - Amplop Misterius.
94 Chapter 93 - Malam Sweet 17th yang mencekam
95 Chapter 94 - Akhir dari kepastian
96 Chapter 95 - Bantuan sang Mantan
97 Chapter 96 - Memulai Semuanya dari 0
98 Chapter 97 - Rita dan Huan
99 Chapter 98 - Pengkhianat
100 Chapter 99 - Nasi uduk jengkol
101 Chapter 100 - Danu Gila
102 Chapter 101 - Cousin
103 Chapter 102 - Boomerang
104 Chapter 103 - Dewa Yunani
105 Chapter 104 - Tempat kamu bukan disini
106 Chapter 105 - Cita-cita
107 Chapter 106 - Pusat Perhatian
108 Chapter 107 - Be my Girl
109 Chapter 108 - Dewa Appolo
110 Chapter 109 - Destroyer
111 Chapter 110 - Sate
112 Chapter 111 - Mencari Jarum Di Tumpukan Jerami
113 Chapter 112 - Camilla turun tangan
114 Chapter 113 - Tour
115 Chapter 114 - Pregnant
116 Chapter 115 - Melawan Restu
117 Chapter 116 - Good News or Bad News
118 Chapter 117 - Battle Royal
119 Chapter 118 - Penawaran
120 Chapter 119 - Pertemuan Kembali
121 Chapter 120 - Kenyataan Baru
122 Chapter 121 - Orang tua kandung
123 Chapter 122 - Sacrifice and Friendship
124 Chapter 123 - Divorce
125 Chapter 124 - I'am Sorry, Bella
126 Chapter 125 - Tidak Percaya
127 Chapter 126 - Impulsif
128 Chapter 127 - Rujuk
129 Chapter 128 - Altar.
130 Chapter 129 - Sahabat.
131 Chapter 130 - Hutang.
132 Chapter 131 - Menjaga jodoh orang.
133 Chapter 132 - Adrian.
134 Chapter 133 - Sibling.
135 Chapter 134 - Acuh.
136 Chapter 135 - Forget.
137 Chapter 136 - Mortuary.
138 Chapter 137 - Daddy.
139 Chapter 138 - Mistake.
140 Chapter 139 - Funeral
141 Chapter 140 - Rusun.
142 Chapter 141 - Honduras.
143 Chapter 142 - Hugo
144 Chapter 143 - Not Free.
145 Chapter 144 - Family Gathering
146 Chapter 145 - Kenyataan Pahit.
147 Chapter 146 - Keponakan
148 Chapter 147 - Bersalah
149 Chapter 148 - putra tunggal pewaris Lee Corp
150 Chapter 149 - Rencana yang gagal
151 Chapter 150 - Terlambat
152 Epilog
153 SEASON 2 COMING SOON
154 S2. 1 - Berubah
155 S2. 2 - Berakhir Lama
156 S2. 3 - Bulan dan Matahari
157 S2. 4 - Would you to be my son?
158 S2. 5 - Fakta Baru
159 S2. 6 - Terprovokasi
160 S2. 7 - Would you to be my....
161 S2. 8 - Taat
Episodes

Updated 161 Episodes

1
PROLOG - PENGENALAN TOKOH
2
Chapter 1 - Putri Brawijaya
3
Chapter 2 - Birthday
4
Chapter 3 - Cenayang
5
Chapter 4 - Firasat
6
Chapter 5 - His Lie
7
Chapter 6 - Hurt
8
Chapter 7 - Cincin sang pengkhianat
9
Chapter 8 - Kesempatan
10
Chapter 9 - Pingsan
11
Chapter 10 - Dolphin Ring
12
Chapter 11 - Inheritance
13
Chapter 12 - Rock Climbing
14
Chapter 13 - Love you too
15
Chapter 14 - Puncak
16
Chapter 15 - HoMance
17
Chapter 16 - Mother Else.
18
Chapter 17 - Makanan Favorit
19
Chapter 18 - UGD
20
Chapter 19 - Hutang Nyawa
21
Chapter 20 - CHERNYY ORELL.
22
Chapter 21 - Why?
23
Chapter 22 - Prince Dirty Blood.
24
Chapter 23 - ALIBI
25
Chapter 24 - Mengalah
26
Chapter 25 - Glimpse of Us
27
Chapter 26 - First
28
Chapter 27 - Binder Biru
29
Chapter 28 - ALPHA
30
Chapter 29 - Gunung Es
31
Chapter 30 - Pelaku lainnya.
32
Chapter 31 - Stiletto
33
Chapter 32 - Andre Reason.
34
Chapter 33 - CCTV
35
Chapter 34 - Barbie dan Ken
36
Chapter 35 - Masha & The Bear
37
Chapter 36 - WAR or Nego
38
Chapter 37 - Ketahuan.
39
Chapter 38 - Bukan Persephone dan Hades.
40
Chapter 39 - Open Trip.
41
Chapter 40 - Monyet
42
Chapter 41 - Tiket Masa Depan.
43
Chapter 42 - Salah paham
44
Chapter 43 - Harley dan Marley.
45
Chapter 44 - Bocah menakutkan
46
Chapter 45 - Assessment.
47
Chapter 46 - Arya Kamandanu
48
Chapter 47 - Be Like
49
Chapter 48 - Puncak hanya Bonus.
50
Chapter 49 - Moksa.
51
Chapter 50 - Lelaki misterius.
52
Chapter 51 - Feeling
53
Chapter 52 - Emergency Blanket
54
Chapter 53 - Makhluk Fana
55
Chapter 54 - Realistis
56
Chapter 55 - Little Bride
57
Chapter 56 - Okhotnik
58
Chapter 57 - Gift Luxury
59
Chapter 58 - Still V
60
Chapter 59 - Voucher Gratis
61
Chapter 60 - Suara Durjana.
62
Chapter 61 - Farewell.
63
Chapter 62 - Raja Iblis.
64
Chapter 63 - LH Corp
65
Chapter 64 - Hukuman
66
Chapter 65 - Galau.
67
Chapter 66 - Jangan panggil aku Jal...
68
Chapter 67 - Don't Say Sorry
69
Chapter 68 - Tissue Ajaib.
70
Chapter 69 - Take Off
71
Chapter 70 - Never Done
72
Chapter 71 - Mengalah bukan berarti kalah
73
Chapter 72 - Provokasi.
74
Chapter 73 - Playing Victim
75
Chapter 74 - Prom Night.
76
Chapter 75 - Brain Wash.
77
Chapter 76 - Battle Song
78
Chapter 77 - Terbuka.
79
Chapter 78 - Airport
80
Chapter 79 - Engagement
81
Chapter 80 - Holiday
82
Chapter 81 - Kamandanu Anger.
83
Chapter 82 - Sakit Hati Camilla
84
Chapter 83 - Caper.
85
Chapter 84 - Punishment
86
Chapter 85 - Menghadapi Sendiri.
87
Chapter 86 - Karir di ujung tanduk
88
Chapter 87 - Kuntilanak Sipit
89
Chapter 88 - Rumor dari Iblis Betina.
90
Chapter 89 - Planning
91
Chapter 90 - Terprovokasi
92
Chapter 91 - Tutup Pintunya!
93
Chapter 92 - Amplop Misterius.
94
Chapter 93 - Malam Sweet 17th yang mencekam
95
Chapter 94 - Akhir dari kepastian
96
Chapter 95 - Bantuan sang Mantan
97
Chapter 96 - Memulai Semuanya dari 0
98
Chapter 97 - Rita dan Huan
99
Chapter 98 - Pengkhianat
100
Chapter 99 - Nasi uduk jengkol
101
Chapter 100 - Danu Gila
102
Chapter 101 - Cousin
103
Chapter 102 - Boomerang
104
Chapter 103 - Dewa Yunani
105
Chapter 104 - Tempat kamu bukan disini
106
Chapter 105 - Cita-cita
107
Chapter 106 - Pusat Perhatian
108
Chapter 107 - Be my Girl
109
Chapter 108 - Dewa Appolo
110
Chapter 109 - Destroyer
111
Chapter 110 - Sate
112
Chapter 111 - Mencari Jarum Di Tumpukan Jerami
113
Chapter 112 - Camilla turun tangan
114
Chapter 113 - Tour
115
Chapter 114 - Pregnant
116
Chapter 115 - Melawan Restu
117
Chapter 116 - Good News or Bad News
118
Chapter 117 - Battle Royal
119
Chapter 118 - Penawaran
120
Chapter 119 - Pertemuan Kembali
121
Chapter 120 - Kenyataan Baru
122
Chapter 121 - Orang tua kandung
123
Chapter 122 - Sacrifice and Friendship
124
Chapter 123 - Divorce
125
Chapter 124 - I'am Sorry, Bella
126
Chapter 125 - Tidak Percaya
127
Chapter 126 - Impulsif
128
Chapter 127 - Rujuk
129
Chapter 128 - Altar.
130
Chapter 129 - Sahabat.
131
Chapter 130 - Hutang.
132
Chapter 131 - Menjaga jodoh orang.
133
Chapter 132 - Adrian.
134
Chapter 133 - Sibling.
135
Chapter 134 - Acuh.
136
Chapter 135 - Forget.
137
Chapter 136 - Mortuary.
138
Chapter 137 - Daddy.
139
Chapter 138 - Mistake.
140
Chapter 139 - Funeral
141
Chapter 140 - Rusun.
142
Chapter 141 - Honduras.
143
Chapter 142 - Hugo
144
Chapter 143 - Not Free.
145
Chapter 144 - Family Gathering
146
Chapter 145 - Kenyataan Pahit.
147
Chapter 146 - Keponakan
148
Chapter 147 - Bersalah
149
Chapter 148 - putra tunggal pewaris Lee Corp
150
Chapter 149 - Rencana yang gagal
151
Chapter 150 - Terlambat
152
Epilog
153
SEASON 2 COMING SOON
154
S2. 1 - Berubah
155
S2. 2 - Berakhir Lama
156
S2. 3 - Bulan dan Matahari
157
S2. 4 - Would you to be my son?
158
S2. 5 - Fakta Baru
159
S2. 6 - Terprovokasi
160
S2. 7 - Would you to be my....
161
S2. 8 - Taat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!