1 Minggu kemudian

HAPPY READING!!!

.

.

.

Sudah 1 Minggu lamanya Rayan tidak pulang ke mansion karena ada urusan penting yang mengharuskannya selalu berada di markas. Begitulah kehidupan Rayan, tidak lepas dari transaksi Ilegal, menjadi pemb*nuh bayaran dan lain-lainnya. Seorang Rayan mempunyai kehidupan sangat bebas, tidak ada yang bisa mengatur hidupnya. Sekalipun bos besar, bahkan Rayan tidak ingin berurusan dengan bos besar lagi. Rayan lebih banyak tinggal di markas dari pada mansion, tetapi kalau Rayan ingin menenangkan dirinya maka tempat yang tepat adalah mansion.

Sementara Luke dan Arga sudah sangat lama berteman dengan Rayan, bisa dibilang mulai dari masa sekolah SMA hingga sampai sekarang. Kedua orang tua mereka juga sudah tidak ada, makanya mereka memutuskan untuk ikut bersama Rayan. Semua bawahan Rayan mempunyai kehidupan layak, bahkan uang mereka juga tidak habis-habis. Tapi jika mengalami kerugian, Rayan adalah orang paling sangat stress. Ada beberapa pendapat dari beberapa bawahan bahwa kehidupan di markas Rayan lebih menyenangkan, walaupun Rayan sadis dan kejam tapi Rayan tidak pernah menyiksa atau menghukum seseorang tanpa ada sebab.

Suatu hari pernah ada kejadian yang dimana salah satu bawahan berkhianat membuat Rayan, Luke dan Arga sangat murka kepada pengkhianat itu. Awalnya Luke ingin memberikan hukuman ringan yaitu dengan cara menyiksa orang itu, tetapi Rayan menolak keras. Rayan langsung memb*nuh secara sadis tanpa ada siksaan terlebih dahulu. Semua bawahan berkumpul dan melihat kejadian itu, Rayan berteriak menyuruh mereka meninggalkan markas jika merasa tidak diperlakukan adil oleh dirinya. Sontak semua bawahannya terdiam membisu dengan kepala menunduk, mereka bukannya pergi tapi hanya diam seperti patung. Beberapa menit hening hingga salah satu memberanikan bicara, bahwa mereka sangat suka tinggal di markas dan mereka merasa Rayan bukan orang yang kejam dan sadis. Rayan bersikap kejam juga memang ada alasannya, setelah kejadian itu tidak ada yang berani berkhianat dibelakangnya.

Dalam 1 Minggu ini juga Nayla dikurung Rayan di dalam gudang belakang dan hanya Abe (Kepala pelayan) yang diperbolehkan Rayan masuk ke dalam sana. Sesuatu yang mengharuskan Rayan mengurung Nayla agar semuanya tetap aman terkendali. Nayla merengek ingin dikeluarkan dari sana tetapi Abe (Kepala pelayan) tidak bisa berbuat apa-apa karena memang perintah dari Rayan.

Saat ini Rayan, Luke dan Arga sedang berada di ruangan khusus markas. Tadi malam mereka bertiga bersama beberapa bawahan baru saja menyelesaikan misi mereka yaitu memindah semua barang Ilegal dari kapal B ke kapal A. Tidak henti-henti polisi melakukan razia mulai di darat, udara bahkan juga laut membuat Rayan pusing memikirkan cara agar barangnya sampai tujuan.

“Seharusnya kapal itu sudah berhasil lolos dari razia polisi.” Ucap Rayan sambil menuang Wine ke dalam gelas kecilnya.

Luke mengangguk. “Seharusnya.”

“Lalu bagaimana dengan keadaan wanita tawananmu itu? Apa tidak ada yang mengetahui keberadaannya?” tanya Arga.

“Ku rasa tidak ada masalah, wanita itu sudah aku kurung di dalam gudang belakang dan hanya Abe (Kepala pelayan) yang bisa masuk ke dalam sana.” Jelas Rayan. “Kalau sampai ketahuan berarti Abe (Kepala pelayan) bermasalah.” Sambung Rayan disela minumnya.

“Abe (Kepala pelayan)? Ku rasa dia sangat bisa dipercaya, apalagi dia sudah sangat lama bekerja di mansion itu bahkan asal mulanya dia dari markas ini.” Sahut Arga.

Luke menatap Rayan. “Apa kau yakin tidak ada yang mengetahui keberadaan wanita itu?”

Rayan mengangguk. “Kalian tidak usah memikirkan wanita itu, Abe (Kepala pelayan) sangat setia kepadaku. Tidak mungkin berkhianat, misalkan dia benar-benar berkhianat maka tidak segan-segan aku menyiksanya tanpa ada rasa kasihan.”

“Baguslah tapi aku juga percaya dengan Abe (Kepala pelayan), mansion mu mulai dalam bahaya apalagi kalau bos besar tahu kalau kau menyembunyikan seorang wanita di sana.” Ucap Arga. “Bos besar pasti tidak akan mengampuni wanita itu, bisa-bisa wanita itu dib*nuhnya di hadapanmu sendiri.”

“Jangan dilanjutkan, aku tidak ingin mendengar itu.” Rayan menghabiskan minumannya dengan wajah menahan emosi setelah mendengar ucapan Arga.

“Apa alasanmu mempertahankan nyawa wanita itu? Dan kenapa tidak kau lepaskan saja dia? Lagian misi pemb*nuhan kita sudah berhasil.” Luke merasa ada yang aneh dengan sikap Rayan terhadap Nayla.

Arga membulatkan kedua matanya. “Jangan-jangan hatimu mulai luluh?"

Rayan melempar kaleng kosong, dengan cepat Arga menangkapnya. “Tutup mulutmu itu, berbicara apa kau ini.” Kesalnya.

“Hahaha apakah tebakanku salah? Masalahnya kau tidak pernah bersikap seperti ini apalagi kepada seorang wanita.” Arga sangat heran melihat reaksi Rayan. “Sebenarnya aku tidak masalah, hanya saja bahaya kalau bos besar mengetahui masalah ini.”

“Benar apa yang dikatakan oleh Arga, kami mengkhawatirkanmu karena masalah ini berhubungan dengan bos besar.” Sahut Luke.

Bos besar walaupun ayah Rayan, tetapi dia tidak pernah memikirkan hubungan antara anak dan ayah. Jika menurutnya Rayan melakukan kesalahan atau melakukan hal yang membuatnya murka maka tidak segan-segan menyiksa Rayan tanpa ada ampunan. Begitulah bos besar dan paling benci kalau ada yang diam-diam bekerjasama untuk menutupi kesalahan Rayan.

"Bagaimana dengan perusahaan? Kapan kau akan kesana?” tanya Luke kepada Rayan sambil merebut botol bir dari tangan Arga.

“Ku serahkan urusan perusahaan kepadamu dan urusan markas kepada Arga.”

Arga terkekeh kecil sambil meletakkan gelas kecilnya. “Kalau urusan markas tidak ada yang perlu kau khawatirkan.”

Luke mengangguk. “Oke baiklah, untuk urusan perusahaan aku pasti akan langsung mengabari kalau memang ada sesuatu yang tidak beres.”

Rayan berdiri membuat Luke dan Arga melihat ke arahnya secara bersamaan, seketika Rayan kebingungan dengan tatapan kedua temannya itu.

“Kau ingin pergi kemana?” tanya Luke.

“Apa kau ingin pulang ke mansion?”

"Padahal aku ingin mengajakmu main billiar." Sahut Luke.

Sesaat Rayan berdehem. “Luke, kau disini saja.” Beranjak pergi.

Rayan berjalan keluar dari ruangan khusus meninggalkan kedua temannya, Rayan menghampiri beberapa bawahan yang sedang berdiri di dekat pintu utama markas.

Rayan menatap Nata (Bawahan 3). “Bagaimana pembahasan misi?”

“Aman bos, kami hanya perlu membahasnya dengan bos Arga.” Jawab Nata (Bawahan 3). “Bos ingin pergi kemana? Apa bos ingin pulang ke mansion?”

Rayan menganggukkan kepalanya. “Lakukan misi sampai berhasil, jangan sampai mengecewakanku.”

“Baik, bos tenang saja kami pasti berhasil melakukan misi ini.” Ucap Nata (Bawahan 3) sangat percaya diri.

Rayan memukul kepala Nata (Bawahan 3). “Kau terlalu percaya diri, waktu itu saja kau gagal menjalankan misi dariku.”

Nata (Bawahan 3) nyengir. “Kali ini saya sudah ada kemajuan bos.”

“Kalian berdua ikut aku ke mansion.” Perintah Rayan kepada kedua bawahan utamanya.

Rayan berjalan berjalan ke teras diikuti kedua bawahannya lalu masuk ke dalam mobil sport berwarna hitam pekat, mobil ini adalah salah satu mobil paling disukai oleh Rayan.

...Bersambung…...

Jangan lupa dukung karya ini agar Author tidak malas untuk melanjutkan ceritanya:)

Terpopuler

Comments

Valen Angelina

Valen Angelina

jgn2 bos besar nya papa nayla wkkwkw

2024-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!